Share

Bab 18

Rumah ini terlalu besar jika hanya ditempati oleh Mutia seorang diri. Luasnya mungkin tidak seberapa, tapi karena ada dua lantai, pasti itu menyulitkan Mutia untuk membersihkannya.

Arrgh, kenapa baru terpikir sekarang, ya. Mutia melakukan semua pekerjaannya sendiri, melayaniku dengan tangannya sendiri, tidak ada asisten rumah tangga yang meringankan pekerjaannya. Pantas saja dia sering mengeluh capek.

Langkahku gontai memasuki rumah yang menjadi saksi keharmonisan rumah tanggaku bersama Mutia, sebelum akhirnya aku sendirilah yang menghancurkannya karena mendua bersama Maura.

Rumah ini begitu sunyi tanpa kehadiran Mutia, bahkan saat ini aku merindukan setiap kecerewetan yang dulu selalu Mutia lontarkan. Kini aku kehilangan sosoknya, jika dulu aku jenuh bahkan menjadikannya alasan pembenaran atas perselingkuhan yang kulakukan dengan Maura. Maka saat ini aku sangat merindukannya.

Mungkinkah Tuhan sebenarnya sedang menghukumku karena telah mengabaikan istriku Mutia. Hingga kini aku m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status