Share

Bab 290.

Author: BayS
last update Huling Na-update: 2025-04-23 16:27:15

"A-apa..?!" Nadya terkejut, namun dia merasakan tubuhnya tiba-tiba menjadi dingin.

Sprassh..!

Dari jari tangan Nadya seketika melesat cahaya kuning kehijauan, yang langsung membentur lesatan shuriken yang dilepaskan Nanako.

Craackh..!! Clapphs..!

Shuriken yang dilontarkan Nanako langsung membentur selarik cahaya kuning kehijauan itu. Lalu shuriken itu terpental berubah arah, dan masuk ke dalam kolam renang.

"Aahhh...!!"

Seru kaget dan ngeri, dari semua wanita cantik yang berada di situ. Nampak mata mereka semuanya terbelalak.

Ya, awalnya mereka semua bahkan tak bisa melihat lesatan shuriken Nanako. Mereka hanya melihat Nanako seperti melemparkan sesuatu ke arah Keina.

Dan kini mereka semua baru sadar, jika yang dilemparkan Nanako adalah senjata yang berbahaya.

"Hei sudahlah Nanako, Keina..! Ini benar-benar tak berguna..! Yang kalian ributkan sudah damai di sana.

Biarkan Mas Elang tenang dan damai di sana. Jangan menambah beban langkahnya, karena melihat kalian ribut di sini.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
FrismaMungil
yaa Allah serasa ikut di dlm alur para bidadari mas elang jodohmu sedang menunggu cepatlah balik di dunia nyata semngattttt
goodnovel comment avatar
Gina Yusuf
semakin dibikin penasaran ajja sma Mas Elang.. lanjutkan Mas Elang.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 613.

    "Semuanya menjauh dari pantai..!!" teriak Srenggana, pada para prajurit jaga yang masih terlihat berada dekat pantai. Karena dilihatnya ombak tinggi sedang bergulung, hendak menerpa pantai. Semua para prajurit jaga pantai pun berlarian dan berlesatan, menjauh dari pantai. Byaarrsshk..!! Gelombang pasang naik dan ikut membawa kapal-kapal, yang tertambat naik ke atas daratan pantai Marapat. Kapal-kapal itu ikut terbawa gelombang, dan baru nampak terhenti. Setrlah kapal naik sekitar dua puluhan depa, dari tepi pantai. Ganas..!Sementara di kejauhan, Prasti dan Prahasta Yoga nampak menyaksikan pertarungan Elang dan Eyang Lima Nyawa, dari sebuah bukit dekat pantai Marapat. Ki Naga Merah pun terlihat beterbangan di sekitar bukit itu. "Mas Yoga ...." gumam Prasti lirih. "Tenanglah Bibi. Paman pasti bisa mengalahkan orang itu," ucap Prahasta Yoga yakin. "Aarrrghss..!! Tongkatku..!" Eyang Lima Nyawa berteriak kesakitan, seraya memegangi dadanya. Sepuh itu juga berseru menyesali tong

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 612.

    Weerrsshk..!! Sosok Eyang Lima Nyawa terangkat melayang, dan tegak di tengah-tengah badai pusaran angin yang tercipta. Spraasshp.!! Pasir pantai terhisap masuk dalam pusaran badai angin, yang semakin lama semakin membesar dan menggila itu. Langit pun berubah gelap di atas area pertarungan itu. 'Hmm. Power yang mengerikkan..!' seru bathin Elang. "Kalian semua menjauhlah dari arena pertarungan ini..!" seru Elang pada semua orang, yang berada di sekitar lokasi itu. Sementara Ki Naga Merah masih berputaran di angkasa, bersama Prasti dan Yoga Prahasta di punggungnya. "Baiklah Kakek. Kulayani keinginanmu..! Kita bertarung di atas sana..!" Slaphs..! Elang berseru seraya melesat tinggi ke angkasa, yang berada di atas permukaan tengah laut Marapat. Slaphh..! Eyang Lima Nyawa melesat tinggi menyusul Elang. Sosok mereka berdua kini sudah saling berhadapan, di ketinggian angkasa. "Keluarkan 'power'mu Elang..! Pantang bagiku membunuh orang yang tak melawan..!" seru Eyang Lima Nyawa. Y

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 611.

    "Hiaahh..!" Wuussh..!! Srenggana berseru keras, seraya lepaskan pukulan 'Gebyar Jagad'nya. Selarik cahaya merah berhawa sangat panas melesat deras ke arah sosok Eyang Lima Nyawa. "Hiaahh..!" Splaats..!! Batara ikut berseru lontarkan pukulan pamungkasnya 'Langit Pecah Bumi Bergolak'. Sebuah bola energi bercahaya merah terang, dengan cahaya putih menyilaukan ditengahnya melesat deras ke arah Eyang Lima Nyawa. "Hahahaa..!" Byaarrsh..!! Kembali Eyang Lima Nyawa kerahkan aji 'Selimut Mentari'nya', sosoknya kembali diselubungi bola besar yang bercahaya menyilaukan bagai mentari. BLAARRRZZSSTTTKKHHH..!!! Bumi di sekitar area pertarungan mereka ambyar berantakkan. Terjadi pecahan gelombang energi super panas, yang menghempas ke segala arah. Tanah berpasir di bawah sosok Eyang Lima Nyawa, yang dihantam dua pukulan dahsyat itu, ambyar pecah dan melesak dalam. Pasir pantai bertebaran di udara dalam keadaan menyala merah, bagai percikkan bara. Dahsyat..! Namun ... "Hahahaaa..!! Hanya

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 610.

    "Boo ... boo ... boo! Rupanya begitu..! Baik kukatakan saja pada kalian. Aku Eyang Lima Nyawa, guru dari Kebo Sena..! Kedatanganku ke tlatah ini, adalah hendak mencari dan menantang orang bernama Elang Prayoga..! Untuk bertarung denganku sampai ada yang mati..!" sentak murka Eyang Lima Nyawa akhirnya. "Hmm..! Begitu rupanya maksud kedatanganmu..! Pendekar Penembus Batas terlalu tinggi untuk menghadapimu Eyang Lima Nyawa..! Hadapi dulu aku, jika kau ingin menghadapi Elang Prayoga..!" seru Senggana Maruthi, yang naik pitam dengan keangkuhan Eyang Lima Nyawa. "Boo ... boo ... booo..! Bedebah kau manusia monyet..!! Jangan salahkan aku jika bulu putihmu berubah hitam terbakar..!!" bentak Eyang Lima Nyawa memaki murka. Dirinya merasa direndahkan oleh Srenggana Maruthi, dengan mengatakan Elang terlalu tinggi untuk melawannya. Byaarrshk..!! Tanpa menjawab, Srenggana ledakkan 'power' penuhnya. Gelombang energi panas seketika menghempas dari sosok Srenggana. Pasir pantai beterbangan di

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 609.

    Ya, sesungguhnya diam-diam Elang telah menciptakan jurus serta ajian baru. Dalam latihannya di dimensi Selaksa Naga itu. Jentikkan jari yang digunakan untuk menangkis serangan Prahasta Yoga tadi. Itu juga merupakan salah satu dari jurus baru ciptaannya, yang bernama jurus 'Jari Halilintar Emas'..! Jurus 'Jari Halilintar Emas' ini diciptakan Elang, untuk menyalurkan 'power'nya yang kini 'luber' di pusat energinya. Ya, melakukan hening di air terjun Naga Moksa, dan olah nafas diatas lempengan batu hijau Lembah Hijrah Naga. Ternyata hal itu semua memacu dengan cepat sekali peningkatan 'power', serta kematangan ilmu-ilmu yang dikuasai Elang. Elang sendiri sesungguhnya merasa heran, dengan powernya yang tiba-tiba bagai mengisi di seluruh bagian tubuhnya. Dia kini bisa mengerahkan dan mengarahkan 'power' itu, dari seluruh bagian tubuhnya. Tanpa dia harus melakukan persiapan atau olah nafas lagi, seperti halnya para pendekar kebanyakkan. Serangan ataupun powernya bisa dilontarkan beg

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 608.

    Sebagai rumah makan Yang laris dan terkenal. Tentunya gangguan tak satu dua kali, mencoba datang di rumah makan Bu Laras. Dari yang sifatnya ghaib hingga fisik, telah beberapa kali mencoba mengganggu usaha rumah makan Bu Laras. Namun kesemuanya bagai tak dirasakan dampaknya oleh Bu Laras dan rumah makannya. Kenapa bisa demikian..?! Hal itu tak lain karena 'pagaran Perisai Sukma', yang pernah diterapkan Elang pada kediaman Bu Laras. Dan karena lokasi rumah makannya berada di halaman depan rumahnya. Maka secara otomatis, rumah makan itu masuk dalam 'pagaran' pelindung yang dibuat Elang. Biasanya, jika ada orang yang melakukan serangan ghaib ke rumah makannya. Maka pada pagi harinya, saat membersihkan halaman depan rumah makannya. Bu Laras akan menemukan kain putih, telur busuk, kumpulan jarum, atau juga tanah kuburan, yang berserakkan di halaman depan rumah makannya. Hal itu dikarenakan serangan-serangan ghaib itu tak mampu, atau gagal menembus 'pagaran' yang telah dibuat oleh E

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status