Share

Bab 981

Penulis: Abimana
Sudah lama berlalu sejak Arjuna selesai berbicara, tetapi Galang masih tidak bergerak.

"Kak Galang, bukankah kita mau segera mengakhiri ini? Kenapa kamu masih berdiri di sana? Cepat bertindak," desak Arjuna kepada Galang.

"Aku tahu kalian banyak bertanya, tapi aku tidak bisa menjelaskannya secara detail sekarang. Lakukan saja. Aku akan segera kembali."

Setelah Galang pergi, Arjuna dan Disa segera masuk ke Kota Sudarana.

Tak lama kemudian, dia membawa beberapa orang keluar dari Kota Sudarana, menuju Bukit Ayam Jantan.

Ketika Arjuna tiba, rekan staf dapur setiap legiun baru saja memindahkan peralatan masak. Prefek Kota Sudarana juga kebetulan tiba mengantar seribu ekor ayam.

Arjuna memerintahkan staf dapur dari setiap resimen untuk menyiapkan puluhan panci dalam posisi melawan arah angin, merebus air, kemudian memotong ayam yang telah disembelih sebelum memasukkannya ke dalam rebusan.

Tak lama kemudian, sup ayam di panci besi besar mulai mendidih, bergelembung dan berbuih, memenuhi selur
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 984

    "Setelah menikahi Putri Amira, kamu bisa menjadi Perdana Menteri kedua negara. Kamu bisa tinggal di Bratajaya atau Surgajelita sesukamu."Kata-kata Dewi sekali lagi membingungkan semua orang."Perdana Menteri kedua negara? Boleh begitu?""Kenapa tidak? Setelah Yang Mulia Arjuna menjadi Perdana Menteri Negara Surgajelita, Negara Surgajelita pasti akan berhenti melawan Bratajaya. Ini adalah hal yang baik.""Yang Mulia, jangan bimbang lagi. Cepat setujui. Malam ini langsung lewati malam pertama.""Malam pertama, malam pertama, apakah ada hal lain yang kamu pikirkan selain ini?" Galang memukul kepala Mossen."Dua hal terindah dalam hidup adalah lulus ujian kekaisaran dan malam pertama. Lulus ujian kekaisaran tak berarti apa-apa bagi Yang Mulia. Bukankah itu artinya sisa malam pertama? Jenderal, apakah kamu tidak menginginkannya?"Mossen tersenyum sembari menghindar."Kamu berani menghindar? Kalian juga, berani tertawa?! Siapa yang suruh kalian tertawa, hah?!"Ketika Galang memukul Mossen,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 983

    "Dia ingin menikah denganmu.""???!!!"Semua orang tercengang. Mereka sudah mengantisipasi setiap syarat, tetapi untuk yang satu ini, tak seorang pun kepikiran.Amira bertahan berhari-hari hanya untuk ini?"Hehe!" Tawa Galang memecah keheningan. "Biasanya pria yang bertindak demi wanita, sekarang malah sebaliknya. Yang Mulia, aku mengagumi pesonamu.""Hamba juga mengagumi Yang Mulia. Apa yang masih Anda ragukan? Cepat setujui.""Setujui sekarang, lalui lewati malam pertama malam ini juga.""Malam ini berusaha, Yang Mulia mungkin bisa menggendong anak laki-laki tahun depan.""Dengarlah apa yang kamu katakan, Yang Mulia sudah punya anak laki-laki.""Kamu tidak mengerti, mana ada orang yang menolak anak laki-laki?"Arjuna biasanya rendah hati, ditambah mereka tinggal dan makan bersama, jadi para komandan patroli mulai bersorak."Kalian semua sangat tidak sopan, Paduka Kaisar masih di sini."Para komandan makin bersemangat hingga tak mampu menahan diri. Galang buru-buru menghentikan mereka

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 982

    "Baiklah, daging sapi dan iga asam manis. Kita akan memakannya besok," jawab Arjuna lantang."Daging sapi dan iga asam manis!"Para prajurit mengerti tujuan Arjuna mengadakan pesta di gunung. Mereka semua mengulangi nama-nama hidangan secara serempak dan lantang."Yang Mulia!"Saat Arjuna hendak kembali beristirahat, Galang tiba-tiba menghampirinya bersama seorang wanita.Wanita itu turun dari lembah, dia adalah pelayan pribadi Amira."Aku ingin bertemu dengan Perdana Menteri Kiri kalian, Yang Mulia Arjuna." Pelayan itu terus mengulangi kalimat tersebut."Akulah orangnya," kata Arjuna.Pelayan itu menyipitkan mata ke arah Arjuna sambil bergumam, "Wajah putih bersih, tubuh kekar, suara berat dan merdu.""Jadi, apakah aku sesuai?" Arjuna tersenyum."Terlihat agak bodoh saat tersenyum," gumam pelayan itu pada dirinya sendiri, menatap Arjuna."Oh!" Arjuna tersenyum sembari mengangguk. "Jadi seperti itu citraku di hati putrimu.""Putriku bilang, kami boleh menyerah," kata pelayan itu.“Itu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 981

    Sudah lama berlalu sejak Arjuna selesai berbicara, tetapi Galang masih tidak bergerak."Kak Galang, bukankah kita mau segera mengakhiri ini? Kenapa kamu masih berdiri di sana? Cepat bertindak," desak Arjuna kepada Galang."Aku tahu kalian banyak bertanya, tapi aku tidak bisa menjelaskannya secara detail sekarang. Lakukan saja. Aku akan segera kembali."Setelah Galang pergi, Arjuna dan Disa segera masuk ke Kota Sudarana.Tak lama kemudian, dia membawa beberapa orang keluar dari Kota Sudarana, menuju Bukit Ayam Jantan.Ketika Arjuna tiba, rekan staf dapur setiap legiun baru saja memindahkan peralatan masak. Prefek Kota Sudarana juga kebetulan tiba mengantar seribu ekor ayam.Arjuna memerintahkan staf dapur dari setiap resimen untuk menyiapkan puluhan panci dalam posisi melawan arah angin, merebus air, kemudian memotong ayam yang telah disembelih sebelum memasukkannya ke dalam rebusan.Tak lama kemudian, sup ayam di panci besi besar mulai mendidih, bergelembung dan berbuih, memenuhi selur

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 980

    Melihat rekan-rekan yang menggeliat kesakitan di dalam terowongan karena tubuh terbakar, serta minyak pinus masih mengalir ke dalam terowongan, para Prajurit Surgajelita yang belum masuk ke terowongan pun tidak berani melompat masuk lagi.Para Prajurit Surgajelita yang hendak keluar terjebak dalam api."Sialan!" teriak Amira.Selanjutnya, Arjuna hanya melakukan satu hal.Terus menggali lubang di sekitar Pasukan Surgajelita dan menuangkan minyak pinus ke dalam terowongan.Ketika Pasukan Surgajelita kembali melalui rute yang sama dan mencapai Gunung Kayu Permai, Tirta menggunakan metode yang sama, tetapi lebih mudah.Gunung Kayu Permai hanya memiliki satu terowongan. Dia memerintahkan anak buahnya untuk menggali lubang panjang dan menuangkan banyak minyak pinus ke dalamnya. Saat Pasukan Surgajelita tiba, api di terowongan makin berkobar.Pasukan Surgajelita ingin keluar dari gunung, tetapi Pasukan Patroli mempertahankan posisi di dataran tinggi sehingga memudahkan pertempuran.Terlebih l

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 979

    "Saudara-saudara, serang! Jangan biarkan Pasukan Surgajelita mencapai terowongan ketiganya prajurit wanita."Pada saat ini, Legiun Keempat dari Gunung Batu Permai tiba.Begitu Legiun Keempat tiba, Luhut segera mengeluarkan perintah untuk serang."Para prajurit, Pasukan Patroli Bratajaya makin mendekat. Kita hanya punya satu garis pertahanan sebelum kita menerobos!"Di sisi lain, Amira juga menyemangati Pasukan Surgajelita."Kita tidak boleh mati kelaparan! Serang!"Pasukan Surgajelita bagaikan mesin tanpa emosi. Tidak peduli berapa banyak yang jatuh di sekitar mereka, mereka mengabaikan semuanya. Tujuan mereka adalah mencapai terowongan ketiga prajurit wanita, menerobos masuk.Saat ini, Galang dari Gunung Kayu Permai pun tiba.Legiun Kelima Tirta tetap di Gunung Kayu Permai untuk mencegah Pasukan Surgajelita mundur.Galang kembali bersama pasukan dari Legiun Kedua."Yang Mulia, kalau begini terus, Pasukan Surgajelita pada akhirnya akan keluar dari kantong kita. Aku akan segera masuk ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status