Beranda / Romansa / SUAMIKU BOS GILA / Bertemu Dua Wanita

Share

Bertemu Dua Wanita

Penulis: Istyanah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 12:57:28

“Sudah mandi belum kamu?” tanya Benua setelah menghentikan langkahnya di depan Biru yang pagi ini sudah menyambut di depan ruangan kerja.

Biru yang sudah berdandan rapi dengan penampilan khasnya, rambut dikucir satu dengan sedikit poni, mengenakan blazer hitam, rok hitam, dan pantofel mengilap, terkesiap mendengar pertanyaan bosnya.

Biru tak habis pikir, bosnya akan melontarkan pertanyaan semacam itu.

Apalagi pertanyaan itu terlontar dari mulut pria yang selalu membanggakan dirinya sebagai pria terhormat.

“Tentu saja sudah Pak,” jawab Biru tenang walaupun kesal setelah mendengar pertanyaan tak bermutu dari Benua semula.

“Oh … sudah ya. Saya pikir belum, soalnya bentukan muka kamu masih begitu saja.”

“Heh begitu saja bagaimana Pak?” Biru melongo sempurna. Tak paham maksud ucapan Benua tadi.

“Ya mukamu begitu-begitu saja."

“Begitu saja bagaimana Pak maksudnya?” Biru menuntut penjelasan. Masih pagi dan Biru sudah dibuat pening untuk mencerna ucapan bosnya.

Benua mengangkat kedua bahunya, tidak minat untuk merespons lebih lanjut pertanyaan Biru tadi.

“Oh ya, saya tahu. Begitu saja yang Pak Benua maksud adalah, muka saya begitu cantik. Asal Pak Benua tahu, saya memang cantik dari lahir. Nggak mandi pun kecantikan saya tidak akan luntur,” ucap Biru dengan percaya diri. Namun, detik berikutnya dia menyesal sudah bicarasepercayadiri itu.

Di depannya, Benua mengarahkan tatapan sinis untuk Biru. “Jangan membahas hal yang tidak penting!” tegur Benua.

Biru mengepalkan erat telapak tangan kanannya, berusaha sabar. Padahal tadi yang memancing membahas hal yang tidak penting adalah Benua, tapi tidak mungkin Biru protes di depan bosnya langsung.

“Bagaimana kelanjutan tugas penting dan darurat yang semalam saya berikan ke kamu?” Benua bersandar penuh ke punggung kursi kebesarannya, menunggu jawaban dari Biru.

“Saya sudah mendapatkan dua wanita Pak.” Biru menjawab kalem.

“Kamu nggak asal-asalan kan nyarinya?” Benua mengernyit tajam. Curiga Biru tidak becus melakukan perintahnya.

“Nggak dong Pak. Dua wanita yang saya pilih itu saya pastikan sesuai dengan kriteria Pak Benua. Akan saya tunjukkan foto kedua wanita itu sekaligus latar belakangnya.” Biru menyentuh layar iPad-nya akan menunjukkan foto kedua wanita itu sekaligus biodata kedua wanita itu.

Tapi Benua mengarahkan tangan kanannya ke depan Biru, menahan Biru. “Tidak perlu lihat sekarang. Saya mau lihat langsung saja setelah bertemu dengan kedua wanita itu. Jadi jadwalkan pertemuan saya dengan mereka sore ini juga.”

“Langsung bertemu dua-duanya Pak?”

“Ya, lebih cepat lebih baik supaya saya bisa segera memutuskan!”

“Baik Pak Benua.”

“Sekarang kamu keluar dulu. Saya mau menghubungi kakek saya.”

Biru keluar dari ruangan Benua, dia menuju pantry. Biru ngopi sambil duduk cantik dahulu lalu menghubungi Ully—sahabatnya yang semalam membantu Biru mencarikan wanita secepatnya untuk dijadikan istri Benua.

Kedua wanita itu sama-sama pebisnis, ada yang di bidangfashiondan makanan, salah satunya meneruskan restoran milik keluarga. Kedua wanita itu pun selebgram ibu kota, Ully—sahabat Biru yang merupakanfood vloggermengenal banyak pebisnis danselebgram.

“Gimana, bos lo mau nggak ketemuan sama kedua wanita itu?” tanya Ully langsung penasaran setelah Biru menghubunginya.

“Dengar respons Pak Benua tadi sih dia kelihatannya mau banget. Gue aja disuruh langsungjadwalinpertemuan sama kedua wanita itu sore ini juga,” balas Biru.

“Wah bagus tuh Ru. Mereka juga kesenangan banget waktu tahu mau gue kenalin ke Pak Benua. Yah secara bos lo emang ganteng banget dan mapan walaupun agak gimana gitu ya.”

Biru tergelak mendengar ocehan Ully.

“Untung aja tampang dia ganteng jadi keanehan dia tertutup sama tampangnya,” kata Ully lagi di sela-sela tawanya.

Biru masih asyik menertawakan komentar Ully tentang Benua. Yah selama ini Biru memang seringcurhatke Ully tentang Benua membuat Ully tahu meski tidak secara langsung betapa menyebalkannya bos Biru.

***

Seperti yang Benua perintahkan tadi pagi, Biru sudah menyiapkan dua tempat berbeda untuk pertemuan Benua dengan kedua wanita itusore ini.

Biru sudah memesan salah satu tempat di bagianindoorKafeTeracotta, posisinya di bagian pojok. Ada duagelasjusjeruk yang semula sudah lebih dulu Biru pesankan untuk Benua dan wanita yang pertama.

“Jangan tegang ya Pak, relaks okay! Selamat berkenalan semoga perempuan yang pertama langsung cocok.” Biru mengangkat kedua tangannya memberikan semangat ke Benua setelah dia mempersilakan pria itu duduk.

Sayangnya yang diberikan semangat hanya memasang tampang jutek, seperti tak berselera melakukan pertemuan sore ini.

“Jangan lupa senyum, Pak.” Biru memperingatkan dan langsung mempraktikkan senyum manisnya di depan Benua agar pria itu ikut tersenyum, tidak terus menunjukkan tampang jutek dannyeremin.

“Sudah sana! Banyak bicara kamu!” usir Benua galak.

Biru menjauh dari posisi duduk Benua sambil mendesah kasar berkali-kali. “Padahal kan gue pengin kasih semangat ke dia biar dia nggak tegang. Eh gue malah kena semprot.”

Biru duduk tidak jauh dari posisi Benua sekaligus agar bisa memantau Benua.

Wanita pertama yang akan dikenalkan ke Benua sudah datang, Biru segera mendekati wanita itu lalu mengantar wanita itu ke tempat duduk Benua.

Biru kemudian kembali ke tempat duduknya semula, mulai memantau Benua.

“Hai, Benua kan?” sapa wanita berpakaian formal itu, penampilannya tidak jauh berbeda dengan Biru hanya saja rok yang dia kenakan lebih pendek tak sampai menutup lutut.

“Hm.” Benua menatap dingin wanita yang barusan datang dan menyapanya.

“Aku Laura, sorry ya aku telat. Pasti capek ya nungguin aku tadi,” kata wanita bernama Laura itu dengan lembut.

Bibir berwarna merah terang wanita itu membentuk senyuman manis dan matanya berbinar-binar memandang pria tampan di depannya. Namun, pria yang Laura tatap tampak tidak minat membalas senyuman dan tatapannya.

“Aku udah pernah intip-intip media sosial kamu dan pernah baca berita tentang kamu di mediaonline. Aku kagum banget sama kamu, kamu sungguh luar biasa. Pokoknya aku senang banget bisa kenalan langsung sama kamu.”

Laura asyik mengoceh, tapi Benua garuk-garuk tengkuk dan menguap, tampak sudah malas dan ingin segera beranjak dari depan wanita itu.

Respons Benua sekarang membuat Biru meradang. Diageregetsendiri ke pria itu, katanya ingin segera menikah, tapi pria itu tampak tidak minat meski di depannya duduk wanita cantik dan kelihatan pintar.

“Pokoknya ….” Laura memajukan posisi duduknya lalu kakinya yang berada di bawah meja mulai tak mau diam, mengusap kaki Benua sengaja menggoda Benua.

Benua membelalak tajam saat menunduk melihat ke bawah meja. Dia pikir ada tikus nakal yang sedang bergerak-gerak di kakinya, nyatanya kaki berbaluthigh heelsitu yang sedang menggodanya.

“Aku mau banget jadi istri kamu!” teriak Laura heboh sendiri.

Brak!

“ARGH!!” Laura menjerit karena dorongan tiba-tiba di kaki kursi yang dia duduki. Laura hampir terjungkal karena ulah Benua tadi.

“Benua kok jahat sih?!” Laura merengek ke Benua, tapi Benua mengabaikan, menatap ke arahnya saja enggan.

Benua tidak memedulikan rengekan wanita itu, ada yang lebih penting, nasib kaki terhormatnya yang barusan disentuh kaki Laura.

Benua memandang kesal Laura sambil geleng-geleng kepala, dia lalu keluar dari kafe tanpa berminat melanjutkan perkenalan dengan Laura.

“Benua! Kok aku ditinggal gitu aja?” ujar Laura hampir menangis.

Benua sudah melangkah jauh mengabaikan Laura yang menangisi kepergiannya.

“Tuh orang kenapa main pergi gitu aja sih? Duh gue jadinya nggak enak sama Laura, tapi gue harussusulinbos gue.” Biru kebingungan antara menenangkan Laura yang sedang menangis atau mengejar Benua.

Teringat nasib ketiga adiknya, Biru memutuskan berlari mengejar Benua, dia takut dipecat setelah ini.

“Pak kenapa tadi pergi begitu aja?” tanya Biru, napasnya tersengal-sengal.

“Sudah saya duga kamu asal-asalan cari wanita buat saya!”

“Saya nggak asal-asalan kok Pak. Wanita tadi itu selain cantik dan kelihatan pintar, dia itu pebisnis di bidangfashion, bisnisnya sedang berkembang pesat. Dia juga udah berbisnis sejak masih kuliah.” Biru menjelaskan dengan cepat, yah siapa tahu Benua berubah pikiran dan mau melanjutkan perkenalan dengan Laura.

“Saya tidak tertarik sama dia. Baru kenalan, tapi kakinya sudahgrepe-grepekaki terhormat saya. Menyebalkan!”

Biru meremas erat jemarinya ingin rasanya memarahi Benua, tapi apa daya dia takut dipecat Benua.

Boleh nggak sih gue tendang sampai pindah planet nih laki-laki satu! Yah siapa tahu jodoh nih bos gila ada di planet lain! Biru hanya bisa membatin.

“Sudahlah lelah saya memarahi kamu walaupun kamu sangat tidak becus. Sekarang di mana lagi saya harus menemui wanita berikutnya?”

“Di Kafe Duduk Manis, dekat sini Pak kafenya,” jawab Biru sudah tenang lagi.

Biru segera mengambil posisi menjadi sopir Benua lagi, membawa pria itu menuju Kafe Duduk Manis, tempat Benua akan bertemu wanita yang kedua.

Sampai di tempat pertemuan dengan wanita yang kedua, Benua melepas jas hitam yang masih melekat di tubuhnya, dia merasa kegerahan sekaligus sesak karena masih saja kesal setelah pertemuan dengan wanita pertama tadi.

Benua melempar jas hitam yang baru dia lepas itu ke Biru yang berjalan di sampingnya. Biru mendengus kesal, sedangkan Benua tertawa saat jas yang dia lempar itu tersangkut di kepala Biru hingga menutup wajah wanita itu. Pemandangan itu seperti hiburan untuk Benua, lumayan untuk mengusir kekesalannya.

“Pegang baik-baik jas saya. Ada jejak tubuh terhormat saya di situ!”

“Iya Pak Benua. Aman.”

Tanpa Benua tahu mulut Biru sedang komat-komit, Biru sedang menyumpahi bosnya agar tak laku sampai tua. Namun, ingat satu hal, Biru segera menarik ucapannya.

Jika bosnya tidak juga mempunyai istri, nasib pekerjaan Biru akan terancam!

“Ayo Pak buruan, wanita yang kedua sudah mau sampai. Dia kayaknya semangat sekali mau bertemu sama Pak Benua. Katanya sih dia ngefans gitu sama Pak Benua dan ….” Biru memilih tak melanjutkan ucapannya melihat Benua menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

Artinya Benua tidak ingin lagi mendengar ocehan Biru.

“Pak Benua tunggu di sini ya, saya mau keluar dulu, wanita itu sudah datang namanya Chika. Semoga saja wanita ini cocok buat Pak Benua.” Biru menunjukkan tampangunyu-unyusaat menyemangati Benua yang baru duduk di dalam kafe itu, tapi Benua tetap bertahan dengan ekspresi dinginnya.

Setelah menemui Chika, Biru segera membawa wanita itu ke hadapan Benua. “Pak Benua ini dia namanya Chika,tadaa….” Biru heboh sendiri saat mengenalkan Chika ke Benua.

Benua melotot tajam, dia hanya satu detik menatap wanita bernama Chika itu lalu membuang tatapan ke samping kirinya.

“Hai, nama aku Chika. Umurku dua puluh lima ….” Mulut Chika mangap lebar, belum selesai mengenalkan dirinya, tapi Benua sudah lebih dulu pergi dari tempat duduknya.

“Aduh … tuh orang kenapa lagi sih? Kenapa pergi begitu aja?” Biru menggerutu melihat kepergian Benua.

“Chikasorrybanget ya, bos aku kayaknya ada pertemuan tiba-tiba. Nanti aku hubungin lagi ya buat kelanjutannya.” Biru menepuk pelan pundak Chika berusaha menenangkan Chika yang tampaknya kecewa.

Biru melepas pantofel hitam yang dia kenakan lalu berlari secepat mungkin menyusul Benua yang sudah melangkah cepat keluar dari kafe. Orang-orang di kafe itu sampai heran saat melihat kelakuan Biru.

“Kenapa pergi lagi sih Pak? Belum juga dia selesai ngenalin diri. Pak Benua tuh serius nggak sih sebenarnya pengin punya istri?”

“Hei, seharusnya saya yang tanya hal itu ke kamu. Kamu serius tidak nyariin istri buat saya! Kamu lihat dong penampilan wanita tadi, ya ampun pakaian macam apa ituud3lnyakelihatan ke mana-mana?”

“Ya maaf Pak Benua. Lagian menurut saya nggak ada yang salah sama pakaian wanita itu. Itukan namanyafashionzamannowPak dan saya kira mata Pak Benua bakal segar lihat yang begitu.”

“Mana ada mata saya segar lihat begituan, Biru! Lagian saya tidak peduli maufashionzamannowatauold. Bagi saya penampilan yang sopan itu sangat penting. Ternoda mata indah saya karena melihatud3l wanita tadi!”

Benua melangkah cepat lagi menuju mobilnya yang terparkir di samping kafe itu.

Biru menyusul lagi, dia tahu bosnya sedang marah besar karena sore ini mendapatkan kekecewaan, tapi menurutnya dua wanita yang bertemu Benua tadi pasti lebih kecewa ke Benua.

“Pak saya minta maaf.” Biru membungkuk di samping Benua yang baru masuk ke dalam mobil.

Benua menatap Biru tajam lalu menggerakkan tangan kanannya ke leher, seperti sedang memberikan kode akan menghabisi Biru karena sudah tak becus melakukan perintahnya.

Melihat kode mengerikan itu Biru meneguk ludahnya dalam. Belum sempat meminta maaf lagi, Benua sudah lebih dulu pergi mengendarai mobilnya meninggalkan Biru.

“Apa kata gue, nyariin bini buat Pak Benua nggak akan mudah. Stres gue lama-lama!” gerutu Biru hampir melempar pantofel yang dia tenteng di tangan kanannya ke arah mobil Benua yang sudah melaju meninggalkan parkiran.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SUAMIKU BOS GILA   Pak Benua Nggak Normal?

    “Cepetan Biru! Kamu ini dandannya lama sekali!”“Sabar Pak. Ini sebentar lagi selesai.”“Lagian ya kamu dandan lama pun tidak akan merubah bentukan wajah kamu yang biasa saja itu!”Biru yang sedang memoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah cabe itu sampai tak fokus karena mendengar kekesalan Benua.Seharusnya dia yang melontarkan kekesalan ke Benua, tadi sore pria itu menolak kedua wanita pilihannya begitu saja. Satu jam kemudian Benua tiba-tiba meminta Biru untuk menemani ke pesta ulang tahun teman pria itu.“Bos macam apa yang harus menunggu asisten pribadinya sampai lumutan begini? Seharusnya kamu yang nungguin saya, ini saya harus jemput kamu dan nungguin kamu pula. Hadeh!”Tidak ada habisnya Benua menggerutu, padahal belum ada lima menit dia sampai di depan gang rumah Biru dan menunggu wanita itu.“Kok jadi nyalahin saya Pak? Pak Benua sendiri yang mendadak minta tolong ke saya untuk menemani Pak Benua ke birthday party teman Pak Benua dan Pak Benua bilang sendiri akan menje

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • SUAMIKU BOS GILA   Jadi Istri Saya!

    “Bos lo tuh gimana sih Ru? Katanya pengin dicariin perempuan buat dijadiin istrinya, eh giliran udah dicariin dia malah cuekin dan pergi gitu aja. Nggak enak nih gue sama Laura dan Chika. Mereka marah-marah sama gue!”Biru mengembuskan napas lelah mendengarkan kemarahan Ully, tapi dia memaklumi itu, Benua memang sudah keterlaluan dan dia menyaksikan sendiri bagaimana sikap dingin Benua ke Laura dan Chika.“Maaf ya Ul. Gue juga jadinya nggak enak sama lo mana lo udah bantuin gue.”“Bilangin ke bos lo, cari aja sendiri perempuan yang mau dia jadiin istri. Biar lo juga nggak ikut puyeng karena tugas konyol dari dia itu!”Ully mengakhiri obrolan lebih dulu, Biru kemudian melempar ponselnya ke samping. Dia lanjut memijat kakinya yang mulai terasa cenat cenut lagi. Meski kakinya masih terasa sakit karena kecelakaan motor kemarin malam, tapi Biru berusaha menahan itu agar tetap terlihat profesional saat bekerja.Dia pun sampai rela lari-larian mengejar bosnya saat di kafe dan tadi dia rela

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • SUAMIKU BOS GILA   Melamar Biru

    “Saya tidak mau jadi istri Pak Benua!”“Kenapa tidak mau?”“Saya kan asisten pribadi Pak Benua, masa saya mau dijadiin istri Pak Benua?”“Tidak ada yang salah Biru, kamu tetap bisa menjadi asisten pribadi saya sekaligus istri saya nantinya.”“Pokoknya saya tidak mau!”“Kamu tidak boleh menolak. Nanti malam saya akan melamar kamu!”Percakapan emosional saat di taman tadi pagi terus mengganggu Biru dan setelah Benua mengungkapkan permintaan tidak terduga itu, pria itu meminta Biru untuk fokus bekerja lagi.Sekarang Biru akan cari aman takutnya Benua benar-benar nekat akan melamarnya, dia akan kabur ke apartemen Ully.“Kakak pergi dulu ya. Kalau ada yang cari kakak bilang aja lagi di rumah temen.” Biru berpesan terburu-buru ke ketiga adiknya yang sedang berkumpul di ruang TV yang menyatu dengan ruang tamu.“Kakak mau menginap?” Flower memegang tangan Biru sebelum kakaknya itu keluar penuh dari rumah.“Iya soalnya Ully lagi pengin ditemenin malam ini, tapi jangan bilang kakak lagi di apar

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • SUAMIKU BOS GILA   Calon Istri Benua

    Jemari Biru gemetar saat Benua akan menyematkan cincin ke jari manis sebelah kirinya.Di dekat Biru dan Benua, ketiga adik Biru menyaksikan proses mendebarkan itu. Sementara ibu Biru yang bekerja di Taiwan menyaksikan lamaran itu lewat video call, pun dengan kakek Benua yang malam ini tidak bisa menghadiri lamaran Benua dan Biru, kakek Benua sedang berada di luar kota.“Yey selamat Kak!” Flower loncat-loncat kesenangan melihat kakaknya sudah mengenakan sempurna cincin itu di jari manisnya.Setelahnya Biru yang bergantian menyematkan cincin itu ke jari manis Benua.Lamaran yang dilakukan secara sederhana itu berjalan dengan lancar. Ketiga adik Biru sama bahagianya malam ini, ketiganya memang mendukung penuh kakaknya bersama Benua.Senyum tulus yang ketiga adik Biru tunjukkan sekarang berbeda dengan senyum kaku Biru. Di depan ketiga adiknya, ibunya dan Pak Jagat, Biru harus menunjukkan seolah dia bahagia setelah Benua melamarnya, padahal tak ada bahagianya sama sekali.Jika tidak karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • SUAMIKU BOS GILA   Pernikahan Benua dan Biru

    “Sudah kakek duga, kamu itu sebenarnya naksir sama asisten pribadi kamu. Terbukti kan sekarang, kamu gerak cepat ingin menikahi dia.”Benua langsung terbatuk-batuk mendengar penuturan kakeknya tadi.“Nggak Pak Jagat, Pak Benua ....” Biru tidak jadi melanjutkan kalimatnya saat Benua menyenggol kakinya. Tadinya Biru berniat akan meluruskan alasan Benua menikahinya tentunya bukan karena naksir. Biru tidak pernah berpikiran sedikit pun bahwa bosnya naksir, kalau enek melihatnya bisa saja, tapi dia lupa, alasan utama Benua menikahinya jangan sampai bocor ke kakek pria itu.Biru paham sekarang mengapa Benua langsung menyenggol kakinya, pria itu pasti takut Biru akan keceplosan.“Kek jangan bahas itu.” Benua baru memberikan respons setelah tadi sempat terbatuk-batuk.“Bukankah sangat menarik membahas kamu sama Biru? Apalagi kalian akan menikah. Ya menurut kakek, seru saja membahas tentang kamu sama Biru karena cucu kakek yang selama ini tidak tertarik ke wanita mana pun tiba-tiba memutuskan

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-08
  • SUAMIKU BOS GILA   Bos Gila Pengin Menikah

    “Dengerin gue baik-baik, Biru. Gue minta lo datang ke taman malam ini untuk bilang kalau gue mau putus dari lo. Hubungan kita selesai malam ini!” Handika, pria yang sudah menjadi kekasih Biru selama 4 tahun menegaskan dengan suara lantang kata putusnya di depan Biru.Biru masih mengatur napasnya yang ngos-ngosan setelah tadi berlari dari parkiran menuju taman tempat kekasihnya menunggunya.Dia pikir Handika memintanya bertemu malam ini karena kangen, dia dan pria itu sudah tidak bertemu selama dua bulan. Nyatanya pria itu melontarkan kata putus.Biru masih lemas dan hampir pingsan setelah mendengar kata “putus” yang kekasihnya lontarkan.“Aku nggak mau putus dari kamu. Aku—““Gue udah benar-benar muak sama lo yang selalu mentingin bos lo, mentingin adik-adik lo, dan satu lagi, lo perempuan yang ngebosenin!” Handika menegaskan tajam di depan wajah Biru.“Sok-sokan selalu nolak setiap gue ajak ci*man padahal lo pasti udah tidur sama bos lo. Makanya lo nurut terus sama dia. Cih!” Handika

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05

Bab terbaru

  • SUAMIKU BOS GILA   Pernikahan Benua dan Biru

    “Sudah kakek duga, kamu itu sebenarnya naksir sama asisten pribadi kamu. Terbukti kan sekarang, kamu gerak cepat ingin menikahi dia.”Benua langsung terbatuk-batuk mendengar penuturan kakeknya tadi.“Nggak Pak Jagat, Pak Benua ....” Biru tidak jadi melanjutkan kalimatnya saat Benua menyenggol kakinya. Tadinya Biru berniat akan meluruskan alasan Benua menikahinya tentunya bukan karena naksir. Biru tidak pernah berpikiran sedikit pun bahwa bosnya naksir, kalau enek melihatnya bisa saja, tapi dia lupa, alasan utama Benua menikahinya jangan sampai bocor ke kakek pria itu.Biru paham sekarang mengapa Benua langsung menyenggol kakinya, pria itu pasti takut Biru akan keceplosan.“Kek jangan bahas itu.” Benua baru memberikan respons setelah tadi sempat terbatuk-batuk.“Bukankah sangat menarik membahas kamu sama Biru? Apalagi kalian akan menikah. Ya menurut kakek, seru saja membahas tentang kamu sama Biru karena cucu kakek yang selama ini tidak tertarik ke wanita mana pun tiba-tiba memutuskan

  • SUAMIKU BOS GILA   Calon Istri Benua

    Jemari Biru gemetar saat Benua akan menyematkan cincin ke jari manis sebelah kirinya.Di dekat Biru dan Benua, ketiga adik Biru menyaksikan proses mendebarkan itu. Sementara ibu Biru yang bekerja di Taiwan menyaksikan lamaran itu lewat video call, pun dengan kakek Benua yang malam ini tidak bisa menghadiri lamaran Benua dan Biru, kakek Benua sedang berada di luar kota.“Yey selamat Kak!” Flower loncat-loncat kesenangan melihat kakaknya sudah mengenakan sempurna cincin itu di jari manisnya.Setelahnya Biru yang bergantian menyematkan cincin itu ke jari manis Benua.Lamaran yang dilakukan secara sederhana itu berjalan dengan lancar. Ketiga adik Biru sama bahagianya malam ini, ketiganya memang mendukung penuh kakaknya bersama Benua.Senyum tulus yang ketiga adik Biru tunjukkan sekarang berbeda dengan senyum kaku Biru. Di depan ketiga adiknya, ibunya dan Pak Jagat, Biru harus menunjukkan seolah dia bahagia setelah Benua melamarnya, padahal tak ada bahagianya sama sekali.Jika tidak karena

  • SUAMIKU BOS GILA   Melamar Biru

    “Saya tidak mau jadi istri Pak Benua!”“Kenapa tidak mau?”“Saya kan asisten pribadi Pak Benua, masa saya mau dijadiin istri Pak Benua?”“Tidak ada yang salah Biru, kamu tetap bisa menjadi asisten pribadi saya sekaligus istri saya nantinya.”“Pokoknya saya tidak mau!”“Kamu tidak boleh menolak. Nanti malam saya akan melamar kamu!”Percakapan emosional saat di taman tadi pagi terus mengganggu Biru dan setelah Benua mengungkapkan permintaan tidak terduga itu, pria itu meminta Biru untuk fokus bekerja lagi.Sekarang Biru akan cari aman takutnya Benua benar-benar nekat akan melamarnya, dia akan kabur ke apartemen Ully.“Kakak pergi dulu ya. Kalau ada yang cari kakak bilang aja lagi di rumah temen.” Biru berpesan terburu-buru ke ketiga adiknya yang sedang berkumpul di ruang TV yang menyatu dengan ruang tamu.“Kakak mau menginap?” Flower memegang tangan Biru sebelum kakaknya itu keluar penuh dari rumah.“Iya soalnya Ully lagi pengin ditemenin malam ini, tapi jangan bilang kakak lagi di apar

  • SUAMIKU BOS GILA   Jadi Istri Saya!

    “Bos lo tuh gimana sih Ru? Katanya pengin dicariin perempuan buat dijadiin istrinya, eh giliran udah dicariin dia malah cuekin dan pergi gitu aja. Nggak enak nih gue sama Laura dan Chika. Mereka marah-marah sama gue!”Biru mengembuskan napas lelah mendengarkan kemarahan Ully, tapi dia memaklumi itu, Benua memang sudah keterlaluan dan dia menyaksikan sendiri bagaimana sikap dingin Benua ke Laura dan Chika.“Maaf ya Ul. Gue juga jadinya nggak enak sama lo mana lo udah bantuin gue.”“Bilangin ke bos lo, cari aja sendiri perempuan yang mau dia jadiin istri. Biar lo juga nggak ikut puyeng karena tugas konyol dari dia itu!”Ully mengakhiri obrolan lebih dulu, Biru kemudian melempar ponselnya ke samping. Dia lanjut memijat kakinya yang mulai terasa cenat cenut lagi. Meski kakinya masih terasa sakit karena kecelakaan motor kemarin malam, tapi Biru berusaha menahan itu agar tetap terlihat profesional saat bekerja.Dia pun sampai rela lari-larian mengejar bosnya saat di kafe dan tadi dia rela

  • SUAMIKU BOS GILA   Pak Benua Nggak Normal?

    “Cepetan Biru! Kamu ini dandannya lama sekali!”“Sabar Pak. Ini sebentar lagi selesai.”“Lagian ya kamu dandan lama pun tidak akan merubah bentukan wajah kamu yang biasa saja itu!”Biru yang sedang memoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah cabe itu sampai tak fokus karena mendengar kekesalan Benua.Seharusnya dia yang melontarkan kekesalan ke Benua, tadi sore pria itu menolak kedua wanita pilihannya begitu saja. Satu jam kemudian Benua tiba-tiba meminta Biru untuk menemani ke pesta ulang tahun teman pria itu.“Bos macam apa yang harus menunggu asisten pribadinya sampai lumutan begini? Seharusnya kamu yang nungguin saya, ini saya harus jemput kamu dan nungguin kamu pula. Hadeh!”Tidak ada habisnya Benua menggerutu, padahal belum ada lima menit dia sampai di depan gang rumah Biru dan menunggu wanita itu.“Kok jadi nyalahin saya Pak? Pak Benua sendiri yang mendadak minta tolong ke saya untuk menemani Pak Benua ke birthday party teman Pak Benua dan Pak Benua bilang sendiri akan menje

  • SUAMIKU BOS GILA   Bertemu Dua Wanita

    “Sudah mandi belum kamu?” tanya Benua setelah menghentikan langkahnya di depan Biru yang pagi ini sudah menyambut di depan ruangan kerja.Biru yang sudah berdandan rapi dengan penampilan khasnya, rambut dikucir satu dengan sedikit poni, mengenakan blazer hitam, rok hitam, dan pantofel mengilap, terkesiap mendengar pertanyaan bosnya.Biru tak habis pikir, bosnya akan melontarkan pertanyaan semacam itu.Apalagi pertanyaan itu terlontar dari mulut pria yang selalu membanggakan dirinya sebagai pria terhormat.“Tentu saja sudah Pak,” jawab Biru tenang walaupun kesal setelah mendengar pertanyaan tak bermutu dari Benua semula.“Oh … sudah ya. Saya pikir belum, soalnya bentukan muka kamu masih begitu saja.”“Heh begitu saja bagaimana Pak?” Biru melongo sempurna. Tak paham maksud ucapan Benua tadi.“Ya mukamu begitu-begitu saja."“Begitu saja bagaimana Pak maksudnya?” Biru menuntut penjelasan. Masih pagi dan Biru sudah dibuat pening untuk mencerna ucapan bosnya.Benua mengangkat kedua bahunya,

  • SUAMIKU BOS GILA   Bos Gila Pengin Menikah

    “Dengerin gue baik-baik, Biru. Gue minta lo datang ke taman malam ini untuk bilang kalau gue mau putus dari lo. Hubungan kita selesai malam ini!” Handika, pria yang sudah menjadi kekasih Biru selama 4 tahun menegaskan dengan suara lantang kata putusnya di depan Biru.Biru masih mengatur napasnya yang ngos-ngosan setelah tadi berlari dari parkiran menuju taman tempat kekasihnya menunggunya.Dia pikir Handika memintanya bertemu malam ini karena kangen, dia dan pria itu sudah tidak bertemu selama dua bulan. Nyatanya pria itu melontarkan kata putus.Biru masih lemas dan hampir pingsan setelah mendengar kata “putus” yang kekasihnya lontarkan.“Aku nggak mau putus dari kamu. Aku—““Gue udah benar-benar muak sama lo yang selalu mentingin bos lo, mentingin adik-adik lo, dan satu lagi, lo perempuan yang ngebosenin!” Handika menegaskan tajam di depan wajah Biru.“Sok-sokan selalu nolak setiap gue ajak ci*man padahal lo pasti udah tidur sama bos lo. Makanya lo nurut terus sama dia. Cih!” Handika

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status