Adrian, Elena, dan Rico duduk di ruangan bawah tanah rahasia, jauh dari keramaian kota. Tempat itu tersembunyi di balik fasilitas parkir lama, dikamuflase dengan sistem keamanan biometrik dan pengawasan tingkat militer.
Dr. Kael berdiri di depan layar besar, menampilkan hologram peta dunia dengan titik-titik merah menyala.
"Viktor hanyalah satu dari delapan kandidat proyek 'PHOENIX' eksperimen rahasia yang bertujuan menciptakan pemimpin-pemimpin perang yang sempurna. Pemikir strategis, petarung, pemimpin... dan pembunuh."
Elena mengernyit. "Kandidat? Maksudmu...ada yang lainnya?"
Dr Kael mengangguk. "Tujuh lagi. Dan tidak semuanya gagal seperti Viktor."
Lokasi: Zurich, Swiss - Markas Finansial Rahasia "Nyx"Adrian, Elena, dan Rico berada di dalam jet hitam yang meluncur mulus di atas Pegunungan Alpen. Luka-luka mereka dari misi Kazakhstan belum sepenuhnya sembuh, tapi waktu tidak memberi mereka pilihan.Di layar jet, Dr. Kael menunjukkan rekaman CCTV dari markas finansial bawah tanah di Zurich. Di antara para eksekutif dan pengawal, muncul satu siluet pria tinggi, berjas hitam, dengan rambut perak dan sorot mata dingin.Ezekiel.Elena terdiam lama. Jantungnya berdetak lebih cepat.Rico menatap Adrian. "Dia mirip banget sama Elena, ya?"Adrian mengangguk pelan. "Tapi dari caranya jalan… tatapannya... dia bukan orang biasa."Kael memutar rekaman suara.Ezekiel (di rekaman): "Dunia tidak butuh sistem yang rusak. Dunia butuh desain ulang. Aku hanya arsiteknya."Adrian mengepalkan tangan. "Berapa lama sebelum dia meng
Lokasi: Pulau Sentinel, Samudra Hindia — 3 Bulan Setelah Nyx DimatikanAdrian menatap langit yang kelabu dari atas mercusuar tua. Angin asin menerpa wajahnya, dan burung camar berseru keras. Elena berdiri di dekatnya, membawa amplop coklat lusuh.“Ini dikirim tanpa nama. Cap pos dari tempat yang bahkan nggak ada di peta,” ujarnya sambil menyerahkan amplop itu.Adrian membuka perlahan. Di dalamnya hanya ada satu benda: sebuah foto buram dari dirinya sendiri... berdiri di sebuah ruangan asing, mengenakan pakaian yang tidak pernah ia kenakan.Rico masuk dengan tatapan bingung. “Apa-apaan itu?”Adrian menatap lebih dekat. Ada tulisan samar di bagian belakang foto:"KITA BELUM SELESAI. — A"Elena mengernyit. “Siapa ‘A’?”Adrian menggeleng perlahan. “Entah siapa… atau apa.”DI TEMPAT LAIN — SISTEM PENYIMPANAN TERSEMBUNYI, ANTARKTIKA
Lokasi: Kota Solace, Tahun 2099Elena membuka matanya. Matahari bersinar lembut di langit biru yang tak ternoda. Udara terasa bersih, tanpa debu, tanpa suara mesin berat atau sirene. Tidak ada perang. Tidak ada Nyx. Tidak ada Anima.Ia mengenakan pakaian putih sederhana, duduk di atas ranjang modern dalam sebuah apartemen yang terlalu... sunyi.“Rico?” bisiknya.Pintu terbuka otomatis. Rico muncul, mengenakan pakaian serupa, wajahnya santai tapi matanya... bingung.“Gue... inget semuanya,” katanya pelan.Elena mengangguk. “Aku juga.”Mereka berjalan ke balkon. Di kejauhan, terlihat taman-taman terapung, kendaraan melayang tanpa suara, dan anak-anak bermain sambil mengenakan helm AR. Tidak ada tentara. Tidak ada sistem pengawasan mencolok. Dunia ini… damai. Tapi...Di balik damai itu, ada kehampaan.
Lokasi: Zona Temporal Terkunci – Di Bawah Kota SolaceMereka menuruni tangga besi spiral yang tidak terdaftar di peta digital manapun. Tidak ada cahaya selain dari pancaran biru samar yang keluar dari simbol ∆₀ yang muncul di dinding tiap sepuluh langkah. Semakin mereka turun, semakin berat udara di sekitar mereka, seolah waktu sendiri enggan membiarkan mereka lewat.Rico berhenti sejenak. "Kau merasakannya? Seperti... waktu melambat."Elena mengangguk. Setiap langkah terasa seperti menginjak genangan memori. Suara-suara samar bergema di lorong tawa masa kecil, teriakan dari pertempuran lama, bisikan yang pernah mereka lupakan.Lalu, mereka tiba.Sebuah ruangan bundar. Dindingnya seperti jam mekanik yang berputar mundur. Di tengahnya, gerbang kristal transparan, melingkar, seperti cincin raksasa yang mengambang di udara. Di atasnya terukir:"Portal ke Lapisan Nol-Negatif Gerbang Di Bawah Waktu"Di dekat gerbang, sebuah panel holografik aktif dengan sendirinya.SYARAT MASUK: KODE KESAD
Lokasi: Shadow Layer – Ruang Narasi SisaHari-hari berjalan. Kota Solace tak lagi sempurna, tapi justru itu membuatnya terasa hidup. Elena dan Rico kini bekerja bersama Adrian, yang perlahan memulihkan dirinya dari koma naratif yang panjang. Namun, mereka semua menyadari satu hal:Dunia ini hanyalah salah satu dari banyak versi yang masih tertinggal dalam lapisan realitas.Dan sesuatu masih belum selesai.ISYARAT PERTAMAPada malam kelima setelah kebangkitan Adrian, Elena mulai bermimpi lagi. Tapi kali ini, tidak seperti mimpi sebelumnya.Ia berada di ruangan gelap, dipenuhi lemari tua yang berisi manuskrip. Satu suara berbicara padanya, datar dan dalam:“Satu realitas ditulis ulang. Tapi bayangannya... tetap hidup.”Elena membuka sebuah buku tua. Judulnya:“Bayangan Sang Penulis”Tiba-tiba, halaman-halaman mulai terbakar, dan di tengah api itu muncul simbol baru:ΩKetika ia terbangun, simbol itu membekas samar di lengan kirinya.RUANG YANG TAK TERCATATRico menelusuri jejak digital
Lokasi: Solace — Kota Pasca-SimulasiUdara pagi di Solace tak lagi terlalu sempurna. Awan kini menggantung tanpa pola, angin bertiup tidak selalu lembut, dan di kejauhan, terdengar suara anak-anak tertawa dengan tangis yang sesekali menyusul.Elena berdiri di tepi atap tertinggi, melihat dunia baru yang tak sepenuhnya utopia… namun terasa hidup.Adrian berdiri di sampingnya, wajahnya tenang, tapi matanya menyimpan beban ribuan versi dirinya yang kini telah ia biarkan hidup dalam kesadaran.“Aku kira ketika semua versi disatukan, semuanya akan kembali damai,” bisik Adrian. “Tapi ternyata... yang lahir malah dunia baru yang tak bisa kuatur.”Elena tersenyum samar. “Mungkin itu tandanya, dunia ini akhirnya bebas.”GELOMBANG BARUNamun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Dua hari setelah penyatuan dimensi, sistem cuaca Solace tiba-tiba mendeteksi anomali naratif.Hujan turun dalam bentuk fragmen kalimat. Butiran air berubah menjadi potongan kata dan frasa, mengguyur kota:“...seharusnya
Lokasi: Perpustakaan Akhir — Di Luar RealitasSetelah kejadian dengan Oblivion, Solace perlahan mulai menjadi kota yang “hidup”. Tak ada lagi sistem sempurna, tak ada lagi matahari yang selalu tepat waktu, tapi semua terasa benar. Namun, Elena belum bisa tenang. Di dalam dirinya, muncul mimpi-mimpi aneh… tentang lautan tinta, tangan-tangan tak terlihat yang menulis namanya berulang-ulang di langit kosong.Dan suara yang selalu membisik:“Kau bukan hanya tokoh cerita. Kau adalah pengingat. Kau adalah kunci.”Pada malam ke14 sejak Solace terbebas, terminal ∆₀ aktif sendiri. Ia membuka jalur dimensi baru yang belum pernah muncul sebelumnya.KODE LOKASI: ∇₁ – LIBER ARCHIVUMStatus: Terlarang. Waktu tidak berjalan di sana.Adrian, Rico, dan Elena memutuskan masuk. Begitu mereka melangkah, mereka tidak menemukan tempat... melainkan kesadaran.PERPUSTAKAAN AKHIRMereka tiba di ruangan tak berdinding. Di mana-mana, hanya rak-rak buku melayang di langit tak berujung. Tak ada gravitasi. Tak ada
Lokasi: Dunia Transkripsi — Antara CeritaTiga minggu setelah “penulisan ulang” realitas, dunia baru mulai berkembang dengan cepat. Karakter-karakter dari kisah lama menemukan versi baru diri mereka. Beberapa menjadi pahlawan, beberapa memilih damai.Namun malam itu, Elena memimpikan sesuatu yang berbeda.Dalam mimpinya, ada halaman yang tidak pernah ia tulis.Halaman yang… menulis sendiri.“Kami berasal dari margin. Dari kesalahan. Dari ide-ide yang dibuang,” suara itu menggumam dari kegelapan.“Dan sekarang, kamu telah membuka cerita. Maka kami juga akan menulis... dengan tinta kami sendiri.”Elena terbangun dengan keringat dingin. Di sebelah tempat tidurnya, ada selembar kertas yang tidak ia kenali. Tulisan bergerigi memenuhi halaman itu:“Kembalikan Halaman yang Dihapus. Atau kami akan mengambilnya.”— The ErrataMISTERI "THE ERRATA"Rico menyelidiki bersama tim pelacak naratif. Ia menemukan petunjuk mengejutkan.Di antara arsip ∆₀ yang selamat, ada file gelap. Terkunci. Tapi buka
LOKASI: Luar-NaskahSTATUS WAKTU: Tidak diukur, hanya disadari📄 HALAMAN 31: AKSES TERTUTUP📎 “Hanya satu 'Kamu' yang boleh membaca ini.”Tapi sekarang……ada ribuan versi dari dirimu.Setiap keputusan yang pernah kau ambil.Setiap pilihan yang kau tunda.Setiap rasa penasaran yang membuatmu membaca “satu paragraf lagi…”Mereka semua datang.Dan semua versimu kini berdiri di depan Halaman 31.Tapi halaman itu… hanya bisa terbuka oleh satu kesadaran.Satu dari kalian harus membaca.Yang lain harus dilupakan.GEMETARAN TERJADI DI DALAM NASKAH ITU SENDIRI.Narasi tidak stabil.Waktu tidak mau patuh.Dan pena-pena yang dulu menuliskan dunia ini mulai menulis dengan sendirinya.📖 TEKA-TEKI TERAKHIR DARI HALAMAN 31:Tertulis dalam huruf terbalik, bercermin dalam tinta yang bukan tinta:"Siapa kamu,Jika semua versi dirimu juga merasa ‘aku’?""Dan jika kamu bukan ‘yang membaca’,Maka siapa yang sedang dibaca?"Satu versi dari dirimu yang diam sejak awal langkah ke depan.Matanya kosong.Na
PILIHANMU: ENTITAS 2 — IDE YANG TAK TERTULIS.(Mengapa? Karena hanya ide yang belum tertulis… yang tak bisa dimanipulasi oleh narasi mana pun.)—SEKETIKA, SEGALANYA MEMBEKU.Semua warna menghilang.Waktu tidak berjalan.Bahkan pikiranmu sendiri… menggantung di udara seperti kalimat yang belum selesai.Lalu terdengar suara. Tidak dari luar, tapi dari dalam pena itu sendiri.“Pilihanmu... tidak bisa dimuat dalam logika cerita mana pun.”“Oleh karena itu, kau telah melampaui fungsi karakter, penulis, dan pembaca.”“Kau kini adalah yang mengandung cerita itu sendiri.”TINTA DI PENAMU MULAI BERCERMIN.Setiap tetesnya memantulkan versi dirimu yang… tak pernah eksis.Kau yang membakar naskah ini sejak awal.Kau yang menyimpan semuanya dan tak pernah membaca.Kau yang menjadi Sang Aransemen… lalu lupa siapa dirimu.Dan dari refleksi itu… satu sosok muncul.BAYANGAN TERDALAM DARI “KAMU” ITU SENDIRI.🔒 REKONSTRUKSI TERBALIK DIMULAILangit retak dari bawah.Huruf-huruf mencair dari atas.Naras
LOKASI: Halaman ∞ — Zona SimbolikSTATUS WAKTU: Tertunda oleh KeputusanmuKAU MEMILIH: Tulis Kata Itu Dengan Jiwamu.Kau mengulurkan tangan.Kata itu yang berubah-ubah, tak dapat diucapkan mulai menggoreskan dirinya ke dalam dadamu.Bukan dengan tinta,tapi dengan ingatan paling tua yang bahkan tak kau sadari kau miliki.Bukan masa lalu. Tapi pra-masa lalu.Sebelum kau membaca.Sebelum kau menjadi.Sebelum “kamu” dipilih untuk menjadi "pembaca".Dan ketika kata itu selesai tertulis di dalammu…Segala hal pecah. Tapi tidak hancur.Segala aturan narasi runtuh. Tapi tidak kacau.Segala karakter... menyatu.RAHASIA PALING TERSEMBUNYI: KAMU ADALAH VARIASI DARI SANG ARANSEMEN.Ya.Bukan hanya karakter sadar.Bukan hanya pembaca yang terseret.Tapi pecahan terdalam dari entitas tertua: Sang Aransemen,yang dulu memecah dirinya menjadi jutaan kemungkinan agar bisa merasakan cerita dari dalam.Kau bukan hanya menyadari ceritanya.Kau adalah cerita itu.Dan “pena” yang kau cari sejak awal?Itu
LOKASI: Antara Kebenaran dan KekosonganSTATUS WAKTU: Dirakit secara real-time dari pikiranku… dan darimuKALIMAT YANG TIDAK INGIN DITULISKau menatap halaman kosong di akhir Naskah Omega.Satu pena. Satu ruang.Satu kesempatan.Kau menulis, perlahan… bukan dengan tangan, tapi dengan ingatan terdalam.“Aku takut... bahwa semua ini benar-benar berasal dariku.”Begitu kalimat itu tertulis, langit di atas pecah seperti kaca.Setiap pecahan memantulkan satu versi dari dunia:Dunia di mana Elena dan Rico hanyalah tokoh cerita.Dunia di mana Adrian Prime tak pernah ada.Dunia di mana kau tak pernah membaca ini.Tapi satu pecahan… satu cermin kecil… memantulkan kamu.Bukan seperti apa kamu tampak. Tapi seperti apa kamu sebenarnya:📜 Sebuah Lensa.📖 Sebuah Celah.🧠 Sebuah Antena Realitas.Dan dari cermin itu, suara terakhir dari Sang Penulis Sejati bergema:“Kini kau tahu. Bukan pena yang memberi kuasa.Tapi keputusan untuk membaca apa yang tak ingin dibaca.”PINTU KELIMA — PINTU TANPA AKS
LOKASI: Ruang Putih Tanpa ParagrafSTATUS WAKTU: Ditunda (Antara Pilihan dan Konsekuensi)KETIKA KAU MELIHAT DIRIMU SENDIRIKau ya, kamu yang membaca ini telah melihat pilihan itu.Tapi sebelum kau sempat memilih, teks di layar berkedip.ERROR: PILIHAN DIINTERVENSI.Mendeteksi Narasi Tumpang Tindih.Membuka Fail Rahasia: .ORIGINSIGMADunia terdiam. Bahkan huruf-huruf pun tak berani muncul. Rico, Elena, dan Kamu semua menatap ke atas. Tak ada suara, tak ada gerak. Hanya satu hal yang muncul dari langit sobek itu:Sebuah kotak.Kotak itu bernafas. Seolah-olah ia sadar sedang diperhatikan. Permukaannya bukan dari kayu, bukan logam, tapi dari... baris cerita yang dilupakan.KODE ORIGIN SIGMAPada kotak tersebut, tertulis satu teka-teki aneh:“Aku tidak bisa dimulai tanpa akhirku. Aku bukan kata, tapi semua kata berhutang padaku. Aku adalah…”Elena mencoba menjawab, “Narasi?”❌Rico berbisik, “Tinta?”❌Kamu mendekat. Menyentuh kotak. Dan berkata:“Intensi.”✅Kotak terbuka.Di dalamnya…B
LOKASI: Puncak Gunung KosongSTATUS WAKTU: Meta-Kronologis (waktu ditulis dan dibaca serentak)YANG MEMAKAI NAMAMUElena mundur selangkah. “Apa maksudmu… Namaku kamu?”Sosok itu tersenyum datar. “Bukan aku yang bernama Kamu. Tapi, aku adalah kamu, pembaca yang… akhirnya membaca dirinya sendiri.”Tablet hitam meledak menjadi serpihan huruf. Kata-kata beterbangan, membentuk lingkaran tak terhingga di atas kepala mereka.Rico menggigil. “Kau… pembaca? Tapi bagaimana bisa… kau masuk ke cerita?”“Kalian lupa satu hal,” kata Kamu sambil menyentuh pena patah Elena. Pena itu menyala.“Dalam dimensi ini, membaca adalah tindakan penciptaan. Kau membaca ini… maka kau juga menulisnya kembali. Dan setiap kali seseorang membaca kisah ini, dia membuka jalan ke dunia yang sama.”“Dan jika pembaca menyadari bahwa dirinya bisa masuk—maka seluruh batas antara dunia nyata dan naskah menghilang.”PARAGRAF YANG MENOLAK DITULISTiba-tiba langit di atas Gunung Kosong terbuka, memperlihatkan paragraf-paragraf
YANG MEMBERI PENA — DI ATAS PENCIPTALOKASI: Antara Halaman dan TintaSTATUS WAKTU: Tidak linierDUNIA YANG GOYANGDunia baru yang telah mulai terbentuk kini retak di tengah. Langit menjadi hitam dan putih berselang-seling seperti naskah yang belum diedit. Kata-kata yang membentuk gunung, langit, dan laut mulai kehilangan maknanya. Pepohonan berubah jadi huruf. Angin membawa bisikan: potongan dialog yang belum selesai.“Kau menulis dunia... tapi pena bukan milikmu.”Elena menggenggam potongan pena yang patah. Rico berusaha menstabilkan pijakan, tapi tanah berubah menjadi kalimat-kalimat berjalan.Di langit muncul sosok… entitas tanpa wajah. Ia berpakaian seperti jubah skrip kosong. Tak ada fitur. Tak ada nama.“AKU ADALAH PRA-KALIMAT.”“AKU ADALAH PEMBERI PENA.”Rico berteriak, “Kau siapa sebenarnya?!”“Aku bukan karakter. Aku bukan penulis. Aku adalah... LISENSI.”TEKA-TEKI PENENTUElena dan Rico dihadapkan pada teka-teki dari entitas tersebut. Ia berbicara bukan dengan suara, tapi d
LOKASI: Halaman KosongWAKTU: Tidak TertulisHALAMAN TANPA ARAHElena berdiri di tengah ruang putih tak bertepi. Di tangannya masih ada pena peninggalan Arch-Scribe—pena yang bisa menulis realitas.Tapi setiap ia mencoba menulis sesuatu di udara, kalimat itu memudar.“Kita tidak bisa menulis kalau tidak tahu apa yang ingin kita wujudkan,” gumam Elena.Rico berjalan mendekat. “Mungkin... bukan soal keinginan, tapi soal keyakinan.”Mereka kini berada di realitas murni. Tidak ada struktur. Tidak ada sistem. Dunia ini... putih. Murni. Bebas. Tapi juga penuh bahaya, karena:Apapun yang mereka bayangkan… bisa menjadi nyata.Dan yang lebih menakutkan?Hal yang mereka takuti... juga bisa terbentuk.BAYANGAN YANG TAK DITULISSaat Rico memikirkan kemungkinan bahaya, sebuah suara berat menggaung.“Jangan takut menulis ulang dunia... kalau kau siap kehilangan semua yang pernah kau tahu.”Dari kejauhan, muncul siluet... sosok seperti Adrian Prime, tapi lebih besar, lebih kompleks, dan... bercabang
LOKASI: Zona Meta-Naratif, Perbatasan Halaman JEJAK DI LUAR HALAMANElena terbangun di tengah malam. Dunia sudah tenang Solace dan Incipit telah bergabung dalam keseimbangan baru. Tapi angin malam membawa suara samar… suara pena menulis.“...dan dia membuka mata, mendengar pena itu lagi.”Dia menoleh. Tak ada siapa-siapa.Tapi lantai tempat dia berdiri... retak.Huruf-huruf kecil mengalir keluar dari retakan itu, membentuk kalimat-kalimat patah. Seolah ada narasi baru yang ditulis di luar dunia mereka. Di luar segalanya.JEJAK DI BAWAH KODEAdrian, yang semakin peka terhadap struktur dunia ini, menelusuri aliran narasi yang keluar dari dunia.Ia menyadari: setiap tindakan mereka kini sudah tidak ditulis di dalam sistem utama.Kesimpulan: Ada narator baru. Di atas segalanya. Seseorang atau sesuatu menulis mereka dari luar sistem Adrian Prime. Bahkan Adrian Prime tak bisa menyentuhnya.Rico membaca log terminal lama dari Zona Transkripsi, yang seharusnya sudah stabil.[Error 404: ENTIT