Aku meminta semua data transaksi rekeningku selama dua tahun terakhir ini kepada pihak bank, karena aku lelah dan tidak ingin mendengar omong kosong Eric lagi. Alangkah terkejutnya diriku saat mengetahui hasil print data transaksiku. Aku baru tau jika Eric orang yang sangat boros untuk barang yang tidak masuk akal seperti mobil noraknya itu.
Buru-buru aku kembali fokus pada tujuan utamaku dan setelah kucek berdasarkan data pihak bank tersebut ternyata semua uang yang masuk ke dalam rekeningku dikirim atas nama Sidney Parker, atas nama pribadi bukan dari perusahaan tempatku bekerja sekarang.
'Sidney Parker, bos mudaku yang tampan itu, bagaimana dia bisa memberiku uang sebanyak ini?' Berbagai pertanyaan langsung terlintas di kepalaku, mulai dari yang tidak masuk akal sampai yang mengerikan.
"Kuingatkan sekali lagi, Eric Northman! "___"Kau tidak boleh ikut campur dalam hidupku! ""Hanya dalam kondisi darurat! " tambahnya coba balik mengingatkan dengan acuh menanggapi keseriusanku.Ingat, kami masih bertengkar sejak kemarin dan sepertinya memang tidak akan ada yang mau mengalah.Sementara aku sudah bertekad, jika Eric tidak memberi jawaban apa-apa maka aku sendiri yang akan mencari jawabannya, karena itu sangat penting memastikan Eric tidak ikut campur.Sengaja kuhabiskan waktu lebih lama untuk urusan make-up dan tatanan rambutku, aku juga tidak peduli jika Eric akan semakin kesal karenanya. Dia benci make up dan segala pernak-pernik wanita, tapi apa peduliku, karena semakin dia kesal rasanya justru semakin baik untu
"Selama aku tidak makan sereal, sepertinya aku tidak melanggar aturan apapun,"____"terserah aku mau makan dengan siapa saja itu buka urusanmu!" tegasku ketika Eric coba melarangku untuk makan siang bersama Sidney. Aku masih membereskan isi tasku, mengecek dompet dan memasukkan ponsel kedalamnya saat Sidney sudah menunggu di depan mejaku. Dia mengulurkan tangannya untuk menyambutku.Oh, Tuhan... bahkan Nolan pun tidak pernah melakukan hal sepele seperti itu padaku.Sidney menggenggam tanganku sampai kami keluar dari pintu, mungkin dia masih ingin menjaga sikap profesionalnya di depan para karyawan. Bagaimanapun kedekatan dengan sekertaris seringkali di anggap sensitif, dia coba menghargaiku. Tentu aku juga tidak ingin dipandang remeh di lingkungan kerjaku. Bagaimanapun aku wanita yang
Setelah makan siang aku ikut menemani Sidney untuk bertemu dangan beberapa pimpinan perusahaan yang akan bekerja sama dengannya. Sebenarnya ini hanya semacam pertemuan non formal yang mereka lakukan di luar kantor untuk sekedar membahas tahap awal rencana kerja sama mereka sebelum pengajuan proposal yang nantinya akan dibahas bersama dewan direksi.Sidney sudah menjelaskan sedikit rincian kerjasama kami saat dalam perjalanan tadi, dan aku lega karena ternyata dia masih sangat profesional untuk tidak mengikut sertakan pembicaraan kami di restoran."Kuharap kau bisa mencatat poin pentingnya, Susan. ""Ya," kataku kemudian, "akan segera kusiapkan untukmu sebelum rapat direksi. "Sidney hanya melirikku sebentar, masih sambil konsentrasi m
"Eric apa kau sudah bangun? " tanyaku ketika baru membuka mata."Jika aku jadi kau, aku sudah mandi dari tadi, " jawabnya dari dalam kepalaku.Biasanya Eric memang selalu bangun lebih dulu untuk membangunkanku, jadi saat belum mendengar keributannya kupikir dia juga belum bangun. Aku baru ingat jika ternyata ini hari sabtu, mungkin dia sengaja membiarkanku sedikit bermalas-malasan. Aku hanya tidak menyangka ternyata dia peduli dengan jam istirahatku."Aku akan mengunjungi orang tuaku," kataku kemudian, dan sudah cukup waspada jika Eric tidak akan setuju, tapi ternyata dia hanya diam tidak berpendapat apa-apa."Eric, apa kau sakit? ""Apa maksudmu, Susan?" dia terdengar heran.
Sudah lama sekali aku tidak pulang ke kampung halamanku. Dulu aku memang paling malas jika harus ikut ayah dan ibuku pulang kampung, karena perjalanan daratnya yang hampir delapan jam dari bandara terdekat. Tapi sekarang kota kelahiranku ini sudah punya bandara sendiri, walau baru melayani penerbangan lokal dan belum tentu ada pernerbangan langsung setiap hari, yang jelas sudah tidak semenyiksa dulu lagi ketika kami harus pulang kampung sewaktu-waktu.Kami masih di bandara, Eric terus mengeluh tentang cuaca panasnya karena kami tidak juga segera mendapatkan taksi, padahal memang belum ada layanan taksi bandara yang memadai kecuali taksi-taksi gelap dari beberapa pemilik kendaraan pribadi yang digunakan layaknya taksi online. Kami baru mendapatkan taksi setelah menunggu hampir satu jam dan Eric masih ingin mengajakku ribut karena melarangku sembarangan masuk kedalam mobil orang asing. Int
Hari masih pagi dan aku sedang melihat Ibu yang sedang membagikan beberapa oleh-oleh untuk keponakanku, aku sengaja tidak melibatkan diri karena Eric tidak menyukai anak-anak. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba aku peduli dengan apa yang dia sukai atau tidak dia sukai."Apa yang kau lihat Susan?" tanya Eric.Mungkin karena dari tadi aku diam saja makanya dia heran waktu tiba-tiba aku berjengit kaget begitu melihat pria yang baru saja keluar dari dalam mobil yang berhenti di halaman.Reyhan adalah teman lamaku dulu kami pernah dekat, tapi hubungan kami sempat renggang dan sudah lama sekali kami tidak berkomunikasi karena itu menurutku aneh jika tiba-tiba dia mau menemuiku lagi."Susan, " katanya untuk menyapaku lebih dulu di saat aku send
"Kau mencintainya, Susan, " kata Eric ketika Rey baru saja pergi. "Jangan sok tahu! " ketusku pura-pura acuh karena aku sedang tidak ingin mendapat simpati dari seorang Eric Northman."Aku mulai bisa membaca pikiranmu.""Jadi itu hal tak berguna yang sedang kau pelajari selama banyak diam tadi," cemoohku dengan sinis.Sudah cukup dia memegang kendali atas tubuhku, "Jangan harap kau bisa menyentuh pikiranku! " ketusku berulang kali dan entah kenapa tiba-tiba sepertinya aku hanya ingin memarahi Eric."Wanita memang aneh, " gerutu Eric dari dalam kepalaku."Pergi saja dari sana jika kau tidak suka! " usirku walau aku tahu dia tidak akan mendengarkanku."Bahkan kau tidak semarah ini saat mengetahui hubunganmu dan Nolan berakhir.""Jangan membandingkan mereka berdua! ""Kau lebih peduli dengan yang ini, apa karena dia yang pertama kali menciummu, Susan? " ejeknya kemudian dan aku segera berteriak."Menyingkirlah dari
[Susan share GPS, aku sudah di bandara] ketik Sidney dalam pesan singkatnya.Aku baru saja bangun dan sudah di buat terlonjak syok oleh pesan Sidney barusan."Eric! apa menurutmu dia serius?""Dia akan kemari, " jawab Eric santai meski aku tahu dia tadi juga sempat ikut terkejut.Tapi mungkin karena Eric sudah lebih lama mengenalnya jadi sepertinya dia juga sudah jauh lebih paham dengan sifat Sidney."Apa dia akan memecatku? " tanyaku buru-buru karena masih panik dan belum bisa berpikir masuk akal. Aku hanya ingat jika kemarin Sidney memang belum memberiku ijin untuk cuti."Dia tidak perlu datang kemarin jika hanya ingin memecatmu,