Beranda / Pendekar / Sang Penguasa Dunia Silat / 5. Siapakah Identitas Asli Mu Zehuai?

Share

5. Siapakah Identitas Asli Mu Zehuai?

Penulis: QUEEN NIS CA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-11 00:05:38

"Akan kupenggal pengkhianat ini dan mempersembahkan kepalanya kepada para leluhur!" cetus Ming Chi.

Bibir tipis Mu Zehuai mengukir senyum semirik. Alis tebalnya yang berbentuk runcing naik sebelah. Sorot mata tajamnya mempertegas kesan wajahnya yang berkarakter.

"Bagus! Genarasi muda yang punya ambisi!" pujinya terhadap keberanian Ming Chi. Sikap pemberani Ming Chi membuatnya sedikit tertarik untuk meladeninya hingga tuntas.

Tubuh Ming Chi mengambang di udara, sementara pedang di tangannya berayun-ayun, membentuk pusaran angin kencang. Pedangnya mengganda menjadi 5 bayangan.

Aura pedang di tangannya memancarkan keinginan membunuh yang sangat kuat. Namun di mata Mu Zehuai, keagresifan adalah sebuah celah kelemahan yang mudah ditaklukkan.

"Matilah!"

Pedang-pedang itu melesat ke arah Mu Zehuai. Pusaran angin pedang menghunus secepat kilat.

Bayangan pedang memantul tertangkap bola mata jernih Mu Zehuai, seketika membeku tepat di hadapan wajahnya.

Mu Zehuai menahan serangan Ming Chi dengan hanya menjentikkan jari, lalu memukul mundur Ming Chi hingga jatuh terjerembab. Kelima bayangan pedang itu pun menyatu kembali, lantas terjatuh ke tanah.

"Jadi, kalian adalah murid Sekte Angin Phoenix. Kau cukup bagus! Pemuda yang memiliki bakat. Sayangnya, jika ingin mengalahkanku ... masih jauh dari kata cukup," ujar Mu Zehuai dengan arogannya sembari mengelus jarinya yang sedikit tergores.

Jurus yang baru saja digunakan Ming Chi bernama Angin Pembantai. Sebuah jurus yang tidak asing. Hanya dengan melihat jurus itu, Mu Zehuai dapat menebak bahwa sekelompok pemuda ini pastilah murid dari Sekte Angin Phoenix, sebuah nama sekte yang cukup berpengaruh di dunia persilatan.

Perlahan Ming Chi berusaha bangkit dari posisinya. Postur tubuhnya berdiri tegap karena enggan menunjukkan kelemahannya terhadap musuh yang berdiri tepat di hadapan mata.

"Benar! Kami memang murid Sekte Angin Phoenix," ungkapnya. "Setelah malam ini, nama Sekte Angin Phoenix pasti akan lebih dikenal dunia. Karena aku ... akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" cetusnya seraya mengacungkan pedangnya ke arah Mu Zehuai yang masih berdiri kokoh di pucuk pohon bambu.

"Hahaha." Tawa sinis meledak. Mu Zehuai merasa konyol mendengarnya. "Sayangnya, sekali pun tetua dari sekte kalian turun tangan sendiri ... mereka pasti akan mati di tanganku hanya dengan satu jurus saja. Sahabat kecil, menyerahlah. Kurasa sangat disayangkan jika Sekte Angin Phoenix kalian kehilangan murid berbakat sepertimu."

"Meremehkan lawan adalah hal tabu. Siapa yang menang masih belum bisa ditentukan," cetus Ming Chi.

Ming Chi tidak berniat menyerah walau pernah sekali dikalahkan. Lagi dan lagi, dia menantang sang maut. Kali ini serangannya lebih ganas dan teratur. Dia yakin malam ini dapat memenggal kepala Mu Zehuai. Keyakinannya sebanyak 70%.

Namun, Mu Zehuai justru selalu berhasil menghindari serangan dengan mudahnya. Tampaknya, inilah yang dinamakan usaha mengkhianati hasil.

Tubuh Mu Zehuai berteleportasi dari tempat semula ke tempat lainnya. Dari puncuk pohon bambu yang dipijakinya hingga ke pucuk pohon bambu di seberang, ke kiri dan ke kanan.

Mu Zehuai terus menghindar tanpa berniat melancarkan aksi serangan balas. Menghindar guna mempelajari teknik serangan lawan.

Serangan demi serangan ditepis olehnya.

“Menarik sekali. Tidak banyak orang yang ingin melawanku. Biasanya mereka langsung kabur setelah merasakan kehadiranku. Tapi kau sangat istimewa. Aku jadi merasakan … sesuatu yang berbeda dari hari biasa." Semangat Mu Zehauaiberkobar.

Ming Chi telah mengerahkan segenap tenaga dan jurus terbaiknya, tetapi masih saja tidak berhasil melukainya.

Ctakk!

Mu Zehuai memberi sedikit pukulan dengan cara menjentikkan jari di kening Ming Chi.

“Aw!" Tanpa sadar Ming Chi telah kembali ke posisi awal. "Hah? Serangan terbaikku gagal?” Bergumam kesal. Guratan di wajahnya cukup menjelaskan ledakan emosinya.

Set!

Mu Zehuai menyibakkan jubah merahnya, lalu berdiri di atas pedang yang mengambang di udara. Pedangnya tegak berdiri, sementara tubuh Mu Zehuai tidak tergoyahkan.

"Hekh ... Konyol! Meremehkan musuh hanyalah hal tabu bagi orang-orang lemah yang tidak berkemampuan. Tapi aku adalah Mu Zehuai! Ingatlah sekali lagi, aku adalah Mu Zehuai!" tegasnya lantang menggelegar.

Bertarung terlalu lama membuatnya merasa bosan. Kini tiba waktunya Mu Zehuai memberi sedikit pelajaran dan mengakhiri keseruannya.

Suittt!

Sehelai daun bambu melesat bagaikan hujaman panah yang merobek udara.

Dengan keahliannya, sehelai daun bambu itu berubah menjadi senjata tajam, lalu menancap ke jantung Ming Chi.

Tanpa repot-repot mengeluarkan pedangnya, Mu Zehuai berhasil menumbangkan lawannya dengan mudah.

"Ouch!" Seketika Ming Chi langsung tergeletak lemah. Daun bambu menancap sedalam 3 Cm. Mu Zehuai telah mengatur serangannya, karena jika lebih dalam sedikit lagi, nyawa Ming Chi pasti akan langsung disapa oleh raja neraka.

Segera para rekannya berlari menghampiri sembari memeriksa kondisi ketua regunya.

"Senior, bagaimana lukamu?" tanya Jiu Yun.

Awalnya Mu Zehuai mengira pertarungan ini akan sangat menarik, tetapi tetap sama seperti pertarungan lainnya. Sangat membosankan. Ternyata perkiraannya salah.

“Haiiih … seharusnya waktuku ini bisa digunakan untuk tidur selama beberapa jam, tapi karena kalian sendiri yang mengundangku … bukankah tidak sopan jika aku tidak datang?” selorohnya meremehkan.

“Harusnya kalian melawanku sekaligus. Teman kalian masih perlu banyak belajar. Dia bukan apa-apa, kemampuannya masih terlalu payah untuk bisa melukai ujung jariku,” cetus Mu Zehuai.

Ming Chi berusaha bangkit, meskipun pijakan kakinya tampak gontai. “Mu Zehuai, jangan sombong kau! Seharusnya kau mengingat asal-usulmu. Ingatlah bagaimana caramu membunuh gurumu sendiri!" Sengaja mengingatkan tentang masa kelam Mu Zehuai.

"Jangan bangga dengan kultivasi tinggimu itu! Kau tidak lain hanyalah makhluk hina!” tambah Xiang Lu.

Suasana berubah hening. Yang berisik hanyalah suara serangga-serangga malam simfoni alam.

Sekujur tubuh Mu Zehuai tampak bergetar hebat, geram setiap kali ada yang menyinggung perihal gurunya.

"Berani menyebut-nyebut guruku, kurasa kau sudah bosan hidup, ya?!" geramnya.

Mu Zehuai tiba-tiba teringat akan masa lalunya. Dia bergabung ke Sekte Bukan Misterius pada usia 7 tahun. Dia adalah anak lelaki pendiam yang memiliki trauma mendalam. Hingga usianya 15 tahun, Mu Zehuai akhirnya mengetahui rahasia besar yang mengguncang hidupnya.

Selang setelah dia mengetahui rahasia besar itu, Sekte Bulan Misterius mengalami pemusnahan. Tiada yang selamat dari maut, kecuali Mu Zehuai. 5 tahun telah berlalu. Kini usia Mu Zehuai telah menginjak usia 20 tahun, sedangkan Sekte Bulan Misterius hanya tinggallah nama dan sejarahnya.

Berangsur setelah kejadian tragis itu, identitas asli Mu Zehuai pun terungkap. Banyak rumor beredar di dunia persilatan.

Identitas asli Mu Zehuai menciptakan asumsi mengerikan yang membekas di hati semua orang. Mereka berpendapat bahwa Mu Zehuai adalah dalang yang telah menghancurkan sekte, serta membunuh guru dan seniornya tanpa berbelas kasih.

“Trik kecil seperti itu tidak akan mengacaukanku ... mimpimu terlalu indah! Seperti yang kau katakan, aku adalah orang yang telah membunuh guruku sendiri dan membantai semua rekan seperguruanku. Maka selanjutnya … aku yang akan membunuh kalian!” cetusnya.

Sebuah burung kertas pengantar pesan terbang di udara. Melihat pemandangan itu, Mu Zehuai segera menangkapnya.

"Aishh ... misi lagi!" kesalnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Penguasa Dunia Silat   6. Terjebak di Kediaman Chu

    Tepat pada waktu Hai, malam hari di kediaman Chu Linglong— sang hakim daerah Han Gu. Mu Zehuai datang bertamu secara terang-terangan lewat pintu depan gerbang. Sorot matanya tajam, sekelebat melirik sosok pria gagah yang berdiri kokoh di atas batang pohon persik di halaman samping kediaman. Tangannya menggenggam erat sebuah senjata berwujud payung hitam. Kain hitam membalut wajahnya, sorot matanya dingin, ditambah topi jerami menghiasi kepalanya. Menambah kesan misterius laksana sang dewa kematian. "Fu Zihan ternyata datang juga. Tampaknya, misi malam ini tidak mudah." Mu Zehuai bergumam. Tatapannya lurus, tajam menghunus, seolah sedang menanti sebuah kejutan mendebarkan. Pembawaannya tetap tenang bagaikan air tak beriak. Fu Zihan memicingkan mata. Sorot matanya menatap sengit kala mendapati kehadiran musuh bebuyutannya. "Bisa-bisanya malam ini bocah tengik ditugaskan bersamaku. Sungguh sial!" Fu Zihan menggerutu. Rahangnya mengerat. Geram setiap kali mencium udara di

  • Sang Penguasa Dunia Silat   5. Siapakah Identitas Asli Mu Zehuai?

    "Akan kupenggal pengkhianat ini dan mempersembahkan kepalanya kepada para leluhur!" cetus Ming Chi. Bibir tipis Mu Zehuai mengukir senyum semirik. Alis tebalnya yang berbentuk runcing naik sebelah. Sorot mata tajamnya mempertegas kesan wajahnya yang berkarakter. "Bagus! Genarasi muda yang punya ambisi!" pujinya terhadap keberanian Ming Chi. Sikap pemberani Ming Chi membuatnya sedikit tertarik untuk meladeninya hingga tuntas. Tubuh Ming Chi mengambang di udara, sementara pedang di tangannya berayun-ayun, membentuk pusaran angin kencang. Pedangnya mengganda menjadi 5 bayangan. Aura pedang di tangannya memancarkan keinginan membunuh yang sangat kuat. Namun di mata Mu Zehuai, keagresifan adalah sebuah celah kelemahan yang mudah ditaklukkan. "Matilah!" Pedang-pedang itu melesat ke arah Mu Zehuai. Pusaran angin pedang menghunus secepat kilat. Bayangan pedang memantul tertangkap bola mata jernih Mu Zehuai, seketika membeku tepat di hadapan wajahnya. Mu Zehuai menahan sera

  • Sang Penguasa Dunia Silat   4. Sang Iblis Dupa

    Bulan purnama menggantung di langit. Kilauan emasnya memancarkan cahaya yang terang benderang. Di bawah sinar rembulan, tepat di ujung pucuk pohon bambu, tampak sosok pria berpakaian merah cerah sedang duduk santai menikmati kue bulan seorang diri. Pemandangan malam di tengah hutan bambu terasa sunyi senyap. Di tengah kesunyian, telinga tajamnya mendengar gemerisik suara langkah kaki menginjak dedaunan kering. Semakin lama ritmenya semakin terdengar jelas di telinga. "Haih ...," keluhnya sambil menghela napas. Deru napasnya terdengar berat, seolah menyiratkan emosi yang tak terungkapkan. "Kupikir malam ini waktu yang tepat untuk menikmati kue bulan dengan tenang, tapi ternyata ... datang lagi sekelompok pengganggu," gumamnya lantas beranjak dari tempatnya. Mu Zehuai terjun dengan anggun, mendarat di atas tanah sembari memantau dari balik rerimbunan pohon bambu tua. Dari kejauhan, indera penglihatannya yang tajam berhasil menyoroti sekitar 5 sosok pemuda dari sekte aliran

  • Sang Penguasa Dunia Silat   3. Kerasukan Obsesi Ekstream

    Semua orang merasa tertekan, apa lagi para prajurit yang tidak memiliki basis kultivasi. Tangan mereka langsung menyumpali lubang telinga. Saking tidak tahannya dengan tekanan suara, para prajurit itu sampai berguling-guling di atas tanah. Zhang Ruling dan Tang Huang segera mengatur keseimbangan energi di tubuh mereka. Sedangkan Mu Zehuai tetap berbaring tenang sembari memejamkan mata. Dari luar tampak tenang, tetapi sebenarnya dia sedang sibuk mengontrol kedua energi yang saling bertentangan di dalam tubuhnya. Dua energi itu sedang bergejolak hebat. 'Kenapa energi di dalam tubuhku sangat sulit dikendalikan? Sungguh sial!' gumam Mu Zehuai dalam hati. Bagaimana pun, Ilmu Sukma Penghancur Hati adalah sumber kekuatan yang sangat jahat dan bertentangan dengan ajaran lurus yang pernah dilatih Mu Zehuai di Sekte Bulan Misterius. Keduanya saling berbentrokan bagai api melalap dan air memadam. "Pada akhirnya, Ilmu Sukma Penghancur Hati tetap muncul di dunia persilatan," ucap seo

  • Sang Penguasa Dunia Silat   2. Kemunculan Dewa Pedang

    "Aku ... tidak mati?" Mu Zehuai bergumam setelah sadar bahwa dirinya masih hidup. Kemudian, dia berusaha bangkit dari posisinya. Reflek Mu Zehuai menyentuh area bahunya yang terluka sembari meringis kesakitan. "Argh ... Sshh ...." Matanya mengerjap. Kelopak matanya bergerak-gerak memindai pemandangan asing di sekelilingnya. Selain cahaya rembulan dan hamparan bintang-bintang di langit malam yang tampak dari celah lubang di atas, semuanya gelap gulita. Ingatan terakhirnya sampai pada saat Zhang Ruling menembakkan panah hingga berhasil menembus bahu kirinya. Selanjutnya, entah bagaimana caranya dia bisa berakhir di tempat ini. Mu Zehuai menoleh ke samping. "Apa ini?" Dia mendapati sebuah benda yang menyerap cahaya bintang dari langit. Benda itu berkedip beberapa kali. Rasa penasarannya menggebu-gebu, lalu segera memungut benda itu. Ternyata, benda itu tidak lain hanyalah sebuah buku yang telah usang. Tulisannya pudar, tidak jelas, nyaris tidak bisa terbaca oleh orang bia

  • Sang Penguasa Dunia Silat   1. Fitnah dan Pengkhianatan

    "Di sana!" "Kejar!" Seorang remaja laki-laki berpakaian compang-camping berlari tergopoh-gopoh. Dia mengerahkan segenap jiwa dan raga, demi menghindari kejaran para pendekar yang siap merenggut nyawanya kapan saja. Mentari hampir terbenam. Semburat cahaya jingga bersinar di ufuk barat, sedangkan pemuda itu terus menerjang hamparan rumput ilalang yang tajam. Tubuhnya basah kuyup bagai sedang mandi keringat. Deru napasnya tak beraturan disertai peluh yang kian bercucuran membasahi pelipis dan sekujur tubuhnya. "Tangkap dan bunuh dia!" "Jangan biarkan dia sampai lolos!" Sekitar puluhan orang mengejar di belakang, mereka adalah murid dari berbagai sekte aliran lurus yang memiliki tingkat bela diri terendah. Andaikan dihadapkan oleh seorang ahli, pemuda itu pasti sudah lama mati mengenaskan. Hosh ... Hosh ... Hosh ... Tenaga dalamnya terkuras habis. Energi sejatinya terluka parah, sedangkan kekuatan fisiknya mulai melemah. Tubuhnya dipenuhi memar, luka dan noda

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status