Home / Romansa / Salah Pilih Jodoh / Tak Pandai Menyatakan Cinta

Share

Tak Pandai Menyatakan Cinta

Author: Dea Amira
last update Last Updated: 2024-04-09 21:13:14

POV: SYARIF

Secara tak terduga, tiba-tiba hadir seorang gadis yang menarik perhatianku, membuatku jatuh cinta. Namanya Ryana.

Pertemuan pertama kami terjadi di sebuah panti asuhan, saat komunitas yang aku ikuti - Komunitas Nuansa - mengadakan acara santunan di sana. Padahal saat itu yang kulihat baru punggungnya! Ia sedang jongkok di dalam mobil, mencari sesuatu di lantai.

Saat kusapa dirinya, kepalanya mendongak, menoleh ke arahku, menatapku dengan ekspresi gugup serta malu, membuat hatiku berdesir dengan kuat. Namun sebagai juara pendam-memendam sejati, aku bisa menyembunyikan rasa tertarikku dengan sangat sempurna.

"Perkenalkan, saya Ryana."

[‘Saya Syarif, Kamu cantik banget, deh. Nikah, yuk.’]

"Nama saya Syarif, Mbak."

Ia tersenyum. Hatiku mabuk kepayang, melayang-layang di udara.

Perlu kujelaskan bahwa kejadian di panti asuhan itu adalah pertemuan pertama kami. Namun sebenarnya, aku sudah lama mengenal Ryana, karena kami sama-sama aktif di komunitas Gerakan Islam Lurus (GIL). Dia di kepengurusan pusat, sedangkan aku di cabang Jakarta Utara.

Aku jatuh cinta saat pertama kali melihat Ryana, saat dulu dia menjadi pembicara pada sebuah seminar, dan aku menjadi peserta. Namun seperti biasa, aku tidak berani menyapa, tidak berani memperlihatkan tanda-tanda bahwa aku menyukainya.

Apalagi status sosialku sangat jauh di bawah Ryana. Dia sering bawa mobil ke sekretariat GIL. Sedangkan aku? Motor aja gak punya! Apa dia mau menikah dengan pria kere seperti aku ini?

Aku sangat tahu diri, sadar siapa diriku yang sebenarnya. Sangat tidak pantas berdampingan dengan perempuan sekelas Ryana.

Apalagi karena aku adalah pria yang tak pandai mengungkap rasa. Namaku Syarif. Di usia yang hampir 22 tahun ini, sejujurnya aku ingin segera menikah. Tak sabaran, ingin segera merasakan masa-masa berpacaran yang halal dan menenteramkan bersama istri tercinta, menikmati surga duniawi yang tentu sangat menyenangkan.

"Kamu mau dapat istri yang seperti apa?" ujar Bang Dahlan, salah seorang sahabatku, suatu hari di sore yang cerah.

"Hm..., gimana ya Bang? Aku sering membayangkan istriku kelak sangatlah cantik seperti Anya Geraldine, pintar memasak dan sexy seperti Chef Marinka, keibuan seperti Chelsea Olivia, cerdas seperti Maudy Ayunda, ramah plus kocak seperti Ria Ricis, dan sholehah seperti Oki Setiana Dewi."

"Halah! Penyakit para jomblo!" Bang Dahlan mencibir dan tertawa mengejekku. "Mendaratlah di bumi, Syarif!"

"Emangnya kenapa, Bang?" tanyaku heran.

"Memang para jomblo seperti itu lagaknya. Mengimpikan calon istri yang sangat ideal. Sangat sempurna. Lupa bahwa dirinya sendiri belum sempurna."

"Apa itu salah, Bang?"

"Begini, Syarif. Mencari jodoh itu bukan mencari yang paling sempurna, tapi mencari yang paling cocok."

"Maksudnya?"

"Seperti mur dan sekrup. Saling melengkapi."

"O, gitu ya, Bang?"

"Iya dong. Kamu harus berhenti mencari calon istri yang ideal. Tak akan ketemu!"

"Hehehe..., lalu gimana dong?"

"Carilah istri yang cocok untukmu, yang saling melengkapi."

"O gitu."

"Betul. Dan satu hal yang harus kamu ingat. Kalau kamu ingin mendapatkan istri seperti Siti Khadijah, coba bercermin dulu. Apakah kualitas dirimu sudah sama seperti Rasulullah?"

"Ya mana mungkin kita bisa seperti Rasulullah, Bang."

"Iya, betul. Aku tidak menyuruh kamu menjadi sempurnya seperti Rasulullah. Aku cuma mau bilang, bahwa jodohmu adalah orang yang sepadan denganmu."

"Sepadan seperti apa?"

"Jika kamu ingin mendapat istri sholehah, maka si wanita sholehah pasti mencari suami yang sholeh juga. Karena itu, pastikan bahwa dirimu pun sudah sholeh. Begitu maksudku."

"Masya Allah.... Inspiratif banget, Bang. Jadi harus seperti itu, ya?"

Aku merasa sangat bersyukur karena mendapat ilmu baru yang sangat bermanfaat dari Bang Dahlan.

Maka sejak saat itu, kuubah prinsip hidupku mengenai pencarian jodoh. Aku kini lebih fokus dalam memantaskan diri, memperbaiki kualitas ibadah, memperbanyak hafalan Quran, agar nanti aku bisa bersanding dengan wanita sholehah yang sepadan denganku.

 * * *

Dan setelah melewati proses spiritual seperti itulah, aku berkenalan dengan Ryana. Namun aku hanya bisa memendam perasaanku. Sebab aku adalah pria yang tak pandai mengungkap rasa.

Aku mulai rajin mengamati dirinya, mempelajari halaman "about me" di akun Facebooknya, membaca semua konten yang dia buat di media sosial.

Dari situlah aku makin cinta dan tergila-gila padanya. Bahkan aku akhirnya sangat terobsesi padanya. Di hatiku terdapat tekad yang sangat kuat, "Ryana ini benar-benar tipeku. Aku ingin memilikinya, ingin menikah dengan dengannya, entah bagaimana caranya!"

Pada situasi seperti itu, yang bisa kulakukan adalah menulis status di F******k, tapi pakai akun samaran. Ya, aku punya akun samaran untuk menuliskan hal-hal rahasia yang tidak boleh diketahui oleh orang-orang terdekatku.

Di akun samaran itu, aku berteman dengan banyak orang yang sama sekali tidak kukenal, dan mereka pun tidak mengenalku.

'Bagaimana cara menyatakan cinta, padahal kita tak pandai mengungkapkannya?' aku menulis seperti itu, suatu hari di wall F******k samaran tersebut.

Setelah itu, beragam jawaban pun muncul di komentar.

'Kalo gak pandai, ya belajar, dong! Sekolah lagi yang bener.'

'Pake surat cinta. Eh, hari gini surat-suratan masih zaman gak sih?'

'Sana, curhat aja sama Mamah Dedeh!'

'Coba sampaikan pake bahasa isyarat.'

'Kasih aja emas satu kilo. Dijamin dia langsung minta dinikahi hehehe....'

'Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku... meski kau tak cinta... kepadaku....' tiba-tiba seseorang berkomentar dengan cara menyalin syair lagu Dewa 19.

Di luar dugaan, komentar itu menuai respon yang sangat rame.

'Aku udah lama penasaran sama lirik lagu ini. Gimana cara bikin cewek naksir kita, padahal sebenarnya dia gak naksir?'

'Ya, dirayu dong. Digombalin. Dikasih perhatian.'

'Kalo pada dasarnya dia gak suka, semua rayuan dan perhatian kagak ngefek deh, menurut gue. Apalagi kalo lu kere, gak punya duit, tampang pun jelek gak berbentuk, hihihi....'

'Jadi gimana dong? Apa cara yang efektif?'

'Dipelet! Pake ilmu guna-guna. HAHAHA...!!!'

'Hush! Gak boleh. Itu musryik!' kujawab komentar itu dengan tegas, karena aku sangat paham bahwa main dukun itu dilarang oleh agama, bahkan termasuk dosa terbesar.

Jika kita mati dalam keadaan dalam berbuat musryik dan belum tobat, maka akan kekal di dalam neraka. Ngeri banget, kan?

Hingga sehari berlalu, belum ada komentar dari teman-teman di F******k itu yang membuatku puas. Hampir semua komentar yang masuk cuma berisi candaan, bahkan pendapat-pendapat yang ngawur.

Aku pun bingung. Ingin rasanya curhat pada seseorang, bercerita tentang rasa cinta yang terpendam itu. Rasa cinta yang membuat bathinku menderita luar biasa.

Namun aku tak pernah berani melakukan itu. Aku seperti takut jika orang lain tahu bahwa aku sedang jatuh cinta. Ini merupakan salah satu karakterku. Sebuah sifat yang sebenarnya sangat aneh.

Jadi setiap kali jatuh cinta, yang biasanya kulakukan hanya memendamnya. Upaya maksimal yang bisa kulakukan adalah curhat di status F******k samaran.

'Udah, lakukan yang ditulis oleh teman di F******k itu,' tiba-tiba sebuah bisikan halus mampir di pikiranku. 'Pakai ilmu pelet aja. Dijamin dia akan tergila-gila sama kamu.'

'Astaghfirullah, aku tak mau melakukan itu. Musryik!!!'

'Ya sudah kalo gitu! Bye. Selamat menikmati penderitaanmu karena memendam cinta.'

'Sori ya! Aku ini muslim sejati! Tak akan melakukan hal-hal aneh seperti itu!' aku berteriak, mencoba melawan bisikan ghoib yang terus merayu-rayu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Salah Pilih Jodoh   Keputusan Akhir

    (Lanjutan orasi Farid) “Saudara-saudaraku seiman yang sangat kucintai karena Allah, Kita punya tugas mulia di gerakan dakwah ini. Kita hendak mengajak seluruh umat Islam untuk beragama secara lurus, tidak mudah terpengaruh oleh aliran sesat yang semakin gencar dikampanyekan oleh para musuh Islam. Kita tak boleh lengah, karena musuh-musuh Islam tak pernah tidur dan terus bekerja untuk menghancurkan aqidah kita. Jika kita mudah terpecah-belah hanya karena mengetahui aib masa lalu salah seorang saudara seperjuangan kita, bagaimana mungkin kita bisa sukses dalam perjuangan mulia di jalan dakwah? Justru para musuh akan semakin mudah memecah-belah dan menghancurkan kita. Justru cobaan seperti yang sedang kita hadapi ini, mari hadapi dengan penuh bijaksana. Kita harus menunjukkan pada dunia bahwa kita tetap solid, tetap bersatu dalam satu ukhuwah yang erat, tidak terpengaruh oleh fitnah keji yang sedang menghantam Gerakan Islam Lurus. Kita tak perlu

  • Salah Pilih Jodoh   Sidang Penentuan

    POV: SYARIF Kutinggalkan rumah Ryana dengan sangat berat hati. Kucoba merelakan bahwa dia kini bukan lagi istriku. Aku sudah kehilangannya, sebuah kehilangan yang terasa sangat menyakitkan bagiku. Tapi aku harus ikhlas menerima semuanya, karena ini terjadi akibat kesalahanku juga. Aku kini sadar bahwa cinta tak bisa dipaksakan. Cinta harus terjadi dengan cara yang alamiah. Kulangkahkan kaki dengan gontai, dengan perasaan yang hancur lebur. Jika Allah menghukumku atas semua dosaku selama ini, terutama dosa syirik yang telah kuperbuat, maka aku akan mencoba pasrah saja. Aku berjanji tak akan melakukan perbuatan terkutuk itu lagi. Aku taubat nashuha, dan berjanji akan mempelajari Islam secara lebih mendalam. Agar aku tidak sampai salah langkah lagi. Aku kembali pulang ke rumah orang tua angkatku, dan mencoba untuk memulai lagi hidup baru di sana. Sekitar lima hari setelah aku pulang ke rumah tersebut, secara tak terduga mas Farid menelep

  • Salah Pilih Jodoh   Apakah Ini Jalannya?

    Sungguh, Kawan! Aku sempat bingung, bahkan stres berat ketika memutar otak, berpikir dan mencari cara terbaik dan paling ampuh untuk mendapatkan cinta Ryana. Hingga suatu hari, aku bertemu lagi dengan seorang teman lama dari dunia anak jalanan. Tak perlu kusebut namanya, karena tidak penting. Aku bercerita padanya tentang niat dan tekad kuatku untuk mendapatkan cinta Ryana. Dan si teman ini pun menceritakan satu hal. “Di daerah kabupaten Bogor, ada seorang ustadz yang bisa membantumu. Ilmu dari dia terbukti tokcer, banyak yang berhasil.” “Ilmu apa? Bukan ilmu pelet, kan?” “Ya, tentu bukan. Dia seorang ustadz, lho. Yang dia gunakan juga ayat-ayat Al Quran, kok.” “O gitu?” “Iya.” Mendengar penjelasan seperti itu, maka aku pun tertarik untuk mendatangi pak ustadz tersebut. Berdua dengan si teman, kami pun naik motor boncengan ke sana. Jaraknya lumayan jauh. Badanku sampai pegal-pegal karena kelamaan dibonceng di at

  • Salah Pilih Jodoh   Syarif Buka Rahasia

    POV: SYARIF Aku benar-benar tersudut! Serba salah! Bahkan salah tingkah dan mati gaya! Semuanya berawal dari kejadian malam itu, setelah aku bertemu Dika dan pulang ke rumah. Di dalam kamar, Ryana memegang secarik kertas yang diambil dari dompetku. “Ini kertas apa? Pakai tulisan Arab, tapi bahasanya kok aneh, ya?” Dan tidak berhenti sampai di situ. Berkali-kali dia menyebut istilah tukang pelet di depanku. Memang dia tidak menuduh apapun. Tapi aku tahu, pasti dia ingin mengutarakan sesuatu. Hal yang tidak berani dia sampaikan terang-terangan. Itulah situasi yang membuatku tersudut, merasa serba salah, bahkan salah tingkah dan mati gaya! Aku sebenarnya merasa berat untuk menceritakan semua ini, Kawan! Tapi karena posisiku sudah tersudut seperti itu, baiklah. Akan kuceritakan padamu. Tapi ingat, ya. Ini hanya kuceritakan padamu saja. Tidak akan kuceritakan pada Ryana, juga orang lain yang kukenal. * * *

  • Salah Pilih Jodoh   Syarif Terpancing Emosi

    Sepulang dari sekretariat GIL, aku langsung pulang ke rumah, menyetir mobil sambil memikirkan Rangga. Di satu sisi aku sangat kasihan padanya. Dulu dia kecewa padaku, karena aku menikah dengan Syarif pada saat sedang proses ta’aruf denganku. Dan kini, peristiwanya bahkan jauh lebih tragis. Jika aku berada pada posisi dia, mungkin sudah depresi karena tak kuat menahan derita jiwa. Aku pun berdoa, semoga Rangga tak pernah lagi menghadapi masalah besar seperti itu dalam perjuangannya menemukan jodoh. Dan di sisi lain, entah kenapa pikiranku jadi nakal, membayangkan bahwa masih ada kesempatan bagiku untuk bersatu dengan Rangga dalam ikatan suci pernikahan. Tempat paling istimewa di hatiku yang dulu dihuni oleh Syarif, kini dia sudah terusir dari sana. Dan Rangga hadir sebagai penggantinya. Rasa kagumku padanya yang sudah hadir sejak dulu, kini sudah berubah menjadi cinta. Ya, aku memang sudah bertekad untuk minta cerai pada Syarif, karena sudah ta

  • Salah Pilih Jodoh   Dua Kali Kena PHP

    POV: RANGGA Memang, pernikahanku aneh banget. Tapi sebenarnya itu bukan pernikahan. Sebab yang duduk di pelaminan hanya aku dan kedua orang tuaku. Lalu di sebelah kami, dipajang Om dan Tante sebagai tameng aja. Supaya hadirin mengira bahwa merekalah orang tua dari pengantin wanita. Ke mana pengantin wanitanya? Jangan tanya padaku, karena aku sudah gak mau mikirin itu. Bahkan pikiranku sudah kukosongkan dari masalah tersebut. Sebab kalau kupikirkan, khawatir diri ini jadi gila. Ya, pria mana yang tidak shock, hampir pingsan, ketika jadwal pernikahan tinggal 1 hari lagi, ketika undangan sudah disebar semuanya, administrasi di KUA sudah selesai, biaya gedung resepsi sudah dibayar lunas, dekorasi ruangan sudah beres, konsumsi tinggal dimakan aja, tim dokumentasi dan wedding singer beserta group band-nya sudah siap semua, tapi justru pengantin wanitanya yang tidak muncul batang hidungnya! “Maaf, kami terpaksa membatalkan pernikaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status