Share

Bab 498

Author: Abimana
"Jangan menindas Arjuna hanya karena dia tidak bisa memiliki anak untuk sementara."

"Beri Arjuna kesempatan untuk membela diri."

"Beri Arjuna kesempatan untuk membela diri."

Publik marah, Mois tidak punya pilihan selain memberi Arjuna kesempatan.

Mois berkata dengan dingin. "Arjuna, sudah dapat dipastikan bahwa kamu sengaja melukai mata Irwan. Tapi demi menegakkan keadilan, aku akan memberimu kesempatan untuk membela diri."

Perkataan Mois menimbulkan kemarahan. Semua orang mengungkapkan kemarahan mereka.

"Disengaja? Sudah dapat dipastikan? Ucapan kepala daerah keterlaluan sekali. Dia memihak keluarga Irwan secara terang-terangan."

"Benar sekali. Istrinya berbicara kasar, Arjuna hanya memberinya pelajaran. Siapa yang menyangka kalau tusuk konde itu akan melayang ke mata Irwan?"

"Menurutku, orang yang harus disalahkan atas semua ini adalah Irwan sendiri. Dia ingin menggoda istri orang lain dan mendekat. Kalau dia tidak mendekat, bagaimana mungkin tusuk konde itu mengenai matanya?"

Bayu m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 499

    "Tuan Irwan, jangan emosi. Kamu harus segera pergi berobat. Kalau tidak, kamu akan benar-benar buta."Perkataan Arjuna mengingatkan Bayu. Dia berteriak kepada pengurus rumah. "Dasar budak tua yang tidak kompeten, apa yang kamu lakukan? Cepat bawa Tuan Muda cari tabib!""Arjuna, kamu pasti sengaja menyakiti mataku. Kepala daerah bahkan bekerja sama denganmu," ujar Bayu dengan garang saat melewati Arjuna.Saat ini, dia baru menyadari mengapa Mois segera berbalik melawan Arjuna, bahkan mengasari istri Arjuna ketika Arjuna mengatakan bahwa dia dan Mois berteman baik.Dia mengira Mois berada di bawah kendalinya, ternyata Mois melakukannya untuk membuat orang-orang marah dan berpihak pada Arjuna.Arjuna berkata dengan tenang. "Benar."Irwan juga menggertakkan giginya. "Arjuna, tunggu saja!""Baik, akan kutunggu. Tapi sebaiknya Tuan Irwan pergi berobat dulu."Malam hari.Keluarga Arjuna baru saja selesai makan malam ketika Mois datang. Dia berdiri di depan meja Arjuna, menatap Arjuna dengan h

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 500

    "Apakah kalian mendengarnya? Aku mau istirahat sekarang. Pergilah kalian," usir Arjuna. Istrinya tidak sabar untuk membuat bayi dengannya.Entah karena masa ovulasinya atau bukan, gadis itu tampak tak kenal lelah. Dia terus mengganggu Arjuna sepanjang malam.Waktu berlalu dengan cepat. Satu bulan lagi telah berlalu. Selama masa ovulasi bulan ini, Daisha makin melekat pada Arjuna.Arjuna pun tidak melarang. Dia membuat Daisha kelelahan hingga memohon ampun, barulah melepaskan Daisha.Memikirkan bahwa gadis itu lelah setelah lembur semalaman dan pasti tidak bisa bangun pagi, Arjuna memerintahkan Dafodil dan yang lainnya nanti baru datang ke kamar.Tak disangka, keesokan harinya, sebelum fajar dan Arjuna belum bangun, Daisha yang ada di samping sudah bangun. Dia tidak hanya bangkit sendiri, tetapi juga menarik Arjuna."Sekarang bahkan belum fajar, kenapa kamu bangun begitu pagi? Tanpa membuka matanya, Arjuna melingkarkan lengannya di pinggang Daisha, menariknya kembali ke kasur.Tampaknya

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 501

    Arjuna mengulurkan tangan untuk membuka tirai kereta. Begitu tangannya menyentuh tirai, Daisha memegang tangannya, lalu menariknya kembali."Tuan tidak perlu bertanya pada Kak Disa, aku tahu ke mana kita akan pergi."Arjuna menoleh lalu bertanya, "Ke mana?""Ke Kuil Dewi di Gunung Kelana.""Kuil Dewi di Gunung Kelana?" Arjuna bahkan lebih bingung. "Hanya pergi ke kuil, kenapa begitu terburu-buru?""Tuan, kamu lupa lagi." Suara Dinda terdengar jelas. Dia memiringkan kepalanya. "Dewi di Kuil Dewi adalah dewa kelahiran. Setiap tanggal 1 Mei penanggalan lunar adalah hari ketika Sang Dewi turun ke bumi untuk memberi anak. Kalau kita memujanya pada hari ini, kita akan diberi seorang putra tahun depan."Arjuna tak bisa berkata-kata.Awalnya dia ingin membantah Dinda, dengan mengatakan bahwa bisa melahirkan anak laki-laki atau tidak adalah urusan pria, tidak ada hubungannya dengan dewa. Namun, melihat wajah saleh Dinda, Arjuna pun tidak mengatakan apa-apa.Orang zaman itu belum punya konsep il

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 502

    Daisha merasakan kesedihan yang mendalam saat dia mengingat kepahitan dan kesedihan yang dia rasakan ketika dia pergi ke Kuil Dewi tahun lalu.Tahun lalu pada hari yang sama waktu pagi, Ranjani membangunkan, kemudian membawa mereka ke Kuil Dewi untuk merebut tempat.Itu terjadi sekitar pukul lima hingga enam pagi.Para pejabat tinggi agak malas. Mereka ingin punya anak, tetapi tidak ingin bangun terlalu pagi. Pada saat yang sama mereka juga harus memastikan bahwa mereka kebagian tempat, jadi mereka memberikan tekanan kepada kepala biara Kuil Dewi. Karena tidak mampu menahan tekanan dari pejabat tinggi, kepala biara membuat sebuah deklarasi.Dewi Kelahiran mempunyai peraturan bahwa orang yang mengantre terlebih dahulu dianggap tidak cukup saleh. Hanya orang beriman yang berangkat pada jam lima di hari yang sama yang memenuhi syarat untuk masuk ke kuil untuk berdoa memohon kelahiran anak.Kesehatan Daisha kurang baik, jadi Disa menggendongnya sambil berlari di jalan pegunungan.Ketika Di

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 503

    Kereta itu ditarik oleh empat ekor kuda, keempat kuda tersebut gemuk dan kuat.Suara gemuruh makin lama makin keras, debu yang beterbangan akibat hentakan kaki kuda di jalan pun mulai beterbangan.Di dalam kereta yang ditarik oleh empat kuda.Tirai terangkat, memperlihatkan wajah Irwan. Mata kanannya ditutup dengan penutup mata hitam. Seperti yang dikatakan Arjuna, matanya sudah rusak.Irwan dengan bangga meremehkan Arjuna. "Arjuna, bukankah kamu sangat hebat dan kaya? Kenapa keretamu hanya punya dua ekor kuda, kudanya juga kuda biasa? Ckckck, bagaimana mungkin kudamu bisa mengalahkan kudaku?""Tapi, tidak mendapat tempat di Kuil Dewi juga tidak berpengaruh terhadapmu. Lagi pula, tiba pertama di tempat pun tidak dapat mengubah fakta bahwa kamu mandul. Hahaha!" Terdengar suara tawa yang keras. Tertawa membuat wajah Irwan menjadi menyeramkan."Aish." Tadinya baik-baik saja, sekarang jadi jelek sekali." Arjuna menggelengkan kepalanya sembari menghela napas.Melihat Arjuna tidak marah, tet

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 504

    "Kehidupan selanjutnya? Aku mau melahirkan anak dan menikmati kebahagiaan bersama kalian di kehidupan ini.""Dinda, kamu ingin seumuran denganku? Jangan bermimpi. Tumbuhlah dengan baik, kemudian lahirkan seorang anak perempuan yang sama imutnya denganmu untukku."Arjuna menarik Daisha dan Dinda dari tubuhnya.Dia mengangkat tirai pintu kereta, kemudian melangkah ke arah Disa."Apa yang kamu lakukan? Mau mengendarai kereta sendiri? Arjuna, aku katakan padamu, jangan membuat perlawanan yang tidak perlu. Hahaha!" Tawa Irwan terdengar menyeramkan dan mengerikan.Kereta Arjuna telah didesak hingga ke tepi. Jika roda berputar ke samping lebih jauh lagi, maka keretanya akan jatuh ke lembah."Siu!"Arjuna mencabut dua anak panah dari tabung yang ada di punggung Disa."Panah! Hahaha!" Irwan berkata dengan nada meremehkan. "Apakah kamu ingin mati lebih cepat?"Jarak antara kedua gerbong itu kurang dari setengah meter. Jika Arjuna menggunakan panah untuk melukai kuda, kuda pasti akan ketakutan da

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 505

    "Siapa di antara kalian yang mengenal prinsip tuas?" Disa yang berwatak lugas langsung bertanya kepada orang lain.Arjuna menarik Disa dengan ekspresi tak berdaya. "Disa, jangan berteriak. Prinsip tuas bukan manusia.""Bukan manusia?" Disa tampak kebingungan. "Kalau bukan manusia, bagaimana membantu kita?""Aku tahu!" Wajah Dinda penuh dengan keyakinan. "Ketika Tuan jatuh ke jurang, bukankah dia pergi ke dunia surga itu? Prinsip tuas ini pastilah teman Tuan di sana.""Uh ...." Arjuna menggaruk kepalanya. "Anggap saja begitu.""Hei, bukankah kita sedang terburu-buru pergi berdoa agar punya anak? Kalau kita terlambat, kita tidak akan bisa punya tempat." Khawatir Alsava bersaudari masih mempermasalahkan hal ini, Arjuna buru-buru mengalihkan topik."Benar, benar, kita harus segera pergi."Berangkat pagi-pagi, Arjuna dan istri-istrinya hampir tertabrak kereta lain tiga kali di jalan sebelum mereka tiba di Kuil Dewi di Gunung Kelana.Orang yang mendapat tempat pasti telah berjuang keras sepa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 506

    Daisha juga buru-buru menutup mulut Arjuna. "Tuan, tolong jangan menyinggung Dewi Kelahiran."Dalam beberapa tahun terakhir, warga Bratajaya berani menyinggung dewa mana pun, tetapi mereka tidak berani menyinggung Dewi Kelahiran.Meskipun Arjuna memberi tahu Daisha dan yang lainnya banyak pengetahuan ilmiah modern, bagaimanapun juga mereka hidup di zaman kuno yang feodal dan penuh takhayul.Mereka tak akan bisa keluar dari pola pikir seperti itu."Siapa kalian? Kenapa kamu berlama-lama di sini? Kalau kalian tidak mau masuk, minggir saja, jangan menghalangi jalan kami."Suara yang sangat tidak sabar terdengar dari belakang.Arjuna menoleh. Melihat Arjuna, suara orang itu makin keras. "Oh, bukankah itu Arjuna?"Melihat siapa orang itu, Arjuna langsung merasa geli. "Tuan Irwan, penampilanmu hari ini cukup unik. Mirip sekali dengan kepala babi di talenan daging."Perkataan Arjuna mengundang tawa dari mana-mana.Sekarang Irwan mengenakan penutup mata di sisi kanan wajah, sedangkan sisi kiri

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 514

    Malam itu, Bayu dan Irwan keluar dengan gembira menggunakan kereta.Begitu Bayu dan Irwan pergi, Ayumi masuk ke ruang kerja Arjuna."Tuan, seperti dugaanmu, Bayu mereka sudah keluar, ada tiga kereta."Arjuna berhenti menulis sejenak. "Oke, ikuti mereka.""Baik!" Ayumi menerima perintah itu, lalu pergi."Tunggu." Arjuna memanggil Ayumi. "Setelah meninggalkan kota, kurasa tiga kereta mereka akan berpisah. Jangan ikuti kereta mana pun, langsung pergi ke Gunung Kelana saja.""Tuan, apakah kamu curiga bahwa perjalanan mereka adalah ke Kuil Dewi?""Kemungkinan besar seperti itu."Hari itu di Kuil Dewi, Arjuna curiga bahwa keluarga Irwan memiliki hubungan dengan Kuil Dewi....Di kuil dewi."Konyol, benar-benar konyol!"Mendengarkan pernyataan Bayu, Sena terus menggelengkan kepalanya, dengan ekspresi jijik di wajahnya yang kelihatannya tenang.Ingin berdebat denganku? Kamu masih terlalu kecil.'"Pertapa, masalah ini sudah jelas sekarang. Kamu sudah boleh mengambil tindakan. Jangan berbelas ka

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 513

    "Daisha sudah hamil, kenapa aku belum? Bukankah orang-orang mengatakan bahwa aku memiliki bokong besar, dapat melahirkan dengan mudah? Bohong, mereka semua pembohong, kamu juga pembohong!"Arjuna pernah memuji Disa memiliki tubuh yang kuat, mudah untuk memiliki anak.Sebelumnya, ketika Disa mengusir kedua adiknya dari kereta dan melewati malam pernikahan dengan Arjuna di dalam kereta, dia merasa sangat percaya diri, merasa perutnya akan segera ada isi.Akan tetapi, Daisha yang tubuhnya lebih lemah darinya sudah hamil, sedangkan dirinya belum.Mental Disa yang kuat benar-benar terpukul.Melihat wanita yang bersandar dalam pelukannya, Arjuna tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis."Tuan, apakah tubuhku bagus adalah palsu? Apakah aku tidak bisa melahirkan anak?"Disa lebih besar dari Daisha, tidak hanya dari segi tubuh dan usia.Misalnya, pantat.Misal ....Kedua puncak gunung yang menempel di dada Arjuna.Jakun Arjuna naik turun, dia menundukkan kepalanya lalu berbisik di samp

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 512

    Arjuna tidak hanya membagikan permen di depan rumahnya, dia juga meminta Disa dan Ayumi untuk membawa beberapa permen ke pabrik ikan dan berbagai toko. Bahkan di Desa Embun, Arjuna meminta Magano dan Ravin yang datang mengantarkan ikan untuk membawa pulang permen.Kecuali Shaka dan keluarga Bayu, semua orang yang menerima permen dari Arjuna merasa senang.Magano dan Ravin lebih senang dari Arjuna. Mereka tidak hanya memberi tahu semua orang di desa, tetapi juga memberi tahu siapa pun yang mereka temui bahwa Daisha sudah hamil.Orang-orang itu selalu menertawakan Arjuna sebelumnya, mereka sudah menahannya untuk waktu yang lama.Arjuna meminta Dafodil untuk menyiapkan beberapa meja untuk merayakannya di rumah. Tamael datang bersama istri-istrinya, Arkana juga datang bersama keluarganya dari Desa Embun. Arjuna mengumumkan bahwa para pembantu tidak perlu mematuhi etika hari ini, mereka semua boleh makan bersama mereka di meja makan.Setelah makan malam, banyak orang datang ke kamar Daisha

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 511

    Terutama pada zaman dahulu, ketika perawatan medis masih terbelakang.Orang yang percaya takhayul akan berpikir jika mereka memberi tahu kehamilan pada tiga bulan pertama, hal itu mungkin akan membuat marah Dewa Kelahiran, sang dewa akan mengambil kembali anak itu.Irwan mencibir, "Dia sudah lama menantikannya, akhirnya istrinya hamil, bisa membuktikan bahwa dia tidak mandul. Dia pasti langsung mengumumkannya. Tunggu saja. Daisha begitu lemah, dia pasti tidak bisa mempertahankan bayinya.""Kita tunggu saja lelucon dari mereka .... Tunggu!" Ibunya Irwan terdiam sejenak. "Tubuh Daisha lemah dan baru saja hamil. Sekalipun Arjuna tidak mengerti bahwa membuat kehebohan besar pada tiga bulan pertama kehamilan akan membuat marah para dewa, pembantunya seharusnya mengerti.""Ibu." Irwan mengangkat alisnya. "Kata-kata Ibu membuatku juga merasa aneh. Lebih dari 20 hari yang lalu, Arjuna bertaruh dengan Begawan Sena dari Kuil Dewi. Sekarang istrinya hamil. Sebelumnya istri-istrinya tidak hamil. I

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 510

    Irwan merasa senang atas penderitaan orang lain. "Akhir-akhir ini, Arjuna selalu menyuruh istri-istrinya makan makanan aneh. Sekarang perut mereka pasti bermasalah."Pelayan itu menggelengkan kepalanya berulang kali. "Tuan, sepertinya bukan perut bermasalah. Aku juga mendengar pembantu mengatakan bahwa wanita itu belum menstruasi, dia mungkin hamil.""Apa?"Irwan tiba-tiba duduk tegak. Selir yang telungkup di atasnya terlempar ke lantai. Selir itu menjerit kesakitan, kemudian ditendang dengan kesal oleh Irwan."Apakah kamu yakin kamu mendengarnya dengan benar?""Ya, Tuan. Aku tahu masalah ini serius, jadi aku mendengarkan dengan saksama," ucap pelayan itu dengan yakin."Cari tahu lagi, cari ... tunggu." Khawatir kalau satu pelayan tidak bisa mendengar dengan jelas, Irwan pun memanggil beberapa pelayan untuk pergi bersama.Kediaman Arjuna.Di kamar utama.Daisha duduk di kasur, melemparkan dirinya ke dalam pelukan Arjuna, lalu menangis sekeras-kerasnya tanpa memedulikan citranya.Ekspre

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 509

    Arjuna tiba-tiba memeluk pinggang Disa."Ah!" jerit Disa terkejut.Arjuna tersenyum sambil bertanya, "Aku sengaja dari mana?"Menatap wajah Arjuna yang begitu dekat dengannya, Disa tenggelam dalam pikirannya.Setahun yang lalu, ketika dia melihat wajah ini, dia merasa mual hingga ingin muntah. Kenapa sekarang dia merasa bahwa wajah ini begitu tampan?Disa tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah."Kamu memang sengaja. Bisakah kamu tidak iseng sekarang? Cepat mulai." Biarpun malu, Disa tetap mendesak Arjuna.Sepuluh bulan kemudian, dia harus melahirkan seorang bayi. Membuat Sena dan Irwan yang menjijikkan marah.Arjuna tidak bisa mengatakan apa-apa. Wanita ini tidak mengerti romantisme, tetapi setiap bagian tubuhnya tumbuh ke arah romantisme.Arjuna menunjuk dirinya sendiri. "Pakaianku masih lengkap, bagaimana mulai?""Oh." Hanya dalam beberapa detik, pakaian Arjuna sudah dilucuti...."Tuan!" Disa memeluk Arjuna, kulitnya yang berwarna gandum dan berkeringat tampak makin menawan.Da

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 508

    Disa mendorong beberapa saudarinya turun dari kereta."Ayumi, kendarai kereta dengan baik, jangan mengintip. Aish, sebenarnya tidak apa-apa kalau kamu mengintip. Kamu juga punya tanggung jawab untuk memberi Tuan keturunan.""Kak Disa, apa yang kamu bicarakan?"Wajah serius Ayumi sedikit memerah.Dia membawa pisau setiap hari dan memimpin pasukan untuk melindungi keluarga Arjuna. Dia hampir lupa bahwa dia juga seorang gadis.Disa mengabaikan Ayumi. Dia mengambil dua toples anggur yang tergantung di lehernya, membuka tutupnya, mengangkat kepalanya, kemudian meneguk anggurnya."Plak!" Disa meletakkan kendi anggur dengan berat di papan kayu kereta. "Tuan, mari kita mulai."Sambil berbicara, Disa mulai melepaskan pakaian Arjuna.Arjuna merasa tak bisa berkata-kata. Ternyata gadis ini serius.Disa sudah hampir menanggalkan semua pakaian Arjuna, tetapi Arjuna masih tidak bergerak. Disa menjadi cemas.Ketika Arjuna menghadapi Daisha dan Putri Delapan, dia tidak seperti ini. Dia akan memeluk me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 507

    "Dosa besar, dosa besar."Begawan Sena, kepala biara Kuil Dewi, keluar dengan tangan terangkat dan ekspresi saleh."Dewi Kelahiran selalu berbelas kasih kepada semua makhluk hidup. Beliau telah memberi banyak bayi laki-laki ke Bratajaya setiap tahun. Dermawan ini tidak sopan pasti akan menyinggung Dewi.""Mulai hari ini, aku akan membakar dupa dan berdoa memohon pengampunan untukmu setiap hari.""Satu tahun kemudian, kalau sang dermawan masih tidak dapat melahirkan anak, maka harus datang ke Kuil Dewi, berlutut selama 49 hari, mengakui bahwa dirimu mandul, memohon pengampunan dari Dewi agar bisa menjadi seorang pria sejati di kehidupan berikutnya."Itu bukan doa, melainkan deklarasi perang kepada Arjuna.Jika Arjuna tidak berani menerima, itu sama saja mengakui bahwa dia bukan pria. Jika dia berani menerima, maka Sena akan menunggu.Sebelum keluar, Sena sudah sepenuhnya memahami Arjuna. Seperti Irwan, dia yakin bahwa Arjuna tidak dapat memiliki anak.Tadi Arjuna berbicara dengan kasar

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 506

    Daisha juga buru-buru menutup mulut Arjuna. "Tuan, tolong jangan menyinggung Dewi Kelahiran."Dalam beberapa tahun terakhir, warga Bratajaya berani menyinggung dewa mana pun, tetapi mereka tidak berani menyinggung Dewi Kelahiran.Meskipun Arjuna memberi tahu Daisha dan yang lainnya banyak pengetahuan ilmiah modern, bagaimanapun juga mereka hidup di zaman kuno yang feodal dan penuh takhayul.Mereka tak akan bisa keluar dari pola pikir seperti itu."Siapa kalian? Kenapa kamu berlama-lama di sini? Kalau kalian tidak mau masuk, minggir saja, jangan menghalangi jalan kami."Suara yang sangat tidak sabar terdengar dari belakang.Arjuna menoleh. Melihat Arjuna, suara orang itu makin keras. "Oh, bukankah itu Arjuna?"Melihat siapa orang itu, Arjuna langsung merasa geli. "Tuan Irwan, penampilanmu hari ini cukup unik. Mirip sekali dengan kepala babi di talenan daging."Perkataan Arjuna mengundang tawa dari mana-mana.Sekarang Irwan mengenakan penutup mata di sisi kanan wajah, sedangkan sisi kiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status