Share

Memberikan kitab

last update Last Updated: 2025-06-19 19:00:16

Putri Yung Yen langsung menutup mulut mendengar suara Arya yang terdengar keras dan penuh dengan ketegasan, dan putri Yung Yen kini duduk dengan rapi di hadapan Arya.

"Maaf jika sudah membuat kakak marah," kata putri Yung Yen.

"Sudah lupakan, sekarang dengarkan apa yang akan aku katakan," kata Arya.

Putri Yung pun diam, dan menatap Arya dengan pandangan yang penasaran. Arya mengeluarkan tenaga dalam, dan masukkan tenaga dalam itu ke cincin giok besi, dan saat itulah sesuatu keluar dari ruang hampa yang langsung ditangkap oleh Arya.

"Apa itu kak?" tanya putri Yung saat melihat benda yang ada di tangan Arya.

Memang, saat ini di tangan Arya ada sebuah kitab yang sampulnya berwarna kuning. Dan itu adalah kitab pemberian ketua Lun Yen, kitab itu adalah kitab tarian bidadari, kitab yang khusus dipelajari oleh seorang perempuan.

"Ini adalah kitab tarian bidadari," jawab Arya.

"Kitab tarian bidadari? Kenapa kakak perlihatkan pada Yung?" tanya gadis itu.

"Kitab ini adalah pemberian ket
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Racun pelumpuh tulang

    Pandangan mata Arya semakin kabur, dan mungkin tidak lama lagi Arya akan jatuh tak sadarkan diri. "Sudahlah bocah, sebaiknya relakan jika kau tewas karena racunku, itulah mengapa kau jangan remehkan kemampuan yang aku miliki," kata raja racun. Napas Arya semakin tidak teratur, tubuhnya sudah tidak mampu bertahan, lututnya bergetar hebat. Bruukkkkk! Arya jatuh, tapi lututnya masih mampu menopang tubuhnya. Bukkkkkk! Raja racun menendang tubuh Arya, dan itu membuat Arya tersungkur ke tanah. Plakkkkkk! Raja racun menampar pelan wajah Arya. "Bagaimana rasanya keracunan, anak muda? Sakit bukan? Tapi tidak lebih sakit daripada pengkhianatan yang aku rasakan," kata raja racun. "Ternyata kau di sini raja racun! Sungguh sulit menemukan dirimu di negeri yang kecil ini!" teriak seseorang yang melesat ke arah raja racun. "Dia? Bagaimana mungkin dia ada di sini?" tanya raja racun tidak percaya dengan kedatangan orang yang tidak ingin dia jumpai.***Raja mabuk dan raja obat melesat salin

  • Sang Penghancur Langit    Melawan si raja racun

    "Hahahahahahaha! Suara tawa yang begitu keras terdengar dari udara. Suara tawa itu bercampur dengan tenaga dalam yang membuat semua orang ketakutan di kota Widi. Semua tatapan mata menoleh ke udara, dan di atas atap rumah penduduk kota Widi sudah melayang seorang lelaki tua yang berpakaian hitam. Jubah hitam yang dipakai lelaki berubah itu ikut melayang melayang karena diterbangkan oleh angin. Perlahan-lahan lelaki berpakian hitam itu turun ke tanah, dan mendarat dengan ringan di atas tanah. Tatapan mata lelaki itu begitu tajam pada Arya, dia menatap tidak suka pada pemuda yang sudah ganggu aktivitasnya di kota Widi. "Siapa kau bocah? Kenapa kau terlalu ikut campur dengan urusanku?" tanya lelaki berwajah hitam itu. "Aku turut campur karena aku manusia," jawab Arya. "Hahahaha! "Manusia ya? Apa kau sadar jika nantinya para manusia yang kau bantu ini akan khianati dirimu?" ucap lelaki berwajah hitam itu. "Terlalu jauh aku memikirkan kesana, yang aku tahu saat ini mereka butuh ban

  • Sang Penghancur Langit    Racun yang lebih kuat

    Saat ini yang ada di hadapan Arya adalah seorang lelaki tua yang penuh dengan luka, luka yang sudah bercampur dengan cairan merah. Cairan merah dari tubuhnya sendiri. Tidak hanya itu, kondisi tabib itu sudah setengah mati, dan dia hanya menunggu kematian jika cairan merah dalam tubuhnya habis karena lukanya itu. Arya mendekati lelaki tua itu, dan ingin memeriksa kondisi dari lelaki itu. "Jangan mendekat anak muda! Atau kau akan mengalami hal yang sama seperti yang aku alami ini," kata lelaki itu. "Tidak apa-apa, aku tidak akan apa-apa," kata Arya. Arya mendekati tabib itu, dan alirkan hawa murni yang berelemen petir, dan itu memang membunuh racun yang ada di tubuh tabib itu. Perlahan-lahan rasa gatal yang menggerogoti tubuh tabib itu berlangsung hilang, dan akhirnya rasa gatal itu tak terasa lagi, yang tersisa kini hanya rasa pedih akibat luka bekas garutan tangannya sendiri. Tabib itu menatap Arya tidak percaya, dia sudah pastikan jika racun itu tidak mungkin diobati, tapi Arya

  • Sang Penghancur Langit    Memberikan kitab

    Putri Yung Yen langsung menutup mulut mendengar suara Arya yang terdengar keras dan penuh dengan ketegasan, dan putri Yung Yen kini duduk dengan rapi di hadapan Arya. "Maaf jika sudah membuat kakak marah," kata putri Yung Yen. "Sudah lupakan, sekarang dengarkan apa yang akan aku katakan," kata Arya. Putri Yung pun diam, dan menatap Arya dengan pandangan yang penasaran. Arya mengeluarkan tenaga dalam, dan masukkan tenaga dalam itu ke cincin giok besi, dan saat itulah sesuatu keluar dari ruang hampa yang langsung ditangkap oleh Arya. "Apa itu kak?" tanya putri Yung saat melihat benda yang ada di tangan Arya. Memang, saat ini di tangan Arya ada sebuah kitab yang sampulnya berwarna kuning. Dan itu adalah kitab pemberian ketua Lun Yen, kitab itu adalah kitab tarian bidadari, kitab yang khusus dipelajari oleh seorang perempuan. "Ini adalah kitab tarian bidadari," jawab Arya. "Kitab tarian bidadari? Kenapa kakak perlihatkan pada Yung?" tanya gadis itu. "Kitab ini adalah pemberian ket

  • Sang Penghancur Langit    Melanjutkan Pencarian

    Kehancuran kota Campa dengan tak menyisakan satu orang pun yang mampu bertahan hidup di kota itu, membuat kabar itu langsung terdengar santer di dunia persilatan. Dan yang paling meresahkan adalah, terdengar kabar jika yang melakukan itu adalah pendekar dunia persilatan, dan semua penduduk kota tewas dengan racun yang ganas. Di sebuah hutan yang tidak jauh dari sebuah kota, dua orang sedang adu mulut beradu argumen. "Bukankah sudah aku katakan agar kita segera menemukan si keparat, raja racun itu!" kata seseorang yang matanya merah dan mulutnya mengeluarkan bau minuman keras. "Aku juga sudah katakan jika kita memang harus membunuh dia, tapi kau malah mengajak untuk selalu memasuki warung, hanya untuk minum saja," jawab rekannya marah padanya. Kedua orang tua yang usianya hampir sama itu terus berbeda argumen dan itu memang sudah sering terjadi pada mereka. "Sebaiknya kita menuju kota berikutnya, aku takut dia akan melakukan hal yang sama pada negeri ini seperti yang terjadi di n

  • Sang Penghancur Langit    Kota yang kosong

    "Bau apa ini?" Sepasang manusia yang berlainan jenia berjalan menuju kota Campa, tapi yang menyambut mereka saat mendekati sebuah padang luas adalah bau busuk yang sangat menyengat hidung. Perempuan muda yang berpakaian hijau terus saja menutup hidung karena bau yang begitu menyengat itu. Sementara pemuda yang berpakaian kuning emas, mampu menahan bau busuk itu dengan menggunakan pernapasan perut, sehingga bau itu tidak terendus oleh hidungnya. "Bau apa ini kak Arya?" tanya gadis itu. "Aku tidak tahu, adik Yung! Sebaiknya kita periksa saja," jawab Arya. Kedua manusia muda-mudi itu memang Arya dan putri Yung Yen. Keduanya sudah meninggalkan gua dalam hutan dan memutuskan meneruskan perjalanan setelah putri Yung sudah lebih baik kondisinya. "Sepertinya bau busuk itu berasal dari arah jalan yang akan kita lalui kak Arya," kata putri Yung. "Kau benar adik Yung!" jawab Arya. Mereka berdua berjalan lebih cepat. Dan yang terlihat di hadapan mata mereka adalah suatu pemandangan yang t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status