Dari sore sampai malam Satria terus memainkan gamenya, baginya game adalah satu-satunya pelampiasan dari bullyan dan hinaan teman-temannya di sekolah. Dia membayangkan semua bos dungeon yang dia jelajahi sebagai teman-temannya, dengan begitu tanpa membutuhkan waktu lama Satria sudah menyelesaikan semua lantai dungeon dalam game Mythical World RPG malam ini.
“Jika saja kalian tidak memanfaatkan kekuatan dan kekuasaan orang tua kalian maka sudah lama kalian babak belur!” gerutu Satria sambil menatap langit-langit kamarnya.
“Seumur hidup aku tidak akan pernah memaafkan kelakuan mereka selama tiga tahun di SMA ini, suatu saat nanti mereka akan menjadi budak-budaku di dunia ini!” sambung Satria sambil mengepalkan tangannya erat-erat. Dia sudah tidak sabar untuk segera lulu dari SMA dan memulai jalan kesuksesannya sendiri untuk membalas dendam kepada teman-temannya.
‘Tring’
Terdengar notifikasi di dalam email game Mythical World RPG yang masih menyala, Satria memang belum log out dari gamenya. Satria buru-buru membuka pesan in-game yang datang, ternyata ada beberapa hadiah penyelesaian dungeon yang masuk. Satria langsung mengklaim semuanya, entah ini keberapa kalinya dia menamatkan semua dungeon dalam waktu beberapa jam saja.
‘Tring’
“Pemberitahuan update?” batin Satria saat melihat ada notifikasi masuk lagi ke dalam pesan in-game miliknya.
“Dear player Mythical World RPG. Kami memberitahukan bahwa besok semua server game akan mengadakan maintenance untuk menambahkan update game besar-besaran. Map baru, kota baru, item baru, dungeon baru, penyesuaian job class, penyempurnaan NPC, level maksimal baru yaitu level 100, misi baru dan lain sebagainya,” ucap Satria membaca pesan yang tertera.
“Kami akan mengirimkan detail updatenya kedalam email semua player. Setelah ini akan muncul sebuah survey bagi para player game Mythical World RPG. Mohon sobat semua mengisinya, terima kasih,” sambung Satria membaca kelanjutan pesan tersebut.
“Keren nih kalau ada peningkatan level maksimal,” kata Satria dengan wajah berseri-seri, dia langsung menutup pop up notifikasi pesan tersebut. Munculah sebuah survey bagi para player, semua kolom dan pilihan dalam survey langsung Satria isi.
“Silahkan isi harapan apa yang anda inginkan untuk game Mythical World RPG ke depannya. Apakah fitur baru? Event langka baru? Atau job class baru?” gumam Satria membaca bagian terakhir dari survey yang harus diisi olehnya, Satria langsung tersenyum dan memilih ‘lainnya’ saat itu juga muncul kolom tulisan untuk diisi.
“Saya harap game Mythical World RPG semakin maju hingga bisa terasa lebih realistis lagi,” ketik Satria, lalu dia menekan tombol selesai setelah mengisi semua survey tersebut.
‘Klurung’
Terdengar notifikasi email dari ponselnya, saat dicek ternyata itu adalah email ucapan terima kasih dari developer game Mythical World RPG karena sudah mengisi survey dari mereka. Satria langsung menghela nafas dalam dan bangkit dari kursinya, sekilas dia melihat jam sudah menunjukan pukul dua pagi. Satria langsung mematikan komputernya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur untuk beristirahat, dia harap mulai besok setidaknya bullyan dari teman-temannya sedikit berkurang.
***
Esok harinya Satria terbangun saat alarm ponselnya berbunyi nyaring. Waktu sudah menunjukan pukul setengah lima pagi, Satria buru-buru membasuh wajahnya dan pergi keluar untuk mencari sarapan. Setelah dapat sarapan dia kembali pulang, lalu mandi, ganti baju dan makan. Setelah itu pukul setengah tujuh pagi dia langsung berangkat jalan kaki menuju sekolahnya.
Diperjalanan dia sudah tidak bisa merasakan semangat apapun, kalau bisa dia sangat ingin bolos sekolah. Tapi jika itu diketahui pihak sekolah maka beasiswa miliknya akan diberhentikan, akhirnya mau tidak mau Satria harus tetap sekolah meski menerima perlakuan buruk dari teman-temannya. Dari arah belakang tiba-tiba saja terdengar suara motor mendekat.
“Sat, Sat,” terdengar ada orang yang memanggil dari arah belakangnya, sontak saja Satria langsung menoleh ke belakang.
“Bangsat! Hahaha..” ucap pria yang membawa motor saat melewati Satria, ternyata itu hanyalah rombongan adik kelasnya.
“Bangsat, woi bangsat,” timpal yang lainnya sambil tertawa. Mereka tampak sengaja memelankan motor mereka di dekat Satria untuk meledeknya. Tapi Satria terus berjalan dan mengacuhkannya.
‘Bbuuukkh’
Tiba-tiba satu motor mendekatinya, adik kelasnya yang dibonceng langsung menendangnya dengan keras hingga terjatuh. Setelah itu mereka buru-buru pergi sambil tertawa puas. Satria hanya menghela nafas dalam lalu bangkit lagi dan berjalan hingga sekolah, Satria hanya bisa menghela nafas dalam dan merapikan kembali bajunya.
Akan tetapi setelah dia masuk ke area sekolah tiba-tiba saja rombongan Vanzard datang mereka langsung mencengkram tangan Satria dan memaksanya untuk ikut dengan mereka. Di taman sekolah teman-teman Vanzard langsung membanting Satria ke tanah.
“Ada apa ini?” tanya Satria sambil duduk di rumput sambil merasakan sakit.
“Kau kemarin menatapku dengan kesal bukan? Sekarang kita selesaikan di sini,” jawab Vanzard dengan angkuh sambil membetulkan letak kacamatanya.
“Hajar dia,” perintah Vanzard.
“Siap bos,” jawab teman-temannya.
‘Bbeuukh’
‘Bbbuukkh’
Terdengar beberapa kali suara hantaman tinju mengenai tubuh Satria yang hanya bisa memegangi kepalanya, dari hidung dan mulutnya mulai mengalir darah. Vanzard langsung menyuruh teman-temannya untuk mengambil uang jajan Satria, mereka secara paksa menggeledah pakaian Satria hingga ditemukan uang sepuluh ribu rupiah.
“Cuma sepuluh ribu doang bos,” kata teman-teman Vanzard.
“Cih dasar kucel, buat apaan uang segini. Nafas juga belum cukup,” kata Vanzard sambil menenteng uang Satria. Namun Satria hanya terdiam tidak menanggapinya.
‘Beukh’
Vanzard menghantamkan sepatunya ke perut Satria sampai dia meringis kesakitan. Setelah itu terdengar suara bel berbunyi pertanda semua siswa harus segera masuk. Vanzard langsung memasukan uang Satria ke dalam sakunya.
“Tapi lumayanlah uang segini juga buat top up di game Mythical World RPG,” kata Vanzard. Satria tampak terkejut mendengarnya dan menatap punggung Vanzard dari belakang.
“Lah segitu buat apa bos, top up juga minimal dua puluh lima ribu,” ucap teman Vanzard sambil tertawa.
“Nanti bantu lawan bos dungeon di lantai tiga puluh dong bos,” imbuh teman Vanzard yang lain.
“Kecil, kemarin aku baru menghabisi bos dungeon lantai lima puluh sama Andre dan yang lainnya,” kata Vanzard sambil berlalu.
“Jadi mereka juga main game MW RPG ya,” batin Satria sambil bangkit.
“Melawan bos dungeon lantai lima puluh keroyokan saja bangga,” pikir Satria. Dia malah bisa mengalahkan bos dungeon terakhir di lantai tujuh puluh seorang diri. Satria tersenyum sebentar, nanti malam dia berniat melacak akun game MW milik mereka dan melakukan player killing kepada mereka semuanya.
Satria langsung menuju ke kelasnya dengan senang karena akhirnya ada kesempatan baginya untuk membalas dendam meski hanya dalam game. Satria berjalan tepat di belakang Vanzard dan teman-temannya, ternyata di dalam sudah ada guru IPS yang sedang mengajar. Dia menanyakan kenapa Vanzard dan yang lainnya terlambat, mereka bilang kalau mereka ke toilet dulu. Mereka langsung di perbolehkan duduk di kursinya.
“Kau kenapa juga terlambat Satria?” tanya guru IPS.
“Saya tadi juga ke toilet pak,” jawab Satria.
“Toilet-toilet. Berdiri kau di kelas! Ke toilet saja sampe lama begitu!” bentak guru IPS. Satria hanya menghela nafas dalam dan berdiri di sudut ruangan kelasnya tepat di dekat pintu masuk.
“Siswa beasiswa kok terlambat,” ejek Vanzard. Semua orang di kelas langsung tertawa mendengarnya.
“Malu-maluin saja kau!” timpal Andre sambil melempari Satria dengan bola kertas.
Semua murid lainnya juga mengikuti Andre melempari Satria dengan bola kertas hingga di kelas berserakan, tapi guru yang mengajar tidak bertindak apapun seolah tidak melihatnya. Bagi Satria sendiri itu tidak aneh, dia yakin selepas ini dia juga yang harus membereskan ruangan kelasnya.
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan