Share

004 || Pertunangan

Penulis: Diva
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 10:08:38

BAB 4 

"Kalian gak bisa ancem kita kaya gini!" sergah Viana tak terima. Tatapannya menatap marah pada Arthur dan juga Daniel.

"Kenapa engga terima? Yang kita lakuin ini untuk kebaikan kalian juga!" balas Arthur dengan tenang.

"Kebaikan kaya gimana? Kita juga punya hak untuk nolak keputusan kalian ini!" Viana tidak mengerti jalan pikiran Daniel dan juga Arthur. Keduanya tidak pernah mengerti tentang perasaan anak mereka sendiri.

Apakah semua keluarga kelas atas seperti ini? Jika, iya kenapa dirinya yang masih SMA sudah dipaksa menerima perjodohan konyol ini. Viana tidak ingin terikat dengan lelaki yang tidak dia kenali sama sekali. Terlebih ini Sagara, lelaki yang terkenal bringas ketika memimpin tawuran.

"Viana, kamu cukup diam dan nurut! Dengan begitu kamu fasilitas kamu engga akan Papa tarik!" Arthur menyuruh Viana untuk duduk kembali.

Viana duduk dengan perasaan kesal. Dia tahu seperti apa Arthur, tidak ada habisnya terus berdebat dengannya itu. Karena yang menang pada akhirnya tetaplah Arthur.

"Benar, aku tegasin sekali lagi, ya! Kita masih SMA, kita masih punya cita-cita buat masa depan, kita punya hak buat nolak keputusan kalian ini!" Sagara menarik napas panjang, lalu menghembuskan secara perlahan. "Jangan bersikap egois dan mohon jangan memaksa kita untuk nerima perjodohan ini!"

Daniel tampak tergegau dengan penuturan Sagara. Dia menatap lamat lelaki itu yang selalu bisa melawan dirinya. Tapi, kali ini Daniel tidak akan membiarkan iti terjadi. Bagaimanapun caranya perjodohan ini harus terlaksanakan malam ini juga. 

"Kalian hanya menikah. Kami sebagai orang tua juga engga larang kalian buat sekolah dan ngejar impian kalian nantinya!" Daniel berujar sambil menatap Viana, mencoba membujuk lewat tatapan hangatnya. 

Jika, Viana setuju Sagara akan setuju juga. Itu yang ada dalam pikiran Daniel sedari tadi. 

"Tetap saja menikah di usia remaja, apalagi kita masih SMA itu gak umum banget!" balas Viana sembari memutar kedua bola matanya jengah.

Daniel dan Arthur tidak ada bedanya. Keduanya hanya memikirkan keuntungan saja, penolakan mereka tidak didengarkan dan diresapi sejak awal.

"Lagian kalian norak banget pake acara jodohin kita segala!" Sagara menggeleng miris menatap Arthur dan Daniel secara bergantian. "Di jaman modern kaya gini masih aja ada acara perjodohan kaya gini!"

"Sagara, diam!" sentak Daniel tidak bisa menahan diri. 

"Cukup! Pilihannya ada di kalian sendiri. Mau nerima pertunangan ini atau nolak? Kalo nolak berarti siap kehilangan semua fasilitas yang kalian miliki!" Arthur menyeringai tipis, begitu pun dengan Daniel yang tampak puas.

Sagara dan Viana mengepalkan kedua tangannya kuat. Segala bentuk emosi ada dalam diri mereka tertahan dan siap meledak kapan saja. Tidak ada pilihan lagi selain menerima perjodohan ini. Mereka tidak ingin kehilangan fasilitas mewah yang sudah mereka rasakan sejak kecil. 

"Kenapa diem? Cepat kasih jawaban kalian mau pilih yang mana!" Daniel tersenyum mengejek pada Sagara. 

"Kita setuju!" Keduanya menjawab bersamaan dengan nada pelan.

Senyum puas terbit pada wajah Arthur dan Daniel. Daniel mengeluarkan sebuah kotak beludru dengan ukuran kecil, lalu membukanya sehingga menampilkan sepasang cincin dengan permata indah di tengahnya. Cincin indah dengan harga fantasis itu menyilaukan pandangan Viana. 

"Baiklah, karena kalian setuju saatnya kita mulai acara pertunangan ini." Daniel menyerahkan satu cincin pada Sagara.

Menyuruh lelaki itu memasangkan pada jari Viana. Dengan gerakan kaku dan terpaksa Sagara memasangkan cincin tersebut. Setelah cincin itu masuk, Viana buru-buru menarik tangannya dan mengusapnya dengan tisu. Seolah jijik dengan sentuhan Sagara.

Sagara yang melihat itu begitu kesal. Baru saja dia membuka mulut untuk memaki Viana. Arthur menyuruh Viana memasangkan cincin pada Sagara. Viana tampak ogah-ogahan bahkan Viana mendorong cincin itu dengan kasar saat memasangkan pada jari Sagara. 

"Wah, kalian sudah resmi tunangan, ya! Selamat saya senang sekali melihatnya!" Daniel menatap Arthur dengan senyum puas. Rencana mereka berhasil. 

Berbeda dengan Arthur dan Daniel yang bahagia dengan pertunangan Sagara dan Viana. Sedangkan Viana dan Sagara sibuk melempar tatapan penuh permusuhan.

"Mimpi apa gue semalem bisa-bisanya tunangan sama modelan preman pasar kaya dia," gerutu Viana menatap Sagara dengan sinis.

"Gue denger, ya! Lo pikir gue mau-mau aja gitu tunangan sama cewek sakit jiwa kaya lo?" balas Sagara tak kalah pedas. 

"Enak aja mulut lo ngatain gue sakit jiwa!" Viana berdiri dengan wajah tak terima. 

Arthur menggeleng dengan wajah mengeras. Viana tidak bisa menjaga sikapnya di depan Daniel, gadis itu susah diatur dan selalu mempermalukan Arthur dengan kelakuan buruknya. 

"Viana, duduk!" Dengan kesal Viana duduk kembali dengan wajah tertekuk kesal.

"Maaf untuk sikap Viana, dia engga bisa jaga emosinya," kata Arthur tak enak pada Daniel. 

"Engga papa namanya juga remaja sikapnya juga masih labil," balas Daniel penuh pengertian.

"Kalian sudah resmi tunangan, kan? Dua minggu lagi pernikahan kalian akan diadakan!" ujar Arthur mengejutkan keduanya.

Bagai petir di siang bolong, Viana dan Sagara begitu terkejut dengan penuturan Daniel. 

"Apa? Menikah?" teriak Viana tanpa sadar.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
Vina Ama Sagara kayak di samber gledek gak tuh tiba -tiba dua Minggu udah nikah aja ... ngakak so hard .. mantap ceritanya lanjuttt...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   133 || Rachell

    "Lo itu emang anjing, ya?!" Agatha berjalan mendekati sosok perempuan dengan seragam khas SMA Galaksi. Tatapan Arga menunjukan kemurkaan yang tak bisa ditahan lagi. "Gimana hadiah gue? Lo seneng, kan?" Rachell yang menyadari kedatangan Agatha dari balik dinding belakang SMA Galaksi. Dia sudah menunggu wanita hamil itu sejak dua belas menit yang lalu di belakang gedung SMA Galaksi yang terdapat sebuah gang kecil. Di mana ujung gang terdapat sebuah warung makan yang biasa menjadi tempat tongkrongan geng Verdon. Agatha yang murka dengan Rachell. Mengangkat tangannya bersiap untuk menampar wajah angkuh gadis yang merupakan mantan sahabatnya itu. Namun, sebuah tangan kekar menahan pergerakan Agatha. Satya Mahendra— dia yang sejak tadi mengawasi interaksi singkat antara Agatha dan Rachell yang hanya lima menit saja. Segera mendekat saat melihat wanita itu ingin menyakiti gadisnya. "Jaga tangan lo, jalang!" desis Satya dengan nada tajam dan menusuk. Agatha membelalakkan matanya saat m

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   132 || Dendam Rachell

    "Kemarin, gue diculik sama Agatha. Gu—""What the hell?" Teriakan Rachell dan Seyra secara bersamaan menghentikan kalimat Viana yang kini menggantung di udara. Viana kembali menatap kedua sahabatnya yang berada di hadapannya dengan ekspresi datar. Keduanya itu terlaluwbay sejak tadi, tenggorokannya tidak merasakan sakit kah? Sejak tadi berteriak terus seperti Tarzan. Rachell yang biasanya alim, kini ikutan gila seperti Seyra. Apakah karena tidak diberi kabar oleh dirinya semalam membuat keduanya seperti ini?"Brengsek! Jadi, ini alasan muka Lo luka-luka kaya gini?" Seyra segera mendekat pada Viana, dia meraba pelan wajah Viana yang dipenuhi oleh lebam. Tapi dengan cepat sahabatnya itu menepis tangannya dengan pelan. Viana mengangguk. Membuat atensi Rachell menatap wajah Viana dengan tubuh yang dia condongkan agar lebih dekat dengan Viana."Ceritain secara jelas ke kita, Vi!" Dari nada bicara Rachell terdengar menuntut. Ekspresi wajah gadis itu berubah serius dengan sorot mata ya

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   131 || Sekolah

    "Viana, kenapa nomor lo nggak bisa dihubungin, sih? Bikin orang khawatir aja, sih, Viana Rajendra!"Rachel segera menyerbu Viana dengan kalimat yang sudah dia siapkan sejak tadi. Dia menarik gadis yang berstatus sebagai sahabat dekat yang sudah dia anggap seperti saudara sendiri agar duduk di sampingnya. Seyra yang tengah merapihkan buku-buku pelajaran dan peralatan sekolah lainnya di dalam tas. Segera mendekat pada sahabatnya yang sudah membuat dirinya khawatir semalaman. "Dari mana aja, sih, lo?" Seyra berdecak pelan sambil mengambil duduk di depan meja Viana dan Rachell. "Hoby banget bikin orang panik!"Viana tidak langsung menjawab. Dia terlalu bingung untuk menjelaskan apa yang terjadi padanya kepada Rachell dan juga Seyra. Kedua sahabatnya itu berhak tahu atas apa yang dia alami kemarin. Viana selalu menceritakan apa yang terjadi padanya kepada kedua sahabatnya. Terkecuali pernikahannya dengan Sagara dan juga pernikahan Arthur dengan Alisha. Viana bangkit dari duduknya. Membu

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   130 || Menggemaskan

    "Makasih, udah mau berbagi keluh kesah kamu ke aku, Na."Sagara menarik Viana ke dalam dekapan hangatnya dari samping. Dia mengusap punggung sang gadis dengan lembut. Dia merasa senang Viana bisa terbuka seperti ini padanya. Dia tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa dirinya dan Viana akan berada di moment seperti ini. Viana yang selalu bersikap angkuh dan mempertahankan gengsinya yang begitu tinggi. Bisa mengeluarkan air matanya di depan dirinya, bahkan gadis itu menunjukan kerapuhannya yang selama ini disembunyikan oleh wajahnya yang datar dengan kedua mata yang selalu menatap siapapun dengan sinis. Mini tatapan Viana berubah menjadi rapuh, dengan derai air mata yang mengenang di pelupuk matanya. Gadis angkuh yang ditakuti oleh semua murid di SMA Galaksi menunjukan sisi rapuhnya pada Sagara. Gadis itu menyimpan banyak luka di balik wajahnya yang angkuh. Viana selalu menunjukan bahwa hidupnya bahagia, nyatanya jauh dari semua itu. Tanpa sadar mendengar cerita pilu Viana, hati Saga

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   129 || Keluh Kesah

    "Jadi, Papa nikah sama Tante Alisha di belakang aku selama ini. Pantes aja Papa jarang pulang ke rumah dan lebih milih buat netap tinggal di kota Luton dengan alasan pekerjaan." Tangan Sagara terus mengusap bahu Viana yang berada dalam rangkulannya dengan lembut. Telinganya dia pasang untuk mendengarkan cerita Viana. Saat ini dirinya dan Viana masih berada di kamar gadis itu. Atas permintaan Viana sendiri yang meminta pada dirinya untuk menemani Viana di dalam kamar. Selama pernikahan mereka ini pertama kalinya untuk Sagara dan juga Viana berada di dalam satu kamar yang sama. Apalagi ini kamar utama milik Viana, gadis itu yang melarang keras dirinya untuk tidak memasuki kamarnya sembarang. Ruangan itu tidak begitu luas, tapi tertata rapi dan nyaman. Dindingnya didominasi warna putih bersih, dihiasi dengan beberapa lukisan abstrak bernuansa pastel. Sebuah tempat tidur queen size dengan sprei katun halus berwarna biru muda berada di tengah ruangan, dihiasi dua bantal empuk dan sebuah

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   128 || Setelah Perdebatan

    "Gara, aku minta maaf atas ucapan Papa."Viana menatap Sagara yang duduk membelakangi jendela besar apartemen mereka. Cahay yang berasal dari lampu jalanan kota malam dari kejauhan menerobos masuk, menciptakan siluet suram dari sosok suaminya yang masih membisu. Sejak kepergian Arthur, ruangan apartemen mewah namun berkonsep minimalis itu seakan kehilangan kehangatannya. Dinding putih bersih dan pencahayaan hangat tak mampu meredam hawa dingin yang menyelimuti keduanya.Sagara masih membeku di tempatnya, kedua tangannya mengepal di pangkuan. Hatinya masih terasa nyeri. Penyesalan Arthur menikahkan dirinya dengan Viana, ditambah ucapan Arthur yang membandingkan dirinya dengan Ravin. Semua itu masih terngiang di telinga Sagara. Dia memang sudah menyadari ini sejak awal. Ayah mertuanya itu sekana tidak mempercayakan Viana sepenuhnya padanya. Ya, itu wajar sih karena dia dan Viaja sebelumnya tidak saling mengenal. Terus juga Arthur seorang Ayah tidak mudah menyerahkan anak gadisnya pada

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status