Share

Bab 12. Terlilit Hutang

Kini hutang Dea kian menumpuk, banyak orang yang datang ke rumahnya sekedar untuk menagih. Tak jarang Dea sering bersembunyi di dalam rumahnya karena tidak bisa membayar hutang.

Pagi hari di hari minggu, Diki tengah membenarkan kipas yang rusak.

Tok tok tok.

Assalamualaikum?

ucap seorang wanita berusia empat puluh tahunan, dengan wajah yang nampak sedikit kesal.

"Waalaikumsalam," terdengar sahutan seorang lelaki, sembari membukakan pintu. " ya Bu?"

"Mbak Dea nya ada Mas?"

"Ada di belakang, sebentar ya saya panggil kan."

Tak lama Diki kembali bersama Dea.

"Biar aku yang temani dia," pinta Dea pada suaminya, Diki pun mengiyakan dan membiarkan , Dea menemui tamunya di teras rumah.

"Disini saja ya Bu Erah, di dalam ada suami saya."

"Iya nggak apa-apa, gimana nih Bu Dea, ko cicilannya macet terus? Sudah tiga bulan loh ini."

"Iya Bu, ekonomi lagi susah nih. Minggu besok lagi saja ke sini ya?"

"Tidak bisa Mbak Dea, sekarang waktunya bayar. Hutang Mbak sudah tujuh juta loh."

"Apa? Tujuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status