Share

BAB 52

“Kok nggak bilang-bilang mau kesini, Ri?" Andin mengerutkan keningnya.

“Kebetulan lewat sini, Din. Jadi sekalian mampir. Aku tadi dari sekolah Aldy nganterin barang-barangnya untuk keperluan mabit,” sahut Nuri.

Andin menatap tajam pada Nuri, dia merasa ada yang aneh pada sahabatnya ini. Tidak biasanya Nuri tiba-tiba muncul di depan rumahnya, meskipun Nuri sudah memberi alasan. Terlebih Andin tau sahabatnya ini habis menangis, terlihat dari matanya yang masih sembab.

“Jangan melotot gitu, Din. Kalo nggak suka langsung usir aja.”

“Kamu kenapa? Aku tidak menerima jawaban ‘aku baik-baik’ saja. Aku tau kamu sedang berusaha menahan tangismu."

Seketika air mata Nuri luruh, tangisnya tak bisa dibendungnya lagi. Andin segera memeluknya.

“Menangislah jika kamu ingin menangis, Ri. Jangan dipendam itu tidak baik untuk jiwamu."

Nuri pun semakin terisak, Andin membiarkannya, ia duduk di samping Nuri sambil mengusap-usap pundaknya. Setelah tangisannya mulai reda, Andin mengambil posisi duduk di kurs
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
ah basi dri km sepertinya udah mulai jatuh hati sama Rini. Nuri mundur aja
goodnovel comment avatar
Norliza Yusop
tetapkan hatimu Nuri, tegas dgn keputusan diambil..biarlah sakit sendiri dr disakiti terus! kau Andri..lelaki tk tetap pendirian....penjelasan adalah perlu sebelum kejadian ..dan bila lepas kejadian tiada lagi perlu penjelasan krn itu hanyalah alasan..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status