Share

Sang Pengacara
Sang Pengacara
Author: Kanietha

1. Edukasi

“Kalau punya klien itu, sebaiknya diedukasi lebih dulu.” Vira memutar malas bola matanya, setelah pertemuan alot yang diadakan dengan pihak lawan. Tadinya, ada beberapa hal yang ingin diselesaikan secara kekeluargaan, tetapi mereka tidak sampai di titik temu. “Semua harta, yang dihasilkan selama menikah, otomatis jadi harta gono gini. Mau semuanya diatasnamakan istri, tetap aja kalau cerai harus dibagi dua. Kecuali mereka ada perjanjian pra nikah sebelumnya.”

“Aku sudah jelasin itu ke klienku,” terang Abi segera bangkit dari tempat duduk, setelah membereskan beberap berkas. Ia mengitari meja rapat yang ada di ruang kerjanya, untuk menghampiri Vira. Menyandarkan bokongnya di sisi meja, lalu meraih pergelangan tangan wanita yang masih membereskan berkasnya. “Bu Yanti lebih percaya sama cerita-cerita di sosmed, daripada pengacaranya sendiri. Susah-susah gampang punya klien yang ngeyelan begitu.”

Vira menghela, dan menghentikan kegiatannya. Ia mengangkat wajah, lalu memberi Abi gelengan. “Jangan mulai, Bi. Aku sudah tekan—”

“Kita coba dululah, Vir,” putus Abi lalu melirik pada ponsel Vira yang bergetar. Tertulis jelas nama Ilham di layar, dan hal tersebut langsung membuat Abi berdecak. Melepas tangan Vira, lalu menjauhi wanita itu. Kembali ke tempat duduknya semula. “Nggak ada hubungan, tapi orang itu selalu nelpon kamu.”

“Dia klienku,” kata Vira sambil meraih ponselnya. “Jadi wajar kalau pak Ilham sering ngubungin aku.”

Vira mengangkat panggilan tersebut, seraya berdiri. Ia beranjak keluar ruangan, untuk berbicara dengan pria yang menghubunginya.

Sementara Abi, tangannya sontak terkepal dengan menarik napas panjang. Sudah hampir satu tahun ini ia mengejar Vira, tetapi wanita itu tetap saja dingin padanya. Vira selalu menolak dan memberi banyak alasan, bila Abi mengajak wanita itu menjalin hubungan yang lebih serius.

“Ada masalah?” tanya Abi ketika Vira kembali memasuki ruangannya.

Vira menggeleng. Menghampiri kursinya, lalu segera memasukkan beberapa berkasnya ke dalam tas kerja. “Sepertinya, kita tinggal nunggu jadwal persidangan pertama. Jadi, tolong edukasi lagi klienmu itu dengan benar, supaya proses sidang nggak makan waktu lama. Itu, kan, gunanya pengacara?”

“Mulutmu itu, dari dulu nggak pernah berubah,” cibir Abi dengan senyum miringnya. Meskipun begitu, Abi tetap saja tidak bisa melupakan cinta pertamanya itu. Bahkan, sejak Abi tahu Vira telah bercerai dari Aga, ia selalu berusaha mendekati wanita itu tanpa rasa ragu. Namun, Vira tidak pernah memedulikannya sama sekali. Wanita itu hanya menganggap Abi teman, dan musuh bila mereka berhadapan di persidangan. “Tajam, dan bisa menyakitkan.”

“Itu karena aku nggak suka basa-basi.” Vira menarik resleting dan menutup tas kerjanya. “Jadi, sampai jum—”

“Makan malam?” putus Abi tidak pernah lelah mencoba untuk menjadikan wanita itu miliknya. Sejak bertahun-tahun menduda, akhirnya, untuk pertama kali Abi kembali memiliki hasrat pada seorang wanita. Yaitu, Vira.

“Noo, Bi.” Vira menyampirkan tasnya di bahu. “Harus berapa kali aku bilang, aku lebih enjoy seperti sekarang. Aku lebih suka sendiri, karena bebas pergi ke mana pun yang aku mau.”

“Ayolah, Vir,” bujuk Abi kembali beranjak dan menghampiri Vira. “Buka hatimu dan coba kita jalani dulu.”

“Dengar, Bi.” Vira tersenyum dan menepuk pelan pipi pria itu. “Aku sudah punya segalanya. Aku punya uang, anak yang pintar, karir yang luar biasa. Hidupku … sempurna! Dan aku nggak mau ngancurin itu semua, hanya karena kedatangan laki-laki yang nantinya cuma bisa membatasi semua kegiatanku. Big NO!”

“Aku janji nggak akan membatasi semua kegiatanmu di luar,” sahut Abi. “Kamu bisa lakuin hal apapun di luar sana, dan—”

“NO, Bi,” henti Vira sambil menepuk bahu Abi. Vira tahu benar, Abi adalah pria yang baik. Namun, dari lubuk hati yang terdalam, Vira sudah tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi. Lebih baik hidup sendiri, dan menikmati hidup sesuka hati. “Dalam pernikahan, ada yang namanya kewajiban. Belajar dari pernikahanku yang sebelumnya, aku nggak bisa melakukan kewajiban itu dengan baik. Jadi, daripada mengulang kesalahan yang sama, lebih baik aku seperti sekarang. Menikmati hidup.”

“Itu semua bisa kita bicarakan baik-baik, Vir …” Adi mengurungkan niat meraih pinggang Vira, ketika pintu ruang kerjanya tiba-tiba terbuka. Dahinya mengerut, saat melihat Rasyid masuk bersama seorang gadis di sebelahnya.

“Papa?” Abi berdecak kecil, memandang gadis muda yang memberi senyum manis padanya. “Ngapain ke sini bawa Fika?”

“Siang, Be,” sapa Vira segera menghampiri pria yang akrab dengan panggilan “Babe” di kalangan advokat. Pria yang kini sudah pensiun itu, telah menyerahkan kepemilikan sahamnya pada satu-satunya putra yang dimiliki, yaitu Abimanyu.

“Siang, Vir,” balas Rasyid segera menyambut uluran Vira dengan ramah. “Ada meeting?”

“Iya, baru aja selesai.” Vira memberi anggukan kecil pada gadis yang berada di sisi Rasyid. Entah mengapa, sekilas wajah gadis itu mengingatkan Vira akan seseorang. Namun, siapa? “Saya juga mau pergi. Sudah ada janji sama orang. Permisi.”

“Oke, hati-hati,” balas Rasyid lalu mengangguk saat Vira berpamitan padanya, dan keluar dari ruangan Abi. Melihat dari gelagat putranya, pertemuan barusan pasti bukan hanya sekadar pertemuan biasa. Memangnya, Rasyid tidak tahu putranya itu pernah menyukai Vira bertahun-tahun yang lalu. Namun, kehadiran Aga membuat Abi tersingkir, dan wanita itu akhirnya menikah dengan dengan orang lain.

“Abi!” tegur Rasyid seraya menarik kursi yang berada pada meja rapat, lalu mempersilakan Fika duduk di sana. “Fika lagi libur semester, dan selama itu dia akan magang di sini. Jadi asisten pribadi kamu.”

“Apa?” Abi mengingat-ingat kembali jurusan kuliah yang diambil oleh Fika. Kenapa gadis itu mendadak harus menjadi asisten pribadi Abi? Bukankah, Abi sudah memiliki sekretaris sendiri? Jadi, ia tidak membutuhkan Fika ada di sisinya sama sekali. “Kamu kuliah jurusan apa, Fik?”

“Aku kuliah jur—”

“Bentar,” potong Abi mendadak teringat sesuatu. “Bisa kamu tunggu di luar sebentar? Ada yang mau aku bicarakan dengan Pak Rasyid sebentar.”

Fika mulai tidak nyaman dengan “pengusiran” Abi. Namun, ia tetap tersenyum dan mengangguk. Menuruti perintah pria itu, lalu keluar dari ruangan tersebut dengan membawa sedikit pilu.

“Papa? Aku sudah punya sekretaris,” ujar Abi menerangkan, sambil menunjuk ke arah luar ruangannya. “Ada bu Ina, yang sudah bertahun-tahun kerja di sini. Jadi, aku nggak butuh Fika untuk jadi asisten pribadiku.”

Rasyid terkekeh, sambil berjalan pelan menuju kursi kerja yang biasa digunakan Abi. Ia duduk di sana, lalu bersandar seraya mengingat hari-harinya ketika masih bekerja di ruangan tersebut. “Kamu pasti tahu, tujuan utama Papa menempatkan Fika di sini bukan cuma itu.”

“Maksudnya?” Sedikitnya, Abi bisa menebak itu semua. Namun, ia ingin mendengar hal tersebut langsung dari mulut Rasyid sendiri.

“Papa mau kalian saling mengenal,” kata Rasyid tiba-tiba merubah intonasinya menjadi serius. Karena Abi tidak kunjung menikah dan betah menduda hingga bertahun-tahun, maka Rasyid harus segera mengambil tindakan. “Dan setelah Fika lulus kuliah nanti, Papa mau kamu menikah dengan dia.”

“Nooo.” Abi menggeleng dan segera menghampiri sang papa. Duduk berseberangan dengan pria itu, lalu mencondongkan tubuh. “Aku cinta sama Vira, dan nggak akan menikah dengan siapapun selain dia.”

“Kamu tahu.” Rasyid menyungingkan senyum miring. “Aku sudah bicara sama Vira, dan dia bilang nggak pernah tertarik denganmu. Intinya, dia sudah nggak mau dan nggak berminat untuk menikah dengan siapapun.”

“Kalau begitu aku juga,” sahut Abi dengan percaya diri. Ia berdiri lalu berbalik memunggungi Rasyid. “Aku nggak akan pernah mau menikah lagi, kalau bukan sama Vira. Apalagi sama perempuan … seperti Fika.”

~~ 0 ~~

Dari dulu, Vira memang suka memberi edukasi ~-~

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Liam
Tapi dirinya sendiri gak di edukasi
goodnovel comment avatar
RiztyrieM
Abimanyu anak Babe yg Mau d jodohkan sama Elok dulu.. wih akhirnya ketemu juga.. Fika anakx ayah Bening ya kan, beda ibu tentu saja..
goodnovel comment avatar
Yuli Chaca
aku lupa Abimanyu yg mn ya?🫣
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status