Share

Bab 4 gelud dengan mantan Rhoma

4

Kapan aku akan hamil ya, dududu. Rhoma masih tertidur. Aku akan membuatkan sarapan untuknya. Nasi goreng plus telur ceplok cinta, hiya hiya.

"Rhomaaa suamiikuuu bangunlah, sarapan sudah siap"

Ternyata dia sudah mandi, huu dasar.

Dia berteriak dari dalam kamar mandi.

"Ani ambilkan aku handuk, aku lupa"

"baiklah suamiiikuuuu"

"jangan memanggilku seperti itu" ketus Rhoma.

Sangat tidak bisa romantis, mengapa pagi-pagi sudah memarahiku, memangnya aku melakukan kesalahan apa? Apa salahnya memanggil suamiku, apa dia malu? Ahhh pasti dia malu.

"Apakah aku harus masuk kedalam kamar mandi?"

"Tidak usah kau disitu saja, mana handuknya?"

"Aku kan sudah lihat semua tubuhmu itu, bagaimana kalo sekarang aku lihat. Ayolah kau jangan pelit-pelit"

"JANGAN MENDEKAT"

"Kau ini buta, bagaimana bisa kau tahu kalau aku sedang mendekat"

"Aku mempunyai insting seperti hewan aslan"

"Huuu halu"

Sarapan sudah kusiapkan, dia memakannya dengan lahap. Aku hanya melihatnya, bagaimana bisa dia begitu tampan.

Astaga, sungguh terpesona dibuatnya.

Aku mencoba memegang tangannya untuk salim. Malah ditarik kembali, lalu ku tarik kembali, dengan dia dimasukkan kantong. Aku pergi meninggalkannya karena kesal, lalu cuci piring.

Dia sudah berangkat kerja, aku ingin pergi ke Mall. Biar sopirku kerja kerja, juga biar gak jenuh. Seperti biasa pengawal mengikuti kami.

Aku membelikan baju untuk sopir dan pengawalku. Mereka semua sangat kaku dan formal. Aku paksa mereka untuk berbelanja. Akhirnya lumer juga para kanebo kering.

Aku ajak main di lantai atas, huu mereka semua bersenang-senang juga denganku. Selepas itu kami makan. Dan wah mereka makan dengan lahapnya.

"[Nyonya, nanti malam ada pesta peresmian anak perusahaan. Tuan ingin Nyonya ikut. Bersiaplah]"

"[baiklah]"

Aku sungguh gugup sekali, disitu akan banyak orang penting. Bagaimana nanti aku menghadapi mereka. Sudahlah tenang!

Sesampainya dirumah, semua busana sudah disiapkan. Bahkan ada tukang make up juga.

Wah aku langsung disuruh mandi. Aku disuruh gonta ganti dress panjang.

Dengan suara melambai

" hey cepetan, bawa itu kesini"

Dia menunjuk gaun putih kristal mewah. Gila berat banget.

Aku disuruh memakai, dan komentarnya sangat menyebalkan.

"jangan deh, kayak Cinderella kelelep baju"

Aku masih sabar, lalu dia tunjuk lagi gaun panjang warna ungu.

"Aww jangan deh, kayak sambel terong" ucapnya dengan wajah aneh.

"coba warna biru, yang itu" ucapnya melambai.

Aku masih sabar, dan keluar lagi dengan wajah flat.

"iyyuh..kayak anak kecil. Jangan deh"

"HEH BENCONG, LU KIRA GAK CAPEK APA GONTA GANTI BAJU"

aku mengambil sembarang gaun, dan itu warna pink. Gaun panjang sampai kaki ku tidak terlihat.

"aww galak amat sih, istrinya CEO kita. Eyke sedih dikatain bencing"

"heh mau gak mau, aku tetep pake yang pink ini. Ga ada ganti-ganti lagi"

Aku keluar dan si bencing itu baru bilang wow.

"Wah, selera yang bagus! Eik suka, sini tak make up"

"awas jangan tebel-tebel. Jangan resek ya"

Aku bercermin, siapa ini? Apakah Ani? Wahh.

"gimana? Bagus kan? Uuuhhh eik gitu loh"

Andai Rhoma bisa melihatnya, dia akan tahu bahwa aku bisa cantik juga.

"Rhoma, aku sungguh gugup"

"Kau punya rasa gugup?"

"punya lah" ketusku.

"kau adalah tuan rumah, tidak usah gugup"

"aku takut membuatmu malu"

"halah, santai aja"

Rhoma menemui para tamunya, aku diajaknya juga. Aku hanya diam, jika ada yang bertanya padaku, langsung disambar Rhoma.

Jadi, aku tidak perlu menjawab.

Saatnya aku seorang diri, Rhoma berjalan kedepan podium. Dia mengumumkan siapa saja yang menjadi petinggi di perusahaan itu.

"istrinya, Rhoma ya?" tanya wanita cantik.

"iya"

"kamu harus hati-hati sama yang pakai baju biru soft" dia menunjuk wanita tinggi.

"Ah memangnya kenapa?"

"Haduh, kau benar-benar tidak tahu? Dia itu yang akan dijodohkan Maminya Rhoma. Bahkan Romo sudah setuju. Rhoma juga sudah mau, tapi kecelakaan itu membuat wanita tinggi itu, enggan berjodoh dengan Rhoma"

Aku sudah tidak peduli dengan wanita yang pernah singgah di hatinya, intinya sekarang dia milikku dan aku miliknya.

"Aku tidak resah dengan dia ada disini, Rhoma pun tidak akan menengok padanya lagi. Karna dia sudah mempunyai istri yang cantik dan" Aku diam sebentar lalu berbisik.

"....Dan jago diranjang, Rhoma sangat menyukai itu" Ucapku dengan nada menggoda serta memilin rambut.

"Hiiii dasar wanita aneh, dibilangin malah narsis"

Lalu dia pergi, aku rasa dia hanya ingin mengomporiku. Huu dasar wanita unfaedah.

Perasaanku dag dig dug tatkala grup wanita yang aduhai menghampiriku juga ada wanita tinggi itu. Alahmak, mau ngapain mereka.

"Istrinya Rhoma ya?" Ucapnya dengan sinis dan melihatku.

Aku pun tak mau kalah sinis.

"Iya dong, siapa yah?" Ucapku sambil menyilangkan kedua tanganku.

"Woho lihatlah lagaknya, pelayan ayam geprek aja belagu. Nih lihat Anita lulusan luar negeri dengan background tertata"

"Ups... Suka sama suamiku ya. Nyatanya Rhoma hanya doyan denganku! Jika dia memang menarik, pasti Rhoma akan menikahinya. Apa pula pelayan ayam geprek, toh sekarang itu sudah jadi milikku. Sekarang aku owner" Ucapku dengan melihat mereka semua dan berkacak pinggang.

Tiba-tiba salah satu dari mereka menyiramku dengan minuman beralkohol rendah.

Tidak kalah sengit, aku mengambil sup tiram lalu kutumpahkan ke dadanya.

Dia berteriak, semua mata memandangku. Dia menjambakku dibantu dua temannya.

Wah, aku yang anak kampung sering gelut, jiwa sok pendekar ku muncul.

" Hiiiyaaa ciat ciat" Ucapku dengan teriak. Kucabik-cabik dressnya, lalu yang satunya ku tonjok hidungnya, hahahaha.

"HEYY LEPASKAN AKU, DASAR WANITA ANEH"

"Aduh hidungku yang baru filler aaa huhuhu"

Kulepaskan dengan dorongan kuat, hingga dia tersungkur di depan orang banyak. Semua menatap kami. Kini aku bukan bak putri tapi kayak wewe gombel.

Mereka semua berbisik dan melihatku. Ah PD aja kali, toh aku gak salah.

"Rhoma itu kan Istrimu? Sungguh memalukan, dia kira disini pasar, bisa seenaknya ngeroyok orang" Ucap salah satu kolega Rhoma.

"Heh...mata kau tak lihat? Mereka berdua yang ngeroyok aku duluan"

Dia hanya mencebik dan menghindar.

Tiba-tiba Hanggara sudah menggandengku.

"Ahh Tuan Hanggara, boleh minta nomernya gak?" Seru 5 wanita jelek di depanku.

Hanggara memelototi wanita itu, dia bilang

"Enyah kau"

Aku tersenyum sombong pada wanita-wanita tak tahu diri itu.

Aku berjalan penuh kemenangan, namun Rhoma tidak menggubrisku. Apa dia malu?

" Hanggara, ada apa dengannya? Kenapa dia hanya diam saja"

Hanggara pun tidak menjawab, dia menyuruh sopir untuk membawaku pulang.

"Aaaaa semuanya menyebalkan, aku tidak suka"

Aku merebahkan diri di sofa lembut milik Rhoma.

Aku melepas semua yang kupakai, Rhoma pasti marah padaku. Aku terlalu bar-bar sebagai wanita, itu acaranya dia pasti malu.

Bahkan dia tidak membelaku, tidak berkata sepatah kata pun.

***

Wanita bar-bar seperti itu yang kau nikahi Rhoma?

Sungguh tidak bermartabat, tidak anggun sama sekali.

Aku mencintaimu tapi aku tidak menerima kebutaanmu. Andai kau sudah mengoperasi matamu itu, hari ini kau tidak akan dipermalukan dengan menikahi gadis aneh seperti Ani.

Nilai saham mu juga tidak akan turun.

"Anita, dia tidak lebih baik denganmu. Bahkan kau jauh diatas sana jika dibandingkan dengan dia" Ucap temanku.

"Jelas lah, dia itu siapa. Tidak tahu malu, bisa-bisanya dia berbuat seperti itu. Mudah di provokasi. Memanglah teman-teman ku paling sip"

Lihat saja Ani.

***

Rhoma sangat kesal hari ini, begitupun Ani. Nilai saham Rhoma turun, tiba-tiba investor asing membatalkan kontrak. Pikir Rhoma ini semua gara-gara Ani.

" Jika saja aku tidak mengajaknya." keluh Rhoma

Dimana dia sekarang? Aku sungguh lelah, sebenarnya ada apa dengannya?

Dikamar tidak ada, di kamar mandi tidak ada, ruang TV tidak ada, dapur tidak ada, pos satpam juga tidak ada.

Merajuk lagi? Seharusnya aku yang marah padanya, membuat acaraku rusak.

Tiba-tiba hidungku mencium bau busuk.

"Sialan bau apa ini?"

Aku mencari-cari dan mengendus-endus.

Terdengar suara.

Tiiiiiiiiiiiittttttt panjang sekali, terakhirnya duuuoootttt.

"ANI, YANG KU ENDUS-ENDUS TADI, ITU BOM MOLOTOV MU? KELUAR KAU"

cih sungguh ternoda hidungku ini.

Dia sembunyi di pojokan dekat vas tanpa suara. Pantas saja aku tidak bisa mendengarnya.

"APA?" BENTAKNYA.

Sial, mengapa lubang ini tidak bisa diajak kompromi.

"Kau sudah merusak acaraku tadi!"

"apa kau tahu berapa kerugian yang diakibatkan olehmu? 3T!!"

"Rombongan Anita yang memulai duluan, aku disiram dengan vodka"

"Kenapa kau tidak keluar atau meminta bantuan Hanggara?"

"Aku hanya membalas dengan menyiram sup tiram lalu mereka berdua mengeroyokku sekaligus, kau juga sebelumnya merusak acara reuniku. Aku bahkan tidak marah, dan aku mengakuimu sebagai suami. Tapi lihatlah, kau sekarang bahkan memusuhiku dan malu mengakuimu sebagai suamiku. Ceraikan saja aku Rhoma. Aku memang tidak baik untukmu" Ucap Ani gemetar.

Derap langkahnya kian menjauh, Ani sangat kecewa terhadap perlakuan tidak adil Rhoma.

"Ani bukan begitu maksudku"

Ani bukan begitu maksudku, aku hanya kesal dan marah telah kehilangan banyak uang. Aku tidak malu mempunyai istri sepertimu.

Kau salah sangka, apa mereka telah memprovikasimu? Sehingga kau membela diri dan berbuat onar.

Aku melangkah ke kamar, kemungkinan dia sudah tidur. Apa aku sungguh menyakiti hatinya?

Dia hanya diam, bahkan saat ini tidurnya teratur tidak seperti kemarin kaya kuda lumping.

Kurasakan dia terlalu minggir ke tepi, bagaimana kalo nanti dia jatuh.

"Ani , menengahlah kau akan jatuh jika terlalu ke tepi"

"......." Dia hanya menggesernya, tanpa menjawab.

Netra ini gelap, tapi aku masih membuka mata. Jika saja mata ini berfungsi, aku tidak akan membiarkan Anita merudung Ani.

Ani meminta cerai, mengapa aku membuatnya bicara seperti itu.

Di pagi hari, dia tetap seperti biasa membuatkanku sarapan. Namun kali ini tidak ada teriakannya.

Rumah sunyi, senyap, dan tenang. Hanya ada suara tabrakan sendok dan piring.

"Ani, aku berangkat dulu"

Kali ini aku pamit padanya, biasanya 

aku tidak pamit padanya.

Halah, kenapa harus pamit? Kenapa perasaanku tidak enak?

"Ani, nanti kau akan mengantar makan siang kan?" Ucapku sebelum keluar.

"Iya.."

Dasar wanita memang sulit dimengerti, dikit-dikit marah, dikit-dikit ngambek. Lelaki memang tempat salah.

Ani yang ditinggal Rhoma ke kantor. Bergumam sendiri di dapur sambil memasak untuk makan siang.

"Memang laki-laki tidak pernah mau mengerti, hiiiihhh" Sebal Ani dengan memotong cabai dengan cepat.

Aku akan menyuruh sopir, untuk mengantar makan siang Rhoma. Aku takut dia masih malu di depan karyawannya. Aku tidak menyangka dia malu mengakuiku.

Kalo begini, mending aku makan bubur di temanku, dia lebih enak diajak ngobrol.

"Pak , ini tolong antar ya ke kantor Tuan. Saya mau ketempat teman dulu"

"Baik, Nyonya"

***

Sudah jam segini, dia belum datang juga. Rhoma menunggu dengan cemas. Dia membenarkan baju dan menata rambutnya. Tentu saja ingin terlihat rapi di depan Ani.

"Hanggara, bagaimana penampilanku?"

"Sudah baik Tuan" Ucap Hanggara dengan tegas. Didalam hati Hanggara, kenapa dia menanyakan penampilan.

Tok..

Tok..

"Masuklah" Ucap Hanggara.

"Tuan, ini makan siang dari Nyonya Ani"

"Kenapa kau yang mengantar? Dimana Nyonya"

"Nyonya ketempat teman katanya Tuan, saya permisi"

Sopir itu pun keluar dengan hati yang dag dig dug ser.

Tiba-tiba Hanggara berteriak, dan membuat Rhoma terhentak.

"SAYA AKAN MENCARI NYONYA"

"Dasar kau, tidak bisakah kau pelan-pelan"

"Tidak usah mencarinya, biarkan dia"

Rhoma sangat kecewa, tapi dia tetap memakan masakan Ani. Meskipun yang Ani masak adalah masakan kampung. Dia tetap suka, hari ini Ani memasak cah kangkung, goreng ayam serta tempe.

"AHH TUAN SAYA MENGETAHUI DIMANA NYONYA"

"AKU TIDAK PEDULI DIA DIMANA"

"Tapi Tuan"

***

"Hey Adam aku akan membantumu hari ini"

"Baiklah, nanti ku bayar dengan semangkuk bubur spesial"

Ani membantu Adam menyuguhkan bubur untuk para pembeli, Adam pun sangat senang ada yang membantu.

"Mana buburku Adam?"

"Ini dia, makasih ya buburku sampai habis tidak tersisa"

"Besok-besok aku akan kesini lagi"

Drap..

Drap..

Drap..

Pengawal Rhoma membawaku dengan paksa.

"Heh, lepaskan aku. Adam aku pulang dulu"

"Oke, huft dasar istri orang kaya"

***

Sungguh menyebalkan, dia bilang tidak peduli. Tapi sampai membawa semua pengawalnya untuk menjemput Ani.

Sungguh memalukan, aku dan Rhoma memantau Ani sedang makan bubur di tempat temannya. Ku ajak turun dia gak mau.

" sungguh terlalu!" Ucapku dengan nada Pak Haji Rhoma Irama.

"kita pulang"

Dia nampak tidak suka dan marah, akan terjadi perang dingin lagi.

***

"APA KAU SUDAH TIDAK WARAS, MENGAPA KAU DENGAN TUKANG BUBUR ITU? MEMBUAT MALU SAJA"

"EMANG MASALAH?? APA KAU CEMBURU? APA KAU SUDAH MENCINTAIKU"

"Sii-apa bilang aku mencintaimu, aku hanya..aku hanya.."

"Halah sudah diam, aku hanya aku hanya..hanya apa. Dasar kau laki-laki tidak pernah mengerti istrimu!"

"Jika kau tidak mencintaiku yasudah, aku pun tidak mengapa! Uruslah urusanmu sendiri. Tidak perlu mengurusiku. Kau bisa pertimbangkan untuk menceraikanku"

"Dasar wanita bodoh, cerai saja yang kau bicarakan"

Rhoma marah dan berjalan dengan cepat, dia kesandung kaki meja lagi. Dan menabrak Ani.

"Aaaaa... " Teriak Ani.

"Aduh" Rhoma mengaduh.

"Apa yang kau lakukan Ani, cepat lepaskan aku"

"Hey, siapa yang memegangmu, jangan geer. Turunkan tingkat kepercayaan dirimu itu"

Ani langsung mendorong ku.

"Aduh, Ani sialan! Aku sudah jatuh malah kau dorong"

"Kau bilang suruh lepaskan, ya aku lepaskan lah"

Huh mereka berdua perang dingin lagi. Suasana sangat sepi. Rhoma hatinya tidak bisa ditenangkan. Dia ingin sekali memperbaiki keadaan.

Aha..aku akan mengajaknya keluar sebentar.

"Ani antarkan aku ke bawah makan bakso didepan"

"Makanlah sendiri, nanti kau malu jalan denganku. Suruh Hanggara saja"

"Ini bukan jam kerja, kau tahu kan!"

"Aku belikan saja, kau tunggu disini"

Rhoma memegang tangan Ani yang hendak pergi.

"Tidak mau, aku ingin makan disana"

"MAU MU INI APA SEBENARNYA? MAKAN SENDIRI GAK MAU, NYURUH HANGGARA GAK MAU, AKU BELIKAN GAK MAU. KAU AKAN MALU JIKA JALAN DENGANKU. OTAKMU TERBUAT DARI APA, BEBAL SEKALI"

"APA KAU BILANG, KAU BERTERIAK LAGI DENGANKU? BEBAL? YANG BEBAL ITU KAU BUKAN AKU!"

Sial kenapa aku harus ikut berteriak, gak kelar-kelar ini masalah kayak main uler tangga. Udah sampai finish balik lagi karena dadunya kelebihan.

"ehem maksutku kau ini kan istriku, kau harus menuruti suamimu, begitu"

"BAIKLAH BAIKLAH AYOH"

"Mengapa kau jalan duluan, aku ingin kau gandeng"

"Apa? Biasanya juga jalan sendiri"

"Nanti kau akan berteriak lepaskan aku lepaskan aku, huh"

"Aku kan buta, mengapa kau tega sekali berkata seperti itu"

"Halah gak usah sok melas, semalam kau malu mengakui ku. DIAM KAU!"

Hadeh, dasar wanita bodoh. Apa dia tidak bisa merasakan cintaku. Dikit-dikit berteriak, dikit-dikit menyudutkan aku.

Kami didalam lift berduaan, suasana yang romantis, dia tidak melepaskan tangannya. Aku senyam senyum sendiri, aku tidak menyadarinya bahwa Ani masih ada denganku. Terlarut dibawa suasana.

"Heh, ada apa kau senyum seperti itu? Jangan-jangan kau kerasukan setan di lift ini. Aaa lepaskan aku, lepaskan aku..tidaaakkk tolong tolong"

Dasar wanita aneh, aku membengkap mulutnya dan kupeluknya kedalam dekapanku. Dia masih saja melawan.

"emmm emmmemm"

Tiiingg

Pintu lift terbuka, dan ada orang. Mereka ternganga. Langsung kulepaskan Ani, dan kudorongnya menjauh.

"Aish dasar kau"

Kutarik tangannya keluar lift.

"Apa kau bodoh?"

"Maafkan aku" ucap Ani.

"kali ini kau yang berteriak lepaskan aku,lepaskan aku huh dasar tidak tau malu"

"Ani, aku gandeng lagi"

Dia menggandengku lagi, perasaan ini sungguh melayang oleh gadis sederhana.

Bukankah, ini belum pernah aku rasakan.

Jangan lagi hal seperti ini menghilang.

"Ani, tolong kau suapi aku, aku takut muncrat saat membelah baksonya"

"apa kau tidak lihat, disini sangat ramai. Apa kau tidak malu. Dasar laki-laki muka tebal"

"Aku tidak bisa melihat mereka, apa kau sengaja menghinaku"

"MAKSUTKU, AKU ITU MEMBERITAHUMU"

"Sekarang kau yang tidak punya malu, ditempat umum seperti ini kau teriak-teriak pada suamimu yang buta. Dasar wanita muka tembok" Ucapku membalas perkataannya dengan tangannya tetap ku pegang.

Mungkin saat ini wajahnya kesal, tapi aku tetap di suapinya. Rasanya melegakan dia tidak malu menyuapiku di tempat ramai. Sesekali dia mengelap mulutku dengan tisu. Dia memberiku minuman es jeruk, sedotannya pun diletakkan dimulutku. Hatiku sungguh senang sekali.

"Ani kau sedang makan apa?"

"Sekarang ganti aku yang makan ya Rhoma"

"Bang, mi ayam 1, baksonya 2 mangkok, plus ceker lunaknya 5"

"Siap Neng"

Aku terbelalak, untuk apa dia pesan sebanyak itu.

"Hey, untuk siapa kau pesan sebanyak itul

"Ya untukku lah"

"Apa? Dasar edan, rakus sekali kau. Jangan banyak-banyak"

"Apa kau sekarang menjadi suami yang pelit Rhoma? Huhu aku tidak menyangka, ternyata kau pelit"

"Halah, awas kalo sakit perut terus ngerepotin orang"

Aku bisa mendengar dia makan dengan lahapnya. Aku hanya menunggunya sambil minum es jeruk. Kayak orang gak pernah makan setaun aja. Aji mumpung apa bagaimana sih nih wanita aneh.

Tangannya menyuapiku ceker, langsung dimasukan kedalam mulutku.

"Ani..aaaa aku tidak doyan ceker, dasar kurang ajar kamu ya"

"Ceker kan enak, begitu saja marah. Huu dasar pemarah"

"Aku hanya jijik, itu kan kaki ayam yang sering kena tai ayam, hiii" Ucapaku berbisik di kupingnya Ani. Ehh dia malah tertawa.

"Hihihi jangan dekat-dekat, bibirmu itu menyentuh telingaku, dan itu sangat geli"

Aku menghentikan aktivitasku. Kita pulang ke apartemen kami.

Ani tetap menggandengku, dia mempunyai tangan yang kecil dengan jari yang panjang.

Ketika memasuki kawasan apartemen. Tiba-tiba ada Rosmayah dan Ani langsung melepas tangannya dengan paksa.

"Rhoma apakah kau sudah makan malam? Kalau belum marilah makan bersamaku"

Sungguh wanita tidak tahu diri, aku sudah beristri tapi dia terang-terangan mengajakku dinner didepan istriku.

"Aku sudah makan dengan Ani istriku"

"Dimana kau Ani"

"Aku disini Rhoma" Tangannya meraih jariku.

"Lain kali aja kita makan berdua" Goda Rosmaya.

Ani diam, aku pun diam. Kami memasuki lift, dan sudah sampai ke kamar kita.

Pasti dia sedang berpikir yang tidak-tidak.

***

Mengapa perutku sakit sekali, sudah ke tiga kalinya aku buang air.

Huft, ini gara-gara aku rakus. Harusnya aku mendengarkan Rhoma. Apakah dia mengutukku? Ahh benar dia mengutukku! Dasar suami gelay.

"Rhoomaa" Rintihku.

"Haaaa kenapa suaramu seperti zombie, mengagetkanku saja"

"aku sakit perut, tolong rawat aku suamiku" rintihku ala Nenek tua.

"Sudah kubilang aku tidak mau repot, itu salahmu sendiri"

"Tega sekali!!"

Aku meninggalkannya lalu menuju sofa panjang di balkon, aku tidur disana. Aku butuh oksigen segar, setelah menghirup aroma WC.

Tega sekali dia padaku! Jika tidam ada aku, apakah dia akan makan bersama Rosmaya? Melihat mereka bercanda kala itu, kurasa memang betul ucapan Hanggara kalau Rhoma pernah mengejar Rosmaya. Makannya tadi kulepas tanganku, dan sebenarnya aku ingin berlari saat itu. Aku sudah menjauh dari Rhoma, saat Rosmaya berbincang dengannya. 

"Aku rasa memang tidak ada tempat, untuk diriku dihatinya"

Aku menangis dalam gelap malam.

Tidak terasa angin malam membawaku ke alam mimpi.

Ugh, aku merasa perutku ada yang mengelus-elus. Aku mencoba membuka Mata, ah Rhoma.

Aku menutup perutku

"Tidak usah!! Uruslah urusanmu sendiri"

"Aku sudah tidak menyukai Rosmaya, berhentilah berpikir yang aneh-aneh"

"Itu bukan urusanku! Tidurlah"

Dia malah membuka bajuku lagi.

"HEY DASAR KAU MESUM"

"JIKA KAU INGIN BEGITUAN, JANGAN MEMPERKOSAKU. AKU AKAN MEMBERIKAN SECARA SUKA RELA"

"Apa yang kau pikirkan, apa kau sudah tidak waras? Aku ini sedang merawatmu"

"ooohh"

Malu sekali aku, udah salah ngepot lagi.

Aku diam saja saat dia memijat perutku.

Sentuhannya membuatku sangat membahana  juga menginginkannya saat ini juga.

Awww aku berteriak dalam hati.

"Rhoma pijatlah bagian ini, yang ini juga sakit"

Aku mengarahkan tangannya ke dadaku.

412

Seperti kerbau di cucuk hidungnya, dia menurutinya dan memijatnya. Aku sampai merem melek ihiiy.

"Ada apa kau berhenti Rhoma?"

"Kau sungguh wanita tidak waras" Ucapnya sambil meninggalkan aku.

"Apa kau malu? Hey mengapa wajahmu sange begitu? Merah pula!"

"TIDAK TAHU MALU"

"Hey kita ini sudah menikah, mengapa harus tahu malu. Jika kau mau, tinggal bilang saja. Aku akan melayanimu sampai lemas"

"Aaaaa tolong aku Tuhan!!" Ucapnya sambil jalan cepat.

"DASAR LAKI-LAKI BODOH" TERIAKKU PANJANG.

<span;>bersambung...

see you 👇👇👇

jangan lupa 👍👍👍

untuk menghargai penulis 🔥


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status