Share

Bab 8

Aku duduk berjongkok di depan pembakaran dengan mata menerawang. Teringat perkataan Hanan beberapa tahun yang lalu. Saat itu, di sore hari yang sedang hujan dengan cukup deras, dia datang ke rumah dengan mengendarai motornya. Beruntung dia mengenakan jas hujan hingga tak basah kuyup meski sebagian tubuhnya tetap saja ada yang kebasahan.

"Hanan!" Aku menatapnya dengan kening berkerut saat membuka pintu. Dia berdiri dengan tubuh sedikit menggigil karena kedinginan. "Buruan masuk!" lanjutku sambil berbalik.

Hanan pun masuk ke dalam rumah mengikuti langkahku.

"Tunggu bentar, ya. Aku bikinin teh panas dulu!" Aku berjalan cepat menuju dapur. Kasian melihat tubuhnya yang gemetar.

Setelahnya, aku kembali lagi ke ruang depan menghampiri Hanan dan menyerahkan teh panas itu ke tangannya.

Hanan menggenggam cangkir berisi teh panas itu seolah mencari kehangatan. Beberapa saat kemudian dia menyeruputnya dan keadaannya mulai terlihat membaik. Tak gemetaran seperti tadi.

"Kamu ngapain ke sini? Hu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Martin Elisa
Gila emg,, esmosi bgt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status