Share

Kenangan manis

Pria paruh baya itu mengangguk. "Iya dialah Mama kamu Levin."

Deg ... seolah Arum begitu terkejut, inikah jawabannya, Levin adalah kakak kandungnya.

"Apa ... maksud, Papa?" tanya Levin tak percaya.

"Iya, Nak beliau mama kamu yang kita cari selama ini," jawab pak Dibyo.

Levin mendekat mengulurkan tangan yang gemetar, ia langsung memeluk Bibi Fatma dengan sangat erat. "Mama...."

Sambut wanita itu tersenyum hangat. "Kau sudah besar, Nak, maafkan mama tidak bisa menjagamu."

"Jadi, Arum itu, Ma...." Kalimat Levin terputus.

Bibi Fatma menangis, ia tak sanggup untuk bicara jujur. Ia takut jika luka Arum semakin dalam lagi jika mengetahui jati dirinya.

"Dia, adik kamu, Levin." Pak Dibyo terlihat tulus dan mengahmpiri Arum lalu memeluknya.

"Tidak, Pa...." Elak Levin.

"Iya, Lev. Papa tahu jika mama kamu pergi dulu dalam keadaan mengandung."

"Apa ... tidak aku mencintainya, Pa!" Teriak Levin.

Sungguh, Levin tak bisa berkata-kata lagi. Semua kalimat yang sudah tersusun rapi, lenyap seketika
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status