"Dia tidak bodoh, Yang Mulia," kata Andrew, yang di mata Greg terlihat jelas sekali sudah terbius dengan kehebatan yang dimiliki oleh pemuda yang beberapa jam yang lalu dia lihat telah mencium seorang putri raja.Andrew bahkan menambahkan, "Justru dia sangat cerdas. Tidak banyak orang yang mengajari lawannya dan aku sangat yakin di masa depan dia bisa menjadi seorang pemimpin yang hebat."Mendengar kata-kata Andrew itu, Keannu sontak tidak sabar bertanya pada sang jenderal perang yang saat ini masih menjabat itu, "Andrew, apa kau berniat menggunakan hak pilihmu untuk ... memilih dia?"Greg terkejut mendengar pertanyaan itu, tapi dia juga sangat tertarik. "Maksud Anda, hak jenderal perang yang memilih kandidat jenderal perang selanjutnya, Yang Mulia?""Iya." Keannu menjawab sambil mengangguk.Telah diketahui bahwa pada akhir seleksi, Andrew Reece akan segera mengundurkan diri dari jabatannya sehingga Kerajaan Ans De Lou membutuhkan pimpinan pasukan baru sebagai jenderal perang.Dikaren
Keannu malah tertawa renyah dan mengibaskan tangannya seakan menganggap remeh ucapan Greg. "Mana mungkin dia bisa melakukannya? Dia bukan Jenderal Mackenzie yang bisa melatih para anak buahnya dalam waktu yang singkat dan hasilnya pun bisa dilihat dengan cepat. Dia ini hanya bocah ingusan yang bahkan belum genap berusia 21 tahun, astaga!" kata Keannu dengan nada meremehkan.Meskipun pria yang baru saja berbicara itu adalah raja, Andrew yang mendengarkan setiap kata yang terucap dari bibir Keannu membuatnya sedikit jengkel.Sehingga Andrew pun akhirnya memutuskan untuk menanggapi, "Yang Mulia, dia memang bukan Jenderal Mackenzie. Tapi, percayalah ... dia bahkan bisa berteman dengan putra dari seorang pengkhianat itu. Bukankah itu artinya dia memang sangat spesial?"Untuk hal ini, Greg harus setuju dengan Andrew, "Itu benar, Yang Mulia. James Gardner menolak untuk berteman dengan siapapun, kecuali Riley Wood."Keannu mendecak tidak sabar, "Itu karena tak ada yang mau berteman dengan an
"Kenapa kau terlihat terkejut begitu, Greg?" Keannu malah balik bertanya.Andrew Reece yang melihat dua orang yang tengah bersitegang itu tidak mencoba menyela. Dia hanya mendengarkan dengan teliti, membiarkan mereka berdua beradu argumen.Dengan tatapan mata penuh ketidakpercayaan Greg menjawab, "Anda meminta saya untuk mencurangi James Gardner. Bagaimana mungkin saya tidak terkejut?"Keannu mendesah dan segera berbicara dengan ekspresi tidak sabar, "Yang kau curangi itu James Gardner, putra dari seorang pengkhianat. Kau tak perlu berpikir dua kali untuk melakukannya."Greg tetap tidak setuju, "James Gardner sangat jauh berbeda dari Jody Gardner, Yang Mulia. Sejauh ini anak itu tak membuat onar. Bahkan, kemampuannya juga bagus. Dia hanya kalah dari Riley Wood."Keannu menggigit giginya karena kesal, "Greg, dulu Jody Gardner juga terlihat baik saat dia masih muda. Dan dia bahkan menjadi salah satu anak buah Jenderal Mackenzie yang terbilang sangat patuh. Tapi ... siapa yang menyangka
Tetapi, James Gardner yang memasang wajah datar itu kemudian lebih memikirkan hal lain. Dahinya bahkan membentuk sebuah kerutan, menandakan dirinya sedang merasa aneh akan sesuatu.Ketika sang putri sulung raja itu berjalan menjauh dari meja mereka, tanpa menunggu jawaban Riley, James segera bertanya, "Kenapa dia ingin berbicara denganmu? Dan kenapa sepertinya kalian ....""Jangan coba-coba berasumsi apapun, James!" Riley memperingatkan dirinya dengan nada tegas."Kenapa aku tidak boleh melakukannya?" dua alis tebal milik James menyatu karena keheranan.Riley tidak menjawab dan malah menghabiskan air mineralnya. Kesal karena diacuhkan James berkata lagi, "Siapa yang tidak heran kalau putri raja yang bahkan sangat jarang terlihat di acara-acara umum, sekarang malah datang ke sini untuk menemuimu.""Menemui seorang calon prajurit. Itu terlalu aneh!" tambah James.Dia masih menatap dengan penuh selidik ke arah Riley, berharap mendapatkan jawaban yang memuaskan.Akan tetapi, dengan santa
Riley membasahi bibirnya selama beberapa detik sebelum menjawab, "Yang Mulia, identitas saya memang tak mungkin disembunyikan selamanya. Tapi ... ada sesuatu hal yang membuat saya tidak bisa menjauhinya.""Apa? Dia juga memiliki kemampuan yang sama hebatnya denganmu, meski kau lebih unggul. Dia bisa jadi musuhmu kelak. Mengapa kau malah berteman dengan orang yang mungkin akan menjadi sainganmu di masa depan?" cecar Rowena sembari menggigit gigi karena gemas.Dia benar-benar heran atas tindakan Riley yang menurutnya sangat tidak hati-hati itu.Pemuda bermata hijau itu menghela napas panjang, "Ada alasan-alasan yang tidak bisa saya katakan dan tidak perlu saya katakan. Namun, yang pasti saya akan menanggung semua hal yang telah saya putuskan."Rowena menjadi lebih kesal dari pada sebelumnya. Dia hampir saja mengatakan tentang kedatangan ayahnya yang sangat mencemaskan putranya tapi dia tidak bisa melakukannya.Dia telah berjanji pada William Mackenzie sehingga mengingkari janjinya itu s
Riley segera membungkukkan badan dan hanya bisa berkata, "Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya ...."Dia terdiam sejenak, seakan mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasi yang terjadi. Namun, tiba-tiba Keannu malah berkata lagi, "Simpan penjelasanmu! Temui aku setelah tahap seleksi selesai."Riley mengangkat perlahan wajahnya dan memperlihatkan ekspresi tenang meskipun sesungguhnya dia benar-benar bingung. "Aku harap kau memiliki jawaban yang bagus, anak muda ... kalau tidak, aku rela membuangmu meski aku harus kehilangan salah satu calon prajurit terbaik sekalipun," lanjut Keannu dengan tatapan dingin.Andai itu orang biasa, orang itu pasti tak akan berani bernapas ketika ditatap sedemikian rupa oleh rajanya. Tapi, Riley dididik oleh ayah dan ibunya untuk menjadi pria yang berani dan tak kenal rasa takut, maka hal itu tak berlaku untuknya.Riley tidak takut, melainkan hanya bingung. Sedangkan, Keannu terlihat keheranan melihat sikap anak muda itu yang masih terli
"Sialan! Siapa yang mau menyerahkan nyawa? Apa kau pikir aku bodoh?" balas Riley dengan gigi bergemeletuk akibat rasa kesal yang mulai muncul. James tertawa renyah, "Kawanku yang baik, kau memang sangat-sangat bodoh. Ayolah, kau bisa saja bermain-main dengan gadis manapun. Tapi, mengapa kau malah memilih seorang putri raja?" "Itu tidak sesuai ... maksudku aku tidak pernah menduga hal ini akan terjadi," ucap Riley membela diri. Oh, ini mulai terasa rumit baginya. Riley baru menyadari hal itu sepenuhnya. Sayangnya, dia tidak bisa menghindar dari hukuman yang mungkin akan dia terima dari sang raja. James menggelengkan kepala, tak berdaya melihat kebodohan temannya itu, "Memang kau tidak tahu bagaimana Raja Keannu begitu sangat berlebihan melindungi putrinya? Kau lupa kalau ... hm, aku yakin kau pasti tahu rumor-rumor yang beredar." Riley mengusap wajahnya dan sekali lagi berkata, "Hentikan! Aku tahu aku sudah salah melangkah. Daripada kau terus menerus mengejekku, tidakkah kau mau se
Tidak hanya itu saja tapi Riley bahan mendengar James bertanya, "Lalu, di mana dia sekarang, Wood?" Sebelum Riley bisa menjawab, dengan wajah panik pria muda itu malah beralih ke Alen, "Smith, di mana dia?" Alen yang terkejut dengan reaksi James balik bertanya, "Memang kenapa kau bertanya?" "Jawab saja di mana dia sekarang!" ucap James dengan mengertakkan gigi. Dengan jengkel Alen menjawab, "Mungkin dia sudah di depan gerbang pintu utama. Mereka yang tidak lolos-" James sudah berdiri tanpa mendengarkan perkataan Alen sampai tuntas. Dia langsung berlari meninggalkan meja itu. Refleks, Riley dan Alen ikut bangkit dan menyusul James. Di tengah-tengah perjalanan, Alen berkomentar, "Dia berlari seperti seekor cheetah." "Dia ... lebih unggul dariku soal ini," balas Riley dengan napas terengah-engah. Riley dan James pernah berlatih bersama sehingga pemuda itu tahu kemampuan lari James yang memang mengesankan. "Kau bercanda? Dia lebih hebat?" ucap Alen tak percaya. Riley mengangg