Home / Urban / Sang PENEMBUS Batas / Bab 008. KITAB TUJUH ILMU

Share

Bab 008. KITAB TUJUH ILMU

Author: BayS
last update Last Updated: 2025-02-01 10:50:57

"Ki Buyut. Bolehkah Elang tahu, ilmu apa saja yang ada dalam Kitab 7 Ilmu itu ?” tanya Elang penasaran.

“Baiklah akan buyut uraikan sedikit tenyang 7 ilmu di dalamnya untukmu Elang, Kitab 7 Ilmu berisikan :

1. Ilmu Wisik Sukma

Adalah ilmu yang membuatmu mampu mendengar dan mengetahui isi hati seseorang, Elang.

Dengan ilmu ini kau bisa membedakan mana yang tulus dan tidak, sehingga kau tidak mudah tertipu oleh orang.

2. Ilmu Sukma Kelana

Ilmu ini merupakan tataran tingkat tinggi Elang, dengan ilmu ini sukmamu dapat berkelana kemana saja kau mau, menembus ruang dan dimensi.

Namun kau harus menetapkan dulu tujuanmu, sebelum menggunakan ilmu ini, agar tak tersasar di dimensi atau alam lain.

3. Ilmu Pintas Bumi

Ilmu ini adalah ilmu meringankan tubuh keluarga kita Elang.

Dengan menerapkan ilmu ini, maka jarak yang jauh akan lebih cepat kau capai, di banding kecepatan sebuah mobil sekalipun.

4. Ilmu Pukulan Guntur Jagad

Ilmu ini dapat kau pakai untuk menghancurkan musuh-musuh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 607.

    Ya, Prasti memang sudah mendengar, cerita tentang kehidupan Elang di dimensinya. Cerita yang didengar Prasti dari mulut Elang sendiri. Tentang Nadya istrinya, tentang asal usul Elang yang yatim piatu sejak kecil. Dan juga tentang dari mana Elang mendapatkan kemampuan bela dirinya. Ya, rupanya tak ada yang disembunyikan Elang dari Prasti. "Nadya tak akan mengatakan demikian padamu Prasti, dia adalah wanita yang baik dan tulus mencintaiku. Dia bahkan pernah menyuruhku menikahi wanita lain yang dekat dengannya, karena dia tahu betapa wanita itu mencintaiku. Tapi aku menolaknya Prasti. Karena aku hanya mencintai Nadya, dan tidak mencintai wanita itu," ujar Elang, menceritakan tentang pribadi Nadya pada Prasti. "Ahh..! Baik sekali Mbak Nadya itu Mas Yoga. Prasti ingin sekali bertemu dan mengenalnya, andai saja itu mungkin. Mas Yoga. Jika Mas Yoga memutuskan menikahi Prasti, hanya untuk sekedar menjadi pelepas kebutuhan Mas Yoga. Maka Prasti akan menerima dan cukup bahagia dengan it

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 606.

    "Kirani, biar kutemani kau minum tuak..!" Glekk, glekk, glekk..! Pandu berkata santai, seraya mengambil sebuah tabung tuak yang baru diantar sang pelayan tadi. Dan dia pun langsung menenggaknya. Ya, Pandu memang sudah menjadi Raja Gandaran. Tapi dalam kesehariannya, ternyata dia lebih suka berjalan keluar istana dan menyamar jadi rakyat jelata. Karena sesungguhnya, dia memang lebih menyukai kehidupannya sebagai pendekar yang bebas berkelana. Pandu memang sengaja melakukan penyamaran, untuk bisa mendengar langsung apa yang sebenarnya diinginkan rakyatnya. Cukup unik memang cara yang dilakukan Raja Gandaran ini. Namun memang cukup efektif, untuk mengetahui mana lebih dulu hal yang harus diutamakan, demi kepentingan rakyatnya. Skala prioritas, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan, apa sebenarnya yang sedang ingin dilakukan Raja Pandu saat itu. "Ahh, Mas ehh ... Paduka Raja, kenapa paduka tak berada di istana saja?" tanya Kirani agak kikuk menyebut Pandu. Karena Kirani terb

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 605.

    Namun ternyata fakta berbicara lain..! Seorang pemuda nampak tengah duduk bersila, dan melakukan 'hening' dalam gua itu. Tapi tunggu dulu, pemuda itu ternyata berada di tengah lingkaran sosok Naga raksasa berwarna merah membara. Naga Bumi..! Ya, pemuda itu tak lain adalah Sapta Pertala adanya.! Dia berhasil diselamatkan oleh Sang Naga Bumi, saat dirinya terguling jatuh ke dalam kawah Gunung Marapat. Sang Naga Bumi segera meniupkan lapisan perisai pelindung pada Sapta Pertala, agar pemuda itu bisa bertahan dari panasnya hawa magma di pusat bumi. Kini mau tak mau, Sapta Pertala harus tinggal di kedalaman bumi, bersama sang Naga Bumi. Hal yang aneh adalah, sang Naga Bumi bisa berbicara masuk ke dalam bathin Sapta Pertala. Sementara Sapta Pertala berbicara seperti biasa saja. Seperti halnya cara berkomunikasi antara Elang dan Ki Naga Merah, dalam wujud Naganya. Sang Naga Bumi banyak mengajarkan cara bertahan hidup, di kedalaman bumi itu pada Sapta Pertala. Hal yang kemudian menja

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 604.

    "Ki Naga Merah. Sebetulnya ada apakah, di tingkat tertinggi pura/kuil di air terjun Naga Moksa itu..? Kenapa ada cahaya emas menyilaukan, yang keluar dari kuil/pura yang berada di pusat empat pura yang mengellinginya..?" tanya Elang pada Ki Naga Merah. Setelah dia tiba di istana Selaksa Naga. "Demi Hyang Widhi Yang Agung..! Apakah kau benar-benar melihat cahaya keemasan itu. Cahaya berkilau yang menyorot ke empat kuil di sekelilingnya Tuanku Elang..?!" seru Ki Naga Merah. Ya, Ki Naga Merah nampak terkejut bukan kepalang, dan malah balik bertanya pada Elang. "Ya benar Ki Naga Merah. Ada apakah dengan hal itu..?!" seru Elang jadi semakin penasaran. "Paduka Tuan Elang Prayoga..! Terimalah sembah hormatku," ucap Ki Naga Merah. Ki Naga Merah lakukan sikap penghormatan yang lebih dalam, dari yang biasanya terhadap Elang. Kata 'Paduka' juga kini disematkan Ki Naga Merah pada Elang. "Ahh..! Ada apa sebenarnya ini Ki Naga Merah..?!" seru Elang terkejut dan jadi rikuh, mendapat penghor

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 603.

    'Sebuah wilayah kerajaan yang sangat indah dan mengesankan', bathin Prasti dan Prahasta Yoga. Malam harinya usai makan malam. Elang dan Raja Naga Merah duduk berbincang secara pribadi, di ruang khusus sang Raja Naga Merah. Sementara Prasti nampak juga sedang asik berbincang dengan Nyi Naga Biru, di ruang dalem istana"Ki Naga Merah. Apakah air terjun Naga Moksa adalah tempat untuk mencapai kesempurnaan, bagi para Naga sepuh yang hendak 'moksa'..?" tanya Elang serius. Dia memulai pembicaraan tentang air terjun Naga Moksa, yang dilihatnya tadi. "Tuanku Elang. Air terjun Naga Moksa adalah sebuah tempat khusus, bagi para leluhur serta bangsa naga. Disitulah tempat para leluhur, yang telah lelah dengan kehidupannya. Maupun Naga sepuh yang ingin mencapai 'penyempurnaan laku'nya, dengan moksa. Ada hal apakah Tanku menanyakan soal air terjun Naga Moksa itu..?" "Ki Naga Merah, benarkah dulu moyang Indra Prayoga pernah masuk disana..? Untuk hal apakah dia masuk kesana Ki Naga Merah?" tan

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 602.

    Sesungguhnya keluarga sang Maharaja sendiri sedang dalam keadaan berduka. Atas gugurnya Begawan Ekapaksi, ayahandanya. Namun hal itu juga malah menjadikan sang Maharaja lebih bersemangat, dan merasa tertantang. Karena sang Maharaja harus bisa membuktikan, bahwa Kalpataru akan berdiri lebih jaya dari sebelumnya. Setelah melalui ujian dan perjuangan beratnya. Ya, sang Maharaja tak ingin menyia-nyiakan nyawa yang telah dikorbankan oleh ayahandanya serta para prajurit Tlatah Kalpataru. Karena sang Maharaja tengah memegang amanah, cita-cita, dan keinginan luhur, dari mereka semua. Yaitu memakmurkan dan menjadikan Tlatah Kalpataru sebagai Tlatah yang besar, makmur, serta jaya bersama rakyatnya. *** Tiga hari kemudian di halaman istana kerajaan Palapa. "Elang pergi dulu Paduka Maharaja. Mohon restunya," ucap Elang, seraya menghormat pada sang Maharaja Danuthama. "Ayahanda, Prasti berangkat dulu ke dimensi Ki Naga Merah ya," ucap Prasti, seraya mencium tangan sang Maharaja dan memelu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status