Share

Bab 7

Merasa risih dengan tatapannya, aku buru-buru berbalik lalu pura-pura mengambil beberapa cangkir untuk membuat kopi dan teh manis.

"Mau dibuatin kopi atau teh?" Aku bertanya pada Hanan untuk mengalihkan pertanyaannya.

"Gak perlu. Aku bisa bikin sendiri," jawabnya sambil kembali mengambil potongan brownies. "Kenapa pertanyaan yang tadi gak dijawab? Abangku memperlakukanmu dengan baik, kan? Kamu bahagia nikah sama dia?"

Ah, ternyata dia masih saja menanyakannya.

"Tentu saja Mas Hilman memperlakukan aku dengan baik. Dia sayang banget sama aku." Aku menjawab sembari mengaduk kopi hitam di hadapanku. Tak sedikitpun berani menatap mata Hanan yang masih berdiri di belakang. Entah kenapa dia selalu saja tau jika aku sedang berbohong.

"Syukurlah. Tak sia-sia aku melepas—. Eh, aku ke depan dulu, ya. Belum nemuin Mas Hilman nih!" Tiba-tiba saja dia bersikap seolah menghindari mengatakan sesuatu.

"Oh, oke. Aku juga udah selesai, kok!" timpalku meski masih penasaran dengan apa yang ingin dik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status