Share

Bab 9

Mendengar ucapan pedas ibu mertua, rasanya aku tak sanggup sekedar untuk menelan makanan yang terlanjur masuk ke dalam mulutku. Gegas aku mengambil gelas berisi air putih, lalu meneguknya hingga tandas untuk mendorong nasi yang belum sempat aku kunyah. Saat melewati tenggorokan, nasi itu terasa bagai butiran pasir yang begitu menusuk.

Ditegur langsung di depan Mas Hilman dan Anita seperti ini, rasanya seperti sedang dikuliti sedalam-dalamnya. Perih, hingga begitu menusuk ulu hati. Sepasang mataku rasanya memanas dan langsung mengabur tertutup kabut air mata yang mulai menggenang.

"Bener apa yang dikatakan ibu, Ra. Kamu gak perlu cemburu berlebihan apalagi sampai berpikir yang tidak-tidak." Mas Hilman menimpali. Dia pasti merasa senang karena mendapat dukungan dari ibunya sendiri.

"Astaghfirullah, Bang. Harusnya Abang tuh mengerti perasaan istri sendiri. Kalau bukan Abang, siapa lagi yang akan ngertiin Zara." Tiba-tiba saja Hanan sudah berdiri di ambang pintu. "Ibu juga. Bukannya me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lismy Hayati Dicky
Mending cerai aja Zara sama Hilman
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status