Share

35b

Enggak enggak. Aku gak boleh punya pikiran ke sana. Semua itu pasti karena Ilham adalah anaknya Mas Hilman, Abang Hanan.

"Kebiasaan. Kalau lagi ngobrol, pasti ujung-ujungnya bengong!" Hanan mengibaskan tangannya pelan di depan wajahku.

"Eh, enggak, kok. Aku cuma gak pernah nyangka aja kalau hidupku akan seperti ini. Rumah tangga berantakan. Ujung-ujungnya harus ninggalin anak untuk mencari nafkah," tuturku diakhiri senyum getir.

"Semua itu ujian hidup, Ra. Gak ada satupun orang yang lepas dari ujian. Percayalah, ujian itu akan membuat hidupmu menjadi lebih kuat dan lebih baik. Orang yang pergi, akan Alloh ganti dengan yang jauh lebih baik. Jangan pernah putus asa," tutur Hanan bijak.

"Tumben ngomongnya bener." Aku meliriknya sambil tersenyum lebar.

"Baru nyadar ya, aku kalau ngomong selalu bener. Kamu aja yang menanggapinya gak pernah bener," timpal Hanan.

"Lah, kok jadi aku," protesku.

Tiba-tiba saja sebuah klakson terdengar dari sebrang sana.

"Noh, duren ngelaksonin!" Hanan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status