Home / Romansa / SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER / Bab 8: Jaring Pengkhianatan

Share

Bab 8: Jaring Pengkhianatan

Author: Zayba Almira
last update Huling Na-update: 2024-12-01 15:10:55

Malam itu, Keira duduk sendirian di kamarnya. Surat ancaman, luka-luka Adrian, dan pengkhianatan di perusahaan ayahnya bercampur menjadi satu di pikirannya. Ia merasa dikhianati oleh dunia yang selama ini dianggap aman.

Dulu, rumahnya adalah tempat berlindung. Kini, setiap sudut rumah tampak seperti jebakan. Setiap wajah, bahkan yang paling ramah sekalipun, terasa penuh dengan kebohongan.

Ketika Adrian mengetuk pintu dan masuk, ia melihat Keira duduk di lantai, memeluk lututnya. Wajah gadis itu terlihat lelah dan putus asa.

"Keira," panggil Adrian dengan lembut.

Namun, Keira tidak menoleh. "Semua ini terlalu banyak, Adrian." Suaranya pelan, nyaris berbisik, tetapi penuh dengan rasa sakit.

Adrian mendekat dan duduk di sampingnya. "Saya tahu ini sulit. Tapi kita harus tetap kuat."

Keira mendongak, matanya penuh air mata. "Kuat? Bagaimana aku bisa kuat, Adrian? Keluargaku sedang dihancurkan. Orang-orang yang aku percayai mungkin pengkhianat. Dan aku… aku hanya seorang gadis yang tidak tahu apa-apa!"

Adrian terdiam sejenak, lalu meletakkan tangannya di bahunya. "Anda jauh lebih kuat daripada yang Anda pikirkan. Lihat apa yang sudah Anda lalui sejauh ini. Anda tidak menyerah."

Keira menatapnya dengan tatapan penuh keraguan. "Aku hanya tidak tahu apakah aku bisa terus bertahan. Semua ini terasa seperti mimpi buruk yang tidak ada akhirnya."

Adrian menarik napas panjang. "Mimpi buruk ini adalah kenyataan. Tapi Anda tidak sendirian. Saya di sini. Dan saya tidak akan pernah meninggalkan Anda."

Keesokan paginya, Keira dan Adrian bertemu Lina di tempat rahasia mereka. Lina sudah menyiapkan data lengkap tentang anggota dewan Hartono Group yang diduga sebagai pengkhianat.

"Namanya Raymond Setiawan," kata Lina sambil menunjukkan foto pria paruh baya dengan wajah tenang di layar laptop. "Dia salah satu direktur keuangan. Selama ini dia terlihat loyal, tetapi ada transaksi mencurigakan yang mengarah pada Lama Hitam."

Keira meremas tangannya, mencoba menahan amarah yang mulai mendidih. "Jadi dia orang yang membantu mereka menghancurkan perusahaan ayahku?"

Lina mengangguk. "Kemungkinan besar. Tapi kita tidak punya bukti kuat. Jika kita bertindak sekarang, dia bisa memutarbalikkan keadaan."

Adrian menatap layar dengan serius. "Kita harus menangkap basah dia. Cari tahu apa yang dia lakukan di luar kantor."

Keira memandang Adrian, matanya penuh dendam yang membara. "Kalau begitu, aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin tahu kenapa dia mengkhianati keluargaku."

Adrian menggeleng. "Itu terlalu berbahaya, Keira. Orang seperti dia tidak akan segan-segan membahayakan Anda jika tahu Anda mendekat."

Namun, Keira berdiri teguh. "Aku tidak peduli. Aku ingin jawaban. Dia telah menghancurkan hidup keluargaku. Aku harus tahu alasannya."

Adrian menatapnya dengan perasaan campur aduk. Ia tahu bahwa tekad Keira itu berbahaya, tetapi ia juga tidak bisa menahan rasa hormat terhadap keberaniannya.

Beberapa hari kemudian, Keira dan Adrian menyusun rencana untuk bertemu dengan Raymond. Dengan dalih membahas proyek baru perusahaan, Keira mengundang Raymond untuk makan siang di restoran mewah.

Ketika Raymond tiba, ia terlihat ramah seperti biasa. "Nona Keira, ini sebuah kehormatan bisa makan siang dengan Anda."

Keira tersenyum tipis, mencoba menutupi amarahnya. "Tentu saja, Pak Raymond. Saya ingin membahas beberapa hal penting tentang masa depan perusahaan."

Mereka duduk dan mulai berbincang ringan. Namun, setelah beberapa saat, Keira tidak bisa lagi menahan dirinya. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, tatapannya tajam menusuk.

"Pak Raymond, bolehkah saya bertanya satu hal yang sangat jujur?"

Raymond terlihat bingung, tetapi ia mengangguk. "Tentu saja, Nona."

Keira menatapnya langsung ke mata. "Kenapa Anda mengkhianati keluarga saya?"

Wajah Raymond berubah pucat seketika. "Saya tidak mengerti maksud Anda, Nona."

Keira meraih ponselnya dan menunjukkan beberapa bukti yang telah Lina kumpulkan. "Transaksi ini, dokumen ini… semuanya mengarah pada Anda. Anda bekerja untuk Lama Hitam, bukan?"

Raymond mencoba tetap tenang, tetapi ia mulai terlihat gelisah. "Anda salah paham, Nona Keira. Semua ini hanya kebetulan."

Keira merasa darahnya mendidih. "Kebetulan? Semua ini hampir menghancurkan keluarga saya! Kenapa Anda melakukan ini? Apa yang mereka janjikan pada Anda?"

Namun, sebelum Raymond bisa menjawab, Adrian yang mengawasi dari meja dekat pintu tiba-tiba bergerak. "Keira, kita harus pergi. Sekarang."

Keira bingung, tetapi ketika ia melihat ekspresi tegang Adrian, ia tahu ada sesuatu yang salah.

Ketika mereka keluar dari restoran, sebuah mobil hitam meluncur mendekat dengan kecepatan tinggi. Adrian menarik Keira ke samping, melindunginya dari mobil yang nyaris menabrak mereka.

"Duduk di dalam mobil!" teriak Adrian, menunjuk mobil mereka yang terparkir.

Keira menurut, meskipun tubuhnya gemetar ketakutan. Adrian masuk ke kursi pengemudi, langsung menyalakan mesin dan melaju dengan kecepatan tinggi.

"Adrian, apa yang terjadi?" tanya Keira panik.

Adrian melirik kaca spion. "Kita sedang diikuti. Mereka tidak ingin kita keluar dari sini hidup-hidup."

Keira menoleh ke belakang dan melihat dua mobil hitam mengejar mereka. Ia merasakan ketakutan yang luar biasa, tetapi juga kemarahan yang terus membakar.

"Apa yang harus kita lakukan?"

Adrian mengencangkan genggaman pada setir. "Percayakan ini pada saya."

Kejar-kejaran berlangsung sengit. Adrian mengemudi dengan keahlian luar biasa, menghindari rintangan dan mencoba keluar dari jalan utama. Namun, mobil-mobil hitam itu tidak menyerah.

Ketika salah satu mobil mendekat, Keira melihat seorang pria di kursi penumpang membuka jendela dan mengarahkan pistol.

"Adrian!" serunya.

Adrian segera membanting setir, menghindari tembakan yang nyaris mengenai ban mereka. "Keira, ambil tas di bawah kursi Anda. Ada sesuatu di dalamnya."

Keira membuka tas itu dan menemukan sebuah pistol kecil. Tangan gemetarnya memegang senjata itu, tetapi ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Gunakan jika diperlukan," kata Adrian tanpa menoleh.

Keira mencoba menguatkan dirinya. Ia menatap pistol itu, merasa bahwa ia harus melampaui ketakutannya jika ingin bertahan.

Setelah perjuangan panjang, Adrian akhirnya berhasil menjebak salah satu mobil pengejar di gang sempit, membuatnya menabrak tembok. Namun, mobil kedua masih mengejar mereka.

Ketika mobil itu semakin mendekat, Keira akhirnya memutuskan untuk bertindak. Ia membuka jendela, mengarahkan pistol, dan menembak ke arah ban mobil pengejar.

Tembakannya tidak sempurna, tetapi cukup untuk membuat mobil itu kehilangan kendali dan menabrak trotoar.

Keira terdiam, napasnya terengah-engah. Ia menatap pistol di tangannya, merasa tidak percaya pada apa yang baru saja ia lakukan.

Adrian menepikan mobil mereka di tempat aman dan memutar tubuhnya ke arah Keira. "Kamu baik-baik saja?"

Keira tidak menjawab. Ia menatap Adrian dengan mata penuh air mata. "Aku hampir membunuh seseorang."

Adrian menggenggam tangannya dengan lembut. "Kamu melakukannya untuk bertahan hidup. Jangan pernah lupakan itu."

Keira menangis terisak, tetapi di balik air matanya, ia merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Ia tidak lagi menjadi gadis yang hanya berdiri di balik bayang-bayang.

Malam itu, Keira memandang cermin di kamarnya. Ia melihat pantulan dirinya sendiri, tetapi rasanya seperti melihat orang yang berbeda. Ketakutan, kemarahan, dan keberanian bercampur menjadi satu, membentuk sisi baru dalam dirinya yang ia belum sepenuhnya pahami.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 232

    Matahari pagi membuka hari dengan sinar lembut yang mengusir embun dan membangkitkan semangat baru. Di Taman Pulih yang kini telah menjadi saksi pergerakan hidup bersama, setiap sudutnya bercerita—tentang perjuangan, tentang mimpi yang diberdayakan oleh tangan-tangan penuh cinta, dan tentang keberanian yang menorehkan satu jejak abadi.Di ujung taman, Keira dan Adrian bersama-sama mengadakan acara kecil yang mengundang warga dari berbagai penjuru kota. Di tengah-tengah panggung sederhana yang dihiasi lampu-lampu tenaga surya dan rangkaian bunga-bunga segar, mereka berbagi kisah perjalanan hidup yang terukir dalam setumpuk kenangan."Setiap langkah, setiap tawa, setiap air mata—semua itu adalah bagian dari cerita kita," ujar Adrian di hadapan kerumunan yang terpaku dalam keheningan penuh harap. "Hari ini, kita rayakan bukan hanya apa yang telah terjadi, tapi juga apa yang akan terus kita bangun bersama."Sorak-sorai dan tepuk tangan hangat mengalun, seolah alam pun turut merayakan

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 231

    Di pagi yang cerah, seolah alam sendiri ingin menyambut babak baru dalam hidup mereka, kota kecil itu terasa lebih hidup dari sebelumnya. Taman Pulih, yang sudah menjadi simbol perjuangan dan harapan, kini beriak dengan kegiatan yang penuh warna. Di sinilah titik temu cerita—bukan lagi persimpangan antara masa lalu dan masa depan, melainkan sebagai saksi perjalanan setiap insan yang telah melewati badai dan menemukan cahaya.Di Taman Pulih, Keira dan Adrian duduk di bangku kayu yang sama sejak lama. Di sekeliling mereka, para penduduk berkumpul; ada yang membawa makanan, ada pula yang menyuguhkan alunan musik akustik sederhana. Anak-anak berlarian sambil tertawa, menyisipkan cerita baru di antara gemerisik dedaunan.“Lihat, Kang,” ujar Keira sambil menunjuk ke arah sekelompok remaja yang sedang bermain alat musik hasil kreativitas mereka dari barang bekas. “Dunia ini terus mengajarkan kita untuk memulai dari nol, tapi selalu ada keindahan di setiap langkahnya.”Adrian mengangguk,

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 230

    Setahun setelah malam penuh bintang dan janji yang tersulam dalam keheningan, dunia yang telah tersingkap dari luka masa lalu kini menunjukkan tanda-tanda perubahan yang lebih segar lagi. Di jantung kota kecil, Taman Pulih yang dulu hanya sebatas gagasan di atas kertas, kini telah menjadi oasis kehidupan—ruang yang mengundang tawa, perbincangan, dan harapan baru.Di pojok taman, Keira berdiri di bawah naungan pohon kenari yang dulu ia tanam bersama Adrian. Setiap helai daunnya menyatu bercerita tentang kerja keras, keberanian, dan keyakinan yang tak pernah padam. Di depan matanya, sekumpulan anak-anak tengah bermain, membuat kreasi dari daun kering dan ranting kecil. Tawa mereka seakan mengukir jejak kecil di tanah yang telah lama dirawat.Adrian, yang kini aktif membantu pembangunan komunitas, terlihat sibuk mendampingi para relawan yang sedang memasang instalasi lampu tenaga surya di sudut taman. “Setiap kilau lampu itu adalah cermin jiwa yang kembali bersinar,” gumamnya sambil

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 229

    Langit pagi membawa aroma embun dan tanah yang baru digarap. Di kejauhan, suara anak-anak dari sekolah dasar terdengar samar, bercampur dengan deru sepeda yang melintasi jalan kecil berkerikil. Dunia sudah tak lagi penuh gema peringatan bahaya—tapi gema tawa dan kehidupan.Di dapur rumah kecil itu, Keira sedang melipat surat-surat yang masuk minggu ini—bukan dari pejabat atau lembaga internasional, tapi dari orang-orang biasa: seorang guru di pelosok yang terinspirasi untuk mengajar coding dasar; seorang ibu yang kini bekerja di perpustakaan komunitas; seorang anak remaja yang baru saja memenangkan lomba inovasi pertanian.Semua surat itu ditaruh Keira di dalam sebuah kotak kayu berukir sederhana. Di bagian depan kotak itu, tertulis satu kata dengan tangan: “Ingatan.”Adrian masuk dengan membawa sekeranjang hasil panen pertama mereka—tomat, selada, dan dua buah paprika yang tumbuh lucu mirip huruf “A” dan “K”.“Lihat ini, kayaknya sayuran kita bisa ikut lomba fashion,” ujarnya samb

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 228

    Pagi itu, aroma kayu basah dan tanah yang baru disiram memenuhi udara. Kabut tipis masih menggantung di kebun belakang, tempat Keira menanam pohon kecil kemarin sore—pohon kenari yang diberikan oleh salah satu murid Samantha sebagai hadiah syukur.Keira berdiri diam di depannya, memandangi batang muda itu yang tampak rapuh namun penuh harapan."Aku belum pernah menanam pohon sebelumnya," katanya pelan ketika Adrian mendekat dari belakang, memeluk pinggangnya sambil menyandarkan dagu di pundaknya.“Tapi kamu tahu cara menumbuhkan sesuatu,” bisik Adrian, “karena kamu tahu cara menjaga.”Keira menyandarkan kepalanya ke bahu suaminya. “Pohon ini akan tumbuh tinggi nanti. Mungkin anak kita akan panjat dia, atau duduk di bawahnya baca buku. Tapi yang paling penting… dia akan tumbuh dari rumah ini.”Adrian mengangguk, membayangkan masa depan yang terasa jauh lebih dekat daripada sebelumnya.Samantha berdiri di bawah pohon besar di halaman belakang pusat pelatihannya. Beberapa siswa sedang

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 227

    Rumah kecil di pinggiran kota itu jauh dari kata mewah. Dindingnya sederhana, dikelilingi pagar kayu yang mulai dipanjati tanaman rambat. Tapi di dalamnya, setiap sudut memancarkan ketenangan. Di teras depan, Keira sedang menyiram bunga-bunga yang kini tumbuh subur. Tangannya lembut mengusap daun yang basah, sementara angin sore membelai rambutnya yang digelung santai.“Kalau kamu terus menyiram mereka segitu telatnya, nanti bisa tumbuh akar hati di situ,” goda Adrian dari pintu depan, membawa dua cangkir teh hangat.Keira tertawa pelan. “Kalau bisa, kenapa nggak? Setidaknya rumah ini jadi hidup.”Mereka duduk berdua di bangku panjang yang terbuat dari kayu daur ulang. Tak ada suara selain cicit burung dan desir angin. Dunia tak lagi berisik seperti dulu. Tanpa ancaman, tanpa kejaran. Hanya hidup... dan harapan.Di dalam rumah, tembok-temboknya dipenuhi foto—bukan foto kemenangan atau upacara penghargaan, tapi foto-foto kecil: senyum mereka di dapur, jejak kaki di taman saat hujan,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status