Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Kecurigaan Guru Sanjaya

Share

Kecurigaan Guru Sanjaya

last update Last Updated: 2024-10-29 11:11:44

Diam-diam, Arya berlatih dengan mengunakan kitab yang diberikan pemuda misterius lewat mimpinya.

Arya tahu perduli akan hari yang dingin, dan memilih untuk latihan di dalam hutan yang cukup luas itu.

Hingga saat malam hari datang, barulah Arya kembali ke pondok Sanjaya, itu pun hanya sekedar untuk istirahat saja.

"Hari ini sungguh melelahkan!" ucap Arya.

Namun, dengan menggunakan kitab itu sebagai acuan untuk berlatih, Arya merasakan kalau dia mendapatkan peningkatan yang nyata.

Kitab itu memang mengajarkan semuanya dari nol, hingga Arya merasa kalau semua yang dia latih saat ini benar-benar memulai dari awal lagi.

Saat pagi hari, sebelum orang-orang yang menggangunya muncul, Arya kembali masuk ke dalam hutan, dan berlatih dasar-dasar ilmu kanuragan.

"Sebelum guru kembali, aku sudah harus tuntas dalam latihan dasar ini!" ucap Arya.

Semua latihan dasar di kitab itu dipelajari oleh Wira, dari latihan memperkuat otot bawah, hingga semua ototnya dia latih.

Dalam waktu satu purnama, terlihat perbedaan yang nyata pada tubuh Arya, yang mana ototnya yang awalnya biasa saja, kini telah tumbuh, dan jika ada yang melihat itu, pasti akan banyak yang heran.

"Ini sungguh kitab yang hebat!" puji Arya karena dia merasakan perbedaan setelah berlatih dibawah bimbingan kitab itu.

Hanya dalam satu purnama, Arya telah selesai dalam tahap dasar-dasar ilmu kanuragan, dan dia akan masuk ke jurus awal dari kitab itu.

"Hari akan malam, sebaiknya aku istirahat! Besok aku akan lanjutkan latihanku!" kata Arya.

Bocah itu memilih untuk kembali ke pondok Sanjaya, dan menunggu besok hari karena dia akan memulai latihan ilmu kanuragan.

Saat Arya masuk ke pondok, hidungnya mencium bau makanan, dan wajah bocah itu tahu kalau gurunya pasti telah kembali.

Namun, itu jelas membuat semua rencana Arya berantakan, karena dia akan berlatih besok, dan jika gurunya ada di pondok itu mungkin dia tak akan bisa berlatih untuk sementara waktu.

"Kau dari mana, Arya?" tanya Guru Sanjaya yang baru kembali dari misinya.

"Aku baru latihan di pinggiran hutan, Guru!"

"Pinggiran hutan?"

"Iya, guru! Jika aku latihan di sini, murid-murid yang ini akan ganggu diriku!" jawab Arya.

"Maafkan guru yang tak bisa menjagamu, Arya!" kata Sanjaya.

Namun, saat Sanjaya melihat ke arah Arya, dia melihat ada perubahan besar pada muridnya itu.

Otot tubuh Arya benar-benar telah berubah, padahal selama satu tahun dibawah bimbingan Sanjaya, Arya tak berubah seperti yang dia lihat saat ini.

"Latihan apa yang dilakukan oleh, Arya? Apa mungkin dia berlatih dengan cara yang lain?" gumam Sanjaya.

Guru dari Arya itu jelas curiga, karena baginya peningkatan yang dialami oleh Arya sungguh sesuatu yang tak biasa.

"Arya, duduklah, ada yang ingin guru tanyakan padamu!" kata Sanjaya.

Arya tahu, gurunya pasti curiga padanya, karena itu Arya memikirkan cara agar gurunya tak curiga padanya.

"Latihan apa yang kau jalani, Arya?" tanya Guru Sanjaya.

Pertanyaan itu mungkin pertanyaan biasa, namun jika Arya salah menjawab, maka gurunya pasti akan marah padanya.

Apalagi Sanjaya tahu, Arya bukan murid yang memiliki bakat seperti murid lain yang ada di perguruan itu, karena itulah dia benar-benar curiga.

Ditambah Arya berlatih di pinggiran hutan, Sanjaya takut, Arya berlatih dibawah bimbingan siluman yang ada di hutan itu.

"Arya berlatih sesuai dengan bimbingan dari guru!" jawab Arya.

"Benarkah itu?" tanya Sanjaya.

"Iya, guru! Aku berlatih sesuai dengan arahan dan petunjuk dari guru!" jawab Arya.

Sanjaya jelas tak percaya akan hal itu, dan dengan sedikit kasar, Sanjaya menarik tangan Arya, dan memeriksa tubuh bocah itu.

"Tidak ada! Di tubuhnya tidak ada aura siluman!" gumam Sanjaya dan melepaskan tangan Arya.

Namun, tatapan mata Sanjaya masih terus tertuju pada Arya, dia masih tak lepaskan rasa curiga pada bocah itu.

"Tunjukkan pada guru latihan yang kau lakukan!" kata Sanjaya.

"Baik, guru!"

Keduanya keluar, dan sama-sama turun dari pondok, dan keduanya berada di halaman belakang pondok Sanjaya.

"Lakukan!" kata Sanjaya.

Arya tidak ragu, dan menujukkan latihan yang diajarkan oleh Sanjaya padanya, dan latihan dasar itu memang benar-benar jauh lebih mantap dari saat latihan Arya yang pertama kalinya.

"Kau meningkat, Arya!" kata Sanjaya.

"Iya, guru! Mungkin guru sudah jarang melihat Arya latihan, hingga guru tak tahu peningkatan yang Arya alami!" kata bocah itu.

Sanjaya terdiam, dan sadar kalau dia memang selama ini sangat jarang berada di perguruan matahari, hingga dia jarang mendidik Arya secara langsung.

"Guru yang salah!" ucap Sanjaya.

Arya melepaskan napas lega, karena kecurigaan gurunya sepertinya sudah hilang, dan itu membuat Arya selamat untuk saat ini.

"Kau sudah melewati latihan dasar, dan sudah semestinya kau belajar ilmu kanuragan, Arya!" kata Sanjaya.

"Benarkah itu, guru?" tanya Arya pura-pura bodoh.

Padahal jika saja Guru Sanjaya tidak kembali, dia akan memulai latihan yang baru, yaitu berlatih ilmu kanuragan dengan jurus tangan kosong.

"Arya, kau menyukai jurus tangan kosong, atau jurus pedang?" tanya Sanjaya.

"Sepertinya aku lebih suka jurus tangan kosong, guru!" jawab Arya.

"Kalau begitu, kau harus berlatih lebih keras Arya, jurus tangan kosong membutuhkan kekuatan pada tangan!" kata Sanjaya.

Setelah itu, Sanjaya berjalan ke arah sebuah pohon di belakang pondok itu.

"Lihat kekuatan tangan kosong, guru!" kata Sanjaya.

Bammmmmmm!!

Sanjaya memukul pohon itu, tanpa menggunakan sedikit pun tenaga dalam, namun hasilnya sungguh membuat mata Arya terbelalak.

Kulit pohon itu langsung koyak, dan semua itu dilakukan tanpa sedikit pun tenaga dalam.

"Jika kau menyukai ilmu tangan kosong, perkuat tangan dan kakimu, keduanya harus seperti besi karena itu yang menentukan kemampuan seorang pendekar tangan kosong, Arya!" kata Sanjaya.

"Baik, guru! Aku akan berlatih lebih keras lagi!" kata Arya.

"Untuk beberapa hari ini, guru masih akan berada di perguruan ini, dan guru akan tunjukkan padamu, dasar-dasar dari ilmu kanuragan perguruan ini!"

"Arya paham, guru!" kata bocah itu.

Arya sesungguhnya tidak ingin melakukan hal itu, namun dia tak memiliki pilihan, dia tak ingin gurunya curiga jika dia menolak keinginan gurunya itu.

"Kalau begitu, mari kita masuk, kau harus istirahat, karena besok kau akan mulai latihan yang sesungguhnya! Latihan yang akan menyiksa kedua tanganmu!" kata Sanjaya.

Arya angguk kepala, dan mengikuti Sanjaya yang masuk ke dalam pondok di pinggiran perguruan itu.

Namun, sesekali Sanjaya masih tetap melirik pada Arya, karena dia masih cukup yakin kalau ada hal yang mencurigakan dari muridnya itu.

"Aku harus cari tahu, latihan apa yang dilakukan oleh Arya?" gumam lelaki itu.

Namun, Guru Sanjaya tak tahu, Arya juga memiliki rencana lain, yang menurut Arya, itu akan memupus kecurigaan gurunya kepada dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Meminta Salah Satu Gadis

    Mata pejabat Lian Hui melotot tajam saat melihat tiga gadis turun dari tangga penginapan Restoran Teh Langit.Panglima Su Tan juga tidak menutupi jika dia juga kagum dengan kecantikan tiga gadis yang baru turun dari tangga itu."Ini kah kecantikan yang langsung diturunkan para dewa?" tanya pejabat Lian Hui pada Panglima Su Tan.Tapi pertanyaan dari pejabat Lian Hui itu sedikit pun tidak mendapatkan tanggapan dari Panglima Su Tan, karena panglima itu juga begitu menikmati kecantikan tiga gadis yang berasal dari negeri langit itu."Panglima, apa kau tidak mendengar apa yang baru saja aku tanyakan?" bentak pejabat Lian Hui."Maaf! Maafkan aku, Tuan Lian, aku merasa sangat terkesima dengan kecantikan dari tiga gadis itu!" jawab Panglima Su Tan sadar dari ketermanguannya karena melihat kecantikan tiga gadis itu.Mata pejabat Lian Hui kembali melihat ke arah tiga gadis yang sudah semakin dekat dengan Restoran Penginapan Teh Langit, dan saat mereka duduk di kursi, pelayan langsung memberikan

  • Sang Penghancur Langit    Keinginan Pejabat Lian

    Kota Huin saat ini, kota yang cukup ramai, penuh dengan berbagai sifat manusia.Di sebuah penginapan yang paling mewah di kota itu, menginap tiga gadis yang memiliki paras yang sampai membuat gempar kota Huin.Kecantikan gadis itu sampai membuat banyak lelaki rela duduk menunggu di luar penginapan, hanya untuk melihat dan menikmati kecantikan tiga gadis itu."Ayah! Aku harus memiliki satu dari tiga gadis itu! Aku tidak mau tidak!" kata seorang pemuda pada ayahnya.Pemuda itu adalah Ji Jui, putra dari Keluarga Jui, salah satu orang terpandang di negeri Phin.Bahkan dari kisah yang beredar, sesungguhnya keluarga Jui lah yang awalnya berkuasa di kerajaan Phin. Tapi karena kelemahan mereka, keluarga mereka terusir dari istana dan digantikan keluarga Hui, yang kini menjadi Klan Hui.Ada tiga klan di negeri Phin yang cukup kuat. Ketiga klan itu saat ini berada di istana dan jadi penguasa terkuat di negeri Phin:Klan Hui, yang saat ini duduk di kursi takhta kerajaan Phin; Klan Jut, yang meru

  • Sang Penghancur Langit    Kuasai kijang emas

    Mata Arya yang awalnya merah dan penuh dengan amarah perlahan mulai berubah dan kembali menjadi Arya yang memiliki pandangan yang teduh."Guru! Aku hampir lupa diri!" kata Arya bicara sendiri."Hahahahaha! Ternyata kau memiliki sesuatu yang unik, anak muda. Baiklah! Aku akan menjadi pelindung bagimu. Tapi ingat, kau harus tetap di jalan lurus!" ucap Kijang Dewa di kepala Arya.Kijang Dewa yang memang awalnya ingin mencoba Arya, kini sudah yakin jika Arya memang pemilik yang dia tunggu.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!Arya kembali berteriak keras saat Kijang Dewa memaksa masuk ke dalam tubuhnya dan menyatu dengan dua lapis pakaian Kijang Emas yang sudah ada di tubuh Arya."Sekarang kau sudah memiliki tiga lapis pakaian Kijang Emas, Arya. Apa yang ingin kau lakukan sekarang?" tanya Urat Petir."Aku ingin istirahat, setelah itu kita akan mencari Pedang Petir Hijau, agar kau juga sempurna," jawab Arya."Aku akan menunggu hingga kau siap!" ucap Urat Petir.Kembali Arya harus memulihkan tenaga dalam ser

  • Sang Penghancur Langit    Kijang emas lapis ketiga

    Arya menatap siluman api, heran dengan ucapan siluman yang menurut Arya memiliki niat yang tidak baik."Jangan berpikir yang lain, aku memang siluman tapi aku tidak memiliki niat buruk padamu. Aku hanya ingin kau segera pergi dari Lembah Api ini!" kata siluman api."Kenapa kau ingin aku pergi dari sini?" tanya Arya."Karena aku yakin kau itu melarikan diri dari banyak pendekar, dan aku tidak inginkan lembah ini jadi tempat pertarungan kalian!" kata siluman api itu menjelaskan alasan pada Arya."Kalau begitu bantuan apa yang akan kau berikan padaku?" tanya Arya."Aku akan menjagamu dari gangguan selama kau menyatukan diri dengan pusaka itu," kata siluman api."Baik, jika memang kau tidak memiliki niat yang buruk, kali ini aku percaya pada bangsa siluman!" kata Arya."Sekarang lakukan apa yang ingin kau lakukan, setelah itu pergi dari sini!" ucap siluman api terdengar mengusir Arya.Arya mengangguk kepala. Setelah itu Arya membuka kekuatan batin yang dia miliki, dan dia terhubung dengan

  • Sang Penghancur Langit    Siluman yang ingin tenang

    Dengan langkah yang cepat, Arya terus tinggalkan daerah hutan, di mana dia bertemu dengan gadis yang begitu mempesona di matanya.Arya keluar dan kembali memasuki hutan, bahkan tanpa sadar dia sudah melewati tiga hutan yang lebat tanpa mengenal kata istirahat.Dan akhirnya, Arya sampai di sebuah lembah yang cukup tertutup, dan begitu sulit untuk didekati manusia biasa."Aku akan istirahat untuk sementara di sekitar lembah ini, pulihkan kondisi dan menguasai pusaka pakaian kijang emas," kata Arya.Brukkkkkk!Arya langsung jatuhkan tubuhnya di pinggiran lembah, lembah yang begitu lembab tapi mengeluarkan hawa yang hangat."Lembah itu sungguh mencurigakan, pasti ada sesuatu di lembah ini. Bagaimana mungkin lembah yang lembab ini terasa hangat," gumam Arya dan edarkan pandangan ke segala arah."Api?" gumam Arya saat melihat sebuah titik api yang bergerak ke arahnya.Blarrrr!Titik api itu meledak tidak jauh dari Arya dan berubah menjadi satu sosok yang seluruh tubuhnya diselubungi oleh ap

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Dunia Peri

    Peri Putih dan Peri Biru datang ke Istana Peri dengan wajah yang sengaja dibuat semanis mungkin. Itu untuk menghindari kemarahan Ibu Peri."Ada apa dengan wajah kalian itu? Kenapa sok manis begitu?" tanya Ibu Peri heran dengan tingkah dua peri itu."Ibu Peri! Kami tidak sok manis, tapi kami memang manis," jawab Peri Putih dan langsung menjatuhkan kepalanya di paha Ibu Peri."Kau bersikap manja pada Ibu, pasti kau inginkan sesuatu!" kata Ibu Peri menebak isi pikiran putrinya itu."Ibu selalu tahu saja," kata Peri Putih dengan wajah yang malu."Apa yang kau inginkan, Peri Putih? Katakanlah!" tanya Ibu Peri."Aku ingin seperti kakak yang lain, Ibu!" jawab Peri Putih."Seperti kakakmu yang lain? Apa maksudnya?" tanya Ibu Peri."Aku juga ingin turun dan bertahan bersama bangsa manusia untuk beberapa saat!" ucap Peri Putih."Tidak! Kau tidak boleh ke negeri bangsa manusia!" larang Ibu Peri.Peri Putih sudah menduga jawaban dari Ibu Peri. Dengan wajah cemberut, Peri Putih menatap Ibu Peri."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status