STATUS WA ADIK IPARKU 22ENAM BULAN KEMUDIAN"Mas, kamu nggak beli alat test pack? Punyaku habis."Aku menyambut Mas Reno yang baru pulang dari kantor, membantunya membuka jas, mengendurkan dasi dan menyuruhnya duduk. Segelas jus tomat sudah menunggunya. Mas Reno tersenyum, melihat wajahku yang khawatir. Dia mengusap kepalaku sejenak. Diteguknya jus dalam gelas, lalu dia menepuk kursi di sebelahnya."Duduk dulu."Aku nyaris lupa nasehat Mama. Jangan minta apapun pada suami yang baru pulang kerja. Tapi rasanya aku tak sabar lagi. Baru kusadari bahwa aku terlambat bulan, meski hanya empat hari.Aku duduk di sampingnya. Menghirup aroma tubuhnya yang tetap segar meski seharian bekerja. Entah mengapa akhir-akhir ini aroma tubuhnya menjadi candu bagiku."Andin, bisakah kita hidup tanpa benda itu lagi?""Benda apa?" Aku memasukkan kepalaku ke dalam pelukannya. Ah, kenapa rasanya nyaman sekali?"Benda yang baru saja kau tanyakan.""Testpack? Alat tes kehamilan?" Aku mengangkat kepala.Mas Ren
STATUS WA ADIK IPARKU 23Aku mulai mengurangi kegiatan di Butik, lebih banyak berada di rumah. Meski belum memastikan kandungan ke dokter, aku berusaha menjaga diriku sendiri. Minum susu hamil, lebih banyak makan buah, sayur dan segala protein. Aku mencari referensi dari internet bagaimana sebaiknya jika seorang ibu hamil muda. Sejauh ini, aku tak mengalami kendala. Mual muntah hanya kualami ketika aku melihat hal-hal yang menjijikkan. Aku merasa sehat, segar dan bugar. Sungguh, luar biasa Allah merencanakan semua ini bagiku.Satu hal yang sangat aneh adalah, aroma Mas Reno menjadi candu. Dia jadi lebih sering pulang ke rumah karena aku kerap meneleponnya. Aku tak bisa menahan diri jika tiba-tiba saja aku ingin dipeluk, ingin menghirup aroma tubuhnya. Tidur bersembunyi dalam pelukannya adalah hobiku. Untung saja kantor Mas Reno dekat. Dia jadi pulang setiap istirahat siang, hanya sekedar untuk memelukku.Dan ketika dua minggu kemudian kami pergi ke dokter Budi, dokter yang dulu menjad
STATUS WA ADIK IPARKU 24Riris?Aku duduk tegak, sempurna membuka mata. Kata Ibunya, Riris pergi ke rumah Hendra dan minta pertanggungjawaban. Tapi saat aku ke kontrakannya mencari Riris, Hendra bahkan sudah pingsan. Mereka lalu menghilang, tak bisa kutemui. Aku sendiri tak pernah ingin mengunjungi diskotik untuk mencarinya. Tempat itu membuatku ngeri. Dan kini, berita kematiannya menimbulkan badai di dada.Lalu aku teringat pada istri Hendra, wanita bertubuh gendut dengan besar bergelambir yang penuh lemak. Apakah dia bisa menerima kenyataan suaminya menghamili perempuan lain dan minta dinikahi? Benarkah Riris akhirnya menikah dengan Hendra? "Hey, jangan terlalu dicemaskan. Berita pembunuhan terjadi setiap hari di seluruh dunia.""Ya tapi ini dekat sekali dengan tempat kita tinggal, Mas. Dan Mas tahu siapa Hendra itu?"Mas Reno menggeleng, memaksaku mematikan ponsel dan menyimpannya. "Dia lelaki yang menghamili Riris.""Apa?"Aku memang tak pernah memberi tahu Mas Reno detail kejad
STATUS WA ADIK IPARKU 25Aku menarik nafas lega. Terasa ada oksigen yang mengalir dengan sejuk ke dalam rongga dada. Menatap wanita itu, si tersangka yang melangkah ke arahku dengan kaki gemuknya yang gemetar. Peluh menghiasi wajahnya yang bulat, menetes-netes, sebagian mengaliri leher bulat yang penuh lipatan lemak. Mata hitam bersinar tajam yang tersembunyi dibalik lipatan kelopak matanya memandangku. Lengan bergelambirnya tertutup oleh kemeja orange yang tampak kesempitan. Dia langsung mengenaliku di saat pertama kami bertemu."Untuk apa kau datang kesini?""Aku…" Aku kehilangan kata-kata.Perempuan itu mengusap penuhnya dengan telapak tangan. "Aku telah mengakui kalau aku membunuh bajingan itu. Dia terus tidur dengan perempuan mana saja, dan tak pernah lagi memberiku uang. Manusia tak berguna, pelacur lelaki, dia pantas mati."Aku bergidik, tak sanggup berkata-kata. Kutahan sekuat tenaga perutku yang mual. Sesaat, aku kebingungan hendak mengatakan apa padanya. "Apa kau mengenal
STATUS WA ADIK IPARKU 26PoV RIRISAku menutup kaca mobil ketika kulihat Mas Reno turun hendak menutup pagar. Segera kusuruh sopir taksi yang membawaku untuk pergi. Hatiku gerimis, hati yang penuh luka dan benci itu tiba-tiba saja luluh melihat pemandangan yang baru saja melintas di depan mataku. Mbak Andin turun dari mobil sambil menggendong Kayla, disampingnya Ibu ikut berjalan sambil memegangi tas kecil milik Kayla yang biasanya diisi Ibu dengan snack kesukaannya. Aku mengikuti mereka sejak pagi. Sejak Kayla dibawa pergi ke klinik hingga pulang lagi. Anakku sakit, dan didalam sini hatiku ikut sakit. Sakit rasanya melihat orang yang sangat kubenci, menyayangi anakku sedemikian rupa.Seharusnya, aku ada di rumah ini, hidup bahagia bersama anak dan Ibu mertuaku yang baik hati, menunggu kepulangan suami yang kucintai setiap tiga bulan sekali. Tapi aku terlalu menuruti hawa nafsu setan hingga menjadi seperti ini. Aku tahu, aku yang salah, namun egoku terus menyalahkan Mbak Andin atas s
STATUS WA IPARKUPoV ANDINAku meletakkan piring dari hidangan terakhir yang kumasak untuk makan malam. Kerang saus padang. Di meja sudah ada udang goreng tepung, cah pokcoy saus tiram dan selada serta sambal. Tak ketinggalan tahu krispi kesukaan Mas Reno. Tak seperti Ibu yang alergi makanan laut, aku pecinta berat hidangan itu. Sejak kecil, Ibu memperkenalkan kami dengan semua jenis makanan, meski beliau sendiri tak memakannya."Wah, aromanya sedap banget masakan kamu. Nggak perlu ke warung Mas Jo lagi, nih." Warung seafood Mas Jo, andalan saat aku malas masak. Aku tertawa kecil."Sejak hamil, aku tambah doyan seafood Mas, nggak apa-apa kan?""Nggak apa-apa. Yang penting masaknya sempurna."Aku tersenyum."Sebentar, aku panggil Vira dulu."Aku meninggalkan Mas Reno sendiri, melangkah ke kamar depan. Sejak kedatangannya tadi sore, Vira sama sekali tak keluar kamar. Terdengar suara musik dari dalam. Aku mengetuk pintu kamarnya cukup keras, khawatir suaranya tak terdengar. "Ada apa si
STATUS WA ADIK IPARKU 28Riris mengawasi rumah Ibu. Secara sembunyi-sembunyi dia datang, demi bisa melihat Kayla. Oh, betapa menyedihkannya. Perutnya rata, aku tak mau menebak nebak apa yang terjadi dengan kehamilannya yang kedua, tapi dia tetaplah satu-satunya Ibu bagi Kayla.Aku ingin membantunya, tapi dia menolak, sementara aku sendiri harus lebih fokus pada kehamilanku. Aku berada dalam dilema, dan hanya Allah satu-satunya tempatku bergantung.Nyaris tengah malam, aku dikejutkan oleh dering telepon yang tak henti-henti dari ponselku. Aku melonjak, meraih ponsel yang kuletakkan jauh di atas nakas. Mengerutkan kening sejenak, aku terkejut melihat Mama yang menelepon. Sejak Riris tinggal di rumahku, baru inilah Mama menghubungi, padahal sudah dua hari. Dua hari juga aku mengungsi ke rumah Ibu, membiarkan Mas Reno mengurus adiknya. Kadang, Mas Reno pulang ke sini menemuiku. Tapi adiknya terus menerus menelepon. Vira sangat manja pada Mas Reno dan sejauh ini belum ada titik terang dima
STATUS WA ADIK IPARKU 29Aku keluar dari kamar itu setelah mengirimkan semua screenshot chat Riris dan Vira ke ponselku sendiri, lalu menghapus jejaknya dari ponsel Vira. Aku juga menyalin nomor ponsel Riris di hapeku. Vira, gadis itu telah menyiratkan bahwa dirinya mempunyai niat jahat padaku. Aku sedih, dan juga geram. Selama ini aku tak pernah mengusiknya. Tapi aku bisa menarik kesimpulan bahwa rasa iri dengki yang membuatnya memusuhiku. Aku yang sukses di usia muda, punya butik sendiri, punya keluarga yang menyayangi, kenapa semua itu jadi salahku?"Andin…"Aku menoleh, Mas Reno berdiri di ambang pintu, sudah rapi dan segar sehabis mandi. Padahal ini lewat tengah malam. Dia tak berani mendekatiku, tahu bahwa aku masih merasa geli karena dia nyaris saja…Astaghfirullah…"Biarkan saja, Ndin. Nanti Mas yang bereskan."Suaranya lembut, dia tahu bahwa aku terganggu oleh kekacauan di dalam sini. Aku memandangnya dengan sedih. Ini bukan salahnya, tapi aku tak bisa menghilangkan begitu sa