Share

Bab 3

Author: AirinNash
last update Last Updated: 2024-12-13 13:47:29

SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN 3

**

Mata Maya berkaca kaca saat Ibunya me-na-mpar keras wajahnya. Gala tak terima istrinya di perlakukan kasar.

"Apaan ini. Jangan sakiti dia!" kata Gala.

"Oh, ini suami kamu itu, May. Bapak! Ibu gak setuju Maya menikah dengan lelaki urakan begini. Di mana pikiran Bapak! Mikir gak sih ngasih anak ke orang macam ini!" kata Ibunya garang.

"Sabar, Bu. Malu sama Pak Kades, malu sama warga sini. Kita udah salah jangan bikin rusuh lagi," kata Bapak dengan suara pelan. Dia juga menenangkan istrinya supaya jangan terlalu bar-bar.

"Gak bisa, Pak! Gak bisa ... Ibu malu. Malu punya anak gak tahu di-ri kayak Kamaya. Pacaran sama lelaki gak ada masa depan. Mau taruh di mana muka Ibu! Huhuhu ..."

Wanita paruh baya itu memukul dadanya. Dia menangis-nangis meraung di depan Pak Kades, tokoh agama dan masyarakat setempat.

Pak Hasan, Bapaknya Maya sangat malu dengan kelakuan istrinya. Sudahlah anaknya di kawinkan karena paksaan warga dan membuatnya malu sekarang istrinya pula bertingkah.

"Bu ... Farida sudahlah ... semua sudah terjadi. Kita doakan Maya bahagia," kata Bapak mendekati Farida istrinya.

Wanita paruh baya itu masih meraung tak terima. Tisa dan Leo berusaha menenangkan Ibu mereka.

"Sudah, Bu. Malu," kata Tisa berbisik.

"Kamu, Tisa. Jangan ikuti keburukan kakakmu. Anak gak tahu diri. Udah di besarkan bukan membalas Budi malah berzi-na! Huhuhu ...."

"Bu, udah ..." sahut anak lajangnya, Leo memapah Ibunya untuk berdiri. Farida mencak-mencak di lantai tadinya karena tak terima.

Setelah Farida berdiri sempurna. Dia menolak Leo untuk menjauh. Tanpa ba-bi-bu, Farida semakin kalap, dia me-nyerang Maya secara brutal.

Hijabnya di tarik sampai lepas. Ibunya menjam-bak rambut Maya. Dia memba--bi buta menyerang Maya.

Leo dan Bapak berupaya merelai pertikaian. Gala juga begitu dia berusaha membuat wanita paruh baya itu berhenti. Pak Kades dan tokoh masyarakat juga ikut merelai.

Dengan kekuatan Gala menolak Farida hingga nyaris terjatuh, untung ada Bapak dan Leo menangkap Ibunya.

"Farida! Kamu dengar. Sudah cukup!" kata Pak Hasan marah. Kali ini dia beneran marah. Bapak membentak Farida.

Akhirnya, Farida sadar tak ada yang membelanya. Dia mengamuk juga percuma, hanya di jadikan tontonan warga.

"Bu ... tolong jangan buat keributan di sini. Semuanya sudah selesai. Gala dan Maya telah menikah. Kita doakan yang terbaik untuk mereka," kata Pak Kades menenangkan.

"Tapi ... saya gak terima, Pak!" kata Farida berkilah.

"Iya, saya tahu Ibu sakit hati dan gak terima. Yang penting kita sebagai orang tua mendoakan dan membimbing mereka ke jalan yang benar," kata Pak Kades lagi memberi arahan.

Farida diam. Percuma juga dia menjawab, akan selalu di salahkan. Bapak pasang badan menghadapi Pak Kades yang mungkin kesal di daerahnya terjadi tontonan.

"Maafkan istri saya, Pak. Maafkan kelakuan Ibunya Maya yang kelewatan," kata Bapak.

"Baik, jika semuanya sudah clear, bisa kembali ke rumah ya Pak. Selesaikan di rumah," ucap Pak Kades.

"Baik, Pak. Sekali lagi kami mohon maaf karena membuat kerusuhan."

Bapak dan yang lainnya bergegas meninggalkan kantor desa. Dia sangat malu, seluruh keluarganya datang.

Pak Hasan menikah dengan Farida memiliki tiga orang anak. Kamaya, Tisa dan Leo yang paling bungsu. Dia sungguh sedih kejadian begini menimpa Maya, anak pertamanya.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Gala lembut ke Maya. Saat mereka bersama akan pulang ke rumah.

Wanita itu menatap lelaki yang sudah menjadi suaminya sekilas sambil menggeleng.

"Maaf," lirih Gala pelan. Dia tahu semua ini salahnya.

"Semua sudah terjadi. Yang penting kita pulang dulu. Ini hanya fitnah dan hanya kita berdua yang tahu. Maaf juga kelakuan keluargaku yang seperti ini terutama Ibu."

Kamaya ingin menangis mengingat banyak sekali perilaku Ibunya yang kasar. Kadang dia berpikir, apakah dia anak tiri atau bagaimana.

Yang ada dalam benak Ibunya selalu saja harta dan harta. Ibunya tak segan memarahi, mema-ki dan main tangan dari kecil. Tak hanya kepadanya tapi ke adiknya juga jika kesal. Tapi, entah bagaimana Tisa bisa mengambil hatinya.

"Kamu mikirin apa?" tanya Gala resah melihat Maya menghapus wajahnya kasar.

"Enggak ada."

Maya berusaha tabah. Semua sudah terjadi dan pasti di rumah nanti Ibunya makin marah besar. Sesuatu yang biasa di alaminya.

"Kita pulang naik apa ini. Ibu datang ke sini sama Leo naik ojeg. Motor Leo di bengkel. Bapak bawa motor tadi, 'kan? Apa muat cuma naik motor bertiga!" kata Farida memandang sengit, terutama Maya dan Gala.

"Bu, aku udah telepon Mas Doni. Katanya dia mau jemput pakai mobil," jawab Tisa. Wajah masam Farida seketika cerah.

"Benarkah? Wah, syukurlah. Lihat, Maya. Cari calon suami seperti ini!" kata Farida ketus.

"Sudah, Bu. Jangan di perpanjang. Malu ini di jalan masih banyak orang. Kita semua pulang bersama," kata Bapak.

"Maaf, Pak. Saya mau ambil tas saya dulu." Gala memotong.

"Heh! Kamu mau kabur ya. Mau lari dari tanggung jawab!" seru Ibu.

"Iya, nih. Modus berandal emang begitu paling mau lari," kata Tisa mendumel sekaligus memainkan anak rambutnya.

"Istri saya ikut bersama saya," katanya lagi.

"Jangan. Nanti kayak di TV lagi Mbak Kamaya di apa-apakan," jawab Tisa lagi ketus.

"Nah, benar. Kita gak percaya!" sambung Ibu.

"Sudah begini saja, Leo ikut sama Gala dan Maya. Kalian pulang bersama nanti," jawab Bapak menengahi.

"Aku, Pak?" tanya Leo adik bungsu yang menunjuk dirinya tak setuju.

"Iya, jagain kakakmu," jawab Ibu ketus. Leo mendumel dalam hati, mau tak mau dia harus menurut karena tahu Ibunya seperti apa. Bila keinginannya tak terpenuhi dia bakal marah dan playing victim.

Akhirnya Leo, Gala dan Maya pergi lagi ke rumah kontrakan di mana mereka berdua di gerebek. Mereka naik sepeda motor Bapak tadi. Bapak dan yang lainnya di jemput pacarnya Tisa.

Sampai di sana, rumah sangat berantakan. Gala hanya ingin mengambil pakaiannya dan berbenah sebisanya. Dia tak diizinkan lagi tinggal di kontrakan ini.

"Astaga ... motorku hilang," sambung Gala.

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 21B

    Lelaki itupun pergi dari Gala. Setelah lelaki tadi pergi. Gala memperhatikan bukti yang di bawanya. Mata Gala melebar melihat ada photo yang dikenalnya. Ternyata benar, dia biang kerok semua ini. Gala juga melihat ada lelaki yang familiar di kenalnya. Di lihat lebih teliti lagi ternyata dia Doni, pacarnya Tisa yang di banggakan mertuanya juga terlibat dalam proyek ini. Mereka semua satu komplotan. Gala akan susun rencana lebih matang.Gala pergi dari pasar malam itu. Dia naik ke salah satu mobil. Di dalam mobil sudah ada Bastian. Gala berbicara padanya."Pak, bagaimana kabar anda? Anda banyak sekali berubah," katanya."Yah, keadaan yang mengubahku. Aku harus cari tahu lebih lanjut siapa dalang yang membuat Pabrik dan usaha turun temurun keluargaku nyaris bangkrut. Bagaimana denganmu?" tanya Gala dengan sorot matanya yang tajam."Saya sudah menjalankan semua yang Bapak perintahkan. Sepertinya memang mengarah ke orang yang Bapak curigai. Dialah dalangnya yang membuat masalah. Saya berha

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 21A

    SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN 21**Setelah berpamitan pada Maya malam itu, Gala melangkah keluar menuju motornya. Mesin dinyalakan dengan satu tarikan keras, dan dalam beberapa menit, Gala sudah melaju menuju markasnya, yang terletak di pinggir kota.Ketika Gala tiba, suasana di markasnya terasa mencekam. Beberapa anak buahnya tampak sibuk merawat luka akibat bentrokan dengan Genk Kelewang. Di tengah ruangan, seorang pemuda dari Genk Kelewang terlihat duduk di lantai, kedua tangannya terikat ke belakang dengan tali, wajahnya babak belur.Gala mendekat dengan langkah tenang namun penuh ancaman. "Siapa namamu?" tanyanya, suaranya rendah namun tegas.Pemuda itu menatap Gala dengan tatapan kosong, tak mengucapkan sepatah kata pun. Darah segar masih mengalir dari sudut bibirnya.Gala jongkok di depannya, menatapnya tajam. "Kenapa kalian menyerang kami? Apa yang kalian cari? Bukankah sudah ada tempat masing-masing. Jangan saling serang, Bodoh!"Lagi-lagi, tak ada jawaban. An

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 20B

    “Saya ucapkan terima kasih atas bantuannya tadi, tapi jangan berpikir bahwa hal ini mengubah apapun,” kata Bu Retno dengan dingin. "Kamu tetap tidak cocok untuk Yuda. Dia akan segera menikah dengan wanita pilihanku, seorang PNS juga. Kamu tidak punya tempat di hidupnya."Maya terdiam, hatinya seolah dicubit oleh kata-kata itu. Meski ia sudah menduganya, mendengar langsung dari mulut Bu Retno membuat semuanya terasa lebih nyata. Bagaimanapun, ia tidak bisa memaksakan perasaannya pada Yuda, apalagi jika keluarga Yuda menolaknya begitu keras.Kenapa ada manusia sampai bisa begitu meremehkan orang lain. Maya bersyukur di situasi ini dia sudah punya suami."Saya mengerti, Bu, Ibu tahu kalau saya juga sudah menikah," jawab Maya pelan. Tak ada gunanya membela diri atau memperpanjang perdebatan. Semua sudah jelas. Yuda akan segera menikah, dan bukan dengan dirinya. Kehidupan kini sudah berbeda. Maya juga sudah ikhlas dia tak bisa bersama Yuda. Tapi, kenapa hubungan ini malah di perburuk."Oh

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 20A

    SUAMIKU YANG DIHIN4 BUKAN PR3MAN SEMB4RANGAN 20.Maya meraih dompet itu dengan tangan gemetar. Sejenak, ia terpaku melihat dompet yang tadinya ada di tangan copet kini berada di genggamannya. Suara riuh kejar-kejaran di belakangnya semakin menjauh ketika si copet lari kencang dikejar warga. Maya menarik napas lega. Setidaknya, ia berhasil mendapatkan dompet itu kembali.Ia segera berbalik dan mencari pemilik dompet tersebut. Di keramaian pasar yang sibuk, mata Maya tertumbuk pada seorang wanita paruh baya yang tampak gelisah. Wanita itu tampak cemas, sesekali meraba-raba tas di pinggangnya, seolah memastikan sesuatu. Maya mendekat dengan langkah cepat, hati-hati agar tidak terjatuh di jalanan berbatu.“Bu, ini dompetnya, kan?” Maya menyodorkan dompet itu kepada wanita tersebut.Wanita itu mengangkat wajah, matanya membulat terkejut saat melihat Maya. Maya pun merasakan hal yang sama. Wajah itu terlalu familiar untuk diabaikan. Wajah yang pernah ia lihat dalam beberapa kesempatan di ru

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 19B

    "Iya," jawab Maya. "May, kalau ada uang kamu jangan terlalu boros ingat Gala harus membayar dua ratus juta lagi ke ibu. Ya udah kalau kalian memang mau beli kasur baru juga nggak masalah. Tapi ingat juga kalian punya hutang ke ibu!" kata Farida. Maya terdiam saat Ibunya berkata begitu. Apa jadinya jika Ibunya tau kalau dia ada uang banyak yang diberikan Gala kemarin. Apa Ibunya akan mengambil semuanya. Gala berpesan tak perlu mereka tahu masalah uang yang di berikannya ke Maya. "Iya, Bu. Doakan ya Mas Gala bisa segera mendapatkan uang untuk memberikan Ibu 200 juta lagi," kata Maya. Farida hanya mencibir saja dan Tisa sedikit kesal. Dia juga di tuntut Ibu untuk memberikan uang seratus juta untuk lamaran. Tisa bingung bagaimana meminta ke Doni uang banyak begitu. "Mbak, makasih ya. Bang Gala dan kamu udah belanjain aku. Sayang sama kamu," kata Leo senang. Dia bisa mendapatkan peralatan sekolah dan semua serba baru. Maya hanya mengangguk saja dan membuat Tisa semakin kesal saja pad

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 19A

    SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN 19.**Gala sedikit kesal ketika ada panggilan dari Bojes. Ada apa anak buahnya menghubunginya? Mungkin ada sesuatu hal yang penting. Kalau tidak, tidak mungkin Bojes menghubunginya malam-malam."Dek May. Saya angkat dulu telepon ya," kata Gala."Iya, Mas," ucap Maya.Gala pun menekan tombol hijau dan terhubunglah dengan anak buahnya. Kira-kira informasi apa yang akan diberikannya ke Gala."Halo," kata Gala setelah tersambung."Bang, halo Bang ... gawat, gawat, Bang," katanya."Kenapa? Gawat kenapa?" tanya Gala."Ada kerusuhan di pasar, Bang. Geng Kelewang nyerang, Bang!" kata Bojes."Apa ... kok bisa kalian gak jaga keamanan. Dia nyerang gimana?!" tanya Gala sedikit marah.Maya terheran ketika ekspresi suaminya seperti itu. Mungkin sedang ada masalah."Jaga, Bang. Elu ke sini dah bang. Kami juga udah habis-habisan buat perhitungan!" katanya."Ya udah gue datang.""Salah satu anak buahnya kita Sandra juga, Bang," kata Bojes."Elu hajar dia?

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 18B

    "Sudah ku bilang. Jangan mabok! Jangan pake barang haram. Lihat si emprit gara-gara mabok dan pake n4rkoba, dia di tangkap Polisi. Kita gak perlu membawa itu di sini!" kata Maulana marah ke anggotanya. Ternyata dia adalah bos mereka. Mereka semua patuh pada Maulana. Gala hanya menceritakan masalahnya ke Maulana saja. Dan Maulana memperkenalkan Gala sebagai teman dan saudaranya ke para anak buahnya. Gala bergaul dengan mereka untuk misi tertentu. Maulana tahu, dia mau membantu. Penampilan Gala pun mulai berubah sama seperti mereka. Dia juga ikut aktif dalam kegiatan swiping dan keamanan. Anggota mereka banyak juga yang jadi tukang parkir, menjaga keamanan warga di pasar. Ternyata pasar juga ada kelompoknya. Ada Kelompok Maulana dan kelompok musuhnya. Maulana tak mentarif uang ke pedagang. Mereka memberikan seikhlasnya. Maulana juga ramah ke mereka. Mereka biasanya sewa tempat juga seadanya. Beberapa ruko besar di pasar juga harus kelompok Maulana jaga dari gangguan, contohnya kebaka

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 18A

    SUAMIKU YANG DIHIN4 BUKAN PR3MAN SEMB4RANGAN 18.**"Mas, apa yang membuat resah hatimu. Kamu bisa berbagi denganku," kata Maya.Gala terlihat gusar. Mimpi itu sama seperti yang dia alami. Di pandangnya lagi Maya yang sibuk mengambilkan air minum untuknya. Air di nakas yang tertutup di berikan ke Gala. "Minum dulu, Mas," kata Gala. Gala mengambilnya dan meminumnya. Dia merasa lebih tenang setelah melihat Maya. Entah kenapa sikap lembut Maya membuat Gala begitu bahagia. Dia merasa di perlakukan dengan baik dan sepenuh hati. Jika dengan penampilan urakan, gak punya uang, Maya bisa sangat menghormatinya. Gala sangat bahagia berada di dekatnya. "Terima kasih ya, Dek May." Gala menghela napas panjang. Dia menatap wajah Maya lagi. Kasihan juga membangunkan istrinya. "May, Mas punya masa lalu yang cukup kelam. Tak bisa Mas lupakan. Sakit rasanya." Gala terlihat sedih mengatakan itu. Hatinya sakit mengingat hal itu. "Mas, jika aku bisa jadi pendengar mu. Aku akan mendengarkan. Mulutku

  • SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN    Bab 17B

    "Kamu tau nggak tadi keluarganya Gala datang kemari. Ibu pikir cuma datang-datang begitu aja. Nggak bawa apa-apa. Ternyata dia bawa uang 100 juta untuk memperistri Maya seutuhnya. Ya mana Ibu mau!" kata Farida."Maksudnya, Bu? Ibu nolak uang 100 juta yang diberikan keluarga Bang Gala?" tanya Tisa."Ya enggaklah. Cuman Ibu minta lagi kekurangannya 200 juta, mungkin Ibu bersedia cuma di kasih 100 juta. Ibu udah malu, jadi mereka harus bayar rasa malu Ibu!"Tisa menelan ludah mendengar Ibunya berkata begitu."Dari mana Bang Gala dapat uang, Bu?" tanyanya lagi."Dari jual kebonnya di kampung yang Ibu tau," kata Ibunya.Beberapa saat mereka terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing. Tisa sedikit ragu apakah memberi mahar 40 juta ibunya akan terima ataukah meminta lebih. Jujur saja kalau meminta lebih mereka nggak punya uang."Doni, kamu harus berusaha keras ya memberikan yang terbaik untuk Tisa. Kamu tahu kan maksud ibu," kata Farida tersenyum dan masuk saja ke dalam rumah.Sebentar la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status