Share

4. Sang Iblis Dupa

Penulis: QUEEN NIS CA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-10 23:57:08

Bulan purnama menggantung di langit. Kilauan emasnya memancarkan cahaya yang terang benderang.

Di bawah sinar rembulan, tepat di ujung pucuk pohon bambu, tampak sosok pria berpakaian merah cerah sedang duduk santai menikmati kue bulan seorang diri. Pemandangan malam di tengah hutan bambu terasa sunyi senyap.

Di tengah kesunyian, telinga tajamnya mendengar gemerisik suara langkah kaki menginjak dedaunan kering. Semakin lama ritmenya semakin terdengar jelas di telinga.

"Haih ...," keluhnya sambil menghela napas. Deru napasnya terdengar berat, seolah menyiratkan emosi yang tak terungkapkan. "Kupikir malam ini waktu yang tepat untuk menikmati kue bulan dengan tenang, tapi ternyata ... datang lagi sekelompok pengganggu," gumamnya lantas beranjak dari tempatnya.

Mu Zehuai terjun dengan anggun, mendarat di atas tanah sembari memantau dari balik rerimbunan pohon bambu tua.

Dari kejauhan, indera penglihatannya yang tajam berhasil menyoroti sekitar 5 sosok pemuda dari sekte aliran lurus yang tengah melakukan perburuan malam. Langkah mereka semakin mengantarkannya memasuki kawasan hutan bambu.

"Sial! Malam-malam begini, kenapa kita masih harus repot berpataroli di tempat seperti ini sih? Tidak menarik!" keluh Jiu Yun— salah seorang pemuda dari 5 regu.

Sementara He Yu sontak menghentikan langkahnya tatkala mendapati adanya kejanggalan. “Aroma apa ini? Aromanya … sangat pekat. Apa kau menciumnya?” tanyanya kepada Jiu Yun.

Ming Chi— sang ketua regu juga merasakan hal yang sama. "Kau benar. Semuanya, tetap waspada!" Dia segera memberi intruksi tegas kepada rekan-rekannya.

Sekelompok pemuda itu serentak memasang kewaspadaan tinggi dan saling menempelkan punggung mereka, membentuk formasi kelopak bunga memutar dari berbagai arah sembari mengacungkan senjata tajam di tangan mereka.

Tatapan mereka setajam elang yang siap menerkam mangsa.

Lambat laun, aroma wangi yang menyeruak hebat itu semakin mencurigakan, kian meyakinkan mereka bahwa di sekitar kawasan itu tersembunyi bahaya besar yang sedang menanti.

"Mungkinkah ada siluman yang sedang bersembunyi di tempat ini?" Xiang Lu menduga-duga.

"Kalau memang benar ada siluman, malam ini kita harus menangkapnya dan menyerahkannya kepada Ketua Sekte!" himbau He Yu dengan percaya diri.

"Tunggu … Tapi kenapa aku merasa ... Gawat! Tutup hidung!" Ming Chi akhirnya menyadari sesuatu.

"Semuanya ... Jangan menghirupnya lagi! Aroma ini milik Iblis Dupa!” Memperingati sekawanan teman-temannya.

Set!

Sekelompok pemuda itu langsung mengikuti intruksi dari ketua regu, dengan segera bertindak cekatan mengunci merdian tubuh mereka.

“Hahahaha!” Gelak tawa pecah membahana. Namun, terdengar semu karena terhalau oleh semilir angin malam.

Kepalanya mendongak ke atas. “D— dia datang!” gagap He Yu.

Seketika tangannya bergetar akibat terguncang hebat mendapati kehadiran sosok tamu tak diundang. Sosok terkenal yang namanya mengguncang dunia persilatan.

Tepat di ujung pucuk pohon bambu, samar-samar terlihat bayangan yang menghadang cahaya rembulan malam. Dia berdiri kokoh di atasnya. Jubahnya berkibar-kibar, berayun diterpa angin malam.

Kemunculannya adalah pertanda buruk. Dia tak lain adalah Mu Zehuai. Saat ini identitasnya adalah seorang praktisi ajaran sesat yang memiliki ilmu tenaga dalam tinggi, julukannya adalah "Iblis Dupa."

Hanya dalam kurun waktu 5 tahun, Mu Zehuai telah menyandang gelar sebagai pembunuh peringkat 1 di dunia persilatan.

Kemunculannya ditandai dengan aroma dupa yang menyengat, kadang menyegarkan hingga membuat seseorang terlena dalam ilusi dan bermimpi indah, lalu tanpa sadar menjemput kematiannya sendiri.

Berdasarkan rumor yang beredar di dunia persilatan, konon katanya, kemunculan Iblis Dupa adalah penentuan antara hidup dan mati!

“Kenapa? Apa kedatanganku membuat kalian takut setengah mati? Aku sering mendengar orang-orang munafik dari sekte aliran lurus seperti kalian sering membicarakanku di belakang. Katanya, Iblis Dupa hanyalah ... manusia hina. Menurut kalian, bagaimana? Setelah melihat langsung, apakah aku terlihat sangat menawan seperti yang dirumorkan?" sindirnya, lalu dengan santai mengunyah kue bulan terakhirnya.

"Mu Zehuai, kejahatanmu selama ini sudah tidak terampuni lagi! Malam ini, serahkan nyawamu!"

Ming Chi mengacungkan sebilah pedang tajamnya, tepat menghunus ke arah Mu Zehuai. Dia menantangnya tanpa gentar.

"Hahaha!" Mu Zehuai tertawa terbahak-bahak. "Hanya mengandalkan kalian? Yang benar saja. Kalian menginginkan nyawaku? Apa kalian pikir akan semudah itu?" balas Mu Zehuai. Sengaja meremehkan para murid sekte aliran lurus itu.

"Semuanya, ayo serang bersama! Aku tidak percaya kita tidak bisa mengalahkannya," himbau Ming Chi.

“Ta—tapi ... dia adalah Iblis Dupa. Apa kau tidak menyadari betapa tinggi kultivasinya? 100 lawan kultivator tingkat rendah seperti kita bukanlah tandingannya!” cetus He Yu, berusaha menyadarkan keangkuhan ketua regunya. Takut jika keangkuhannya membawa petaka bagi para rekannya.

Ming Chi menatap nyalang wajah He Yu. Matanya membola, sorot matanya setajam pedang di genggaman tangannya.

“Lalu, apa yang harus kita lakukan? Memohon ampun kepadanya? Apa kau gila?! Sebagai murid dari sekte kebenaran, memohon ampun kepada iblis sepertinya adalah hal memalukan!" balasnya.

Di tengah situasi genting, masih sempatnya dia bertele-tele membicarakan sesuatu yang disebut moralitas.

“Kalau begitu, kau saja yang melawannya," sergah Liu Han, "Kami semua masih menyayangi nyawa kami. Karena kau pemberani, majulah dan lawan dia! Kami tidak ingin mati konyol di tempat ini!” sarkasnya. Karena bagaimana pun, dia ingin tetap hidup.

Sesuai dengan reputasinya yakni, "Penentu Hidup dan Mati," Mu Zehuai kerap memberi lawannya dua pilihan, memohon ampun atau mati di tangannya.

Meskipun telah bergabung dengan Sekte Kerajaan Gelap dan menjadi seorang pembunuh bayaran, jika harus membunuh tanpa perintah, dia masih suka pilih-pilih. Dia tidak suka mengotori tangannya tanpa alasan jelas.

Andaikan kultivasi lawannya telah mencapai tahap pembentukan pil, Mu Zehuai tidak akan ragu mempertaruhkan nyawa untuk membunuhnya. Namun jika lawannya baru mencapai tahap pemurnian, Mu Zehuai akan mempertimbangkan untuk memberinya jalan hidup.

Keinginanannya cukup sederhana. Yang dia inginkan hanyalah kesetaraan, yaitu lawan yang kuat dan sepadan.

Mu Zehuai menguap. "Hoam." Mendengar perdebatan membosankan itu membuatnya sedikit mengantuk.

“Kalian semua! Bisa-bisanya masih sempat berunding setelah bertemu denganku. Apa kalian sudah bosan hidup?" celetuknya, "baiklah. Karena malam ini aku sedang berbaik hati ... akan kuampuni nyawa kalian semua. Tapi jika kalian memilih melawanku, pedang di tanganku ini akan berbicara dengan senang hati."

"Akan kuajarkan kepada kalian semua, apa yang dinamakan kehebatan seorang ahli yang sesungguhnya!” cetusnya lantang menggelegar, tampak mendominasi sembari menyibakkan lengannya ke arah sekelompok pemuda itu.

Gerakan ringannya memberikan guncangan hebat. Burung-burung yang bersembunyi di balik ranting dahan pohon bambu berhamburan menerjang udara karena merasa terusik.

Kencangnya angin mengayunkan batang pohon bambu dan menggugurkan dedaunannya. Daun-daun yang berguguran itu dikendalikan dengan Ilmu Sukma Penghancur Hati, lalu menyerbu ke arah sekelompok pemuda itu.

Pemandangannya tampak seperti gerombolan lebah yang siap menyengat.

“Kurasa kalian harus berhenti mendengar rumor-rumor tidak masuk akal yang beredar di dunia persilatan! Ingatlah, Iblis Dupa adalah manusia tidak bermoral yang membunuh gurunya sendiri! Dia bukanlah tipe orang yang akan mengampuni murid sekte aliran lurus seperti kita."

Hiaaat!

Dengan kekuatan qinggong yang dimilikinya, Ming Chi maju terlebih dahulu seraya mengacungkan pedangnya. Keputusannya sudah bulat. Tujuan utamanya adalah membunuh Mu Zehuai.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Penguasa Dunia Silat   6. Terjebak di Kediaman Chu

    Tepat pada waktu Hai, malam hari di kediaman Chu Linglong— sang hakim daerah Han Gu. Mu Zehuai datang bertamu secara terang-terangan lewat pintu depan gerbang. Sorot matanya tajam, sekelebat melirik sosok pria gagah yang berdiri kokoh di atas batang pohon persik di halaman samping kediaman. Tangannya menggenggam erat sebuah senjata berwujud payung hitam. Kain hitam membalut wajahnya, sorot matanya dingin, ditambah topi jerami menghiasi kepalanya. Menambah kesan misterius laksana sang dewa kematian. "Fu Zihan ternyata datang juga. Tampaknya, misi malam ini tidak mudah." Mu Zehuai bergumam. Tatapannya lurus, tajam menghunus, seolah sedang menanti sebuah kejutan mendebarkan. Pembawaannya tetap tenang bagaikan air tak beriak. Fu Zihan memicingkan mata. Sorot matanya menatap sengit kala mendapati kehadiran musuh bebuyutannya. "Bisa-bisanya malam ini bocah tengik ditugaskan bersamaku. Sungguh sial!" Fu Zihan menggerutu. Rahangnya mengerat. Geram setiap kali mencium udara di

  • Sang Penguasa Dunia Silat   5. Siapakah Identitas Asli Mu Zehuai?

    "Akan kupenggal pengkhianat ini dan mempersembahkan kepalanya kepada para leluhur!" cetus Ming Chi. Bibir tipis Mu Zehuai mengukir senyum semirik. Alis tebalnya yang berbentuk runcing naik sebelah. Sorot mata tajamnya mempertegas kesan wajahnya yang berkarakter. "Bagus! Genarasi muda yang punya ambisi!" pujinya terhadap keberanian Ming Chi. Sikap pemberani Ming Chi membuatnya sedikit tertarik untuk meladeninya hingga tuntas. Tubuh Ming Chi mengambang di udara, sementara pedang di tangannya berayun-ayun, membentuk pusaran angin kencang. Pedangnya mengganda menjadi 5 bayangan. Aura pedang di tangannya memancarkan keinginan membunuh yang sangat kuat. Namun di mata Mu Zehuai, keagresifan adalah sebuah celah kelemahan yang mudah ditaklukkan. "Matilah!" Pedang-pedang itu melesat ke arah Mu Zehuai. Pusaran angin pedang menghunus secepat kilat. Bayangan pedang memantul tertangkap bola mata jernih Mu Zehuai, seketika membeku tepat di hadapan wajahnya. Mu Zehuai menahan sera

  • Sang Penguasa Dunia Silat   4. Sang Iblis Dupa

    Bulan purnama menggantung di langit. Kilauan emasnya memancarkan cahaya yang terang benderang. Di bawah sinar rembulan, tepat di ujung pucuk pohon bambu, tampak sosok pria berpakaian merah cerah sedang duduk santai menikmati kue bulan seorang diri. Pemandangan malam di tengah hutan bambu terasa sunyi senyap. Di tengah kesunyian, telinga tajamnya mendengar gemerisik suara langkah kaki menginjak dedaunan kering. Semakin lama ritmenya semakin terdengar jelas di telinga. "Haih ...," keluhnya sambil menghela napas. Deru napasnya terdengar berat, seolah menyiratkan emosi yang tak terungkapkan. "Kupikir malam ini waktu yang tepat untuk menikmati kue bulan dengan tenang, tapi ternyata ... datang lagi sekelompok pengganggu," gumamnya lantas beranjak dari tempatnya. Mu Zehuai terjun dengan anggun, mendarat di atas tanah sembari memantau dari balik rerimbunan pohon bambu tua. Dari kejauhan, indera penglihatannya yang tajam berhasil menyoroti sekitar 5 sosok pemuda dari sekte aliran

  • Sang Penguasa Dunia Silat   3. Kerasukan Obsesi Ekstream

    Semua orang merasa tertekan, apa lagi para prajurit yang tidak memiliki basis kultivasi. Tangan mereka langsung menyumpali lubang telinga. Saking tidak tahannya dengan tekanan suara, para prajurit itu sampai berguling-guling di atas tanah. Zhang Ruling dan Tang Huang segera mengatur keseimbangan energi di tubuh mereka. Sedangkan Mu Zehuai tetap berbaring tenang sembari memejamkan mata. Dari luar tampak tenang, tetapi sebenarnya dia sedang sibuk mengontrol kedua energi yang saling bertentangan di dalam tubuhnya. Dua energi itu sedang bergejolak hebat. 'Kenapa energi di dalam tubuhku sangat sulit dikendalikan? Sungguh sial!' gumam Mu Zehuai dalam hati. Bagaimana pun, Ilmu Sukma Penghancur Hati adalah sumber kekuatan yang sangat jahat dan bertentangan dengan ajaran lurus yang pernah dilatih Mu Zehuai di Sekte Bulan Misterius. Keduanya saling berbentrokan bagai api melalap dan air memadam. "Pada akhirnya, Ilmu Sukma Penghancur Hati tetap muncul di dunia persilatan," ucap seo

  • Sang Penguasa Dunia Silat   2. Kemunculan Dewa Pedang

    "Aku ... tidak mati?" Mu Zehuai bergumam setelah sadar bahwa dirinya masih hidup. Kemudian, dia berusaha bangkit dari posisinya. Reflek Mu Zehuai menyentuh area bahunya yang terluka sembari meringis kesakitan. "Argh ... Sshh ...." Matanya mengerjap. Kelopak matanya bergerak-gerak memindai pemandangan asing di sekelilingnya. Selain cahaya rembulan dan hamparan bintang-bintang di langit malam yang tampak dari celah lubang di atas, semuanya gelap gulita. Ingatan terakhirnya sampai pada saat Zhang Ruling menembakkan panah hingga berhasil menembus bahu kirinya. Selanjutnya, entah bagaimana caranya dia bisa berakhir di tempat ini. Mu Zehuai menoleh ke samping. "Apa ini?" Dia mendapati sebuah benda yang menyerap cahaya bintang dari langit. Benda itu berkedip beberapa kali. Rasa penasarannya menggebu-gebu, lalu segera memungut benda itu. Ternyata, benda itu tidak lain hanyalah sebuah buku yang telah usang. Tulisannya pudar, tidak jelas, nyaris tidak bisa terbaca oleh orang bia

  • Sang Penguasa Dunia Silat   1. Fitnah dan Pengkhianatan

    "Di sana!" "Kejar!" Seorang remaja laki-laki berpakaian compang-camping berlari tergopoh-gopoh. Dia mengerahkan segenap jiwa dan raga, demi menghindari kejaran para pendekar yang siap merenggut nyawanya kapan saja. Mentari hampir terbenam. Semburat cahaya jingga bersinar di ufuk barat, sedangkan pemuda itu terus menerjang hamparan rumput ilalang yang tajam. Tubuhnya basah kuyup bagai sedang mandi keringat. Deru napasnya tak beraturan disertai peluh yang kian bercucuran membasahi pelipis dan sekujur tubuhnya. "Tangkap dan bunuh dia!" "Jangan biarkan dia sampai lolos!" Sekitar puluhan orang mengejar di belakang, mereka adalah murid dari berbagai sekte aliran lurus yang memiliki tingkat bela diri terendah. Andaikan dihadapkan oleh seorang ahli, pemuda itu pasti sudah lama mati mengenaskan. Hosh ... Hosh ... Hosh ... Tenaga dalamnya terkuras habis. Energi sejatinya terluka parah, sedangkan kekuatan fisiknya mulai melemah. Tubuhnya dipenuhi memar, luka dan noda

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status