Share

11. TANDA TANGAN IKATAN PERJANJIAN

Mama menatap heran. "Ya sudah kalau tidak mau, kita batalkan pertemuan keluarga malam ini!" ujar Mama pergi ke luar kamar. "Kalau bisa dibikin gampang, ngapain dibikin susah?!"

"Batalkan?!" gumam Qeiza. "Eh, Mama! Tunggu!" panggilnya teriak, bergegas ke luar menyusul Mamanya.

Papa hampir saja tabrakan dengan Qeiza begitu ke luar dari kamar. "Astaga!"

"Sorry, Pa!"

"Bikin kaget saja!" ucap Papa melihat punggung putrinya semakin pergi menjauh.

Di dapur, Mama sedang bicara dengan si Mbak Sum.

"Ma," panggil Qeiza langsung berdiri di samping Mamanya.

"Ada apa lagi?!"

"Acara nanti malam jangan dibatalkan," jawab Qei.

Mama melangkah pergi. "Bukankah tadi kamu sendiri yang bilang, tidak mau ada acara pertemuan lagi dengan keluarga Arlando? Mama sekedar mengikuti keinginan mu itu."

Qeiza sejenak menghela napas sebelum mengikuti Mama dari belakang. "Bukan begitu maksudku. Mama jangan salah paham!"

Mama berhenti melangkah, membalikkan tubuh menatap tajam wajah putrinya. "Qeiza Noura! Ini pern
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status