Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Sangat Membingungkan

Share

Sangat Membingungkan

last update Last Updated: 2024-10-28 11:42:26

Begitu bayangan misterius itu hilang, Arya langsung tersentak, dan bangun dari tempat tidurnya.

Keringat dingin membanjiri sekujur tubuh anak muda itu, dan semua itu karena kejadian yang baru saja dia alami.

"Hanya sebuah mimpi!" ucap Arya, dan kembali untuk tidur.

Namun, saat ia rebahkan tubuhnya di tempat tidur, dia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di punggungnya, dan itu membuat Arya membalikkan alas yang menutupi tempat tidur itu.

Mata Arya terbelalak, karena itu adalah sebuah buku kecil yang cukup tebal, dan Arya pun mengambil buku kecil itu.

"Kitab ilmu kanuragan?" desis Arya tak percaya.

Arya kembali ingat akan mimpi yang baru saja dia alami, dan kitab di tangannya seolah-olah menujukkan kalau itu bukan sekedar mimpi saja.

"Apakah ini sungguh nyata?" gumam Arya.

Arya membuka lembaran kitab itu, dan ia melihat jurus-jurus yang merupakan jurus tingkat tinggi di lembaran-lembaran kitab itu.

"Apakah mungkin kalau yang aku alami bukan sebuah mimpi?" gumam Arya.

Arya masih berpikir, dan setelah itu memilih untuk simpan kitab itu, seolah-olah mengganggap yang terjadi padanya memang hanya sebuah mimpi saja.

"Tidak mungkin aku seseorang yang dipilih, pasti semua itu hanya mimpi. Siapalah diriku ini? Hanya orang yang tak memiliki bakat!" ucap Arya dan memilih untuk melanjutkan tidurnya.

***

Beberapa hari telah berlalu sejak mimpi itu datang, dan Arya sudah mulai melupakan tentang mimpi itu.

"Arya!" panggil Guru Sanjaya.

"Ada apa guru?"

"Guru akan kembali melakukan misi yang baru, dan kau harus tinggal di perguruan ini!"

Wajah Arya langsung berubah, dan menunjukkan rasa takut, dia sungguh takut akan mendapatkan gangguan dari para murid perguruan itu.

"Apakah guru tidak bisa membawa, Arya?" tanya anak kecil itu sambil pegangi jubah Sanjaya.

"Ini tidak akan lama, Arya! Guru yakin, kau akan baik-baik saja!" kata Guru Sanjaya.

Arya hanya bisa menarik napas yang dalam, dan ia merasa kalau kepergian Sanjaya, akan kembali membuat dia jadi sasaran dari murid-murid yang tak suka padanya.

"Selama guru dalam misi, ada baiknya kau berlatih, latih apa saja yang kau sukai, dan satu lagi, jangan keluar dari sini!"

"Baik, guru!" kata Arya.

Meskipun merasa berat hati, Arya terpaksa melepaskan gurunya yang akan melakukan misi di luar Perguruan itu, misi yang diberikan oleh ketua perguruan itu.

"Aku akan antarkan guru!" kata Arya.

Sanjaya tersenyum, dan dengan kasih sayangnya, dia memegang tangan mungil Arya, dan mereka berdua berjalan hingga ke gerbang perguruan itu.

"Hati-hati guru, ingat untuk segera kembali!" kata Arya.

"Sudah pasti! Perguruan ini adalah rumah guru, dan guru tidak akan lupakan hal itu!" kata Sanjaya.

Sanjaya lambaikan tangannya, sebelum naik ke pelana kuda, dan langsung tinggalkan perguruan itu.

Arya balik badan, dan melirik ke segala arah, takut kalau-kalau murid dan yang selalu menyiksanya akan datang ke arahnya.

Setelah merasa aman, Arya langsung berlari cepat, menuju pondok Sanjaya, dan saat sampai, anak kecil itu langsung melepaskan napas yang lega.

"Kemana lagi tempat yang aman untukku? Di desa aku selalu disiksa, di sini pun aku disiksa! Sampai kapan aku akan disiksa?" ucap anak kecil itu.

Baru saja Arya duduk di lantai pondok itu, satu teriakan sudah terdengar dari luar.

"Arya! Keluar kau!"

Tubuh Arya merinding, karena dia cukup mengenal suara itu, suara dari murid yang sering menyiksa dirinya.

"Aku tidak ingin disiksa lagi!" ucap Arya.

Arya ambil kitab yang dia simpan, dan masukkan ke balik punggungnya, dan setelah itu menuju ke pintu belakang.

Huppppp!

Arya melompat dari pintu belakang, dan setelah itu kabur ke dalam hutan yang ada di belakang pondok Sanjaya itu.

"Dia kabur dari belakang, kejar dia!" teriak salah satu murid yang melihat Arya kabur.

Arya semakin ketakutan, dan langsung berlari secepat mungkin, hingga ia benar-benar masuk ke dalam hutan itu.

Tiga murid yang mengejar Arya langsung tertinggal, dan mereka bingung akan hal itu. Dan saat itu juga mereka kehilangan jejak Arya.

"Kenapa dia bisa secepat itu?"

"Entahlah, mungkin dia sudah tahu tentang hutan ini, hingga kita kehilangan jejaknya!"

"Sungguh sialan, kita tiba bisa lampiaskan amarah padanya, namun aku yakin, lain kali pasti bisa!"

"Iya! Mari kita pergi!"

Tiga murid yang mengejar Arya itu memilih untuk pergi, karena mereka benar-benar telah kehilangan jejak Arya.

Sementara itu, Arya sudah cukup jauh masuk ke dalam hutan, dan baru berhenti saat ia sampai di bawah sebuah pohon yang sangat besar.

Napas anak kecil itu ngos-ngosan karena berlari cepat, namun ia merasa senang karena selamat dari kejaran tiga murid yang usil itu.

"Aku selamat!" ucap Arya dan sandarkan tubuhnya di pohon yang cukup besar itu.

Napas Arya masih belum teratur, dan semua itu karena rasa lelah baru berlari kencang meninggalkan tiga murid yang selalu menyiksa dirinya.

Sambil sandarkan tubuhnya, Arya melihat ke sekelilingnya, dan merasa kalau dia telah berada di tengah-tengah hutan itu.

"Ini adalah hutan terlarang, apakah tidak salah aku masuk ke hutan ini?" kata Arya.

Arya tahu semua itu dari Guru Sanjaya, dan gurunya itu melarang Arya untuk masuk ke hutan yang kata Guru Sanjaya adalah hutan yang sangat berbahaya.

Karena hal itu pula, tubuh Arya merinding ketakutan, bahkan Arya merasa kalau saat ini dia sedang diawasi puluhan pasang mata dari segala arah.

"Aku hanya anak kecil, jangan makan aku!" teriak Arya.

Suara Arya sangat keras, dan itu mengherankan bagi anak kecil itu.

"Eh, sejak kapan aku memiliki suara sekeras ini?" kata Arya.

Arya juga ingat kalau saat dia berlari, kecepatannya jauh lebih cepat dari pada yang biasanya, dan semua itu sungguh sesuatu yang membuat Arya bingung.

"Apakah semua ini memiliki hubungan dengan mimpi yang aku alami?" kata Arya.

Semua yang Arya alami itu sungguh menjadi suatu hal yang membuat dia bingung, namun ia belum bisa mendapatkan jawaban dari semua hal itu.

Selain itu, Arya juga masih bingung, bingung apakah dia harus tetap berada di hutan itu atau kembali ke pondok Sanjaya.

"Dari pada dapatkan siksaan, sebaiknya aku membaca-baca kitab ini!" kata Arya sambil ambil kitab yang ada di punggungnya.

Arya membuka kitab itu, dan semua yang berada di kitab itu sungguh membuat Arya geleng-geleng kepala.

"Ini sungguh sebuah kitab yang sempurna, bahkan ini akan membuat diriku bisa belajar dari nol!" ucap Arya.

Kitab itu memang kitab yang melatih seseorang dari nol hingga menjadi seorang pendekar yang kuat, dan semua itu memang diperuntukkan untuk Arya.

"Aku akan berlatih dengan bimbingan kitab ini!" ucap anak kecil itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kumat Sugata
lanjut dulu tuh pedang penguasa kegelapan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Pertarungan melawan ki Parlah

    Adu tenaga dalam terjadi antara Arya dan Ki Parlah, dan itu membuat keduanya mundur ke belakang."Tidak terlalu kuat," gumam Arya.Tapi beda dengan Ki Parlah, dia merasa kalau Arya akan jadi lawan yang cukup tangguh."Aku akan serius anak muda!" teriak Ki Parlah.Pedang yang ada di tangan kiri, berpindah ke tangan kanan, dan dia memutar pedang itu dan bersiap untuk menyerang Arya.Warga kota Lima melihat jika pertarungan itu akan jadi pertarungan yang serius, dan satu persatu warga kota memilih untuk menjauh.Perginya warga kota memberikan ruang bagi Arya dan Ki Parlah yang akan bertarung.Tanpa Arya ketahui, ada beberapa anak buah Ki Parlah yang melapor ke markas kelompok teratai kuning yang ada si pinggiran kota Lima.Haaaaaaaaaaa!Ki Parlah berteriak keras, sekalian teriakan itu dia mengalirkan tenaga dalam yang besar ke seluruh tubuhnya serta pedang yang ada di tangannya.Whusssssssss!Ki Parlah ayunkan pedang ditangannya, dan ayuanan itu sangatlah cepat.Tapi, Arya hanya bergerak

  • Sang Penghancur Langit    Sandiwara pejabat kota

    Kota Lima, saat ini. Kota yang ada di pinggiran laut, yang juga merupakan salah satu kota yang terkenal karena kota itu jadi kota pelabuhan yang membawa banyak pedagang dari luar negeri.Seperti yang diperintahkan nyai Jelita kemarin, Ki Parlah melakukan tugasnya, dan membawa puluhan anak buahnya dari kelompok Teratai kuning.Ki Parlah berjalan dengan angkuhnya, dia membusungkan bagian depan tubuhnya, menunjukkan jika dia memiliki kuasa di kota Lima.Tepat di kota Lima, Ki Parlah berhenti, dan dia mengeluarkan pedang yang ada di pinggangnya."Hei penduduk kota. Hari ini kalian harus membayar keamanan pada kami, jika ada yang melawan, maka pedang ini akan memenggal leher kalian, siapkan satu keping emas tiap orang!" teriak Ki Parlah.Penduduk kota langsung bereaksi, mereka semua ingin melawan tapi, jangankan mereka, Adipati yang menjadi penguasa di kota lima, kota kadipaten itu saja tidak berani melakukan itu.Seorang lelaki gempal datang, dia adalah Adipati Tama, dia adalah Adipati ya

  • Sang Penghancur Langit    Ketua baru teratai kuning

    Arya sesungguhnya tidak terlalu memikirkan apapun yang keluar dari mulut Bulan Putih, Arya saat ini memikirkan keberadaan kelompok Teratai kuning yang ada di kota lima."Bukankah kelompok teratai kuning sudah aku hancurkan saat penyerangan di istana?" gumam Arya.Arya melihat kalau kelompok teratai kuning memasuki sebuah bangunan yang menurut Arya adalah markas mereka."Sepertinya itu markas mereka, sebaiknya aku melihat ke sana," gumam Arya lagi.Setelah membeli pakaian, dan Arya sudah merasa kalau waktunya dengan bulan putih harus segera selesai pada saat itu juga."Sepertinya kita harus berpisah, bulan putih," kata Arya."Kenapa? Apa kau sudah akan pergi?" tanya bulan putih."Benar! Aku ingin memastikan sesuatu," jawab Arya."Apa itu?" tanya bulan putih."Itu rahasiaku, aku tidak dapat menjelaskan padamu," kata Arya."Apa aku tidak boleh ikut?" tanya bulan putih."Tidak! Aku tidak ada orang yang jadi beban ku," ucap Arya."Beban? Apa kau pikir aku tidak dapat menjaga diriku? Aku me

  • Sang Penghancur Langit    Memasuki kota Lima

    "Bodoh! Kau memilih mati!" maki Merak hitam.Hiaaaat!Merak hitam merentangkan kedua tangannya, seperti sepasang sayap yang akan terbang, itulah jurus andalan dari Merak Hitam, jurus rangkaian merak kematian.Tapi, Arya juga sudah siap untuk hadapi dan menahan serangan dari Merak hitam, dan dengan jurus rangkaian dari kitab tinju penggetar langit, Arya siap menyerang balik.Tangan Merak hitam menyerang dengan cepat, bagaikan pisau yang tajam dan itu karena tenaga dalam yang dia miliki.Plakkkkkk!Tapak petir dari Arya memapak serangan dari lengan Merak hitam, dan terjadilah pertarungan di bawah pohon yang rindang itu.Merak hitam cukup kaget, itu karena Arya mampu menahan setiap serangan yang dia berikan, serangan demi serangan cepat yang dia yakini akan membuat Arya kalah.Huppppp!Merasa serangannya tidak mungkin menang melawan Arya, Merak hitam memilih untuk mundur.Tapi, Arya tidak membiarkan Merak hitam untuk pergi meninggalkan pertarungan, dan Arya melompat mengejar Merak hitam.

  • Sang Penghancur Langit    Kesombongan Merak hitam

    Bulan Putih memaksa menarik tangannya dari genggaman tangan Merak Hitam yang pegang erat tangganya."Jangan melawan, sayang. Hari ini akan akan kita habiskan berdua," kata Merak Hitam yang membuat wajah bulan putih menjadi semakin marah."Diam kau, bangsat! Kau pikir aku ini gadis apaan? Sadar dengan apa yang keluar dari mulut baumu itu!" maki bulan putih."Hahahahaha! Aku sungguh tidak menyangka, akan bertemu dengan gadis se liar dirimu!" jawab Merak Hitam malah tertawa karena perkataan Bulan Putih.Bulan putih kembali mencoba menarik tangannya dari tangan Merak hitam, tapi Merak hitam melawan dengan menghentakkan tubuh bulan putih ke pelukannya.Dengan segera, merak hitam menyusuri leher putih bulan putih yang ada dalam pelukannya.Plakkkkkk!Bulan putih melayangkan tangan kanan, dan wajah lelaki penuh brewok itu merasakan kerasnya tamparan dari bulan putih.Plakkkkkk!Merak hitam marah, dan tanpa ampun membalas tamparan bulan putih yang membuat bulan putih tersungkur ke tanah."Bod

  • Sang Penghancur Langit    5 perempuan bulan

    Arya turun dari kapal yang baru saja berlabuh di pelabuhan negeri lingga, dan Arya langsung bersimpuh tanda syukur karena sudah kembali ke negeri kelahiran."Akhirnya aku sampai di sini, aku sampai di sini," kata Arya.Arya menatap jauh ke arah kota, kota pelabuhan negeri lingga, kota Lima."Dari sini aku akan memulai perjalanan menuju istana Purawa," kata Arya.Arya langkahkan kakinya, tapi tangannya di tangkap oleh Lin ye."Ada apa?" tanya Arya."Bagaimana dengan perkataan yang kau katakan itu?" kata Lin Ye."Perkataan apa itu?" tanya Arya."Tentang petualangan yang akan kau lakukan, bagaimana jika kau ajak aku?" tanya Lin Ye."Tidak, kau tidak akan aku ajak, aku akan melangkah sendirian," kata Arya menolak perkataan Lin ye.Wajah Lin ye terlihat jelas dengan raut kecewa, hal yang tidak dia sangka kalau Arya tetap menolak dirinya."Selamat tinggal!" kata Arya dan menepis halus tangan Lin ye dari tangannya yang memegang erat tangan Arya."Tunggu!" teriak Lin ye.Tapi Arya terus berja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status