Share

Bab 279.

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-21 09:29:05

Ceklek..!

"Ayah. Tolong urus semuanya Ayah. Nadya ingin ke Jepang secepatnya..! Tskk.. tskk,"

ucap Nadya terisak. Dia muncul dari dalam kamarnya, dengan air mata sudah membanjiri wajahnya.

Nadya menyatakan permintaannya pada sang ayah, dengan wajah sedih dan cemas.

"Baik Nadya..! Tapi ceritakan dulu pada Ayah ada apa sebenarnya..?!" seru cemas Bambang. Baginya permintaan putrinya bukanlah hal sulit.

Hal yang lebih membuatnya penasaran adalah, 'Apa yang menyebabkan putri kesayangannya itu, jadi berlaku aneh seperti ini..?' bathinnya.

***

Sementara di Surabaya, dikediaman Harjo Winoto.

Harjo Winoto bersama Resmi baru saja menghadiri undangan resepsi relasi mereka, yang masih di seputaran kota Surabaya.

Hari sudah malam saat mereka masuk ke dalam rumah, dan

"Tidakkk..!! Mas Elang nggak akan kalah..!!" seruan keras Reva terdengar ke seantero rumah.

Seruan Reva itu bagai menyambut kepulangan ayah dan ibunya, yang baru saja melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam rumah.

Reva mem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
lanjut dong mas elang seruuuuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 616.

    'Prasti nama yang indah. Dan dia juga Putri seorang Raja di sana. Sepertinya kau tak salah pilih wanita disana Mas Elang. Baik, aku rela Mas menikahinya', desah bathin Nadya. "Tidak Mas Permadi. Katakan pada Mas Elang aku menyetujuinya, dan akan tetap menunggunya kembali. Sekaligus sampaikan salamku pada Prasti di sana, untuk melayani Mas Elang dengan baik," ucap Nadya tegas. Namun hati wanita terluka, siapa yang tahu..?"Baik Nadya. Tunggulah sejenak, aku akan menghubungi bathin Elang sekarang," ucap Permadi. Lalu perlahan Permadi kembali memejamkan matanya. 'Elang, saat ini aku sudah berada di rumahmu dan bertemu Nadya. Dia menyetujui pernikahanmu dengan Prasti di sana. Dan dia juga berkata akan tetap menunggumu di sini. Dia titip salam untuk Prasti, dan menunggumu membawa Prasti serta ke dimensi ini, untuk bertemu', ucap bathin Permadi pada Elang. Elang di masa silam memang tengah menunggu hasil pembicaraan Permadi, dengan istrinya itu. 'Terimakasih Permadi, aku akan berus

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 615.

    'Mas Elang. Jika sehari di sini, sama dengan setahun di sana. Betapa lama waktu yang Mas lalui di sana. Aku disini menunggu 10 hari, sedangkan Mas menjalaninya 10 tahun di sana. Apakah ada wanita yang menemani Mas Elang di sana? Pastinya Mas Elang kesepian disana', bathin Nadya. 'Kau begitu bersinar dimanapun kau berada Mas Elang. Nadya yakin, tak sedikit wanita yang menaruh hati pada Mas Elang di sana. Nadya tak menyalahkan Mas Elang, jika akhirnya mas memilih satu di antara mereka. Namun jangan lupakan Nadya mas, berusahalah untuk menguasai ilmu 'Sabdo Jagat' itu. Agar mas Elang bisa kembali dan bertemu lagi dengan Nadya', harap bathin Nadya penuh kepedihan. Nadya telah mendengar dari Permadi, tentang sulitnya menguasai aji 'Sabdo Jagad' itu. Waktu yang diperlukan untuk menguasainya juga tak sebentar. 'Ilmu itu bisa dibilang, adalah ilmunya orang-orang yang mendekati tataran para 'wali' Nadya. Alam dan seluruh dimensi di semesta ini, hanya bagaikan 'sejengkal dan sekejapan

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 614.

    "Sangat menyenangkan Ayahanda. Ternyata peradaban di sana lebih maju, dibandingkan peradaban kita Ayah. Padahal dimensi Selaksa Naga berada di masa lampau, jauh di belakang masa kita," sahut Prasti menjelaskan dengan raut wajah ceria. "Wah..! Ayahanda jadi ingin datang ke sana juga, sekali waktu bersama Elang. Hahahaa..!" gelak sang Maharaja, turut senang mendengar pengalaman putrinya itu. "Boleh Paduka Maharaja. Suatu saat Elang akan mengajak Paduka ke sana, jika Paduka senggang," sahut Elang tersenyum. "Hahahaa..! Bagus. Semoga saja aku bisa secepatnya membangun Tlatah Palapa, menjadi kerajaan yang makmur dan sejahtera. Agar aku bisa tenang meninggalkan rakyatku, dan berjalan-jalan ke dimensi Selaksa Naga itu," ujar sang Maharaja lagi, seraya tertawa senang. 'Sungguh Maharaja yang cinta rakyatnya melebihi dirinya', bisik hati Elang kagum. "O ya Elang. Aku merencanakan penobatanmu, untuk menjadi Raja Belupang minggu depan. Aku harap kau tak menolaknya kali ini Elang. Aku butu

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 613.

    "Semuanya menjauh dari pantai..!!" teriak Srenggana, pada para prajurit jaga yang masih terlihat berada dekat pantai. Karena dilihatnya ombak tinggi sedang bergulung, hendak menerpa pantai. Semua para prajurit jaga pantai pun berlarian dan berlesatan, menjauh dari pantai. Byaarrsshk..!! Gelombang pasang naik dan ikut membawa kapal-kapal, yang tertambat naik ke atas daratan pantai Marapat. Kapal-kapal itu ikut terbawa gelombang, dan baru nampak terhenti. Setrlah kapal naik sekitar dua puluhan depa, dari tepi pantai. Ganas..!Sementara di kejauhan, Prasti dan Prahasta Yoga nampak menyaksikan pertarungan Elang dan Eyang Lima Nyawa, dari sebuah bukit dekat pantai Marapat. Ki Naga Merah pun terlihat beterbangan di sekitar bukit itu. "Mas Yoga ...." gumam Prasti lirih. "Tenanglah Bibi. Paman pasti bisa mengalahkan orang itu," ucap Prahasta Yoga yakin. "Aarrrghss..!! Tongkatku..!" Eyang Lima Nyawa berteriak kesakitan, seraya memegangi dadanya. Sepuh itu juga berseru menyesali tong

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 612.

    Weerrsshk..!! Sosok Eyang Lima Nyawa terangkat melayang, dan tegak di tengah-tengah badai pusaran angin yang tercipta. Spraasshp.!! Pasir pantai terhisap masuk dalam pusaran badai angin, yang semakin lama semakin membesar dan menggila itu. Langit pun berubah gelap di atas area pertarungan itu. 'Hmm. Power yang mengerikkan..!' seru bathin Elang. "Kalian semua menjauhlah dari arena pertarungan ini..!" seru Elang pada semua orang, yang berada di sekitar lokasi itu. Sementara Ki Naga Merah masih berputaran di angkasa, bersama Prasti dan Yoga Prahasta di punggungnya. "Baiklah Kakek. Kulayani keinginanmu..! Kita bertarung di atas sana..!" Slaphs..! Elang berseru seraya melesat tinggi ke angkasa, yang berada di atas permukaan tengah laut Marapat. Slaphh..! Eyang Lima Nyawa melesat tinggi menyusul Elang. Sosok mereka berdua kini sudah saling berhadapan, di ketinggian angkasa. "Keluarkan 'power'mu Elang..! Pantang bagiku membunuh orang yang tak melawan..!" seru Eyang Lima Nyawa. Y

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 611.

    "Hiaahh..!" Wuussh..!! Srenggana berseru keras, seraya lepaskan pukulan 'Gebyar Jagad'nya. Selarik cahaya merah berhawa sangat panas melesat deras ke arah sosok Eyang Lima Nyawa. "Hiaahh..!" Splaats..!! Batara ikut berseru lontarkan pukulan pamungkasnya 'Langit Pecah Bumi Bergolak'. Sebuah bola energi bercahaya merah terang, dengan cahaya putih menyilaukan ditengahnya melesat deras ke arah Eyang Lima Nyawa. "Hahahaa..!" Byaarrsh..!! Kembali Eyang Lima Nyawa kerahkan aji 'Selimut Mentari'nya', sosoknya kembali diselubungi bola besar yang bercahaya menyilaukan bagai mentari. BLAARRRZZSSTTTKKHHH..!!! Bumi di sekitar area pertarungan mereka ambyar berantakkan. Terjadi pecahan gelombang energi super panas, yang menghempas ke segala arah. Tanah berpasir di bawah sosok Eyang Lima Nyawa, yang dihantam dua pukulan dahsyat itu, ambyar pecah dan melesak dalam. Pasir pantai bertebaran di udara dalam keadaan menyala merah, bagai percikkan bara. Dahsyat..! Namun ... "Hahahaaa..!! Hanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status