Home / Romansa / Sang Miliarder Tersembunyi / Bab 7: Rumah Penuh Kenangan

Share

Bab 7: Rumah Penuh Kenangan

Author: Nobito
last update Last Updated: 2024-03-04 15:57:05

Habis berkata seperti itu, pria tersebut berbalik dan meninggalkan Devano yang masih terpana dengan semua yang sedang terjadi.

Devano sendiri masih belum percaya dengan hal yang baru saja dia alami, semua terasa seperti mimpi. Dia seakan masih terbenang dalam sebuah mimpi dan belum terbangun untuk menjadi sebuah kenyataan.

Lalu dengan perasaan penuh kebingungan, Devano kembali ke meja kasir. Dia kemudian berkata dengan mantap, "Aku ingin melunasi semua biaya perawatan operasi!"

Kasir menerima kartu yang diberikan oleh Devano, lalu dia menggesek, kemudian memasukan nominal yang sesuai dengan jumlah tagihan.

Selanjutnya, Devano dengan tangan sedikit bergetar memasukkan pin sesuai dengan tanggal kepergian dia dan kedua orang tuanya dari kediamanan lelaki tua yang sangat dia benci.

Tanpa memiliki kendala berarti, akhirnya struk bukti pembayaran keluar.

Dia sama sekali tidak percaya bahwa apa yang dikatakan oleh pria tersebut adalah sebuah kebenaran. Dia yang sebelumnya kebingungan membayar tagihan rumah sakit, sekarang dengan begitu mudah dia membayarnya.

Sekarang dia menjadi orang kaya, hanya dengan sekejap mata saja.

Setelah membayar tagihan rumah sakit, Devano sempat berkunjung sebentar di ruang perawatan ayah angkatnya. Dia sama sekali tidak diperbolehkan menemuinya karena masih dalam pemantauan sang dokter.

Devano langsung berjalan keluar dari rumah sakit. Dia seperti orang linglung dengan segala kebingungan yang memenuhi kepalanya.

Dia berjalan keluar rumah sakit menuju ke halte bus yang terdekat.

Seperti biasa, setiap hari Devano memang menggunakan bus sebagai alat transportasi. Beruntung pemerintah memberikan angkutan umum yang murah untuk orang seperti dirinya.

Devano turun dari bus setelah melakukan perjalanan selama satu jam. Dia berjalan gontai menuju ke sebuah rumah yang merupakan tempat tinggal sementara untuk dirinya.

Dahulu rumah tersebut masih dihuni oleh beberapa anak yatim piatu seperti dirinya, tapi setelah ayah angkatnya masuk rumah sakit, maka semua anak yang ada di sana dipindahkan ke tempat lain.

Jadilah Devano hanya tinggal di sana. Itu pun dia lakukan karena tidak ada orang yang merawat tempat tersebut. Tempat dia mana dia sudah dibesarkan. Rumah yang tidak hanya memberikan sebuah kenangan, tapi juga mengajarkan tentang menghadapi hidup.

Meski harus diakui bahwa rumah tersebut nyaris tidak layak lagi untuk ditempati. Banyak lubang di atas plafon dan juga dinding yang sudah mengelupas dengan tembok yang nyaris ambruk.

Rumah tersebut memang sudah banyak berubah. Lantai kayu yang dulu berkilau kini mulai terlihat rapuh karena termakan usia. Kamar-kamar yang dahulu dipenuhi tawa dan cerita kini hanya dihuni oleh keheningan yang dan kegelapan. Jendela-jendela yang penuh cerita tentang matahari terbit dan terbenam, kini berserakan pecahan kaca yang membuat sinar mentari bersusah payah menembus masuk ke dalamnya. Sungguh sebuah rumah yang sangat berbeda.

Belum lagi pintu-pintu yang berdesain kuno, sekilas masih mempertahankan tanda-tanda kemegahan, tapi kerusakan yang nyata memaksa mereka untuk tetap setengah terbuka atau bahkan tak bisa berfungsi sama sekali. Ruang tamu yang dahulu penuh dengan mahkota kemegahan dan kebanggaan, kini hanya berisi kenangan yang terkubur di bawah debu dan bayangan.

Devano masuk ke dalam rumah tersebut dengan perasaan yang sangat sulit untuk diungkapkan.

Dia hanya terduduk lemas di ruang tamu yang menghadap ke arah taman yang sudah tidak berbentuk lagi. Sungguh sebuah pemadangan rumah yang sangat tidak layak untuk ditempati.

Tentu saja tidak sulit baginya untuk membangun ulang rumah ini, tapi dia masih belum yakin ayah angkatnya akan setuju.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 54: Sebuah Tantangan Baru

    Safira duduk di ruang tamu besar rumah keluarganya, mengamati ornamen-ornamen mewah yang menghiasi sekelilingnya. Dia adalah wanita muda berusia tiga puluhan, dengan rambut hitam panjang yang selalu rapi disanggul. Matanya yang tajam dan ekspresinya yang tenang menunjukkan kecerdasan dan ketegasan. Di hadapannya, duduk neneknya, seorang wanita tua dengan rambut putih yang terurai lembut. Neneknya, meskipun tampak lemah, memiliki aura otoritas yang tidak bisa diabaikan."Safira, sayang, nenek ingin membicarakan sesuatu yang penting," kata Ny. Amora dengan suara lembut namun tegas. Safira mengangguk, siap mendengarkan. "Perusahaan keluarga kita, Mega Rejeki, baru saja mengalami perubahan besar."Safira mengerutkan kening, merasa ada yang aneh. "Perubahan apa, Nek?""Nenek sudah menjual sebagian besar saham perusahaan kepada seseorang yang nenek percayai," jawab Ny. Amora, matanya bersinar dengan kilau yang tidak bisa dijelaskan.Safira terkejut. "Kenapa, Nek? Bukankah kita selalu menjag

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 53: CEO yang Baru

    Berita tentang perpindahan Perusahaan Mega Rejeki kepada pemilik baru langsung membuat semua orang menjadi terkejut. Banyak orang bertanya tentang kebenaran dan juga penyebab semua terjadi. Hal ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa keluarga Amora sudah bangkrut. Bahkan ada yang berani memprediksi bahwa keluarga Amora akan menjadi gelandangan.Sungguh sebuah isu yang sama sekali tidak mengenakan telinga buat Amora dan keluarganya. Meski sudah berusaha menahan semua isu tersebut, tetap saja semua berjalan tanpa bisa terkendali sama sekali.Berita ini juga memberikan cerita bahwa pemilik baru masih sangat muda dan tentu saja sangat kaya. Hal ini membuat banyak orang kaya berharap bisa menjalin hubungan dengannya. Meski begitu, rahasia tentang siapa pria tersebut masih belum terbuka sama sekali.Melihat situasi yang seperti ini, banyak berharap bahwa mereka juga bisa menjalin hubungan bisnis dengan Perusahaan Mega Rejeki. Sebelumnya mereka enggan bekerja sama karena perusahaan terse

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 52: Saham Terjual

    Mendengar tidak ada pilihan lain, kecuali menerima tawaran seorang investor, Amora hanya bisa menarik napas pendek. Dia tahu bahwa ada kemungkinan dia akan kehilangan posisi. Sebagai pemegang saham minoritas, maka tidak ada jalan lain, kecuali ikut dengan pemilik yang terbanyak. Tidak ada yang bisa dilakukan akan hal itu."Baiklah. Aku setuju dengan semua yang kau tawarkan. Apa prosesnya bisa dilakukan sekarang juga?" tekanan yang diberikan Bank Nagara membuat Amora sama sekali tidak bisa memilih. Dia pasti lebih baik menjual delapan puluh persen saham, dari pada dia harus kehilangan perusahaan secara penuh. Setidaknya dengan kehilangan delapan puluh persen saham, dia masih mempunyai kesempatan di masa yang akan datang.Amora duduk di kursi kantor yang empuk dengan perasaan campur aduk. Ruangan meeting yang mewah dengan dinding kaca yang memberikan nuansa kehebatan di masa lalu, terasa begitu menyesakkan hari ini. Di hadapannya terhampar berkas-berkas transaksi yang harus ia selesaika

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 51: Jalan Sulit

    Amora sama sekali tidak mampu berkata apa-apa. Dia sendiri baru saat ini tahu akan keuangan yang sebenarnya. Selama ini, dia hanya terpaku pada laporan keuangan yang selalu dibuat baik-baik saja oleh Carlos. Sekarang dia sudah tahu, tapi semua itu sudah terlambat sama sekali."Emang kita masih punya cadangan seberapa besar lagi?" tanya Amora dengan tatapan penuh kebingungan kepada manejer keuangan.Dengan suara terbata-bata, sang manejer keuangan menjawab, "Maaf Bu Amora. Pada saat ini, uang yang ada di rekening sudah tidak mungkin untuk kita pakai lagi.""Maksudmu?" tanya Amora dengan tatapan tajam, "jelaskan apa maksudmu bahwa uang di rekening sudah tidak bisa digunakan lagi?""Uangnya sudah habis. Pada saat ini, kita sudah sama sekali tidak bisa melakukan pembayaran hutang. Bahkan untuk biaya operasional saja, kita sudah tidak mampu lagi!""Apa?" ucap Amora dengan suara tertahan. "Berapa saham kita yang bisa dijual untuk menutup itu semua?""Sebelumnya saya menghitung sekitar empat

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 50: Jeratan Hutang

    Amora memang tidak tahu harus berbuat apa. Dia sama sekali tidak mengira, jika kleputusan yang sulit harus dia ambil. Sungguh bukan sesuatu yang mudah, tapi pada saat ini, dia harus melakukannya. "Bu, apa ada cara lain yang bisa kita lakukan?""Apa kau mau menjual semua hartamu untuk digunakan membayar semua hutang jatuh tempoh?" tanya Amora kepada Carlos yang memang selama ini lebih dipercaya dari pada anak sulungnya.Carlos tentu saja langsung terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Dia tidak mau membuat sesuatu hal yang sangat merugikan. Dia memang tidak mau membuat Perusahaan Mega Rejeki diambil orang lain, tapi dia tidak mau sama sekali berkorban untuk perusahaan tersebut menggunakan hartanya.Pada saat semuanya masih terdiam dengan pikiran masing-masing, terdengar pintu dibuka dari luar. Seorang wanita yang merupakan asisten pribada Amora masuk dan mendekat."Maaf, Bu. di luar ada perwakilan dari Bank Nagara. Mereka mau bertemu dengan ibu terkait hutang jatuh

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 49: Penjualan Saham

    Amora memandang ke arah semua orang. Dia sama sekali tidak mengira, jika semua ini terjadi hanya karena ulah dari Handerson yang merupakan cucu kesayangannya. Dia selama ini selalu berusahaan mendapatkan sebuah kesenangan dan keuntungan, tapi kini, semua itu terasa lenyap di tangannya.Amora menekan telpon untuk menghubungi Handerson. Dia tidak bisa menerima berita begitu saja, kecuali langsung mendengar dari yang bersangkutan.Ketika telpon tersambung, Amora masih menahan kemarahannya. Dia bertanya dengan suara yang lembut dan tidak terlihat sedang menahan sebuah kemarahan sama sekali."Handerson, apa yang terjadi dengan Horizon solution? Aku baru saja mendengar bahwa kau bersikap tidak sopan yang membuat CEO yang baru di Horizon solution tersinggung dan memutus semua kontrak kerja sama kita. Sebenarnya siapa yang telah kau hina dan remehkan?"Handerson langsung terkejut mendengar pertanyaan nenek mertuanya tersebut. Dia sama sekali tidak mengira akan diberi pertanyaan seperti ini. D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status