Share

Bab 9

Penulis: Jimmy Nugroho
"Lalu, mereka masing-masing keluar dua miliar ...." Kristin meneruskan, "Alhasil ... begitu beroperasi, ayahku jadi penanggung jawab hukum, sedangkan mitra ayahku itu ajukan pinjaman dana enam miliaran ke Karlo dengan jaminan hotel."

"Habis itu, Karlo datang cari kami untuk tagih uang, dan tunjukkan kontraknya. Akhirnya ... hotel diambil Karlo sebagai pembayaran, dan hotel itu hanya dinilai empat miliar. Sebagai penanggung jawab hukum, ayahku harus tanggung sisa pinjaman dua miliar ini." Senyum pahit merekah di bibir Kristin.

Dia melanjutkan, "Lalu, uang ini diubah Karlo jadi utang rentenir. Setelah setahun, sekarang menurut mereka, utangnya sudah jadi delapan miliaran!"

"Lalu, teman ayahmu itu?" tanya Niveria.

"Orang itu ... kabur," jawab Kristin. "Lalu, kata teman ayahku yang lain, orang yang kerja sama dengan ayahku itu ternyata ... bekerja untuk Karlo."

"Jadi ...." Kelvin memicingkan mata saat bertanya, "Semua ini hanya jebakan mereka? Kalian nggak lapor polisi?"

"Sudah, tapi mereka punya kontrak. Yang tertulis dua miliar, hanya saja mereka diam-diam ancam harus bayar delapan miliar," ujar Kristin. "Mereka kenal banyak preman. Setelah lapor polisi, mereka juga sering datang ganggu!"

"Apa boleh buat ...." Kristin tersenyum getir saat bicara, "Orang tuaku hanya bisa kerja banyak pekerjaan setiap hari, mau lunasi utang."

"Kerja ... untuk bayar uang rentenir, nggak akan pernah lunas," komentar Niveria sembari menggeleng. "Karlo ini ... benar-benar bukan manusia!"

Kelvin menoleh pada Niveria dan mengangkat alis, lalu bertanya, "Bu Niveria sepertinya kenal Karlo ini?"

"Ya!" jawab Niveria sambil mengangguk. "Kami datang ke Kota Jingawan mau investasi beberapa proyek, dan Karlo punya platform e-commerce yang cukup bagus. Dia itu target investasiku, sedang ditinjau dalam beberapa waktu itu."

"Tapi ternyata dia manusia sampah!" Niveria berujar dengan tenang, "Aku nggak akan investasi satu sen pun ke dia."

Setelah itu, Niveria tersenyum dan bertanya, "Apa perlu ... aku bantu? Bikin Karlo bangkrut, dan lunasi utang mereka, itu hal sepele saja."

Kelvin menggeleng dan berucap menolak, "Aku juga punya dendam dengan Karlo. Masalah ini, nggak perlu repotin kamu. Terima kasih untuk barusan."

"Terima kasih gimana?" tanya balik Niveria dengan senyum candaan di bibirnya.

Kelvin berpikir sejenak. Lalu, dia mendongak ke arah Niveria dan berkata, "Kita nggak kenal sebelumnya, tapi Bu Niveria bisa menemukanku, pasti melalui banyak cara. Aku bisa penuhi satu permintaanmu, asalkan nggak melanggar moral."

Awalnya, Kelvin mengira Niveria datang mencarinya untuk menyelamatkan nyawa Irene.

Namun, Niveria datang lagi hari ini. Itu membuktikan masih ada hal lain, mungkin ingin dia membantunya menyelamatkan orang lagi.

Kelvin tidak suka berutang budi, maka dia memutuskan memenuhi permintaan Niveria.

"Permintaan apa pun boleh asal nggak melanggar moral?" tanya Niveria memastikan.

Kelvin mengangguk dan berujar, "Kata sudah terucap, berarti janji. Syaratnya nggak melanggar moral."

Senyum mengembang di bibir Niveria. Dia berkata, "Kalau begitu, aku memang ada satu hal yang butuh bantuanmu."

"Katakan," ucap Kelvin.

"Kita ... nikah saja." Niveria menyibak rambutnya. Wajah cantiknya memancarkan semburat merah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 50

    Kelvin terkejut dan bertanya, "Berapa harga satuan Pil Pelarut Mayat ini katamu?"Namun, wanita bergaun putih memandangi Kelvin dari atas ke bawah. Lama kemudian, dia menarik napas dalam-dalam dan bertanya, "Kamu ahli alkimia?""Aku seorang ahli pengobatan." Kelvin menggeleng, tidak mengakui status sebagai ahli alkimia.Mendengarnya, wanita itu tampak sedikit kecewa."Tapi aku juga bisa racik pil. Terkadang diperlukan untuk mengobati pasien," ujar Kelvin sambil memandangi mayat di depannya.Tak lama kemudian, dua mayat itu sepenuhnya berubah menjadi genangan air, tak bersisakan tulang, dan meresap ke dalam tanah.Wanita bergaun putih tampak girang mendengar perkataan Kelvin. Dia buru-buru bertanya, "Kalau begitu ... apa kamu bisa racik Pil Sari Pati?""Pil Sari Pati?" Alis Kelvin berkerut.Melihat ekspresi Kelvin, wanita bergaun putih tersenyum getir dan berkata lesu, "Iya juga, Pil Sari Pati itu pil level dua. Kamu cuma seorang dokter, wajar kalau nggak bisa racik.""Aku nggak bilang

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 49

    Sebagai seorang ahli pengobatan, Kelvin sudah terbiasa melihat kematian. Jadi, saat dua mayat terbaring di depannya, dia tidak merasa takut sedikit pun.Beban psikologis pun tidak ada sama sekali.Kelvin bisa berhati lembut sebagai dokter, tetapi menghadapi orang yang berniat jahat terhadapnya, dia tidak perlu membalas keburukan dengan kebaikan.Hanya saja, menangani kedua mayat ini agak merepotkan.Saat itu, wanita bergaun putih berkata dengan nada datar, "Mereka itu pembunuh bayaran, kemungkinan besar adalah buronan terdaftar. KTP yang mereka pakai pasti palsu.""Jadi?" tanya Kelvin sambil menoleh pada wanita bergaun putih.Wanita bergaun putih menatapi Kelvin seperti melihat orang bodoh. Dia menyarankan, "Jadi, kamu tinggal masukkan mereka ke karung, bawa ke luar kota, dan buang di alam liar."Ekspresi Kelvin berubah. Dia memandangi wanita bergaun putih seraya mengajak, "Kamu juga bunuh satu, ayo kita bawa bersama-sama."Wanita bergaun putih melemparkan tatapan cuek pada Kelvin dan

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 48

    Kelvin menunduk dan terkaget-kaget.Pria yang terbaring di depannya muntah darah keras sampai seluruh wajahnya terciprat.Wanita itu melongo melihatnya.Siapa mereka? Mereka berdua adalah pembunuh bayaran paling top di dalam negeri. Mereka tidak pernah gagal saat bekerja sama!Namun, kali ini, dia dikalahkan Kelvin dalam sekejap, sedangkan pria ini tampaknya sudah tidak bisa diselamatkan.Mereka jelas menghadapi lawan tangguh dan dikalahkan seketika.Kelvin juga sedikit terperanjat. Dia menoleh pada wanita bergaun putih.Dengan sekilas pandang ini, Kelvin sendiri sedikit terpana.Wanita itu termasuk wanita cantik, tetapi jelas masih kalah dibanding Niveria, bahkan kalah dengan Shintia.Ekspresinya juga agak dingin.Akan tetapi ... ada daya tarik yang aneh pada wanita itu."Selesaikan urusanmu sendiri, jangan menyusahkan orang lain!" tegur wanita itu dengan nada datar. Dia memalingkan muka, berdiri di balkon dan terus melihat ke luar.Seolah-olah urusan Kelvin di sana tidak ada hubungan

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 47

    Di balkon lantai dua wisma, Kelvin berdiri di depan sebuah kamar dan menatap tajam pada dua orang itu. Ekspresinya dingin.Sebenarnya, Kelvin bisa menebak dari pembicaraan telepon wanita tadi.Kedua orang ini sepertinya adalah pembunuh bayaran yang dikirim oleh Arvin.Kelvin sudah punya antisipasi bahwa Arvin mengincarnya. Hanya saja, dia tidak menyangka Arvin akan bertindak secepat ini.Bagaimanapun juga, Keluarga Jahan adalah yang terkuat dari enam keluarga besar Kota Yanir. Dengan sumber daya yang mereka kuasai, tidak sulit menyelidiki dirinya.Niveria telah bertemu dengannya beberapa kali dalam dua hari ini. Arvin pasti akan mengincarnya.Namun, Kelvin tidak menyangka tindakan mereka akan begitu cepat. Malam ini sudah ada dua orang yang datang ke wisma, dan mengutak-atik tas ranselnya.Kakek pernah memberitahunya, sebagai kultivator, dia tidak boleh bertarung melawan orang biasa. Akan tetapi ... apakah pembunuh bayaran termasuk orang biasa?Jawabannya adalah tidak.Kedua pembunuh

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 46

    Lalu, Charles menatap mereka dan berujar, "Kelvin ada di wisma, kalian pergi mohon dia saja. Dia sudah bilang, 'kan? Asal ... kalian berlutut dan mohon dia, biar Tia mohon dia, mungkin masih ada harapan!""Mohon kampungan itu?" Sherline menggertakkan gigi dengan kuat."Memangnya kalian mau lihat Tia mati?" tukas Charles sambil memelotot.Tepat saat itu, terdengar suara langkah kaki dari pintu. Seorang pelayan masuk ke ruangan untuk melaporkan, "Tuan, di luar ada Karlo Zulkarnain, minta ketemu!""Karlo?" Sorot mata Charles berubah dingin. Dia memaki, "Dia yang beri ide rekam video, dia yang bikin Tia jadi begini. Masih berani datang? Kalau akhirnya Tia mati, sekalipun ada Keluarga Lorenz di belakangnya, aku akan bunuh dia."Daniel ikut membentak, "Suruh dia pergi!""Dia ...." Saat itu, pelayan tadi menambahkan, "Dia bilang dia bawa solusi untuk menyelamatkan Nona. Dia datang bersama seseorang bernama Adrian Lorenz!" "Hah?" Charles terkejut dan bertanya, "Serius?""Ya, orang itu bilang

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 45

    Hasan adalah seorang pengusaha, dia tidak bodoh!Meski tadi mereka bertiga tidak saling menyebut identitas masing-masing, Kelvin tahu bahwa pria berkacamata hitam itu adalah seorang kultivator, dan kekuatannya mungkin sekitar Tahap Pemurnian Energi.Menurut perkataan Kelvin, pria berkacamata hitam dan Hasan juga menduga Kelvin adalah seorang kultivator, hanya saja tingkat kultivasinya tidak diketahui.Kultivator yang memasuki Tahap Pemurnian Energi adalah orang paling top di dunia biasa. Jika Hasan berteman baik dengan Kelvin, itu dapat membuat bisnisnya lebih stabil.Yang paling penting, Kelvin adalah seorang dokter hebat. Sekarang tampaknya dia juga seorang ahli alkimia!Ahli alkimia sangat langka, bahkan di dunia kultivasi sekali pun.Jika bisa membuat Kelvin menikahi Irene, itu jelas hal yang sangat baik.Kelvin berdeham canggung dan menjelaskan, "Pak Hasan, aku benaran buta sebelum ini, dan mataku baru sembuh. Tanya Niveria saja kalau nggak percaya!""Selain itu ...." Kelvin berde

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status