Home / Rumah Tangga / SURGA YANG TAK DIINGINKAN / Bab 4b. POV Rani (Penjelasan Zian)

Share

Bab 4b. POV Rani (Penjelasan Zian)

Author: Aryan Lee
last update Huling Na-update: 2025-02-11 07:50:09

Aku melihat mata Mas Zian yang tampak mengantuk sekali. Pasti dia belum tidur karena mencari ku semalaman. Namun, ada kecemasan dan kepanikan yang masih terlihat jelas dari sorot matanya. Mengetahui itu rasanya sulit percaya, kalau Mas Zian telah menduakan cintaku.

"Sekarang tidurlah aku tunggu penjelasan Mas setelah makan siang nanti!" seruku kemudian.

Mas Zian tampak menggeleng seraya berkata, "Nggak bisa, kita harus bicara sekarang juga!"

"Baiklah aku siap mendengarkannya!" ujar ku yang sudah tidak sabar menunggu Mas Zian memberikan penjelasan.

"Malam itu aku dan Dahlia meeting dengan salah satu klien orang luar untuk membahas kerjasama yang akan kami jalani. Untuk menghormatinya aku meneguk minuman keras yang disajikan. Aku mabuk dan meminta Dahlia mengantar ke kantor. Tanpa sadar aku tidur dengannya karena mengira dia adalah kamu," jelas Zian sambil mengingat kejadian di malam itu.

Bulir-bulir air mata ku mulai berjatuhan ketika mendengar pengakuain Mas Zian. Ternyata suamiku telah melakukan kesalahan yang membuatku mengetahui alasannya menikahi Dahlia.

"Awalnya kami menganggap apa yang telah terjadi adalah sebuah kekhilafan semata. Tapi Dahlia hamil dan aku harus bertanggungjawab!" sambung Mas Zian dengan penuh penyesalan.

Sekali lagi pengakuan Mas Zian membuat duniaku serasa mau runtuh. Namun, aku berusaha untuk tetap mengendalikan diri ini.

"Di mana kalian melakukannya?" tanyaku sambil menahan amarah.

"Di-di kontrakan Dahlia," jawab Zian dengan jujur.

Mendengar itu aku langsung menepis tangan Mas Zian dan menjauh seraya bertanya, "Katanya cuma minum sedikit, kenapa Mas nggak pulang ke rumah?" Bagiku alasan Mas Zian terlalu murahan.

Mas Zian langsung berdiri dan kembali menjelaskan, "Aku juga tidak tahu, semua terjadi begitu cepat dan --'

"Dan kebablasan karena tidak bisa mengendalikan hawa nafsu?" potongku yang membuat Mas Zian langsung terbungkam.

"Bukan, begitu Sayang. Mas juga nggak tahu kenapa bisa lepas kendali seperti itu," ujar Mas Zian yang kubalas dengan seulas senyum simpul.

Aku tidak bisa menahan diri dan terus mengeluarkan kekesalan hati ini. "Sudah khilaf terus menyembunyikannya. Apa Mas tidak pernah memikirkan bagaimana perasaanku, kalau sampai tahu sendiri? Jika saja Mas bilang dari awal, mungkin hatiku tidak akan sesakit ini," ujarku sambil menyeka air mata yang hendak tumpah.

"Maaf, Mas memang salah dan terpaksa berbohong karena tidak mau menyakiti atau membuatmu marah yang mungkin bisa menjadi penyebab perpisahan kita. Sungguh Mas sangat menyesal dan akan menceraikan Dahlia sekarang juga," ucap Mas Zian dengan bersungguh-sungguh.

Hatiku memang sakit, tetapi tidak dengan naluriku sebagai seorang wanita.

"Jangan menambah dosa Mas, masih ada jalan keluar yang terbaik untuk kita!" ujarku yang membuat Mas Zian menatapku dengan saksama.

"Tolong jangan gugat Mas karena

pernikahan kami sampai anak itu lahir saja. Nanti kita yang akan membesarkan anak itu dan Dahlia menyetujuinya," jelas Mas Zian kembali yang membuatku batin dan logikaku berperang hebat.

Aku menghela nafas panjang haruskah aku menerima kenyataan ini, kalau Mas Zian akan mempunyai keturunan dari rahim wanita lain. Mungkinkah ini adalah takdir Allah memberikan kami anak, kenapa harus berbalut kebohongan?

"Apa Mas yakin bisa menceraikan Dahlia nanti. Bagaimana kalau Mas dalam setahun jatuh cinta kepadanya?" tanyaku yang ingin secepatnya mendapatkan jawaban.

"Itu tidak mungkin, Mas hanya cinta kepadamu. Dahulu, sekarang dan selamanya," sahut Mas Zian kembali meyakinkanku.

Jujur aku masih tidak terima dimadu secara diam-diam. Namun, pengakuan Mas Zian membuatku seperti makan buah simalakama. Di satu sisi aku marah dan benci, tetapi aku sangat mencintainya meskipun hati ini terasa sakit. Apakah aku harus menjalani pernikahan poligami ini. Memang hanya sembilan bulan saja, tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi selama itu. Ya Allah kuat dan sanggupkah diriku ini?

Ingin sekali aku ingin mengakhiri hubungan ini. Akan tetapi, memori perjuangan cinta kami kembali berputar di benakku. Masa-masa yang sulit telah dilalui bersama. Haruskah pengorbananku akan sia-sia belaka?

"Semua sudah terjadi, sebagai seorang istri aku berhak memutuskan bukan? Baiklah aku akan..." Aku menghela nafas panjang sebelum mengambil keputusan terberat di dalam hidup ini.

BERSAMBUNG

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 34. Surat Terakhir

    "Kalau Mas Zian sudah membaca surat ini, berarti aku sudah pergi jauh. Jangan merasa bersalah karena keputusan ini murni pilihanku sendiri. Setelah tahu Mas Zian menikah lagi aku selalu berusaha menerima takdir ini dengan ikhlas. Tapi aku gagal, tidak bisa fokus beribadah terutama salat karena setiap saat bayangan kebersamaan kalian yang terus menggerogoti pikiranku."Tiba-tiba air mata Zian berjatuhan membayangkan betapa sakit dan hancurnya perasaan Rani. Dibalik kata tidak apa-apa dan sikapnya yang selalu pengertian ternyata Rani sangat menderita. Terpuruk, kesepian dan selalu merasa sendirian. Setelah menyeka air matanya, ia kembali melanjutkan membaca surat itu lagi. "Aku doakan Mas Zian bisa hidup bahagia bersama Dahlia dan Rizqi selamanya. Maafkan kalau selama ini sebagai istri aku banyak membangkang dan tidak menurut. Sungguh aku sudah belajar menerima, tetapi tetap tidak bisa. Apa pun yang Mas ketahui nanti pesanku jangan pernah lakukan kesalahan yang sama lagi. Selamat tingg

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 33. Penyesalan Zian

    Sebenarnya berat bagi Zian untuk menceraikan Rani. Akan tetapi, pengkhianatan wanita itu baginya sudah fatal. Seandainya saja mereka baru melakukannya, mungkin Zian masih bisa memaafkan. Sayang ternyata sudah cukup lama dan tidak bisa ditolelir lagi. Terlebih Rani membandingkannya dengan Azka. Zian tidak menyangka Rani tega melakukan itu. Padahal selama ini selalu pengertian dan mengalah. Ternyata semua itu hanya kamuflase untuk menutupi perselingkuhan mereka. Zian memang masih mencintai Rani, tetapi perpisahan mungkin yang terbaik bagi keduanya. Zian dan Rani memilih untuk tidak hadir dalam panggilan sidang. Mereka hanya diwakili pengacara dari kedua belah pihak. Selama masa persidangan Rani tetap menempati rumahnya. Hingga tepat sebulan kemudian hakim mengetuk palu. Mengakhiri hubungan cinta dari yang pernah menyatukan mereka. Sebagai mantan istri, tentu saja Zian telah memberikan harta gono-gini yang sesuai untuk Rani. Ia berencana akan menemui wanita itu pada siang ini. Anggap

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 32b. Keputusan Zian

    Seiring berjalannya waktu, Zian lebih memperhatikan Rani. Ia bahkan berusaha membagi waktu dengan seadil mungkin. Zian juga melarang Dahlia dan keluarganya memposting apa pun soal Rizqi. Namun, apa pun yang Zian lakukan belum bisa mengembalikan cinta Rani seperti dulu lagi."Sebaiknya aku anterin makan siang buat Mas Zian," ujar Rani yang ingin memperbaiki hubungannya dengan Zian agar bisa seperti dulu lagi. Selesai masak Rani langsung bersiap-siap. Setelah rapih, ia segera pergi ke kantor Zian. Dengan mengunakan taksi online. Ketika sampai di tempat tujuan, waktu menunjukan pukul setengah dua belas siang. Seorang security langsung menghampiri Rani yang memakai kaca mata dan masker. "Selamat siang Bu, ada yang bisa kami bantu?" tanya security itu dengan ramah. "Saya membawakan pesanan makan siang buat Pak Zian. Beliau minta saya untuk mengantarkan langsung ke ruangannya," jawab Rani yang berpura-pura sebagai pegawai catering. Dengan bingung security itu berkata, "Pak Zian baru s

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 32. Emosi

    Alunan musik pop mengalun merdu di cafe Rain. Dua insan sedang duduk bercakap-cakap sambil menikmati coffee latte dan cappucino. Rani semakin dekat dengan Azka. Bahkan hampir setiap hari mereka bertemu di cafe untuk ngobrol sambil minum kopi. Tina dan Laras sudah biasa melihat keakraban mereka. Bahkan terkadang ikut nimbrung, kalau cafe sedang sepi."Kamu tidak bilang sama Zian, kalau madumu dan ibunya matre?" tanya Azka setelah mendengar cerita Rani. "Percuma, pasti Mas Zian menganggap aku cemburu. Lagipula mereka akan menggunakan anak itu sebagai ahli waris. Biarkan saja waktu yang memberitahunya kelak!" sahut Rani yang tidak mau menjelek-jelekan Dahlia dan ibunya. "Aku yakin sekali Zian pasti akan menyesal suatu hari nanti," timpal Azka kembali. Sambil mengangkat kedua bahunya Rani menimpali, "Entahlah, kalau aku lihat Mas Zian sekarang sedang bahagia menjadi seorang ayah. Menjalani kehidupan yang harmonis dan bahagia, semoga selamanya seperti itu.""Tapi tidak adil untukmu," c

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 31. Hambar

    Hari demi hari berlalu Rani mulai merasakan ketidak adilan. Zian lebih sering berada di rumah Dahlia dengan berbagai macam alasan. Mulai dari anaknya sakit, rewel sampai hal-hal sepele yang sebenarnya bisa diatasi sendiri oleh Dahlia. Dari tiga hari jatahnya, paling hanya sehari Zian bersamanya itu pun hanya malam saja. Entah mengapa Rani merasa seperti wanita simpanan yang hanya dijenguk kalau diperlukan saja. Apakah seperti ini nasib istri yang tidak bisa punya anak. Harus sering mengalah demi kebahagian orang lain. Di perusahaan juga sudah banyak karywanan yang tahu perihal Zian menikah lagi dan mempunyai anak. Bahkan di media sosial Dahlia dan keluarga suaminya sudah terang-terangan memposting kebersamaan Zian dan Rizqi. Mereka sudah tidak lagi menjaga perasaan Rani. Apa yang Rani takutkan dulu kini bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Dipaksa menerima keadaan dan kenyataan, sungguh sakit tak berdarah. "Sayang maaf ya, hari ini Mas tidak pulang, Rizqi sakit," ujar Zian member

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 30. Cinta yang Berlebihan

    Mentari baru saja meninggi ketika Zian kedatangan tamu. Ia yang mau berangkat kerja menyempatkan diri untuk menemui orang itu. "Permisi Pak, apa benar di sini rumah Ibu Khairani?" tanya seorang pria yang berpakaian cukup rapi. "Iya benar, ada apa Mas?" jawab Zian sambil balik bertanya. Pria itu kembali menjawab, "Kami dari tim marketing Abadi Jaya mau mengantarkan pesanan motor Ibu Rani!" Zian tampak terkejut mengetahui istrinya membeli motor. Setelah marketing itu menyerahkan motor dan kuncinya, ia segera menemui Rani di kamar. "Buat apa kamu beli motor, Mas bisa belikan mobil yang sama kayak punya kamu dulu?" tanya Zian dengan heran. "Naik mobil macet," jawab Rani secara logis. Zian tampak menghela nafas panjang mendengar jawaban Rani yang hanya seperlunya saja. "Mas nggak bolehin kamu bawa mobil apalagi motor. Resikonya lebih besar, Sayang!" tegas Zian yang tidak mau terjadi sesuatu sama Rani. "Hidup mati kita sudah ditakdirkan Allah, jadi jangan terlalu mencemaskan aku!"

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 29. Janji di Atas Ingkar

    "Biarkan Dahlia tinggal di sini, dia dan anak itu lebih membutuhkan Mas daripada aku!" ujar Rani yang membuat Zian terkejut. "Tolong jangan bicara seperti itu, kamu juga sangat berarti di dalam hidup Mas. Tapi bukankah kamu bilang dalam satu istana tidak boleh ada dua ratu?" sahut Zian yang tidak mengerti dengan pemikiran Rani. Rani tampak mengangguk kecil dan membenarkan dengan berkata, "Memang benar, tapi Dahlia sudah melahirkan anak Mas. Jadi biarkan aku yang ke--""Cukup!" potong Zian yang sudah tahu arah pembicaraan Rani. Ia kemudian berkata dengan tegas, "Bagiku kamu adalah ratu di rumah ini sampai kapan pun!""Baiklah, kalau begitu Dahlia dan anak itu tidak boleh pergi dari rumah ini. Aku berangkat dulu, assalamualaikum!" pamit Rani yang segera menyalami tangan Zian dan segera berlalu. Zian ingin sekali melarang setidaknya menemani Rani pergi karena tidak bekerja hari ini. Akan tetapi, ia ingat pesan Teh Ratih yang tidak boleh memaksakan kehendak karena Rani masih perlu wakt

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 28. Permintaan Rani

    Sebuah mobil tampak berhenti di parkiran ruko. Tidak lama kemudian Zian turun dari kendaraan itu dan tergesa-gesa masuk ke cafe Rain. Tentu saja ia sudah diberitahu oleh asisten, kalau Rani telah pulang. Akan tetapi, pergi lagi setelah membawa sebuah tas berukuran cukup besar. Zian bertemu dengan Teh Ratih di lantai dasar. Setelah berbicara sebentar, ia segera naik ke lantai atas untuk menemui Rani. "Sayang, alhamdulilah kamu sudah sadar. Mas kangen sekali sama kamu, ayo kita pulang!" ujar Zian sambil memeluk Rani dengan penuh kerinduan. Namun, Rani tidak membalas pelukan suaminya. Ia begitu dingin, sampai Zian melepas pelukannya. Zian menatap Rani dengan saksama, masih cantik alami seperti sebelum tragedi itu terjadi. Akan tetapi, sangat dingin seolah bukan Rani yang dikenalnya. Tentu saja ia tahu apa yang menyebabkan istrinya berubah. "Maaf, Mas tidak pernah bermaksud menduakan kamu dengan menikahi Dahlia secara sah. Tapi anak itu butuh kepastian hukum secepatnya karena kata do

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 27. Setelah Koma

    Rani tidak tahu berada di mana karena sekelilingnya hanya berwarna putih. Tidak ada siapa pun di tempat itu, baik orang hewan atau tumbuhan. Hanya terdengar suara yang sangat jauh. Seolah menuntunnya untuk terus berjalan ke arah sumber suara. Rani terus melangkah hingga suara yang tadi jauh mulai terdengar samar. Lalu sedikit-sedikit ia mulai tahu kata-kata itu dan akhirnya semakin jelas. "Mas Zian," batin Rani sambil membuka matanya dengan perlahan, tetapi cahaya terang membuatnya harus berkali-kali mencoba lagi. Sampai akhirnya ia dapat mengetahui siapa pemilik suara merdu itu. "Shodaqallah hul'azim ....""Teh Ratih," panggil Rani dengan suara yang lemah. Teh Ratih menoleh dan tampak terkejut melihat Rani sudah siuman dari komanya. Dengan spontan ia berucap, "Allahu Akbar, Alhamdulillah .., Rani akhirnya kamu sadar juga," ujarnya dengan haru. "Aku kenapa ada di sini Teh?" tanya Rani ketika menyadari berada di kamar inap. Teh Ratih tidak menyahuti dan langsung memanggil tenaga

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status