Share

Part39

Dwi terperanjat mendengar ucapan suaminya. Perkataan Dimas terdengar serius. Membuatnya merasa takut. Jantung Dwi berdebar-debar tak menentu. Pipinya kini terasa panas dan terlihat memerah.

Dwi tak menyangka jika suaminya tersinggung dengan ucapannya sore tadi. Pantas saja Dimas langsung terdiam dan tak lagi membela diri. Biasanya dia selalu protes dan mengajak Dwi berdebat jika ada kata-kata Dwi yang salah.

"Mas Dimas bicara apa? Memangnya nyelonong masuk ke kamar orang lain itu bukan tindakan dari anak kecil?" Dwi mencoba menepis pikiran buruknya tentang malam pertama.

Dwi sudah beranggapan, satu-satunya cara menunjukkan bahwa Dimas bukan anak kecil lagi adalah menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami. Dan Dwi takut jika harus mendadak seperti ini.

"Siapa bilang ini kamar orang lain? Ini bukan kamar kamu!" Dimas menjawab datar.

"Iya, Iya. Dwi sadar. Dwi cuma numpang di sini. Semua yang ada di rumah ini adalah milik Mas Dimas. Puas?" Dwi mengalah. Dia bosan bertengkar terus de
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status