Share

Bab 8

Penulis: Jimmy Nugroho
Plak! Suara tamparan keras menggema.

Karlo ditampar hingga pusing tujuh keliling. Pipinya terasa panas dan perih.

Namun, perkataan Niveria barusan terus terngiang di benaknya.

Kelvin ... adalah teman Niveria!

Karlo merasa hal itu mustahil.

Siapa Niveria? Keluarga Sunardi dari Kota Yanir adalah keluarga kaya yang terkemuka, dengan aset tak terhitung.

Lalu, siapa Kelvin? Hanya seorang kampungan dan tunanetra.

Tentu saja, sekarang Karlo curiga bahwa kebutaan Kelvin hanya dibuat-buat untuk mendapat rasa simpati Keluarga Limanta.

Orang seperti itu, ternyata ... adalah teman yang diakui Niveria?

Saat Karlo masih terbengong, tamparan lain sudah datang. Karlo langsung tersadar dari lamunannya.

Melihat pria berewok itu mengangkat tangan lagi, Karlo segera berkata, "Jangan pukul, jangan pukul! Bu Niveria, jangan tertipu oleh bocah ini. Aku nggak tahu cara apa yang dia gunakan untuk dekati kamu, tapi dia itu penipu. Kamu ...."

"Dengan siapa aku berteman, memangnya perlu kamu atur?" Wajah cantik Niveria menunjukkan sedikit ekspresi mengejek.

Tanpa bertele-tele, pria berewok itu melayangkan beberapa tamparan lagi.

Sementara orang-orang yang dibawa Karlo, tidak berani berkata sepatah kata pun. Dua orang di balik meja konter bahkan diam-diam mundur keluar.

Orang yang bahkan begitu ditakuti oleh Karlo, mana berani mereka para preman menyinggungnya? Mereka semua adalah orang yang hanya berani menindas yang lemah, tetapi takut pada yang kuat.

Seluruh ruangan dipenuhi suara tamparan.

Setelah belasan tamparan berturut-turut, wajah Karlo bengkak total, dan hidungnya terus meneteskan darah. Penampilannya sungguh menyedihkan.

"Cukup," cegat Niveria sambil melambaikan tangan.

Pria berewok itu langsung mendorong Karlo hingga tersungkur di lantai, lalu mendengkus.

"Kalian sudah boleh pergi," ucap pria berewok pada sekelompok orang itu.

Mereka semua memandanginya dengan tatapan penuh ketakutan.

Auranya begitu kuat. Saat menghadapi pria kekar seperti itu, mereka bahkan tidak punya keberanian untuk melawan.

Perkataan pria berewok itu seperti perintah pembebasan. Mereka buru-buru berlari ke sisi Karlo dan membantunya berdiri.

Mata Karlo agak berkunang-kunang setelah ditampar belasan kali. Dia diseret keluar oleh para anak buahnya.

"Terima kasih," ucap Kelvin pada Niveria setelah orang-orang itu pergi.

Niveria bertanya dengan heran sambil menatapnya, "Matamu ... nggak buta?"

Kelvin terdiam. Dia berdeham, lalu menjawab, "Baru sembuh semalam."

Niveria memicingkan mata dengan ekspresi curiga.

Memang, kemarin masih buta, tetapi sudah sembuh hari ini. Siapa pun yang mendengarnya tidak akan percaya. Akan tetapi, Kelvin benar-benar tidak berbohong.

Kelvin tidak berkecut hati, tetapi berpikir Niveria mungkin mengira dia pura-pura buta, dan kemarin meminta Irene melepas baju, entah mengapa timbul sedikit rasa bersalah dalam hatinya.

"Terima kasih Kak Kelvin! Terima kasih, Kak Niveria!" sela Kristin segera.

"Ini ... sebenarnya apa yang terjadi? Keluargamu utang sama Karlo?" tanya Kelvin.

Kristin menghela napas panjang sebelum merespons, "Huh, memang utang dua miliar ke mereka."

"Kok bisa ngutang?" tanya Kelvin lagi.

Tebersit kegetiran di mata Kristin. Dia menjelaskan, "Keluargaku dulu buka wisma ini, masih untung awal-awal. Tahun lalu, teman lama ayahku datang dan bilang wisma sudah ketinggalan zaman, jadi dia ajak investasi ke hotel."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 50

    Kelvin terkejut dan bertanya, "Berapa harga satuan Pil Pelarut Mayat ini katamu?"Namun, wanita bergaun putih memandangi Kelvin dari atas ke bawah. Lama kemudian, dia menarik napas dalam-dalam dan bertanya, "Kamu ahli alkimia?""Aku seorang ahli pengobatan." Kelvin menggeleng, tidak mengakui status sebagai ahli alkimia.Mendengarnya, wanita itu tampak sedikit kecewa."Tapi aku juga bisa racik pil. Terkadang diperlukan untuk mengobati pasien," ujar Kelvin sambil memandangi mayat di depannya.Tak lama kemudian, dua mayat itu sepenuhnya berubah menjadi genangan air, tak bersisakan tulang, dan meresap ke dalam tanah.Wanita bergaun putih tampak girang mendengar perkataan Kelvin. Dia buru-buru bertanya, "Kalau begitu ... apa kamu bisa racik Pil Sari Pati?""Pil Sari Pati?" Alis Kelvin berkerut.Melihat ekspresi Kelvin, wanita bergaun putih tersenyum getir dan berkata lesu, "Iya juga, Pil Sari Pati itu pil level dua. Kamu cuma seorang dokter, wajar kalau nggak bisa racik.""Aku nggak bilang

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 49

    Sebagai seorang ahli pengobatan, Kelvin sudah terbiasa melihat kematian. Jadi, saat dua mayat terbaring di depannya, dia tidak merasa takut sedikit pun.Beban psikologis pun tidak ada sama sekali.Kelvin bisa berhati lembut sebagai dokter, tetapi menghadapi orang yang berniat jahat terhadapnya, dia tidak perlu membalas keburukan dengan kebaikan.Hanya saja, menangani kedua mayat ini agak merepotkan.Saat itu, wanita bergaun putih berkata dengan nada datar, "Mereka itu pembunuh bayaran, kemungkinan besar adalah buronan terdaftar. KTP yang mereka pakai pasti palsu.""Jadi?" tanya Kelvin sambil menoleh pada wanita bergaun putih.Wanita bergaun putih menatapi Kelvin seperti melihat orang bodoh. Dia menyarankan, "Jadi, kamu tinggal masukkan mereka ke karung, bawa ke luar kota, dan buang di alam liar."Ekspresi Kelvin berubah. Dia memandangi wanita bergaun putih seraya mengajak, "Kamu juga bunuh satu, ayo kita bawa bersama-sama."Wanita bergaun putih melemparkan tatapan cuek pada Kelvin dan

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 48

    Kelvin menunduk dan terkaget-kaget.Pria yang terbaring di depannya muntah darah keras sampai seluruh wajahnya terciprat.Wanita itu melongo melihatnya.Siapa mereka? Mereka berdua adalah pembunuh bayaran paling top di dalam negeri. Mereka tidak pernah gagal saat bekerja sama!Namun, kali ini, dia dikalahkan Kelvin dalam sekejap, sedangkan pria ini tampaknya sudah tidak bisa diselamatkan.Mereka jelas menghadapi lawan tangguh dan dikalahkan seketika.Kelvin juga sedikit terperanjat. Dia menoleh pada wanita bergaun putih.Dengan sekilas pandang ini, Kelvin sendiri sedikit terpana.Wanita itu termasuk wanita cantik, tetapi jelas masih kalah dibanding Niveria, bahkan kalah dengan Shintia.Ekspresinya juga agak dingin.Akan tetapi ... ada daya tarik yang aneh pada wanita itu."Selesaikan urusanmu sendiri, jangan menyusahkan orang lain!" tegur wanita itu dengan nada datar. Dia memalingkan muka, berdiri di balkon dan terus melihat ke luar.Seolah-olah urusan Kelvin di sana tidak ada hubungan

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 47

    Di balkon lantai dua wisma, Kelvin berdiri di depan sebuah kamar dan menatap tajam pada dua orang itu. Ekspresinya dingin.Sebenarnya, Kelvin bisa menebak dari pembicaraan telepon wanita tadi.Kedua orang ini sepertinya adalah pembunuh bayaran yang dikirim oleh Arvin.Kelvin sudah punya antisipasi bahwa Arvin mengincarnya. Hanya saja, dia tidak menyangka Arvin akan bertindak secepat ini.Bagaimanapun juga, Keluarga Jahan adalah yang terkuat dari enam keluarga besar Kota Yanir. Dengan sumber daya yang mereka kuasai, tidak sulit menyelidiki dirinya.Niveria telah bertemu dengannya beberapa kali dalam dua hari ini. Arvin pasti akan mengincarnya.Namun, Kelvin tidak menyangka tindakan mereka akan begitu cepat. Malam ini sudah ada dua orang yang datang ke wisma, dan mengutak-atik tas ranselnya.Kakek pernah memberitahunya, sebagai kultivator, dia tidak boleh bertarung melawan orang biasa. Akan tetapi ... apakah pembunuh bayaran termasuk orang biasa?Jawabannya adalah tidak.Kedua pembunuh

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 46

    Lalu, Charles menatap mereka dan berujar, "Kelvin ada di wisma, kalian pergi mohon dia saja. Dia sudah bilang, 'kan? Asal ... kalian berlutut dan mohon dia, biar Tia mohon dia, mungkin masih ada harapan!""Mohon kampungan itu?" Sherline menggertakkan gigi dengan kuat."Memangnya kalian mau lihat Tia mati?" tukas Charles sambil memelotot.Tepat saat itu, terdengar suara langkah kaki dari pintu. Seorang pelayan masuk ke ruangan untuk melaporkan, "Tuan, di luar ada Karlo Zulkarnain, minta ketemu!""Karlo?" Sorot mata Charles berubah dingin. Dia memaki, "Dia yang beri ide rekam video, dia yang bikin Tia jadi begini. Masih berani datang? Kalau akhirnya Tia mati, sekalipun ada Keluarga Lorenz di belakangnya, aku akan bunuh dia."Daniel ikut membentak, "Suruh dia pergi!""Dia ...." Saat itu, pelayan tadi menambahkan, "Dia bilang dia bawa solusi untuk menyelamatkan Nona. Dia datang bersama seseorang bernama Adrian Lorenz!" "Hah?" Charles terkejut dan bertanya, "Serius?""Ya, orang itu bilang

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 45

    Hasan adalah seorang pengusaha, dia tidak bodoh!Meski tadi mereka bertiga tidak saling menyebut identitas masing-masing, Kelvin tahu bahwa pria berkacamata hitam itu adalah seorang kultivator, dan kekuatannya mungkin sekitar Tahap Pemurnian Energi.Menurut perkataan Kelvin, pria berkacamata hitam dan Hasan juga menduga Kelvin adalah seorang kultivator, hanya saja tingkat kultivasinya tidak diketahui.Kultivator yang memasuki Tahap Pemurnian Energi adalah orang paling top di dunia biasa. Jika Hasan berteman baik dengan Kelvin, itu dapat membuat bisnisnya lebih stabil.Yang paling penting, Kelvin adalah seorang dokter hebat. Sekarang tampaknya dia juga seorang ahli alkimia!Ahli alkimia sangat langka, bahkan di dunia kultivasi sekali pun.Jika bisa membuat Kelvin menikahi Irene, itu jelas hal yang sangat baik.Kelvin berdeham canggung dan menjelaskan, "Pak Hasan, aku benaran buta sebelum ini, dan mataku baru sembuh. Tanya Niveria saja kalau nggak percaya!""Selain itu ...." Kelvin berde

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status