Share

Bab 3: Hanya 3 Orang yang Selamat

Saat Bajulgeni dan Guru Mada menyingkirkan sebuah pondasi rumah yang roboh, dibalik pondasi tersebut ditemukan mayat seseorang. Lalu mereka menyingkirkan pondasi rumah selanjutnya dan ditemukan mayat sebuah keluarga. Begitu seterusnya sampai mereka menyingkirkan reruntuhan sebuah balai pertemuan, mereka terkejut dan seketika senang karena mendapati seorang remaja laki-laki yang masih bernafas.

Tanpa banyak pikir Guru Mada dan Bajulgeni segera mendirikan sebuah tenda dan merawat remaja tersebut.

"Syukurlah masih ada seseorang yang selamat, akibat insiden kemarin malam," Tutur Guru Mada.

"Ya Guru, ini merupakan suatu keajaiban, seorang pemuda yang tertimpa reruntuhan bangunan masih bisa bernafas," ucap Bajulgeni

"Namun kita harus segera memberikan perawatan terbaik untuknya, sekalipun dia masih bisa bernafas, akan tetapi pendarahan yang terjadi di kepalanya tidak dapat disepelekan," Tegas Guru Mada.

"Saya sudah menyiapkan ramuan obat, perban serta air hangat untuk pemuda ini, semoga saja pengobatan yang kita berikan setidaknya bisa mengurangi pendarahan yang terjadi pada pemuda ini." ucap Bajulgeni sambil meminumkan ramuan herbal kepada sang pemuda.

Setelah dirasa sang pemuda sudah diberi perawatan yang terbaik, Guru Mada dan Bajulgeni melanjutkan pencarian, mungkin saja ada orang lain yang selamat. Sudah mendekati malam hari pencarian dilakukan, namun dibalik setiap reruntuhan bangunan hanya ditemukan mayat seseorang. Karena dirasa hari sudah senja Guru Mada dan Bajulgeni kembali ke tenda.

Sesampainya di tenda Guru Mada dan Bajulgeni masih mendapati sang pemuda belum siuman dari pingsannya. Segera Bajulgeni memberikan pijat refleksi tradisional dengan harapan dapat memulihkan sang pemuda. Namun setelah dipijat pun sang pemuda tetap belum siuman. Karena sudah larut malam Guru Mada dan Bajulgeni memutuskan untuk istirahat sampai esok pagi dan berharap usaha yang dilakukan kepada sang pemuda dapat berbuah manis besok pagi.

Ayam berkokok menandakan sang Surya akan terbit. Guru Mada dan Bajulgeni sontak terbangun sesaat setelah ayam berkokok. Mereka juga merasakan kebahagiaan tatkala mendapati sang pemuda sudah siuman.

"Bagaimana kabarmu nak, apa kau merasa enakan?" tanya Guru Mada kepada sang pemuda.

"ugh... dimana aku berada, siapa kalian dan dimana keluarga ku?" ucap sang pemuda keheranan.

"Kau aman sekarang nak, kau berada di tenda yang kami dirikan di desa mu. Sebelumnya izinkan kami memperkenalkan diri, Aku adalah Ki Mada Sentosa, namun orang-orang memanggilku Guru Mada, aku adalah Guru besar sekaligus pemimpin dari padepokan Raja Malam yang berada di kaki bukit yang berjarak sekitar 4 mil dari sini. Dan ini adalah asistenku sekaligus satu-satunya muridku yang selamat dari insiden malam yang lalu, namanya adalah Bajulgeni. Dan untuk keluargamu maaf mereka sudah tidak bisa terselamatkan lagi anak muda." Jawab Guru Mada

"Insiden malam yang lalu!" seru sang pemuda histeris.

"Ya, seperti yang dapat kamu lihat, apa yang telah terjadi pada desamu, hal serupa juga terjadi dengan padepokan kami. Insiden tersebut menewaskan seluruh murid dan guru dari padepokan kami, dan hanya menyisakan kamu berdua." ucap Bajulgeni.

"Setelah kami selesai membersihkan padepokan dan mengubur seluruh jenazah murid dan guru di padepokan, kami berniat mendaki bukit untuk melihat keadaan desa, dan kami sangat terkejut apa yang menimpa padepokan kami juga menimpa desa ini sama persis. Dan kamu adalah satu-satunya orang yang kami temukan selamat di desa." tutur Guru Mada.

"Jadi, maksudnya hanya ada 3 orang yang selamat?" tanya sang pemuda keheranan.

"Ya betul nak, yang selamat hanya 3 orang kami berdua kan kamu." jawab Guru Mada menjelaskan.

"Ayah! Ibu! Adik! Kakak!" teriak pemuda histeris. "Bersabarlah nak," Guru Mada mencoba menasehati sambil turut prihatin. "Dimana ayah, ibu, dan kedua saudaraku?" tanya sang pemuda dengan perasaan tidak karuan. "Kami sudah mengatakannya kepadamu sebelumnya yang selamat dari insiden malam lalu hanyalah kami berdua dan engkau seorang. Selain itu mereka semua sudah tiada, semoga mereka tenang di alam sana." terang Guru Mada kepada sang pemuda.

Tak ayal sang pemuda nampak kebingungan dengan perkataan Guru Mada. "Kelihatannya tidak mungkin, keluargaku pasti selamat, hanya saja mungkin kalian belum menemukannya," ucap sang pemuda dengan wajah penuh kecemasan.

"Maaf anak muda, namun itulah yang terjadi kami tidak bisa berbuat banyak, ikhlaskan nak," Tutur Guru Mada.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status