Setelah berpamitan pada Jeff, Rena menuju kamar untuk mengambil beberapa potong pakaian miliknya serta handphone yang diletakkan di atas nakas. Tak banyak pakaian yang dibawa olehnya. Sesampainya di dalam kamar, Rena duduk dipinggir ranjang dengan air mata yang menetes di pipinya. Bahkan, dia menutup mulut agar Isak tangisnya tak keluar dan didengar oleh seseorang yang mungkin melintas di depan pintu. Hatinya begitu sakit dan tak menyangka jika dia mampu untuk menandatangani surat perceraian tadi.
"Aku mencintaimu, Kak. Selamanya aku akan tetap mencintaimu," gumam Rena dengan suara lirihnya.
Setelah kepergian Rena, tinggallah di ruang tamu hanya mereka bertiga. Wajah kedua wanita itu terlihat sangat sumringah. Tentu saja mereka sangat bahagia karena rencana mereka untuk mendapatkan harta keluarga William semakin terbuka lebar karena sudah berhasil menyingkirkan Rena. Kini, giliran Dilara yang harus maju dan menggoda Jeff agar jatuh hati kepadanya dan menjadikan dia istrinya "Tan, aku permisi kembali ke kamar. Kebetulan sejak kembali dari kantor, aku belum membersihkan diri. Jika kalian masih ingin berada di sini, silakan dan aku pamit," ucap Jeff sambil bangun dari duduknya.
Keesokan harinya, Alex dan Bebek bangun kesiangan karena semalam mereka bergadang sambil berdiskusi tentang pertemuan mereka dengan Jeff. Setelah membersihkan diri dan baru saja akan beranjak menuju dapur untuk membuat sarapan, terdengar bunyi pesan masuk di handphone Alex yang diletakkan di atas nakas. Alex menoleh, kemudian berjalan mendekat dan meraih handphone tersebut untuk mengecek sekiranya siapa yang sudah mengirimkan pesan kepadanya. Tangan kanannya memegang handphone, sedangkan tangan kirinya memegang handuk sambil menggosokkannya di kepala yang baru saja dia keranas. Seketika mata Alex membulat ketika mendapati bahwa orang yang mengirimkan pesan adalah Maida dan dengan cepat dia membaca pesan tersebut di mana pesan itu berisi tentang pertanyaan Mida mengenai apakah Alex sudah menyampaikan is
Rena bangun pagi-pagi sekali dan langsung membersihkan diri. Dari dalam kamar, dia bisa mendengar ada suara berisik dari dapur dan dia yakin bahwa Citra sedang berada di sana untuk membuat sarapan. Dengan cepat, dia pun keluar dari kamar dan melihat citra yang sedang memotong sayuran. "Kamu sedang apa?" tanya Rena pada citra yang sedikit kaget akan kedatangannya. "Oh, aku ingin membuat capcay, Bu," jawab Citra
Sekitar jam 4 sore, Jeff yang duduk gelisah sejak mendapat laporan dari kedua bodyguard-nya bahwa ada seorang pria yang sedang mengamati kediaman Bik Narsih seketika membuatnya gelisah. Pikirannya benar-benar tak fokus dan terus tertuju pada Rena. Jeff tahu jika Rena sendirian di rumah karena Citra pergi bekerja. Bahkan, tak jarang Citra akan pulang malam karena atasannya meminta dia untuk mengambil jam lembur. Setelah mematikan komputer, Jeff bangun dari duduknya dan keluar ruangan untuk menemui Imel yang berada di depan untuk sekedar pamit sebelum dia pulang.
Yanto yang sudah mengukung tubuh Rena di bawah tubuh besarnya membuat dia tak mampu bergerak atau melawan. Namun, Yanto terperanjat ketika mendengar suara laki-laki berteriak dan memakinya dari arah pintu yang ditendang dengan kasar hingga terbuka serta sedikit rusak. Yanto terbelalak ketika melihat seorang pria dengan tubuh tinggi besar menatap nyalang ke arahnya. Tanpa berkata lagi, Jeff yang tak mengenal pria tersebut langsung melayangkan pukulan ke wajahnya. Yanto yang kaget tentu tak bersiap untuk menghindar dan hanya pasrah menerima saat Jeff menarik tubuhnya untuk menjauh dari Rena dam mendorongnya ke lantai, lalu memukul Yanto bertubi-tubi. Terlihat Jeff sudah sangat marah karena melihat apa yang sudah dilakukan terhadap Rena di depan mata
Sekitar jam 9 malam, Jeff dan Rena akhirnya bertolak ke Jakarta. Di sepanjang jalan, Rena terus terdiam, sedangkan Jeff sesekali melirik ke arahnya yang lebih memilih menatap keluar jendela. Melihat sikap Rena yang tetap bungkam, Jeff hanya mengulum senyum. Dia sudah lama mengenal Rena serta karakternya. Saat ini, tentu Rena sedikit menjaga jarak kepadanya karena dia menganggap bahwa dia dan Jeff tak memiliki hubungan apa pun lagi, kecuali mantan istri. Tak berapa lama, mobil yang dikendarai oleh Jeff akhirnya sampai di sebuah gedung tinggi di mana apartemen milik Jeff berada. Rena berkerut kening karena dia juga tak tahu bahwa Jeff memiliki apartemen di kawasan tersebut.
Keesokan harinya, Rena bangun berada dalam pelukan Jeff yang masih nampak terpejam. Rena menatap wajah Jeff dan tersenyum mendapati pria yang dicintainya ada bersamanya kini. Mata Rena menatap sekitar di mana cahaya matahari sudah masuk di celah jendela dan menatap jam dinding yang menunjukkan jam 8 pagi dan artinya bahwa Rena bangun kesiangan. Secepat kilat, Rena bangun dari tidurnya dan hal itu juga membuat Jeff terbangun."Ada apa, Sayang?" tanya Jeff yang melihat Rena sudah duduk sambil menguce
Di jalan Raflesia, Maida yang beru saja mengantarkan makanan serta menyuapi Evran makan siang, berjalan santai sambil membawa nampan beserta piring kosong menuju dapur. Sesampainya di sana, dia mencucinya sambil memikirkan bagaimana keadaan Alex saat ini. Mengetahui jika beberapa hari ini Tanaya maupun Dilara tidak datang ke rumah, akhirnya dia memutuskan untuk meminta izin kepada salah satu penjaga untuk masuk ke loker mengambil handphone untuk menghubungi Alex ."Mumpung wanita ular itu belum dat