Home / Romansa / Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku / Demi Cinta Mau Melakukan Apa Saja

Share

Demi Cinta Mau Melakukan Apa Saja

Author: Khanna
last update Last Updated: 2023-03-07 12:37:52

“Ini, Mas. Diminum,” ucap Elsa seraya meletakan segelas minuman di hadapan Rio.

Sejak kejadian yang Elsa dengar tadi, sebenarnya membuat gejolak hebat di dalam dada. Amarah bercampur dendam mengendap di sana. Namun, Elsa berusaha bersikap seolah tak mendengar apa-apa. Karena gadis itu sedang memutar otaknya untuk membalas rasa sakit yang menyayat hatinya.

“Baik, Sayang. Kok Cuma aku yang minum, kamu mana?” Laki-laki itu mengambil minumannya dan menyesap secara perlahan.

“Aku nggak haus, Mas,” jawab Elsa dengan senyuman meski sudut bibirnya terasa kaku.

“Kamu kenapa? Capek ya? Kok jadi nggak bersemangat gitu?” Rio meletakan kembali gelas yang sudah diminumnya.

Laki-laki dengan parasnya yang tampan itu memang termasuk peka dalam segala hal. Perhatian pula dan sikapnya cenderung dewasa. Elsa tentu tak bisa menolak pesonanya itu.

Awal pertemuan mereka terjadi ketika Rio mengantar ayahnya yang bekerja di keluarga Elsa sebagai sopir pribadi.

Saat itu, Elsa tak sengaja tersandung dan terjatuh. Dengan sigap, Rio menolongnya. Ada Vela juga yang sedang berjalan tak jauh dari tempat itu.

“Kamu nggak apa-apa?” tanya Rio kala itu.

“Iya,” jawab Elsa tampak malu.

“Mbak, kamu nggak apa-apa kan? Lain kali hati-hati dong, Mbak. Aku jadi ikut cemas kalau terjadi sesuatu sama kamu.” Vela bertanya seraya memperlihatkan wajahnya yang layu.

Rio terkesima melihat Vela yang bersikap baik pada Elsa.

“Iya, aku baik-baik saja.” Elsa pun pergi meninggalkan Rio dan Vela dengan jawabannya yang ketus.

“Dia kok begitu? Kayak nggak sopan sama kamu, padahal kamu mengkhawatirkannya,” ucap Rio pada Vela.

“Iya, dia kakakku. Orangnya memang begitu. Udah ya, aku harus pergi.”

“Tunggu! Namamu siapa? Maaf kalau aku lancang, aku memang hanya anak dari seorang sopir di rumah ini, tapi bolehkah kita saling mengenal?”

Vela tersenyum dan tak menjawab. Ia mengambil buku dan pulpen dari dalam tasnya. Tampaknya, ia menulis sesuatu.

“Ini nomor WA-ku. Hubungi aku saja,” ucap Vela seraya mengulurkan secarik kertas pada Rio.

Bibir Rio mengembang. Laki-laki itu menerimanya dengan senyuman lebar.

“Selama hampir sebulan berhubungan denganmu lewat WA, aku yakin, kalau perasaan ini bukan lagi sebatas teman. Aku mencintaimu, Vela.” Isi pesan yang ditulis Rio untuk Vela.

Sejak Vela memberikan nomor WA, komunikasi mereka semakin intens. Benih cinta mulai bersemi di dalam hati Rio. Karena memang sejak pertama berjumpa, laki-laki berkaca mata itu telah terpesona dengan sikap dan kecantikan yang dimiliki Vela.

“Kamu mencintaiku, Mas? Kalau memang benar, turuti semua kemauanku. Aku mohon,” balas Vela.

“Iya, apa pun itu. Demi kamu Vela.”

“Aku memang ada rasa sama kamu, Mas. Tapi, kita nggak mungkin bersama. Aku sudah dijodohkan oleh orang tuaku.”

“Lalu? Aku harus menyerah begitu saja?”

“Nggak, Mas. Kita akan bisa terus berhubungan kalau kamu menjadi salah satu anggota keluargaku, Mas.”

“Maksudmu?”

“Jadilah bagian dari keluarga kami, Mas.”

“Aku nggak paham, Vel.”

“Kalau nanti aku sudah menikah dengan orang yang dijodohkan oleh keluargaku, ayo kita berselingkuh tanpa ada satu orang pun yang mencurigainya, Mas.”

“Aku tambah nggak paham sama perkataanmu, Vel.”

“Kamu harus menjadi bagian dari keluargaku, Mas. Kalau nanti kita ketemu biar nggak ada yang curiga karena kita keluarga.”

“Aku harus apa?”

“Kamu mau kan? Demi aku.”

“Iya, aku mau.”

“Baiklah. Kamu cukup menikahi kakakku. Menikahlah dengan Mbak Elsa, Mas.”

“Mana mungkin! Aku mencintaimu!”

“Iya, ini demi hubungan kita. Aku nggak bisa menolak perjodohanku, Mas. Kalau aku menolak, semua fasilitas akan dicabut dariku. Apa kamu tega melihatku menderita, Mas?”

“Baiklah. Aku akan menuruti keinginanmu.”

“Iya, demi hubungan kita, Mas.”

Sejak percakapan antara Rio dan Vela terjadi, dalam beberapa hari, sikap Rio berubah. Laki-laki itu gencar mendekati Elsa dengan berbagai cara. Ia menunjukkan sikap yang perhatian dan peduli pada Elsa.

Awalnya Elsa merasa aneh, tetapi semakin lama, wanita itu mulai terbiasa. Pada akhirnya, Elsa telah menjatuhkan hatinya pada Rio tanpa disadari.

Begitu cepat, karena selama ini Elsa merasa kurang perhatian. Ia merasa bahagia kala ada yang mau memedulikannya. Orang itu adalah Rio. Meski hanya anak dari seorang sopir, Rio sebenarnya bekerja di sebuah perusahaan. Ia menjabat sebagai kepala marketing.

Di hari ulang tahun Elsa waktu itu—meski tak jelas kapan tepatnya Elsa lahir—Rio dengan gagahnya menyatakan perasaannya di depan keluarga Elsa.

Mata Elsa berbinar. Tak menyangka Rio sampai mau menyatakan perasaannya di hari istimewanya itu.

Keluarganya pun tak ada yang protes meski Rio hanya anak dari seorang sopir, hingga Elsa berpikir kalau dirinya memang anak adopsi yang tak diharapkan keberadaannya di rumah ini.

Menimbang semua kemungkinan yang Elsa pikirkan, akhirnya, wanita itu menerima Rio dengan sepenuh hati. Pikirnya, hanya Rio yang tulus mencintainya tanpa melihat status yang melekat dalam dirinya.

Elsa tulus mencintai Rio dan memutuskan untuk menikah. Namun, semua telah berubah ketika percakapan antara Rio dan Vela tanpa sengaja didengar. Elsa berpikir, mungkin membatalkan pernikahan adalah pilihan yang paling tepat.

“Iya, kamu memang peka banget ya, Mas. Aku capek. Mau istirahat,” jawab Elsa masih menahan diri.

Benar. Elsa menginginkan pernikahannya gagal. Namun, bukan sekarang waktu yang tepat untuk mengatakannya.

“Ya udah. Kamu istirahat dulu. Jangan capek-capek. Bentar lagi kita mau menikah, kamu harus sehat, Sayang.”

Nggak akan terjadi, Mas. Aku akan membatalkan segalanya secara sepihak. Elsa hanya diam dan membatin saja.

“Aku pulang ya? Jaga kesehatanmu. Aku nggak mau kamu sakit.”

Rio berdiri. Ia beranjak pergi. Elsa hanya tersenyum melihat kepergian laki-laki yang awalnya sangat dicintainya itu.

Batang hidung Rio tak terlihat lagi. Elsa membuang napasnya kasar dan berjalan menuju kamar.

“Apa-apaan mereka! Sengaja sekongkol untuk menyakiti perasaanku? Mereka keterlaluan. Apa salahku pada mereka? Apakah tujuan hidup Vela hanya menginginkan hidupku agar selalu menderita?”

Di dalam kamar, Elsa melampiaskan amarahnya. Tubuhnya gemetar mengetahui kenyataan pahit yang selalu mengintai dirinya.

Bulir bening yang ditahan tak bisa lagi dibendung. Mereka berjatuhan membasahi pipi. Bukan kali ini saja Elsa meratapi nasib pilunya. Ada saja yang Vela lakukan hanya untuk menyakiti hati Elsa.

“Jangan menangis, Elsa. Kamu itu kuat. Ayo, cari kelemahan Vela. Dia pantas mendapatkan balasan yang sama pedihnya,” ucap Elsa pada dirinya sendiri.

Elsa menghapus air mata yang berlinang. Ia membuang napas beberapa kali untuk melegakan perasaan di dalam dadanya.

“Aku yakin, Vela hanya memanfaatkan Mas Rio. Mana mungkin dia mencintai laki-laki yang berasal dari keluarga biasa saja. Dipikir-pikir, Vela mungkin suka sama laki-laki yang dijodohkan dengannya. Aku melihat dari tatapannya, kalau Vela memang jatuh cinta pada laki-laki itu saat pertama kali pertemuan keluarga waktu itu. Dia juga nggak menolak perjodohannya, sudah pasti ada perasaan khusus untuk pria itu. Kalau begitu, aku harus mendapatkannya. Setelah membatalkan pernikahan, aku harus mendapatkan laki-laki bernama Bian Abimana. Vela harus tahu bagaimana rasanya sakit hati.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pernikahan Sesungguhnya

    “Bebaskan aku! Aku nggak bersalah! Mas Aryo yang menyuruhku selama ini! Dia yang awalnya punya rencana busuk itu. Aku nggak bersalah!”Nani histeris kala hakim telah memvonis hukuman penjara selama beberapa tahun kepadanya.“Mas Aryo yang jahat! Dia yang bersalah! Bukan aku!” ulang Nani dengan suara yang masih lantang.“Kita sama-sama berbuat kejahatan. Kita yang merencanakan semuanya! Bukan hanya aku!” balas Aryo tak mau disalahkan.“Diam kamu! Aku nggak mau di penjara!” hardik Nani.“Kita sama-sama salah! Jangan limpahkan semua kesalahan kepadaku! Brengsek!” Aryo kesal karena Nani selalu menyalahkannya.“Tolong diam semuanya! Keputusan sudah ditentukan! Tidak ada gunanya kalian bertengkar seperti sekarang! Silakan bawa tersangka ke dalam sel yang telah disediakan.”Kemarahan Nani tak bisa dilampiaskan lagi karena memang telah mendapatkan keputusan dari pihak berwenang. Percuma saja meski dia marah hingga berteriak-teriak. Vonis itu akan tetap menimpa dirinya sebab perbuatan jahat ya

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Kebusukan yang Terkuak

    Kasus kejahatan yang dilakukan oleh Nani dan Aryo sudah ditangani pihak berwenang. Nani diringkus oleh pihak kepolisian. Namun, Handi memohon untuk menunda kepergian mereka sampai Vela datang.“Yah! Sebenarnya ada apa? Kenapa Ayah datang bersama polisi yang akan menangkapku? Aku nggak melakukan apa-apa, Yah!” bela Nani wajahnya memucat. Ia duduk dengan tangan yang telah diborgol.“Kau selingkuh dengan Aryo kan? Kalau mengelak, hukumanmu akan tambah berat,” ancam Handi.Kata-kata Handi yang Nani dengar itu bagai dentuman bom yang meluluh-lantahkan perasaan di dalam hatinya. Ada ketakutan yang dirasakan di detik yang sama. Tak menyangka, semua yang telah ditutup rapat-rapat akan terkuak begitu saja.“A—apa maksudmu, Yah?” Ya, tentu Nani tak akan mengakuinya dengan mudah meski nasibnya sudah di ujung tanduk.“Kau mendorong Pak Umar dari atas tangga gara-gara dia melihatmu sedang bermesraan dengan Aryo kan? Akui saja Nani.”Nani hanya menggelengkan kepalanya. Ia ingin menyangkal lagi, tet

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Aku Mau Menikah Denganmu

    Sehari setelah Wulan menyampaikan alasannya kepada orang-orang dari masa lalunya, menjadikan hubungan itu kembali membaik. Penyesalan dari masing-masing orang bisa saling diterima dengan lapang dada. Mereka saling memaafkan dan memulai dengan hubungan yang lebih baik dari sebelumnya.Handi dan Wulan belum membicarakan lagi tentang hubungan pernikahan keduanya. Mereka ingin fokus pada kesembuhan Elsa terlebih dulu.Ketika sedang bercengkerama, ponsel Handi berbunyi. Ia mengambil benda itu. Di layar itu tertulis istriku. Ya, Nani orang yang menelepon Handi.Aku harus mengganti nama kontak ini. Dia wanita jahat dan licik. Aku akan menyudahi hubungan pernikahan kami. Tapi, sampai Elsa belum bisa dibawa pulang, aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Ini demi kelancaran rencanaku untuk menjebloskannya ke penjara.Handi menyingkir dari orang-orang. Kemudian, mengangkat telepon yang berasal dari istrinya.“Halo, Yah. Ayah mau pulang kapan? Jangan lama-lama. Aku sendirian di rumah.”Nan

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Titik Terang

    Septi dan Wulan memasuki ruangan tempat Elsa terbaring tak berdaya. Orang-orang yang ada di ruangan itu, tentu menyambutnya dengan senyum yang lebar. Namun, kala menyadari kalau Wulan adalah orangnya, Wicaksono dan Elsa tercengang. Keduanya tak percaya kalau Wulan masih hidup dan sekarang berdiri di hadapan mereka.“Apa benar kamu Wulan?” tanya Wicaksono menghampiri wanita yang berdiri di sebelah Septi.Wulan mengangguk sambil menahan rasa khawatir. Lisannya bagai terkunci. Meski senang bisa berjumpa lagi dengan mertuanya, tetap ada rasa tidak nyaman yang menyeruak dari lubuk hati terdalam.“Kakek mengenalnya?” Laras tentu tak tahu apa-apa. Juga, suasana ruangan itu berubah canggung karena pertemuan mereka. Hingga Laras makin penasaran.Wicaksono malah terdiam. Pelan-pelan sorot matanya tertuju ke arah Elsa. Hatinya yang mendesir pun mengundang perasaan haru.“El, ternyata bundamu masih hidup. Apa yang kamu lihat, mungkin memang dia. Ini benar-benar keajaiban,” kata Wicaksono pada Els

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pengakuan Umar

    “Pak, saya mau mengabarkan berita bahagia tentang Ayah saya. Beliau sudah mulai bisa berbicara. Ayah saya ingin mengatakan tentang kejadian saat beliau jatuh di tangga. Kalau berkenan, saya akan mengeraskan suara panggilan ini agar Anda bisa mendengarnya juga. Saya akan merekamnya sekalian sebagai bukti kalau seandainya nanti dibutuhkan.”Rendi menjelaskan tujuannya sebelum Umar mengatakan apa yang ia alami di masa lalu.“Oh, syukurlah kalau memang begitu. Loadspeaker saja, biar kami ikut mendengar,” jawab Handi, kini lebih menghargai Rendi.“Ayah saya masih terbata-bata saat berbicara, mohon pengertiannya kalau ucapannya sulit dipahami.” Rendi menjelaskan lagi secara spesifik tentang kondisi ayahnya.“Tidak masalah, Ren.”“Baik, Pak. Terima kasih.”Apa nantinya, kebusukan Mama Nani akan terbongkar? Menurut Elsa dari ceritanya dulu kan, Mama Nani orang yang sudah mendorong ayahnya Rendi. Kira-kira, apa sebabnya ya?Bian hanya diam saat Rendi mengatakan tujuannya. Ia masih menutupi rah

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Mencecar Aryo

    “Di mana bajingan itu, ha! Sudah diberi kepercayaan, tapi malah berniat membunuh Elsa? Apa alasan bajingan itu, ha! Pengkhianat!”Ketika Handi dan yang lain sudah sampai di rumah sakit tempat Aryo dirawat, ia tak bisa membendung emosinya lagi. Ia tak sabar ingin bertemu dengan Aryo yang mungkin sedang terkulai tak berdaya di ranjang pesakitan.“Mari, Pak. Saya antar.” Salah satu bodyguard mempersilakan mereka untuk mengikutinya ke ruangan tempat Aryo dirawat.“Iya! Cepat antar aku ke sana!” jawab Handi makin geram sambil melangkahkan kakinya.Kemurkaan terlukis di wajahnya. Orang yang begitu dipercaya, ternyata menusuknya dari belakang. Apalagi Handi telah tahu siapa Elsa sebenarnya, kemarahan makin tak terbendung.Sampai di ruangan tempat Aryo dirawat, Handi menautkan alisnya seraya menatap tajam ke arah Aryo yang terbaring lemah. Orang itu telah sadar setelah tadi sempat pingsan.“Yo! Apa maksudmu! Kamu sengaja mencelakai Elsa? Kamu berniat membunuhnya, ha! Apa yang ada di pikiranmu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status