Share

Ancaman Alia

"Hallo, Al. Kamu bilang apa tadi?"

Aku mendengus kesal, disaat seperti ini kenapa ucapanku tak ia perhatikan? Menyebalkan.

"Cepat ke rumah sakit. Ibu kamu kritis!"

"Astagfirullah... Mama kritis, Al? Kenapa bisa? Tadi pagi Mama masih baik-baik saja kok."

Astaga! Lama-lama kumaki juga Bang Rizal itu. Aku bilang Ibu bukan mama.

"Ibu kamu, Mas. Bu Nur bukan Mama."

"Alhamdulillah kalau Mama tidak kenapa-napa, Al."

Aku mengepalkan tangan di samping. Ingin segera kulayangkan ke wajahnya. Ibunya sedang kritis tapi ia pura-pura tak mendengar ucapanku.

"Bu Kritis, Mas!" teriakku.

"O, ya sudah kalau begitu. Mas ada meeting lagi." Seketika panggilan telepon ia matikan.

"Mbak." Aku menoleh, seorang satpam berdiri di sampingku. Tatapan matanya tajam, membuat nyaliku menciut dalam sekejap.

"Jangan berisik, ini rumah sakit!"

Aku menelan ludah dengan susah payah. Dalam hati aku merutuki sikap cuek Bang Rizal hingga akhirnya aku dimarahi satpam.

"Ma-maaf, Pak."

Lelaki itu hanya diam kemudian me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status