Beranda / Romansa / SKANDAL PEWARIS CULUN / Bab 4. Setelah Kegiatan Panas Semalam

Share

Bab 4. Setelah Kegiatan Panas Semalam

Penulis: irma_nur_kumala
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-19 16:00:57

“Astaga! Apa yang telah aku lakukan?!” 

Misha memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Semalam ia terlalu banyak minum. Saat hendak bangun untuk memulai aktivitasnya, matanya membulat lebar. Zayden— pria culun yang juga bawahannya itu ada di sampingnya dan bertelanjang dada!

Misha menjambak rambutnya, frustasi. Tidak seharusnya ia tidur dengan bawahannya. Bahkan jika dia mabuk, seharusnya dia bisa menahan diri.

“Tenang Misha, jangan panik!” batin Misha kembali menoleh ke samping, di mana Zayden masih tidur.

Misha menggigit bibirnya sambil mencoba berpikir apa yang harus dilakukannya. 

“Baiklah, kamu bisa mengatakannya pada Zayden untuk melupakan semua ini.” 

Misha menarik napas panjang, mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa semua ini bukanlah apa-apa. Namun, di tengah kepanikannya, Zayden justru bangun. Pria itu menatapnya sambil tersenyum tipis.

“Selamat pagi, Bu Misha,” sapa Zayden.

Misha berdeham, mencoba menyembunyikan kegusarannya. Matanya menatap gelisah Zayden yang menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang, dan itu tidak lepas dari tatapan Misha. Meski tidak mengatakan apapun, Zayden cukup paham jika Misha merasa tidak nyaman. Dia adalah bawahan sementara Misha adalah atasan.

Apa yang mereka lakukan tadi malam tentu saja sesuatu yang tidak terduga akan mereka lakukan.

“Kita bisa melupakan ini, Bu Misha. Seharusnya yang semalam tidak terjadi,” ucap Zayden.

Alis Misha menukik samar. Harga dirinya seolah diinjak saat Zayden mengatakannya. Meski memang itulah yang awalnya diharapkannya, namun entah kenapa dia malah tidak suka ketika mendengarnya. 

Bibirnya terkatup rapat tak mampu berkata-kata. Saat dirinya masih mencoba menguasai diri, ekor matanya melirik Zayden yang tiba-tiba bangkit dan berjalan ke arah lemari di dekat pintu, meraih paper bag dan mengeluarkan isinya yang ternyata pakaian bersih. Pria itu lantas menghilang ke dalam kamar mandi, meninggalkan Misha yang masih di atas kasur.

Misha masih menggerutu. Dia tahu bahwa semua ini adalah salahnya. Dia yang terlebih dulu menggoda Zayden saat mabuk. Namun, tidak seharusnya Zayden yang mengatakannya. 

“Melupakannya? Yang benar saja!” Misha mendengus kesal. Diraihnya bantal sebelum ia remas keras.

“Berani sekali kamu mengatakannya lebih dulu dari aku. Apa karena kamu berhasil membuatku melayang semalam, jadinya kamu punya nyali untuk mengatakannya!” imbuhnya lagi. Tangannya masih sibuk memukul bantal yang tak bersalah sebagai pelampiasan emosinya. “Dasar menyebalkan!”

“Bu Misha, apakah Anda baik-baik saja?” tanya Zayden yang ternyata sudah keluar kamar mandi. Ia membungkuk dan memungut pakaian Misha sebelum memberikannya.

Misha berdeham. Kepalanya tegak ke atas. “Tentu! Aku baik-baik saja. Dan seperti yang sudah kamu katakan tadi, sebaiknya kita melupakan kejadian tadi malam, ” jawabnya dengan cepat.

“Kamu bisa pulang duluan saja! Sampai bertemu lagi di kantor nanti.”

Zayden terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Misha, sebelum akhirnya mengangguk.

“Sampai bertemu lagi di kantor, Bu Misha,” ucap Zayden sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.

Tangan Misha mengepal sementara tangan satunya melempar bantal ke arah pintu hingga terdengar bunyinya yang keras. 

Misha benar-benar merasa kesal.

***

Misha menarik napas panjang di setiap langkahnya pagi ini. Kakinya yang berbalut stiletto melangkah menuju ruang kerjanya. Di sana, dia bisa melihat Zayden sudah berada di meja kerjanya.

“Selamat pagi, Bu Misha,” sapa Zayden saat menyadari kehadiran Misha. Dia menyapa Misha dengan ramah seperti biasa seolah tak pernah terjadi apa-apa. Padahal mereka telah bercumbu semalaman.

Misha mendengus, tapi tetap berusaha tersenyum ramah pada Zayden.

“Pagi juga, Zay. Bagaimana semalam, kamu pulang dengan selamat?” balas Misha diimbuhi dengan sedikit sindiran. 

Zayden terlihat tenang dan tidak terganggu sama sekali atas ucapan Misha, sambil menjawab, “Ya Bu Misha, saya pulang dengan selamat sampai rumah.”

Misha melemparkan senyum yang tentunya hanya sebuah pemanis ke pada Zayden sebelum menuju ke mejanya. Hatinya masih membara karena kesal dengan Zayden. Pria itu terlihat seperti pemain sejati. Terlihat tenang dan tidak terpengaruh.

Ternyata di balik wajah dan penampilan culunnya, ada sosok liar yang tidak terduga oleh siapapun, bahkan Misha sekalipun sampai mereka bercinta tadi malam.

Misha sudah duduk di mejanya. Komputer juga sudah menyala, tapi matanya masih lurus ke depan menatap Zayden seolah tak puas.

“Cih… apa-apaan sikapnya itu. Apa dia pikir dia keren!” Misha membuka tasnya dengan kasar, meraih pelembab bibir sebelum memakainya.

“Terlepas dari penampilannya yang culun, nyatanya dia memang sangat keren. Tubuhnya, wajahnya—” Misha menggelengkan kepalanya. “Sadar Misha, sadar! Dia hanya laki-laki brengsek yang tidak tahu diri!” 

Misha menghela napas panjang. Matanya kembali menyipit memperhatikan Zayden yang sibuk di depan layar komputer.

“Gaya culunnya itu pasti hanya tipuan saja. Buktinya, semalam dia bergerak dengan liar sekali.” Misha kembali menggelengkan kepalanya. Matanya kembali fokus pada layar komputer.

“Lihat saja nanti, aku tidak akan membiarkanmu merasa di atas angin, Zayden!”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 37. Sepertinya Tidak Akan Pulang

    Misha gelisah seharian ini. Dia tidak tahu apakah Zayden akan mendengarkan sarannya untuk tidak datang ke klub bersama Satria dan teman-temannya. Pria itu hanya mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.Bagaimana bisa Misha tidak khawatir dengan perangai Satria yang seperti itu yang terlihat suka sekali membully Zayden?Misha berusaha mencari tahu klub mana yang akan mereka datangi namun nihil. Dia tidak tahu pasti siapa saja orang kantor yang akan datang. Jika terpaksa, Misha akan bertanya pada Joshua. Meskipun dia tahu pria itu mungkin akan bertanya banyak hal.Misha hanya ingin memastikan Zayden tidak datang ke sana agar dia tidak terus merasa gelisah. “Kenapa kamu terus melihat ponselmu?” Tanya Dena, saat mereka berada di minimarket mencari bahan untuk membuat sushi di apartemen. “Apa ada seseorang yang sedang kamu tunggu? Bawahanmu itu?”Misha berdecak. “Aku seperti ini mungkin dia juga tidak akan peduli. Bodoh sekali aku yang terlalu mengkhawatirkan dia.”Dena berdecak mel

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 36. Tidak Bisa Mengendalikan Diri Lagi

    Misha semalam agak kurang tidur setelah berendam agak lama di dalam bath up untuk menenangkan diri. Kembali mengulang-ulang adegan di dalam mobil kalau saja tidak ada yang menelepon saat itu. Mungkin mereka akan melakukannya di sana di area apartemennya.Misha hanya bisa menyebut dirinya sendiri gila kalau sampai hal itu terjadi.Semalaman Misha berpikir, kalau dia merasa jika selama ini Zayden juga menginginkannya sama seperti dirinya yang menginginkan pria itu. Misha berniat untuk menanyakannya nanti jika ada kesempatan.Misha masuk ke dalam ruangan sambil menyesap kopi panas yang dia beli di cafe dalam perjalanan pergi ke kantor. Kaget mendapati Zayden ternyata sudah berada di mejanya dan balik menatapnya. Misha malu, buru-buru berjalan ke tempat duduknya dengan langkah agak dipercepat. Misha merasa seperti sedang kepergok melakukan perbuatan dosa dan sedang menghindar.Misha menyalakan monitornya dan meletakkan barang-barangnya seperti biasa saat Zayden ternyata sudah berdiri di

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 35. Seharusnya Tidak Diantar Pulang

    Zayden melihat layar ponselnya menyala. Dia menoleh ke Misha yang ternyata tertidur di kursinya dengan kepala menunduk. Setelah memastikan Misha memang tidur,Zayden mengangkat panggilan dari seseorang.“Bagaimana?” Ucapnya tanpa salam pembuka. “Filenya aman?”“Aman,Pak. Saya sudah mengembalikannya.”“Kerja bagus. Kirim email.”“Baik,Pak.”Panggilan ditutup. Zayden melihat waktu sudah menunjukkan hampir jam sembilan malam. Digerakkannya kepalanya ke kanan dan ke kiri yang terasa pegal, mematikan layar monitornya dan selama menunggu,dia melakukan satu lagi panggilan yang lain.“Pastikan tidak ada orang di lantai bawah. Dan bawa mobil ke area parkir samping.”Setelah menutupnya, Zayden berdiri dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Layar monitornya sudah mati, dia mendekati meja Misha dan membereskan barang-barang wanita itu.Zayden memegang tas Misha lalu menghampiri wanita yang terlihat tidur nyenyak itu setelah salah tingkah menghadapi ciumannya. Zayden mengangkatnya ala brid

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 34. Terhanyut Dalam Ciuman Panas

    “Jadi, katakan apa yang sebenarnya terjadi, Hana?” Tanya Misha.Hana nampak gelisah,berdiri saling meremas kedua tangannya di depan meja Misha sementara Zayden mencoba untuk mencari file tersebut bersama Doni dan Juno.“Saya tidak sengaja,Bu Misha,” suaranya pelan.Misha mencoba untuk menahan emosinya. Sebelum menjawab, dia menghela nafas panjang membuat Hana makin merunduk.“Ini adalah sebuah kecerobohan. Apa kamu mengakui kesalahanmu?”“Iya,Bu.”Doni dan Juno di belakang memandangi Hana sembari berdecak dan menggelengkan kepala. Zayden yang sejak datang tadi langsung memeriksa server kantor untuk mencari filenya hanya diam dengan tatapan serius. Dia lantas berdiri dan mendekati meja Misha, berdiri di samping Hana.“Tidak ada. Terpaksa kita harus lembur untuk membuat ulang.” Zayden menoleh ke Hana. “Waktunya masih cukup.” “Rasanya seperti membuang-buang waktu. File kampanye itu sudah hampir selesai dan sekarang kita harus kembali membuatnya,” decak Juno, nampak kesal melihat Hana da

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 33. Ingin Meminta Kepastian

    Misha kembali ke ruangan setengah jam kemudian setelah berdiam beberapa saat di kamar mandi untuk menenangkan diri sekaligus memeriksa penampilannya. Joshua sudah ada di sana, menunggu di dekat mejanya seraya memeriksa berkas di tangannya.Misha berjalan ke arah mejanya, melewati Zayden yang sedang berdiri di samping Hana yang fokus pada layar komputernya seperti sedang memberikan arahan. Namun, saat Misha lewat, dia bisa merasakan tatapan Zayden pada dirinya.Misha berusaha keras untuk tidak menatap balik.“Kamu dari mana saja?” Tanya Joshua saat dia duduk di kursinya. “Aku mencarimu sejak tadi.”“Apa ada yang penting sampai kamu mencariku?” Tanya Misha.Joshua tersenyum. “Kita dapat jawaban klien yang kita datangi kemarin.”Misha fokus mendengarkan Joshua. “Mereka meminta kita datang untuk beberapa pembenahan.”“Datang langsung?” “Iya.”Misha mengangguk, pasti ada yang harus ditinjau ulang hingga mereka menyuruh untuk kembali datang.“Kapan?”“Besok. Aku akan menjemputmu karena me

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 32. Ciuman Kerinduan

    Seperti dugaan Misha, keduanya makan siang di meja yang sama. Misha hanya melihat dari luar, tidak lagi berselera untuk makan dan masuk ke sana apalagi harus satu ruangan. Misha berdecak, merasa menyesal telah mengikuti kata hatinya seperti ini karena pada akhirnya, dialah yang merasa sakit sendiri.Misha berbalik, namun seseorang menyenggolnya dari belakang dengan cukup keras.“Aduh,” erangnya, dilihatnya pria itu tidak berhenti untuk meminta maaf malah berjalan terus saja tanpa memperdulikan sekitarnya.“Hei!” Misha menegur, namun pria itu tidak mendengar. Dia menyipitkan mata mencoba untuk mengenali gesturenya dari belakang, sebelum pria itu berbelok, Misha menyadari jika pria itu adalah bawahannya Joshua yaitu Satria. Pria itu terlihat nampak kesal dari kepalan tangannya yang kemudian sosoknya menghilang di lorong.“Kenapa dia?” Misha bertanya-tanya sembari mengelus lengannya. “Sikapnya menyebalkan.”Misha berjalan menuju ke arah lift dan memutuskan untuk membeli roti isi kesuka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status