Aulia menampar pipi Giovanni dengan kembali ke tempat awalnya, Aulia menatap tajam pada Giovanni atas apa yang baru saja dirinya lakukan. Giovanni sendiri seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi barusan dengan kembali menatap Aulia lembut seketika membuat Aulia bergidik ngeri melihat sikap Giovanni.
“Apa mau kamu?” menatap Giovanni tajam.
“Meminta jawaban yang dulu pernah kamu katakan” Giovanni hanya menatapnya lembut “aku sudah kembali dengan berbagai macam cara agar bisa dekat denganmu.”
“Bagaimana bisa kamu bertemu Damar?” Aulia tidak menghiraukan perkataan Giovanni.
“Secara tidak sengaja dan ternyata dia mengingat aku meski sudah lama tidak ketemu” Giovanni masih memandang Aulia dengan tatapan yang sama “tujuanku ke sini adalah untuk mendekatimu lagi, kamu tidak lupa kan janjimu akan memberikan jawaban jika aku kembali ke kota ini?.”
“Bagaimana jika aku telah menikah atau memiliki kekasih?” Aulia menantang Giovanni.
“Menikah jika kamu bahagia aku akan melepaskannya tapi jika tidak akan aku rebut begitu juga dengan kekasih, pria tadi bukan kekasihmu karena baru mengatakan perasaannya dan kamu tidak memiliki perasaan pada pria tersebut atau punya tapi entah hilang ke mana” Aulia membelalakkan matanya mendengar perkataan Giovanni “aku belum menikah karena aku tidak bisa berpaling darimu tapi jika melakukan bersama wanita aku melakukannya karena aku pria normal dan aku tidak masalah jika kamu tidak...”
“Aku gak sebodoh itu memberikan pada pria yang bukan suami” potong Aulia menatap Giovanni tajam.
Giovanni tersenyum mendengar perkataan Aulia “jadi bagaimana dengan jawaban kamu, Lia?.”
Aulia hanya terdiam mendengar pertanyaan Giovanni yang entah sudah ke berapa kalinya, Aulia mencoba membaca mata Giovanni dan di sana tampak keseriusan di saat mengatakannya. Aulia tidak ingin melakukan kesalahan seperti dengan Yuda tapi bukankah dengan menerima Giovanni maka akan membuat terlepas dari kejaran Arman dan juga seperti kata Berry di mana dirinya bisa menikmati milik Giovanni yang besar seperti yang dia rasakan tadi saat bersentuhan.
“Aku belum bisa menjawab dan tidak mengenalmu dengan baik jadi maaf” putus Aulia langsung.
“Tinggal bersama dan kita saling mengenal” Aulia menatap tajam pada Giovanni ketika mengusulkan hal tersebut “aku melihatmu keluar dari apartemen dengan membawa koper dan aku yakin jika tempat itu bukan tempat tinggalmu melainkan kekasihmu jadi bukan hal yang baru jika kita tinggal bersama, tenang di tempatku ada dua kamar jadi kamu bisa santai.”
Aulia menggelengkan kepala “orang tua kamu gak akan setuju kamu menikah dengan orang bukan asli sana” Aulia mencoba menolak usul Giovanni.
“Maka biarkan orang tua kita saling mengenal” ucap Giovanni tegas membuat Aulia terdiam “kamu meragukan perasaanku?” Aulia mengangguk yakin “sayang sekali aku sangat mencintaimu.”
Aulia membeku mendengar pengakuan “jangan berbicara hal yang tidak masuk akal” Aulia menghilangkan rasa kagetnya dengan menatap tajam pada Giovanni “kita tidak saling mengenal ah bukan sudah lama tidak bertemu dan tiba – tiba kamu meminta jawaban serta mengajak menikah, bagaimana cara berpikirmu dengan mudahnya mengatakan hal tersebut” Aulia menggelengkan kepala “aku bahkan tidak tahu sikap kamu selama ini begitu pula sebaliknya dan sekarang...” Aulia tidak sanggup meneruskan kata – katanya dengan menatap Giovanni sambil menggelengkan kepala “turunlah aku ingin pulang.”
Aulia memberikan tatapan memohon pada Giovanni yang masih hanya diam tidak mempedulikan tatapan darinya, Giovanni memberikan tanda agar Aulia mendekatinya dan dalam satu tarikan Aulia sudah berada di pangkuan Giovanni kembali membuat Aulia menatap tajam dan tanpa di duga Giovanni mengambil alih kemudi dengan pindah ke tempat Aulia sebelum dirinya menyadari tindakan Giovanni.
“Panggil aku Gio seperti yang dulu kamu lakukan, sayang” Giovanni mencium bibir Aulia singkat sebelum menjalankan mobil.
Aulia masih memandang Giovanni dengan tatapan penuh emosi tapi sayangnya Giovanni seolah tidak peduli dengan tatapan Aulia dan tetap fokus dengan jalanan yang mereka lalui, Aulia menatap sekitar ke mana arah yang ingin Giovanni tuju dan seketika matanya membelalak ketika mobil mengarah ke jalanan rumahnya. Aulia seketika panik agar jangan sampai Giovanni melakukan apa yang dikatakannya tadi, Aulia hanya tidak ingin membuat kedua orang tuanya terkejut dengan kedatangan dirinya bersama pria selain Yuda.
Aulia tidak pernah peduli dengan kisah cintanya maka ketika memutuskan tinggal bersama Aulia tidak keberatan dan mereka memiliki gairah yang sama meski tidak sampai memasukkan ke dalam miliknya setidaknya terlampiaskan dengan sangat baik. Aulia mau melakukan dengan Yuda karena sudah mengenal lama tapi Giovanni jelas tidak mungkin karena mengenal.saja tidak dan sekarang tiba – tiba datang ke rumah bertemu orang tuanya.
“Kamu mau ke mana?” Aulia mulai panik menatap Giovanni tapi hanya diam tidak menjawab pertanyaan Aulia “kita mau ke mana?.”
“Panggil aku Gio, sayang.”
Aulia menarik dan menghembuskan nafas panjang sebelum berbicara dengan Giovanni “kita mau ke mana, Gio?.”
Giovanni tersenyum “rumah orang tua kamu.”
“STOP!!”
Giovanni menepikan mobil menatap Aulia bingung “kenapa?” Aulia menatap tajam pada Giovanni “aku ingin menunjukkan keseriusan padamu.”
Aulia mengangkat tangannya “baiklah aku ikut mau kamu” menatap Giovanni memohon “jangan sekarang mendatangi orang tuaku karena mereka tahunya bukan kamu pasanganku.”
Giovanni mengangguk “aku akan tetap bertemu dengan mereka karena aku tidak mau main – main dalam suatu hubungan.”
Aulia memegang lengan Giovanni “beri waktu sebulan untuk saling mengenal setelah itu kita putuskan lagi, setidaknya beri waktu untuk mengenal karena aku tidak mengenalmu sama sekali termasuk latar belakang keluargamu.”
Giovanni mengangguk paham “kita ke rumah orang tuaku.”
Aulia membelalakkan matanya “orang tuamu?” Giovanni mengangguk “jangan sekarang setidaknya kita saling mengenal terlebih dahulu.”
“Sayang tidak bisakah kamu mengikuti kemauanku?.”
“Siapa kamu sampai aku harus ikut kemauan kamu?” Aulia menatap tajam pada Giovanni “apa yang kamu inginkan” Aulia mulai frustasi dengan sikap Giovanni “aku lelah dan kamu datang tiba – tiba dengan membuat pengakuan, menginginkan jawaban dan banyak yang lain, beri aku waktu dan sekali lagi aku tidak mengenalmu sama sekali.”
Aulia dapat melihat Giovanni terdiam tanpa mengatakan apa pun membuat Aulia lemas dan tidak berdaya dengan menatap sekitar entah kemana tujuan yang Giovanni jalankan saat ini dengan mobilnya. Aulia berniat akan bertanya dengan Damar nanti setelah permasalahan ini selesai dan akan meminta sedikit waktu untuk bertemu dengan Damar, Aulia menatap tempat di mana mobil berhenti di rumah yang tampak sederhana membuat Aulia menatap Giovanni.
“Rumah yang aku beli dengan uang pribadi untuk menikah denganmu nanti, tidak ada siapa pun di dalam” Aulia menatap Giovanni yang tampak diam “aku ingin bercerita banyak tentang keadaan setelah kita berpisah.”
Aulia hanya diam mendengar perkataan Giovanni tanpa berniat untuk membuka pembicaraan sama sekali, Aulia masih belum bisa memikirkan apa yang akan dilakukan pada pria yang ada disampingnya karena semua terasa tiba – tiba dalam waktu singkat.
“Kita akan tinggal bersama di sini.”
Kehamilan Aulia semakin membesar membuat Giovanni harus bekerja ekstra untuk menjaga Aulia karena bagaimana pun ini adalah buah cinta pertama mereka berdua, Aulia terkadang meminta Melania menemani dirinya ketika tidur dan membuat Giovanni harus menahan diri agar memahami kondisi Aulia meski begitu pada saat malam akan kembali ke kamar mereka melakukan kegiatan panasnya.Usaha mereka berdua berjalan lancar dan saat Aulia serta Berry hamil membuat organizer mereka sedikit berantakan, Pram yang paham bisnis akhirnya turun tangan dengan bantuan Giovanni dan saat ini mereka berdua berteman baik bahkan saling mendukung usaha masing – masing. Usaha Giovanni dan Damar sendiri berjalan lancar setelah Aulia mengatakan hal tersebut membuat Giovanni menceritakan semua yang telah dilakukan bersama Damar, Aulia hanya mendengarkan dan menyetujui semua apa yang dilakukan oleh Giovanni.Sesuai perkiraan dokter adalah hari ini Aulia akan melahirkan anak pertama mereka dan Giovanni
Kedatangan mereka berdua di kota ini hanya disambut Samudra karena Mike dan Nina sudah kembali ke tempat asalnya, tidak banyak perubahan dari rumah orang tuanya yang ditinggal selama sebulan. Orang tua Aulia menyambut mereka berdua dengan tangan terbuka dan telah menyiapkan beberapa makanan kesukaan Aulia terutama dan beberapa ada juga makanan kesukaan Giovanni.“Menginap di sini kan?” Aulia hanya mengangguk “bagaimana kehamilan kamu?.”Aulia memeluk Melania dalam merasakan bagaimana kehangatan orang tuanya ini yang tidak dia rasakan selama sebulan, sebenarnya selama di Kalimantan mereka masih saling berhubungan satu sama lain tapi tetap saja berbeda jika bertemu secara langsung seperti ini. Melania menepuk punggung Aulia pelan membuat pelukan semakin kuat sehingga Melania melepaskan pelukan mereka menatap Aulia dengan membelai pipinya lembut.“Makanan yang aku inginkan apa sudah siap?” Melania mengangguk “aku belajar banyak disana bunda dan Nimas adalah guru
Kejadian itu mereka semua rahasiakan dari Giovanni hingga tugasnya selesai, Ahmad sendiri tidak tahu ke mana bahkan Aulia tidak menanyakan pada Nimas atau Burhan karena bagi dirinya tidak penting. Setelah kejadian itu Aulia memutuskan untuk belajar banyak hal dari Nimas yang dengan senang hati memberikan semua rahasia menu dari masakan yang ada di Kalimantan, permasalahan di kantor Giovanni sudah berjalan dengan sangat baik meski masih ada beberapa perdebatan karena tidak menemukan kesepakatan satu sama lain tapi Giovanni bisa mengatasinya dengan mudah.“Besok kita kembali” Aulia tampak senang karena harus kembali “bagaimana dengan perkembangan permasalahanmu?.”Giovanni tersenyum “senang banget” menciumi pipi Aulia berkali – kali “kangen sama siapa memang?.”“Bunda dan ayah memang siapa lagi?” Aulia melepaskan diri dari ciuman Giovanni “Mike dan Nina juga sudah kembali ke asalnya jadi sepi rumah.”Giovanni mengangguk “berkasnya sudah Mike kirim kemarin ke ka
Giovanni memutuskan untuk terbuka dengan Aulia terkait permasalahan yang dihadapinya saat ini, karena bagaimana pun Aulia adalah wanita yang akan menemani dirinya di sisa usia ini. Aulia yang mendengar Giovanni ingin berbicara seketika takut atas perbuatannya tadi yang mungkin diketahui oleh Giovanni, Aulia menghembuskan nafas panjang berkali – kali karena waktu makan tidak lama lagi. Aulia menatap Nimas tampak biasa seolah tidak terjadi apa pun tadi bersama Ahmad, Aulia mencoba tidak peduli dengan Nimas karena apa yang dibicarakan Giovanni sedikit membuatnya ketakutan.Suasana meja makan tampak tegang di mana baik Giovanni dan Aulia sibuk dengan pemikiran masing – masing, sedangkan kedua penjaga entah berada di mana karena tidak ada yang mempedulikan keberadaan mereka. Giovanni bahkan tidak memberikan penilaian atas makanan yang telah Aulia pelajari kali ini dan Aulia sendiri tidak bertanya jauh atas penilaian dari masakannya ini, suatu hal yang jarang mereka lakukan selama b
Aulia memeluk Giovanni ketika melihatnya datang bersama Burhan di tempat dirinya tadi keluar, Giovanni hanya bisa menepuk punggung Aulia pelan untuk menenangkannya dan membawa ke salah satu kursi terdekat mereka. Giovanni mengangkat wajah Aulia yang sudah penuh dengan air mata dan tidak tampak orang – orang yang tadi membantunya, secara perlahan Giovanni menghapus air mata yang ada di pipi Aulia dan menceritakan apa yang terjadi baru saja.“Pembebasan lahan?” Giovanni mengangguk “jadi sementara tinggal di mana kita?.”“Tetap di tempat tadi karena semua akan diselesaikan di kantor besok dan jika mereka berada dalam jarak dekat dengan rumah tidak segan kita membawa ke polisi, tempat ini memang dibangun apabila terjadi hal demikian” Aulia menatap Burhan ketika menjelaskan panjang lebar.“Apa aman jika nanti saya keluar?” Aulia sedikit penasaran karena ingin menikmati makanan khas daerah ini.“Kalau hanya untuk mencoba makanan khas sini nanti sama saya saja” sahu
Giovanni menitipkan semua yang ada pada Mike dan tiba saatnya untuk ke Kalimantan, Giovanni yakin tidak akan lama berada di sana karena permasalahan tidak terlalu rumit hanya perlu bertemu dengan karyawan dan melakukan rapat untuk mengetahui langkah ke depan perusahaan seperti apa. Pertambangan adalah proyek yang dimulai atas kerjasama antara pemilik tempat Giovanni bekerja dengan pemerintahan saat jaman dahulu dan pastinya jika bertahan hingga sekarang berarti kinerja dan juga kerjasama kedua belah pihak memang bagus, disamping itu pemilik perusahaan tempat Giovanni cukup menjadi perhitungan di kalangan pengusaha.Giovanni menatap Aulia yang tampak tidak sabar berada di Kalimantan dan kali ini mereka akan berada di Potianak karena kantor yang dituju berada di sana, meski begitu Giovanni akan berpindah tempat dan untungnya semua sudah disediakan oleh perusahaan. Giovanni bukan memikirkan bagaimana dengan Kalimantan tapi dalam benaknya adalah keputusan yang diambilnya disamping