SUAMIKU SUAMIMU

SUAMIKU SUAMIMU

Oleh:  Aina D  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat
189Bab
39.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Lebih baik melepaskan dengan keikhlasan dari pada bertahan dengan keterpaksaan." (Nuri Wulandari) "Aku lelah, aku kehilangan arah. Bantu aku menemukan diriku kembali." (Andri Firmansyah) "Jangan pedulikan aku, agar aku tidak terjebak lebih dalam. Aku takut tak mampu mengendalikan perasaanku." (Rini Anggraini) Kisah cinta segitiga yang penuh drama dan konfik. Bagaimana akhir dari takdir ketiganya?

Lihat lebih banyak
SUAMIKU SUAMIMU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Paggus nirwana
membawa emosi bgt,,, mau maju baca tp sempet terbawa emosi dan marah2 ke suami sendiri
2023-12-17 06:14:23
0
user avatar
Langit
kak ini udh end ya apa blum
2023-02-04 22:59:55
0
user avatar
Aisyah Tsalitsa
cerita suamiku suamimu TOP bgt. tokoh Andin favoritku. apalagi penulisnya...semoga cerita lainnya.tetap menarik ya Thor. gara2 baca suamiku suamimu aku jd penasaran dg karya author yg lain. sukses sll thor
2022-12-25 12:37:57
0
user avatar
Anisa Nurafifah
tim andri nurii... clbk lagi donk thor.. biar rini yg mundur aja
2022-11-04 10:58:34
0
user avatar
Rina Novita
SS ini selalu keren dimana-mana
2022-10-23 00:10:57
0
default avatar
ilmupustaka.19
part 68 bikin keselll... trnyata cma segitu doang benteng pertahanan Andri... ktanya cinta bgt sama Nuri.. cuihhh.... smangat up Thor...
2022-10-21 14:47:16
4
user avatar
Norliza Yusop
utk 57 bab sekarang saya merasa teremosi dgn hati sesak..bagai saya ditempat Nuri..merasa sakit..merasa pedih dan terkhianati! Tahniah thor...moga kisah ini memberi pengajaran dan panduan buat kita! ......
2022-10-14 15:54:04
1
189 Bab
BAB 1
Kulirik jam dinding di atas kepalaku. Pukul 12:10. Astaghfirullah, pantas saja perutku mulai berontak minta diisi rupanya sudah masuk jam istirahat makan siang. Segera kubenahi berkas-berkas yang masih berserakan di meja kerjaku. Ya, sedari pagi aku tidak meninggalkan meja kerjaku sebab ada beberapa pekerjaan yang harus segera kuselesaikan. Aku bekerja sebagai staff Aparatur Sipil Negara sejak 5 tahun lalu setelah mencoba peruntungan dengan mengikuti tes masuk ASN.“Nuri, masih di sini? Bukannya tadi sudah izin mau pulang lebih awal?” Terdengar suara Pak Indera, atasanku di kantor ini.“Iya, Pak. ini lagi siap-siap mau cari makan sekalian pulang. Maaf ya, Pak. Berkas kontrak kerjanya belum selesai Insya Allah akan saya selesaikan besok,” jawabku sambil meraih gawai dan tas kerjaku.“Tidak masalah Nuri, batas perjanjiannya masih sampai senin depan. Uruslah dulu putramu hingga benar-benar sehat kembali baru memikirkan kerjaan kantor.”Aku memang minta izin pulang lebih awal untuk memba
Baca selengkapnya
BAB 2
Rini, dia adalah karyawan bagian marketing di perusahaan Mas Andri. Rini sudah kuanggap sebagai adik seligus sahabatku. Usianya sekitar 10 tahun lebih muda dariku, kami berasal dari daerah yang sama. Rumahnya berjarak 6 rumah dari rumah ibuku. Bahkan aku yang membawanya dari kampung dan mengusulkan kepada Mas Andri untuk menerimanya sebagai karyawan di perusahaan advertising yang dikelola Mas Andri.Tapi mengapa suamiku tadi menggenggam tangan Rini? Bukankah selama ini kami menjalani hubungan suami istri yang mencontoh sunnah Nabi. Aku dan suamiku sudah beberapa tahun belakangan sepakat untuk tidak bersalaman dengan yang bukan mahrom agar tidak bersentuhan selain kepada mahrom kami. Lalu mengapa tadi Mas Andri begitu gampangnya menyentuh Rini? Kepalaku mendadak pusing. Kuputuskan untuk segera pulang sebelum air mataku kembali jatuh. Buru-buru kuselesaikan transaksi di kasir dan mengambil beberapa bungkus makanan yang kupesan untuk anak – anakku.“Assalamualaikum …” sapaku sambil membu
Baca selengkapnya
BAB 3
“Astaghfirullahaladzim ....” Aku berkali-kali mengucapkan istighfar menanggapi cerita Aldy. Aku sungguh tak menyangka dan aku tak tau apa-apa selama ini. Bahkan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang kulihat tadi siang di restoran masih menggantung di benakku. Dan kini anakku mengungkapkan cerita tentang papanya yang selama ini tidak kuketahui. Ya Allah, aku bahkan belum sempat menanyakan hal ini kepada Mas Andri tapi sekarang harus menghadapi pertanyaan Aldy yang aku sendiri pun tak tau harus menjawab apa.“Kita pulang yuk, Nak. Kasian adik kamu menunggu di rumah. Tidak semua apa yang kita lihat itu seperti apa yang kita bayangkan, Nak. Aldy tau papa kan, selama ini papa adalah papa yang sangat baik bagi kalian. Sebaiknya jangan berprasangka buruk dulu sebelum memastikan semuanya. Mama dan papa baik-baik saja Nak, tidak ada yang mama sembunyikan dari kamu dan adik kamu,” ucapku kemudian, walaupun batinku sendiri ragu dengan apa yang kuucapkan.***Aku memarkirkan mobilku di samping m
Baca selengkapnya
BAB 4
Namaku Nuri Wulandari. Aku adalah anak tunggal. Ralat, aku memiliki 2 orang saudara kandung beda ibu. Namun sejak kecil aku tidak pernah tau tentang kedua kakakku itu. Mereka hampir tidak pernah berkunjung ke rumah kami. Aku hanya mengetahui keberadaan mereka dari cerita ayah dan ibuku dahulu sewaktu aku kecil. Yang kuingat, pertama dan terakhir kali aku bertemu mereka pada saat pemakaman ayahku, waktu itu usiaku baru 8 tahun. Beberapa bulan yang lalu aku mengambil cuti tahunan yang berbarengan dengan jadwal libur sekolah Aldy anakku dan pulang kerumah ibu di kampung. Kami bertiga aku, Aldy dan Nanda hampir 2 minggu berada dirumah ibu. Suatu hari, aku membersihkan gudang dirumah ibu dan menemukan beberapa catatan ayah serta diary usang milik ibu di masa mudanya. Iseng kubuka buku usang yang berisi catatan pesanan pelanggan konfeksi ayah. Ya, ayah dulunya membuka usaha konfeksi setelah resign dari profesinya sebagai guru, ini cerita yg kudengar dari ibu bahwa sebelum aku lahir ayah ada
Baca selengkapnya
BAB 5
Kulangkahkan kakiku memasuki kantor Mas Andri. Para karyawan menyapaku dengan ramah. Hari ini hari Sabtu, kantorku libur di hari sabtu tapi bukan hari libur untuk Mas Andri, perusahaannya hanya libur di hari Minggu dan tanggal merah. Aku mememcet tombol lift dan menunggu, ruangan Mas Andri ada di lantai 3. Lama menunggu, dari arah sebelah kiriku kulihat Rini yang sedang berjalan membawa beberapa berkas. Dia terlihat begitu senang melihatku kemudian tersenyum dan menghampiriku."Mbak Nuri, masya Allah Rini kangen sama Mbak. Gimana kabarnya Mbak Nuri dan anak-anak soleh solehanya?" sapanya riang sambil menyalamiku kemudian cipika - cipiki."Baik Rin, anak-anak juga kabarnya baik. Kamu sendiri apa kabar, Rin? Kamu sekarang terlihat lebih cantik dan lebih segar," jawabku sambil memperhatikan penampilannya. Rini memakai gamis dan jilbabnya terjulur panjang menutupi dadanya. Penampilannya jauh lebih agamis dibanding pertama kali aku mengajaknya ke kota ini. Aku tersenyum padanya."Alhamdul
Baca selengkapnya
BAB 6
Lembaga Pemasyarakatan.Aku duduk dengan gelisah menunggu pertemuan pertamaku dengan kakakku Rizal Arifin yang sedang menjalani hukuman di Lapas ini. "Mas, kita pulang aja yuk.Aku nggak yakin dia mau bertemu denganku," ucapku lirih."Tenang, Dik, jangan berprasangka yang tidak-tidak. Lebih baik memastikan lebih dahulu dari pada menyimpulkan sendiri. Kita tunggu beliau keluar ya." Mas Andri meremas jemariku memberiku kekuatan."Saudara Rizal, Anda diberi waktu 30 menit sebelum kembali ke sel Anda." Suara tegas petugas Lapas membuyarkan lamunanku. Kulihat sesosok laki-laki dengan perawakan tinggi menatap ke arahku. Mataku berkabut, aku teringat ayah. Sungguh penampilan Kak Rizal di depanku mengingatkanku pada ayah. Kembali kurasakan jariku diremas lembut oleh Mas Andri, sepertinya ia memahami jika aku sedang tidak baik-baik saja."Kak Rizal ..." gumamku lirih sambil berdiri."Duduklah, Dek," ucapnya menyuruhku duduk kembali. Dek??? Apa dia memanggilku adek? Apa dia mengingatku yang dul
Baca selengkapnya
BAB 7
Kumatikan mesin mobil kemudian menghela nafas untuk menguatkan hatiku. Aku melangkah ke arah rumah Rini. Kulihat Mas Andri duduk di kursi teras depan sedangkan Rini langsung berjalan ke arah pagar menyambutku."Assalamualaikum," sapaku. Aku merasakan suaraku bergetar saat mengucapkan salam."Walaikumsalam Mbak Nuri, ayo masuk mbak. Pak Andri ada di dalam," kata Rini."Walaikumsalam, Dik," sahut mas Andri hampir berbarengan dengan jawaban Rini.Aku berdiri tepat didepan suamiku. "Kok ada di sini mas?" tanyaku menyelidik."Ayo kita masuk dulu, Sayang, tidak enak mengobrol di luar," kata mas Andri.Akupun melangkah memasuki rumah Rini. Rumah yang menurutku lumayan bagus, sangat nyaman walaupun tidak begitu luas. Rumah ini terkesan elegan dengan penataaannya, dan yang pasti rumah ini bersih, rapi dan masih kelihatan baru.Aku duduk di sofa di ruang tamu, empuk sekali, sofanya pun terlihat masih baru. Beruntung sekali Rini dihadiahi rumah senyaman ini oleh perusahaan. Tentu saja pencapaian
Baca selengkapnya
BAB 8
Lembaga Pemasyarakatan.Aku duduk dengan gelisah menunggu pertemuan pertamaku dengan kakakku Rizal Arifin yang sedang menjalani hukuman di Lapas ini. "Mas, kita pulang aja yuk. Aku nggak yakin dia mau bertemu denganku," ucapku lirih."Tenang, Dik, jangan berprasangka yang tidak-tidak. Lebih baik memastikan lebih dahulu dari pada menyimpulkan sendiri. Kita tunggu beliau keluar ya." Mas Andri meremas jemariku memberiku kekuatan."Saudara Rizal, Anda diberi waktu 30 menit sebelum kembali ke sel Anda." Suara tegas petugas Lapas membuyarkan lamunanku. Kulihat sesosok laki-laki dengan perawakan tinggi menatap ke arahku. Mataku berkabut, aku teringat ayah. Sungguh penampilan Kak Rizal di depanku mengingatkanku pada ayah. Kembali kurasakan jariku diremas lembut oleh Mas Andri, sepertinya ia memahami jika aku sedang tidak baik-baik saja."Kak Rizal ...," gumamku lirih sambil berdiri."Duduklah, Dek," ucapnya menyuruhku duduk kembali. Dek??? Apa dia memanggilku adek? Apa dia mengingatku yang d
Baca selengkapnya
BAB 9
"Dik, kemarin mau bahas apa dengan Rini?" Suara Mas Andri memecah kesunyian di mobil saat kami berdua pulang dari Lapas."Ada sesuatu yang ingin kupastikan padanya, Mas. Kenapa? Tumben mas jadi 'kepo' gini?" Aku menoleh padanya."Hehe gak boleh ngomong gitu, Dik. Bukankah Mas suamimu, Mas harap kamu tidak melakukan hal yang aneh-aneh ya, Dik." Tangan kirinya mengusap pahaku sedang tangan kanannya memegang stir. Aku kembali menoleh."Aneh-aneh gimana maksudnya, Mas? Kenapa juga aku harus aneh? Kurasa Mas deh yang aneh sekarang," sahutku ketus."Ya sudahlah, Dik. Kita nggak usah bahas 'keanehan' lagi," katanya sambil tertawa. Aku terdiam, tidak ada yang lucu menurutku, malah sekarang aku merasa makin tertantang untuk menyelidiki ada apa sebenarnya antara Mas Andri dan Rini.***Drrrtttt... ddrrtttt... Ponselku berbunyi. Kulihat Rini memanggil."Asalamualaikum, Rin.""Walaikumsalam Mbak Nuri. Mbak sibuk kah? Rini mau ketemu Mbak ada yang ingin Rini sampaikan," capnya "Mbak masih di kant
Baca selengkapnya
BAB 10
Kumatikan mesin mobil kemudian menghela napas untuk menguatkan hatiku. Aku melangkah ke arah rumah Rini. Kulihat Mas Andri duduk di kursi teras depan sedangkan Rini langsung berjalan ke arah pagar menyambutku."Assalamualaikum," sapaku. Kurasakan suaraku bergetar saat mengucapkan salam."Walaikumsalam Mbak Nuri, ayo masuk, Mbak. Pak Andri ada di dalam," kata Rini."Walaikumsalam, Dik," sahut mas Andri hampir berbarengan dengan jawaban Rini.Aku berdiri tepat di depan suamiku. "Kok ada di sini mas?" tanyaku menyelidik."Ayo kita masuk dulu, Sayang, tidak enak mengobrol di luar," kata mas Andri.Akupun melangkah memasuki rumah Rini. Rumah yang menurutku lumayan bagus, sangat nyaman walaupun tidak begitu luas. Rumah ini terkesan elegan dengan penataaannya, dan yang pasti rumah ini bersih, rapi dan masih kelihatan baru.Aku duduk di sofa di ruang tamu, empuk sekali, sofanya pun terlihat masih baru. Beruntung sekali Rini dihadiahi rumah senyaman ini oleh perusahaan. Tentu saja pencapaianny
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status