Share

BAB 41

Penulis: Devi Andriani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-03 08:30:38

SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3

BAB 41

PoV: Reno

“Nanti kau akan tahu artinya setelah Atik melalui masa iddahnya,” jelas Arlan sambil tersenyum dan sesekali melirik pada Atik.

Dadaku rasanya terbakar melihat kemesraan lirikan mata mereka berdua.

“Memangnya kapan masa Iddah Atik selesai?” tanyaku sambil menahan nyeri di hati.

“Nanti, setelah empat bulan sepuluh hari,” jawab Arlan.

Mataku membola mendengar jawaban Arlan, kurasakan darahku seperti berdesir. “Sembarangan kamu, Arlan! Memangnya Atik itu cerai mati. Aku menceraikannya dalam keadaan hidup.”

Kulihat Bu Weni dan Atik tertawa sambil menunduk.

“Sudah-sudah, ini sudah malam, lebih baik kita masuk ke rumah masing-masing!” Bu aWeni menarik tangan Atik, disusul oleh Arlan yang masih menertawakan aku.

*

Malam ini aku gelisah kembali. Apa lagi ucapan Arlan terngiang terus di telingaku. Memang benar kata orang. Penyesalan selalu datang di akhir. Aku yang kurang bersyukur mempunyai istri cantik dan sabar seperti Atik kini merasakan akibat peli
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3    Bab 44

    SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 44PoV: Atik***Pagi sekali aku memutuskan untuk kembali ke rumah Bu Weni, selain cemas, perasaan tak enak padanya menghantuiku sepanjang malam.Sebenarnya Bu Weni tak mengizinkan, walau aku sudah memberi penjelasan demi kebaikan kita semua, tetap saja ia memasang wajah cemberut ketika aku mencium punggung tangannya saat berpamitan pulang. Tetapi, walau ia memberikan wajah seperti tak rela aku pergi, ia tetap meminta Mas Arlan untuk mengantar aku dan ibu dengan selamat sampai depan rumah.Pagi ini, aku pergi sendiri ke rumah Bu Weni menggunakan ojek tanpa ditemani Ibu. Ibu bilang ia tak mau ikut karena tak enak jika nanti bertemu lagi dengan Pak RT. Aku memaklumi.Sampai di rumah Bu Weni. Segera aku membuka pagar yang tak pernah ia kunci. Aku juga melihat lampu teras yang masih menyala. Apa Bu Weni belum bangun? Atau ia hanya lupa mematikan? Perasaanku bertambah tak enak.Segera aku mengetuk pintu dan mengucap salam. Beberapa kali salam kuulang-ulang, nam

  • SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3    Bab 43

    SUAMIKU BUKAN LUKUSAN D3BAB 43PoV: AtikSenyum bahagia tak henti-hentinya mengembang di wajahku, tawa dan canda juga mewarnai sore kami, di sini, di teras Bu Weni, sambil menunggu magrib tiba, Ibu mengakrabkan diri pada Bu Weni yang menjadi penggantinya selama beberapa hari belakangan ini.“Terima kasih atas kebaikannya, ya, Bu Weni, mungkin kalau tidak ada Bu Weni, entah bagaimana nasib Atik, anakku, dikhianati dan didzolimi suami, tidak mempunyai pekerjaan, membayangkannya saja saya jadi sedih.” Senyum Ibu tetap ada, kendati ia sedang mengusut pipi yang terlanjur basah oleh air mata.“Loh, jangan ada air mata lagi, toh semua sudah berakhir. Sekarang ini kita nikmati saja yang ada di depan kita, kebersamaan, kebahagian, juga nanti tidak akan lama lagi mereka yang bersanding di pelaminan,” balas Bu Weni atas ucapan ibuku.Ibuku dan Bu Weni tertawa lagi, sedangakan Arlan, kulihat sedang salah tingkah, entah karena malu mendengar orang tua kami menggoda hubungan kami atau malu ketika

  • SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3    BAB 42

    SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 42Cukup lama aku berada di kamar kecil, pura-pura tidak mendengar dan segera menghentikan merepetnya ibuku.Setelah tak terdengar lagi, barulah aku keluar untuk menyalakan mesin motor beberapa menit sebelum menggunakannya ke sekolah. Saat itulah aku melihat pemandangan yang cukup menyita perhatianku.Seorang Ibu kira-kira sepantaran ibuku. Sedang memeluk Atik dengan suara tangis yang terdengar pilu. Siapa beliau?Jiwa ingin tahuku meronta, maka aku berniat menghampiri mereka.Kudekati mereka kemudian bertanya, “Dek, ada apa?” tanyaku.Atik dan Ibu itu merenggangkan pelukan mereka. Keduanya menghapus jejak air mata di pipi masing-masing.“Ini, Mas, ini ibuku,” jelas Atik.Ibu itu tersenyum dan mengangguk.“Oh, ibu mertua.” Segera aku menarik dan mencium punggung telapak tangan wanita paruh baya di depanku.Ibu itu menatapku heran. “Dia siapa, Tik?” tanya ibunya Atik.“ini Mas Reno, Bu. Mantan suami Atik,” jelas Atik dengan terbata.“Oh, lelaki yang dicerit

  • SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3    BAB 41

    SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 41PoV: Reno“Nanti kau akan tahu artinya setelah Atik melalui masa iddahnya,” jelas Arlan sambil tersenyum dan sesekali melirik pada Atik.Dadaku rasanya terbakar melihat kemesraan lirikan mata mereka berdua.“Memangnya kapan masa Iddah Atik selesai?” tanyaku sambil menahan nyeri di hati.“Nanti, setelah empat bulan sepuluh hari,” jawab Arlan.Mataku membola mendengar jawaban Arlan, kurasakan darahku seperti berdesir. “Sembarangan kamu, Arlan! Memangnya Atik itu cerai mati. Aku menceraikannya dalam keadaan hidup.”Kulihat Bu Weni dan Atik tertawa sambil menunduk.“Sudah-sudah, ini sudah malam, lebih baik kita masuk ke rumah masing-masing!” Bu aWeni menarik tangan Atik, disusul oleh Arlan yang masih menertawakan aku.*Malam ini aku gelisah kembali. Apa lagi ucapan Arlan terngiang terus di telingaku. Memang benar kata orang. Penyesalan selalu datang di akhir. Aku yang kurang bersyukur mempunyai istri cantik dan sabar seperti Atik kini merasakan akibat peli

  • SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3    Bab 40

    SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 40“Nih!” Atik mengulurkan tangannya yang memegang smartphone ke arahku.Aku mengambilnya. Kulihat layar benda itu masih dalam mode terhubung dengan si pemanggil telepon.“Memang siapa yang nelpon?” tanyaku pada Atik, ada ragu dalam hati untuk berbicara dengan si penelpon.“Nggak tahu, nggak ada angin nggak ada hujan dia bilang aku sebagai komplotan penipu.”“Penipu?”“Lebih jelasnya lebih baik Mas yang berbicara!” titah Atik.Segera kutempelkan benda pipih dari tanganku ke telinga.“Hallo!”“Ya, Hallo! Ini pasti Pak Reno, kan?” Terdengar suara laki-laki.“Iya, betul. Ini siapa?” Ada firasat tidak enak menyelimuti hatiku mendengar suara pembicara dari seberang telepon.“Pak Reno. Cepat bayar hutang pacar Bapak. Katanya dia nunggu transferan dari Pak Reno. Saya sudah capek ini nungguin dari tadi, berbelit-belit dan banyak alasan. Kalau tidak bayar hutang sekarang juga, nanti pacar Bapak saya gelandang ke kantor polisi, mau?” Pria yang berbicara di seberang

  • SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3    Bab 39

    SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 39“Memangnya kamu sudah sampai mana dan di bengkel mana? Biar nanti aku jemput dan mengantarkanmu langsung pulang ke rumah.” Cemas juga hatiku mendengar kabar dari Melia.“Sudah setengah perjalanan menuju rumah kamu, Mas. Kamu nggak usah jemput, akan butuh waktu lama jika aku menunggumu. Aku cuma butuh uang saja sekarang,” jelasnya. Mungkin agar suaranya terdengar jelas olehku. Karena tadi aku bilang suaranya Melia berbicara berbarengan dengan deru mobil di pinggir jalan.“Bersabarlah, tunggu aku, ya! Aku juga ingin lihat kondisimu dan mobilmu.” “Mas! Aku bilang nggak usah ke sini. Aku cuma mau pinjam uang kamu, aja, kok. Nanti akan langsung aku kembalikan jika aku sampai rumah,” ucap Melia terdengar panik.“Akan aku beri, cuma aku pengen lihat keadaanmu dan mobilmu yang rusak. Itu aja kok susah amat.”“Kamu yang susah amat. Cuma mau minjem uang aja ribet banget urusannya, dasar pelit!” Melia mematikan sambungan teleponnya.Aku mengedikkan bahu. Memangny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status