Share

Bab 7

Author: Queen Tere
last update Last Updated: 2023-02-21 19:54:17

Elard membantu Karina berdiri dan memapahnya. Elard lalu membukakan pintu mobil dan membantu Karina masuk ke dalam. Setelah itu, Elard menghampiri beberapa pengendara dan mengobrol dengan mereka.

Elard meminta tolong kepada mereka untuk membawa motor Karina ke bengkel. Untungnya masih ada orang-orang baik yang dengan senang hati membantu Karina. Setelah itu, Elard memasuki mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Karina menggigit bibirnya saat rasa sakit datang bertubi-tubi. Di tubuhnya banyak luka gores dan kulit yang sobek sampai terlihat dagingnya. Karina merasa sakit, nyeri, dan panas secara bersamaan.

Elard yang sedang menyetir sesekali melirik Karina dengan raut wajah khawatir. Ia sedikit mempercepat laju mobilnya agar segera sampai di rumah sakit. Karina meneteskan air mata ketika ia tidak mampu lagi menahan sakit.

"Kamu boleh remas tangan aku untuk melampiaskan rasa sakit kamu," celetuk Elard.

Karena sudah tak tahan, akhirnya Karina mengangguk dan mencengkram lengan Elard. Bukankah kesakitan, Elard malah tersenyum. Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di rumah sakit.

Elard bergegas memanggil suster lalu beberapa suster mengambil kursi roda dan mendudukkan Karina di kursi roda. Mereka pun membawa Karina ke UGD. Para suster dan dokter dengan sigap mengobati luka-luka Karina.

Elard menggenggam tangan Karina untuk menenangkannya. Karina pun meringis kesakitan sambil mengeratkan pegangan tangan Elard saat obat antiseptik dan yang lainnya menyentuh lukanya. Rasa sakitnya sedikit berkurang ketika luka-lukanya ditutup perban dan plester luka.

Beberapa menit kemudian, luka Karina pun selesai diobati. Karina menarik nafas lega lalu tersenyum kepada Elard. "Terima kasih sudah menolong aku."

"Sama-sama. Kamu tadi kok bisa jatuh dari motor?"

"Ban motorku meledak karena ada paku yang tertancap di ban aku."

"Ya Tuhan, kok bisa?"

Karina mengedikkan bahu. "Entah, aku juga tidak tahu. Aku juga heran kenapa paku sebanyak itu bisa tertancap di ban motorku seakan-akan ada yang sengaja menancapkannya."

Elard terdiam sambil memandangi Karina. Ia merasa setuju dengan ucapan Karina. Tidak mungkin paku sebanyak itu tertancap dengan sendirinya di ban motor Karina. "Besok lain kali setiap mau pakai motor di cek dulu bannya."

"Iya, makasih sarannya. Aku memang sering ceroboh."

"Jangan menyalahkan diri sendiri. Mungkin ini cobaan untuk kamu. Setelah ini aku antar pulang, ya?"

Karina mengangguk. "Tapi aku harus jemput ibuku di rumah bibiku. Soalnya setiap aku kerja, aku menitipkan ibuku ke bibiku."

"Kalau boleh tahu, kamu kerja apa?"

"Baby sitter."

"Semangat kerjanya, kata Ayah nilaimu selalu bagus."

"Terima kasih atas supportnya. Dan nailaiku juga gak bagus-bagus banget kok."

"Nilai A terus dibilang gak bagus-bagus banget? Lalu aku yang sering dapat B bahkan C disebut apa?"

Karina tertawa. Elard pun ikut tertawa. Bertepatan dengan itu, seorang suster memasuki ruangan. "Pasien sudah diperbolehkan pulang," ucap suster tersebut.

"Baik, terima kasih," sahut Elard.

Karina pun berusaha turun dari atas brankar. "sini aku bantu," ucap Elard yang lalu melingkarkan tangan Karina ke pundaknya lalu ia memapah Karina.

•••

Setelah dari rumah sakit, Elard dan Karina mampir ke rumah Suri. Elard dengan perhatian membukakan pintu mobil untuk Karina dan membantunya berjalan. Karina lalu mengetuk pintu rumah dan memanggil Suri.

Karena tahu itu adalah suara Karina, Suri pun memapah Kasih keluar rumah. Suri dan Kasih agak terkejut melihat Karina yang melingkarkan tangannya di bahu Elard sementara Elard melingkarkan tangannya ke perut Karina. Mereka jadi terlihat seperti saling merangkul dan berpelukan.

"Dia siapa, Karina?" tanya Suri.

"Dia teman kuliahku, Bi. Namanya Elard. Tadi di jalan banku meletus terus aku jatuh dari motor. Terus aku ditolong sama Elard," jawab Karina.

"Ya Tuhan, kenapa banmu bisa meletus?" tanya Kasih.

"Ketancap paku, Bu."

"Untung kamu baik-baik saja. Karina Karina… ada aja masalah yang terus menimpa kamu. Semoga kamu tetap kuat dan tegar menghadapi semuanya," ujar Suri.

Kasih sampai meneteskan air mata yang membuat hati Karina teriris. Karina pun memaksakan diri untuk berjalan mendekati Kasih dan memeluknya. "Maafkan Karina yang selalu membuat Ibu khawatir," ucapnya.

Kasih tidak menjawab apa-apa. Sebenarnya banyak hal yang ingin ia katakan kepada Karina. Namun ia malu karena ada Elard.

•••

Karina dan Kasih berterima kasih kepada Elard saat mereka sudah sampai di rumah. "Boleh aku minta nomor teleponmu?" pinta Elard kepada Karina.

Karina pun dengan senang hati memberikannya. Setelah itu, Elard berpamitan pulang dan meninggalkan rumah Karina. Karina pun memapah Kasih memasuki rumah.

Karina lalu menidurkan Kasih di kasur. Ia mengambil makanan di dapur lalu kembali ke kamar dan menyuapi Kasih. Setelah itu, Karina membantu Kasih meminum obat.

"Bagaimana kuliah dan kerjamu, Karina?" tanya Kasih.

"Syukurlah lancar, Bu." Karina sedikit berbohong, ia jelas tidak bisa mengatakan tentang berbagai kesulitan yang ia alami saat bekerja menjadi baby sitter. Ia tak ingin membuat Kasih kepikiran dan drop.

"Syukurlah kalau begitu. Ibu doakan pekerjaan dan kuliah kamu semakin lancar."

"Terima kasih doanya, Bu. Maad Karina belum bisa membahagiakan Ibu."

"Kamu bicara apa? Kamu anak yang sangat berbakti dan itu sudah sangat membahagiakan Ibu. Tidak perlu berpikir macam-macam. Fokus kuliah dan kerja agar segera sukses."

Karina pun memeluk Kasih. Ia menumpahkan tangis di pelukan Kasih. Seluruh beban yang selama ini ia tanggung luruh bersama dengan tangisnya.

Setelah beberapa menit, Karina pun melepaskan pelukannya. "Bu, aku mau menyelesaikan pekerjaanku. Ibu segera tidur, ya."

Kasih mengangguk, lalu memejamkan matanya. Karina pun mengambil piring keluar kamar menuju dapur. Ia pun mencuci peralatan makan dan bersih-bersih sebentar.

Setelah itu, ia memasuki kamarnya. Ia melanjutkan pekerjaannya membuat sebuah gaun rancangannya sendiri. Butuh waktu dua jam sampai rancangan itu selesai.

Karina lalu memfoto gaun rancangannya dan meng-uploadnya ke sosial medianya. Tiba-tiba ia mendapat pesan dari akun seorang artis bernama Melinda. Melinda sangat tertarik dengan gaun rancangan Karina dan berniat membelinya.

Tak tanggung-tanggung, Melinda berani membayar seharga dua ratus dollar. Itu jauh dari harga yang ditentukan oleh Karina sebesar seratus dollar. Karina pun senang bukan main.

Ia lalu melipat gaun tersebut dan memasukkannya ke dalam kotak kardus dan mem-packingnya. Bertepatan dengan itu, Melinda mentransfer uang kepada Karina. Karina merasa sangat bersyukur dan terharu.

Tiba-tiba ada pesan dari nomor tak dikenal.

08123456789: Aku Elard, simpan nomorku, ya

Karina: Oke, siap

Karina pun menyimpan nomor Elard. Beberapa menit kemudian, ada pesan masuk lagi dari Elard.

Elard: ayahku tertarik dengan gaun rancanganmu. Maukah kamu bekerja sama dengan butik ayahku?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Desainer   Bab 120

    "Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k

  • Sang Desainer   Bab 119

    Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel

  • Sang Desainer   Bab 118

    Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem

  • Sang Desainer   Bab 117

    Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn

  • Sang Desainer   Bab 116

    Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC

  • Sang Desainer   Bab 115

    Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status