Share

Bab 16. Meminta Jaminan

*Cinta dan sayangku padamu itu kayak kuku jari. Selalu tumbuh terus walaupun dipotong rutin.

***

Aku dan Reyhan serempak saling memandang.

"Mami!"

Bian mengulurkan tangan pada mami Reyhan dan neneknya itu menangkapnya dengan suka cita.

"Wah, jangan sampai merepotkan temannya kakak ya?"

Maminya Reyhan mengelus kepala Bian pelan.

Bian mengangguk. Astaga, rupanya Bian memanggil Reyhan dengan sebutan kakak dan neneknya dengan sebutan mami.

Aku segera menyalami mami Reyhan dan mencium punggung tangannya.

"Siapa namanya kemarin? Reng-Rengganis ya?" mami mas Reyhan tampak mengingat-ingat namaku.

"Iya Mi."

"Kapan datang Nduk?" tanya perempuan berpenampilan sosialita itu.

"Seperempat jam yang lalu, Mi."

"Kapan kalian menikah?"

Haduh!

"Sesegera mungkin, Mi," sahut Reyhan.

"Kasihan Bian. Dia butuh kasih sayang seorang ibu," tukas mami Reyhan sambil mengelus kepala cucunya.

"Uhm, maaf. Tapi seandainya mamanya Bian datang dan ingin memperbaiki hubungan antara mas Rey dan dia gimana?" tanyaku l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status