Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Menuju Pulau Siluman

Share

Menuju Pulau Siluman

last update Last Updated: 2025-02-09 23:45:36

Sebuah perahu kecil yang begitu kokoh sudah siap untuk jadi perahu Arya menuju pulau siluman ular siluman.

"Apakah ini kuat, Nyai?" tanya Arya meragukan kekuatan dari perahu kecil itu.

"Jangan dirimu, kita bertiga pun akan bertahan di atas perahu ini!' jawab nyai Sendana.

"Benarkah itu?" tanya Arya kurang yakin.

"Hahaha! Apa kau pikir aku akan menenggelamkan dirimu di laut Arya? Asal kau tahu, laut menuju pulau siluman ular hijau itu sangatlah tenang, tidak akan kau temukan badai di tengah laut," jelas nyai Sendana.

"Baik nyai, baik. Aku percaya!" ucap Arya.

Arya berbalik pada Lembayung, dan menatap mata sendu dari istrinya itu. Arya pegang kedua tangan Senja.

"Kau jaga dirimu ya istriku," kata Arya.

"Iya, suamiku!" jawab Lembayung dan dengan berat hati melepaskan kepergian Arya.

"Aku berangkat!" ucap Arya..

Dengan lambaian tangan yang berat, Lembayung Senja melepaskan suaminya, dan tidak dapat untuk tidak menitikkan air mata.

"Hati-hati, aku akan menunggu dirimu!" kata Lembayung Senj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Vila Mata Indah

    Arya kembali menemukan petunjuk lain tentang keberadaan Ki Santana, villa mata indah."Dimana lagi keberadaan villa mata indah ini?" gumam Arya.Arya kembali harus menanyakan lagi tentang keberadaan villa indah mata itu, dan menemukan jawaban jika villa itu ada di pinggiran kota itu.Arya berjalan, dan memilih untuk menemukan keberadaan villa itu dari pada harus mengisi perutnya. Arya lebih tertarik untuk mencari Ki Santana dari pada mengisi perut.Arya kini berdiri di bangunan yang begitu besar, dan memiliki struktur bangunan seperti pagoda."Apakah ini sungguh villa mata indah?" gumam Arya yang merasa jika bangunan itu bukan mirip seperti villa.Arya mendekat, dan Arya kaget saat dua orang gadis dengan pakaian tipis yang menggoda menjemput Arya."Ada apa ini?" tanya Arya bingung."Kau adalah tamu, sudah pasti kami sambut dirimu!" kata salah satu gadis yang sambut Arya."Aku bukan tamu, aku hanya ingin bertemu dengan Ki Santana," kata Arya."Ki Santana?" Dua gadis itu melepaskan ta

    Last Updated : 2025-02-10
  • Sang Penghancur Langit    Putri Nagini

    Kota Batia, itulah nama kota yang dimasuki Arya di pulau siluman ular hijau, kota itu merupakan satu-satunya kota di wilayah kekuasaan siluman ular itu.Arya berjalan di sekitar kota Batia dan melihat warga kota itu tidak seperti manusia, meskipun mereka hidup layaknya manusia.Arya memasuki sebuah kedai yang sangat ramai, itu yang menarik perhatian Arya, karena sangat ramai terlihat dari luar."Maaf tuan, jika tuan tidak memiliki koin, sebaiknya jangan masuk!" kata penjaga pintu kedai itu."Aku punya!' jawab Arya pendek."Baiklah, jangan salahkan kami jika kau nanti akan mendapatkan pelajaran!" kata penjaga pintu masuk kedai yang sebesar rumah makan itu.Saat Arya masuk, yang ramai itu ternyata adalah rombongan putri ular, putri Nagini."Ini ternyata yang buat rumah makan ini ramai!" ucap Arya.Arya makan, dan menikmati makanan di negeri siluman itu, sesekali matanya melirik ke wajah putri Nagini yang cukup menarik hatinya."Koin apa ini? Apa kau pikir ini berlaku di kota ini? Ini ko

    Last Updated : 2025-02-11
  • Sang Penghancur Langit    Ratu Istana Ular

    Arya dan putri Nagini masih terus bicara, dan kini pembicaraan merasa tidak lagi menggunakan urat."Sudah saatnya aku kembali!" kata putri Nagini."Akan aku antar!" kata Arya."Apa kau yakin?" tanya putri Nagini."Kenapa tidak? Apakah ada yang salah, jika kau antar dirimu tuan putri?" tanya Arya."Aku tidak masalah, tapi akan ada bahaya yang mengincar dirimu!" "Bahaya? Apa itu?" tanya Arya."Aku tidak tahu!" jawab putri Nagini mengangkat bahunya.Arya mengerutkan dahinya, heran dengan perkataan putri Nagini."Sudahlah, untuk apa kau pikirkan itu, kalau pun ada masalah artinya aku harus hadapi, bukankah begitu?" kata Arya yakin pada kemampuan yang dia miliki."Baik, mari!" kata putri Nagini.Dua orang yang berbeda bangsa itu berjalan di tengah kota Batia, dan berjalan seperti layaknya sepasang kekasih yang kasmaran."Sungguh indah kota kalian ini di malam hari, tuan putri!" puji Arya."Ini memang kota terindah di kota ini!" kata putri Nagini."Karena memang hanya ini satu-satunya kota

    Last Updated : 2025-02-12
  • Sang Penghancur Langit    Keinginan Putri Nagini

    "Baik, aku terima syarat darimu!" kata Arya meskipun dia merasa berat."Benarkah itu?" tanya putri Nagini tak percaya."Iya! Aku akan menikahi dirimu! Kapan?" tanya Arya."Sabar Arya, sabar! Sudah aku katakan, meskipun aku menerima putriku, tapi tidak semudah itu kau akan dapatkan air mata dewa," kata ratu Narini."Apa lagi yang harus aku lakukan?" tanya Arya."Kau harus masuk ke lorong lima istana, dan harus lewati lima lorong sebelum masuk ke telaga mata dewa," jawab ratu Narini."Seperti yang dikatakan Ki Santana!" desis Arya."Jangan terlalu percaya pada Ki Santana, dia sudah banyak menipu rekan manusianya!" kata ratu Narini."Menipu? Benarkah itu?" tanya Arya."Benar! Jadi hati-hati pada orang tua licik itu. Dia mungkin akan memintamu membantunya untuk ambil mustika ular hijau, dia inginkan kekuasaan di kerajaan siluman ini!" kata ratu Narini."Aku akan berhati-hati," kata Arya."Baik, jika kau sudah terima putriku jadi istrimu, sekarang kau bebas untuk keluar, dan ingat hiduplah

    Last Updated : 2025-02-13
  • Sang Penghancur Langit    Serakahnya Ki Santana

    Ki Santana sudah menunggu Arya selama dua hari, tapi Arya tetap tidak kembali ke villa mata indah. Itu membuat Ki Santana heran dan bingung."Kurang ajar, kemana bocah sialan itu?" maki Ki Santana yang terus saja menunggu Arya.Bargo, kepercayaan Ki Santana melihat kegelisahan dari Ki Santana, dan datang mendekati orang tua itu."Ada apa, Ki?" tanya Bargo."Kenapa rupanya Bargo?" tanya Ki Santana balik bertanya."Aku melihat Ki Santana sangat gelisah, Katakan apa yang ki Santana pikirkan?" tanya Bargo."Aku memikirkan si keparat, Arya," jawab Ki Santana sambil memaki."Arya?" tanya Bargo."Iya, Arya. Dia sudah dua hari tidak kembali, kemana saja dia. Aku tidak ingin semua rencana yang sudah kita susun gagal hanya karena dia tidak kembali!" kata Ki Santana."Apakah Ki Santana yakin akan gunakan kekuatan Arya untuk rebut mustika ular milik ratu Narini?" tanya Bargo."Apalagi Bargo? Hanya dia yang mampu melakukan itu, jika kita yang mencurinya kita akan dibunuh dan dijadikan buronan kera

    Last Updated : 2025-02-15
  • Sang Penghancur Langit    Apa Aku Bodoh

    Bulan malam di langit menujukkan keperkasaan dengan cahaya besar yang menerangi malam.Bulan itu begitu dekat dengan kota siluman, Bahkan seperti berada di atas kepala. Bulan berjalan seolah bulan itu hanya milik penduduk kota. Bulan merah siluman."Purnama sudah tiba!" teriak warga kota dan antusias sangat tinggi terlihat pada warga kota itu.Antusias yang begitu besar itu terjadi, dikarenakan warga kota akan, warga siluman akan mengalami peningkatan kekuatan dan itu jelas akan menakutkan bagi setiap orang.Jika bulan purnama datang, maka akan banyak terjadi pertarungan di tengah kota, dan siluman yang memiliki kemampuan rendah memilih untuk jauh dari kota.Seperti yang biasa terjadi, kini di tengah kota, sudah terjadi lebih dari lima pertarungan antara siluman, pertarungan itu antara siluman yang menyimpan dendam satu sama lain.Tiga orang berjalan di tengah kota, tidak ada yang berani mendekati atau menantang mereka. Mereka seolah mencari seseorang."Kemana pemuda keparat itu? Kena

    Last Updated : 2025-02-16
  • Sang Penghancur Langit    Keraguan dan Keputusan Bargo

    "Apa maksud pertanyaan mu itu?" tanya Bargo pada Arya.Bargo menanyakan itu sekalian berjalan ke arah Arya, dia bingung dengan maksud pertanyaan Arya."Aku melihat kau cukup tertekan dengan keberadaan Ki Santana disamping mu!" kata Arya.Bargo diam, dia ragu untuk menjawab."Apakah yang aku katakan itu tepat?" tanya Arya.Bargo kembali menatap Arya, dia merasa jika Arya mampu membaca dirinya."Apa kau yakin jika kita dapatkan mustika ular itu, maka semua yang dikatakan Ki Santana itu akan kenyataan?" tanya Arya lagi.Arya tahu jika Bargo sudah dirusak pikirannya oleh Ki Santana, dan Arya mencoba untuk membantu pemuda itu."Yang aku tahu Ki Santana hanya ingin kuasai kota ini, dan katanya hanya mustika siluman ular yang akan memberikan dia kekuasaan itu," jawab Bargo."Apakah kau akan membantu dia?" tanya Arya."Sesungguhnya kau ragu, tapi aku sudah tak memiliki kenalan di negeri ini, jadi mau tidak mau aku harus setia padanya," jawab Bargo."Artinya kau terpaksa?" tanya Arya."Aku tid

    Last Updated : 2025-02-17
  • Sang Penghancur Langit    Kesal dan Curiga

    Bammmmmmmmm!Ledakan keras terjadi saat satu pukulan jauh mengarah pada rombongan Ki Santana."Bagaimana ini Ki?" tanya Arya."Bukankah sudah aku katakan jika biarkan saja, tidak perlu di pedulikan itu!" jawab Ki Santana kesal."Tapi bukankah itu serangan yang mengarah pada kita?" teriak Arya lagi."Sudahlah! Jangan terlalu dipikirkan, segera lanjutkan dan gunakan ilmu meringankan tubuh yang kalian miliki!" jawab ki Santana.Ketiganya terus saja melesat tanpa henti."Itu anak muda yang kita cari!"Tiga orang yang sempat mencari Arya kencana kini mengejar rombongan Ki Santana."Hei kalian tunggu!" teriak mereka.Ki Santana menoleh, dan dia sedikit geram karena tiga orang itu terus saja kejar mereka."Bagaimana ini?' Bargo kali ini yang bertanya, dia merasa jika tiga orang itu sungguh ingin hentikan pergerakan mereka."Tidak usah kau pikirkan Bargo. Apa kau baru kali ini di kejar orang?" bentak Ki Santana."Baik, aku tidak akan pedulikan," jawab Bargo dan melesat terus ke arah depan.K

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Sketsa Wajah

    Satu dari lima orang itu merupakan wakil dari ketua Chu Cai. Dan dia tidak terima jika harus tunduk pada tuan muda, putra dari ketua Chu Cai, tuan muda Yun Li."Kenapa ketua tidak mengatakan jika dia akan pergi meninggalkan sekte, dan malah memberikan kepemimpinan pada tuan muda Yun Li!" ucapnya.Dia adalah wakil pertama ketua Chu Cai, wakil Cat. Dia merupakan orang kedua terkuat di sekte naga hitam, dan dia juga memiliki banyak kelebihan sehingga ketua Chu Cai mengangkatnya jadi wakil ketua sekte naga hitam.Wakil Cat berjalan masuk, dan menemui putra dari ketua Chu Cai."Tuan muda, kami sudah kembali dari kota Dong, dan sudah melihat langsung markas sekte wilayah Dong," kata wakil Cat memberikan laporan."Selamat datang kembali paman, aku senang paman kembali, aku sudah menunggu dari kemarin," kata tuan muda Yun Ji sangat sopan.Wakil Cat lega, dia yang awalnya merasa jika putra dari ketua Chu Cai akan berubah karena berada di puncak kepemimpinan menjadi bernapas lega."Bagaimana ke

  • Sang Penghancur Langit    Pemimpin Sementara

    Kota Huth, kota yang menjadi markas utama dari sekte naga hitam. Sekte gelap yang berkuasa di dunia persilatan negeri Burma."Barata! Apakah kau sudah siap menuju gua lembah batu?" tanya Chu Cai pada rekannya itu."Sudah! Aku harap disana kita akan membuka kunci untuk ambil pusaka yang ada di tubuh gadis itu," kata Ki Barata."Sudah pasti Barata. Kau akan memiliki pusaka itu, sama seperti diriku yang sudah memiliki pusaka api," kata Chu Cai."Kau beruntung memiliki kunci untuk membuka pusaka mu, sementara aku tidak memiliki kemampuan itu," kata Ki Barata."Itulah gunanya rekan, kita bisa saling membantu dan lengkapi," kata ketua Chu Cai."Kau benar! Sahabatku," kata Ki Barata yang merasa senang dengan keberadaan ketua Chu Cai di sampingnya.Putra Chu Cai, Yun Ji. Mendekati ayah dan pamannya, Ki Barata. Dia mendekat karena melihat dua sahabat itu akan tinggalkan markas utama dari sekte naga hitam."Ayah akan kemana?" tanya Yun Ji."Ayah dan pamanmu, dalam waktu yang lama akan tinggalka

  • Sang Penghancur Langit    Putra Pejabat Yang Angkuh

    Kota Guin, kota yang dilalui oleh rombongan Arya. Saat ini kita itu dikuasai oleh pejabat Inkau. Pejabat yang langsung di urus oleh raja Burma, ayah dari putri Gut. Putra pejabat kota itu, tuan muda Gon, merupakan orang yang sangat arogan. Pemuda yang sangat banggakan kedudukan ayahnya sebagai penguasa dan pejabat kota Guin. Seperti yang saat ini dialami oleh rombongan Arya. Tuan muda Gon melaporkan perlakuan dan penolakan putri Gut pada dirinya, dan itu membuat pejabat Inkau marah. "Segera bawa rombongan tidak tahu diri itu ke mari, aku akan berikan hukuman pada mereka!" bentak pejabat Inkau pada panglima kota Guin. Panglima Biet, panglima yang merupakan juga satu paket dengan pejabat Inkau saat di utus oleh raja Burma langsung melaksanakan tugas untuk menjemput Arya dan rombongan yang ada di kedai di tengah kota Guin. "Apapun yang ingin kalian katakan, katakan nanti di kediaman pejabat Inkau," kata panglima Biet. "Tidak bisa seperti itu panglima. Kami harus apa kesalahan yang

  • Sang Penghancur Langit    Melanjutkan Perjalanan

    Sebuah kereta kuda sudah siap berangkat, dan kereta kuda itu merupakan kereta kuda paling bagus yang ada di kota Bing. "Apakah tuan putri sudah siap untuk berangkat?" tanya Arya. "Sudah! Aku tidak ingin berada di luar istana lagi. Di luar istana lebih menakutkan dari pada harus menghadapi ayahanda," kata putri Gut.Arya tersenyum karena ucapan putri Gut. Arya merasa jika putri kerajaan itu sudah mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga. "Apakah kita sudah siap untuk berangkat tuan?" tanya seorang lelaki yang akan menjadi kusir dari kereta kuda itu. "Sudah paman! Aku memang sudah menunggu paman dari tadi," jawab Arya. "Baiklah kalau begitu, kita berangkat sekarang juga, aku harap kita tidak kemalaman untuk sampai di kota sebelah," kata kusir itu. "Iya paman, Jum!" ucap Arya. Jum, si kusir kereta kuda, segera siapkan pecutnya untuk menjalankan kereta kuda. "Mari tuan putri!" kata Arya sambil membuka pintu kereta kuda untuk putri Gut. "Kau akan berada di mana, Arya?" tanya put

  • Sang Penghancur Langit    Mengacau Di Rumah Pelelangan

    Semua orang memilih mundur karena kehadiran Arya yang tiba-tiba. Tidak ada yang merasakan pancaran energi Arya sebelum dia turun ke lantai rumah tuan Nug."Siapa kau keparat?" maki tuan Nug."Apakah itu penting?" tanya Arya.Tuan Nug diam, dia merasa geram karena Arya sudah gagalkan niatnya untuk dapatkan koin emas yang banyak dari hasil penjualan putri Gut."Kenapa diam saja, bunuh dia!" bentak tuan Nug pada anak buahnya yang berjaga di sana."Berhenti di sana jika ingin hidup!" ancam Arya."Alah ... Sombong! Banyak cakap!" ucap salah satu anak buah tuan Nug dan menyerang dengqn cepat.Plakkkkkk!!Arya dengan cepat menampar bagian leher anak buah tuan Nug itu dengan keras.Tidak ada suara karena lehernya sudah patah, dan dia jatuh dengan kondisi yang tewas."Apakah ada lagi yang ingin menyusulnya ke neraka?" tanya Arya."Ada ribut-ribut apa ini?"Ketua Yoi datang dan dia langsung berteriak keras."Kau .. bagiamana kau bisa ada disini?" bentak ketua Yoi pada Arya.Ketua Yoi tidak meny

  • Sang Penghancur Langit    Membungkam Bandit

    Arya sudah tahu jika dia hanya akan dijadikan bahan permainan oleh dua orang yang membawanya.Apalagi saat Arya dibawa keluar dari kota Bing. Kecurigaan Arya semakin besar, tapi itu tidak membuatnya ragu."Kemana kalian akan membawa aku?" tanya Arya."Ikut saja, tidak usah banyak bertanya," kata salah satu anak buah ketua Ruoy."Baiklah!"Arya terus dibawa, dan akhirnya mereka sampai di pinggiran hutan. Dan saat itulah kedua orang anak buah ketua Ruoy berhenti."Apakah kita sudah sampai?" tanya Arya."Sudah!""Di sini?" tanya Arya lagi."Benar! Di sinilah kuburanmu!"Arya tersenyum, tebakan tentang dia akan dipermainkan kini sudah kenyataan."Kenapa kalian begitu yakin jika aku akan mati?" tanya Arya.Hahahahahahaha!!Satu tawa keras menjawab pertanyaan Arya. Dan dari semak belukar keluar belasan orang bersama dengan ketua Ruoy."Anak muda! Nasibmu sungguh tidak beruntung karena harus berurusan dengan kelompok air hitam!" kata ketua Ruoy pada Arya."Salah! Bukan aku yang bernasib tida

  • Sang Penghancur Langit    Mengejar Ke Kota Bing

    Wajah anak buah ketua Yoi pucat, itu karena Arya mengatakan perkataan itu sambil menahan amarah."KATAKAN! KEMANA KETUA KALIAN MEMBAWA PUTRI GUT?" bentak Arya.Amarah Arya sampai pada puncaknya, karena tidak ada yang menjawab setiap ucapannya."Baik ... Jika tidak ada yang menjawab, artinya kalian sangat suka jika aku gunakan kekerasan," ucap Arya.Sreeetttt.Arya mencabut pedang awan merah, dan dengan mata yang merah, Arya berjalan ke arah rombongan terakhir itu."Jika tidak ada yang membuka mulut, maka kalian semua akan tewas," kata Arya.Semua orang yang ada pada rombongan terakhir itu mundur, ketakutan karena amarah Arya.Haaaaaaaaaaa!!Whusssssssss!!Crasssssss!!Arya bergerak, dan hanya bayangan kuning emas yang terlihat karena gerakan cepat Arya.Aaaaaaaaaaaaaaaaa.Dua jeritan bersamaan terdengar bersahutan. Dan dua tubuh tanpa kepala kehilangan nyawanya, tergeletak di tanah."Apakah tidak akan ada yang menjawab?" tanya Arya."Ketua Yoi pergi menemui tuan Nug," ucap seseorang d

  • Sang Penghancur Langit    Mengacau Di Sekte Wilayah.

    Tubuh Ketua Bit bergetar hebat saat Arya dengan mudahnya menghalau serangannya. Padahal, serangan itu sudah dialirkan dengan tenaga dalam yang besar. Tubuh Ketua Bit mundur, dia tidak mau berada di bawah ancaman pedang Arya. "Satu langkah lagi kau mundur, maka kau akan kehilangan kepalamu," kata Arya mengancam. Langkah kaki Ketua Bit langsung kaku karena ancaman dari Arya. Dia berhenti di tempat, dan wajahnya pucat pasi. "Apakah sekarang kau akan bekerja sama?" tanya Arya. "Ba... Baik! Aku akan bekerja sama, katakan saja apa yang ingin kau tahu!" kata Ketua Bit. "Tidak banyak, aku hanya ingin tahu kemana gadis itu?" tanya Arya. Ketua Bit tahu jika itu yang akan Arya tanyakan, dan dia berusaha mencari cara agar Ketua Yoi jauh sebelum dia memberikan kemana Ketua Yoi pergi. "Katakan!" bentak Arya dan menekan pedang Awan Merah ke leher Ketua Bit yang terpaksa mundur kembali. Punggung Ketua Yoi tertahan karena tubuh Ketua Yoi sudah mentok ke dinding, dan itu juga menekan pedang di

  • Sang Penghancur Langit    Memburu Penculik

    Ketua penculik yang membawa putri Gut melesat ke arah Utara, berkali-kali dia melihat ke belakang, dan memastikan jika Surya tidak akan mengejar dirinya. Saat ketua penculik itu sampai di markas mereka, ketua Yoi, ketua dari perompak macan laut sudah menunggu dengan wajah yang sumbringah. "Tidak salah memang aku percayakan tugas ini pada sekte terkuat di negeri ini," kata ketua Yoi. "Diam kau, kalau aku tahu tugas ini sangat berat, aku tidak akan mau melakukan tugas seberat ini," kata ketua penculik itu. Ketua bagian dari wilayah kota Dong. Ketua Bit. "Kenapa mengatakan seperti itu ketua Bit? Bukankah aku sudah membayar mahal?" ucap ketua Yoi. "Kau memang membayar mahal, tapi harga yang harus aku bayar jauh lebih mahal lagi. Kemungkinan besar nyawa dari anak buahku tidak tertolong lagi," kata ketua Bit pada ketua perompak macan laut itu. Wajah ketua Yoi berubah warna, dia tidak menyangka jika Arya akan sekuat itu. "Ini gadis mu, segera pergi dari sini," usir ketua Bit pada ketua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status