Home / Fantasi / Sang Penguasa Elemental / Bab 153. Jejak dari Dimensi Retak

Share

Bab 153. Jejak dari Dimensi Retak

last update Last Updated: 2025-10-02 00:09:50

Malam pertama di bawah langit Illucentra yang telah disembuhkan... terasa asing, tapi menenangkan. Tidak ada gemuruh, tidak ada bisikan ilusi. Hanya angin pelan yang membawa aroma pasir lembut dan udara dingin dari pegunungan magnetik di utara.

Miya tidur dalam dekapan Mila. Napasnya pelan... damai. Untuk pertama kalinya sejak ia "hidup kembali", tidak ada cermin palsu atau gema suara yang mengikatnya.

Axel berdiri di luar markas darurat tim Skays. Dari puncak bukit, ia menatap langit Illucentra yang kini bersih... namun justru memperlihatkan sesuatu yang selama ini tersembunyi.

Satu retakan.

Retakan tipis di langit, seperti celah di permukaan realita. Tidak bersuara. Tidak bergerak. Tapi... menyebarkan aura yang dingin dan tidak berasal dari dimensi ini.

Evelyn muncul di belakangnya, rambutnya masih berantakan, tapi matanya tajam. “Kau melihatnya juga?”

Axel mengangguk. “Retakan itu... bukan bagian dari sistem Illucentra. Tapi muncul saat Miya dilepaskan.”

Lilian menyus
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 265. Pertarungan Terakhir, Sepuluh Pedang Legendaris yang Menghancurkan

    Langit Planet Fire tampak kelam dan bergetar hebat. Tiga sosok iblis agung, Kaelroga, Nhadi, dan Ignis, kini berada di titik keputusasaan. Mereka mengerahkan seluruh kekuatan, namun di hadapan para dewi, kekuatan mereka bagaikan debu di bawah badai surgawi. Ginora melayang di udara, matanya berkilau abu-abu pekat. “Kaelroga, kau menyebut dirimu penguasa dimensi api?” Kaelroga meraung marah dan meninju udara, memunculkan gelombang panas membara. Tapi sebelum serangan itu sempat menyentuh Ginora, energi kekacauan ekstrem menelan apinya hingga padam total. Ginora melambaikan tangan lembut, tapi lembutnya bagaikan cambuk maut. Dalam sekejap, Kaelroga terhempas keras, tubuhnya menembus tujuh lapisan tanah Planet Fire. “Sekarang lihatlah,” ucap Ginora datar, “bagaimana rasanya menjadi abu di tangan seorang dewi.” Ledakan energi biru keabu-abuan menghantam dari atas. Tubuh Kaelroga terkoyak dan mulai terkorosi dengan cepat, hingga dia hanya mampu meraung tanpa suara. Kedua lengan

  • Sang Penguasa Elemental   264. Serangan Balik Para Dewi

    Langit di atas Planet Fire berubah warna… merah darah bercampur biru membeku. Dua kekuatan ekstrem, panas dan dingin, berputar membentuk pusaran kolosal di udara. Di tengahnya, tiga sosok dewi berdiri sejajar: Ginora, Nevica, dan Nevarya. Aura mereka saja sudah cukup membuat seluruh permukaan planet berguncang.“Rasakan hawa itu…” desis salah satu pasukan iblis, matanya gemetar hebat. “Tubuhku… tak bisa bergerak…”“Karena kau makhluk rendah,” jawab Ginora datar, dengan tatapan membunuh. “Kau hanya hidup dari sisa energi kegelapan yang tak layak bernapas di hadapan kami.”Sekali ayunan tangannya, badai es dan api meledak bersamaan, menyapu puluhan iblis elit menjadi abu dalam sekejap.“Ti… tidak mungkin!” Nhadi berteriak putus asa. “Bagaimana bisa kekuatan kalian… menyatu begitu sempurna!”Nevica melangkah maju, rambutnya berkilau campuran biru dan merah menyala. “Karena kami tidak sekadar penyatu elemen, kami adalah jiwa yang satu… kami adalah istri dari sang Penguasa Elemental!”Teri

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 263. Awakening Frost-Fire, Kekuatan Ekstrim yang Saling Melengkapi

    Saat itu, semua mata menatap kedatangan sesosok dewi dengan pancaran aura abu-abu yang melayang di dekat lokasi pertempuran. Laxia yang pertama melihatnya. “Gi... Ginora, kau...” Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, pukulan Nhadi menghantam wajahnya dan membuatnya terlempar jauh. “Sial, aku kehilangan fokus.” teriak Laxia. Di saat Nhadi melancarkan serangan, dia malah terpesona dengan kecantikan Ginora, sehingga ia pun dikalahkan begitu saja. Namun berkat kedatangan Ginora, kondisi pertempuran pun sekali lagi berubah. Kini Kaelroga menghadapi lawan seimbang, sementara Lyra dan Nevada akan menghadapi Nhadi dan Ignis. Saat pertarungan akan dimulai, tiba-tiba planet itu bergetar hebat. Bukan hanya Planet Fire, tapi juga Planet Frost, seolah kedua planet itu sedang beresonansi satu sama lain. Dalam sekejap, dua cahaya, merah ungu dan biru ungu, melesat ke angkasa dan memancarkan hawa panas menggelora serta dingin yang mencekik di udara. Tiba-tiba, dua teriakan nyaring mengg

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 262. Awakening Ginora, Kekacauan yang Berhasil Ditundukkan

    Sejak kemarahan Ginora mulai memuncak, energi kekacauan di dalam dirinya terus meningkat. Awalnya, ia hanya merasakan desah dan denyut samar, Level 1. Setiap ketidakadilan, setiap ancaman pada Axel, memicu letupan kecil energi yang membuat rambutnya sedikit berkibar, aura merah samar muncul di sekitarnya. Saat amarahnya meningkat, Level 2 muncul. Tubuhnya mulai memancarkan energi liar yang menimbulkan angin kencang di sekitar Planet Fire. Benda-benda kecil terlempar ke udara. “Aku... tidak bisa hanya diam! Aku harus ke sisimu, Axel!” teriaknya, suaranya pecah di antara badai kekacauan. Di Level 3, energi mulai merembes lebih jauh, membakar udara dengan percikan ungu-hitam. Setiap langkah Ginora meninggalkan retakan di lanskap. Suara dentuman bergema, dan energi elementalnya mulai menyerupai pusaran kecil badai yang hidup. Level 4 dan 5 muncul beriringan saat kemarahan itu berubah menjadi dendam dan ketakutan akan keselamatan Axel. Aura kekacauan berputar liar di sekitarnya, melesat

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 261. Guncangan Besar di Hati Ginora

    Ginora melesat menuju Planet Fire, tubuhnya dikelilingi aura ungu-hitam yang berdenyut liar. Kekacauan yang mengalir di dalam dirinya kini memuncak, semakin liar, semakin sulit dikendalikan. Setiap langkah, setiap hembusan napasnya, menimbulkan guncangan energi yang mampu merobek lanskap di sekitarnya.“Axel... aku harus ke sisimu!” teriaknya, suaranya penuh kemarahan dan kecemasan. Ia melihat sekilas ke medan pertempuran, menyadari suaminya dan Rakshesha tengah bertarung dengan kekuatan level 10 yang nyaris setara. Sebuah kemarahan baru mengalir di hatinya: bukan hanya karena bahaya yang mengancam Axel, tapi juga karena ia menyadari Axel terjebak oleh rencana licik musuh.Tubuh Ginora bergerak seperti badai hidup. Elemental kekacauan dalam dirinya meresap ke udara, membentuk pusaran energi gelap yang menembus awan di atas Planet Fire. Suara desis dan dentuman bergema saat setiap partikel energi bercampur, seolah alam semesta ikut menahan napas.Di sisi lain medan pertempuran, Axel me

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 260. Duel Para Penguasa

    Langit Planet Fire terbelah dua. Satu sisi menyala merah membara, bercampur dengan biru yang membeku, di sisi lain... gelap dan hampa, penuh aura kematian. Di antara dua warna itu berdiri dua sosok: Axel, Sang Penguasa Elemental, dan Rakshesha, Lord Iblis Pelahap Jiwa.Keduanya memancarkan aura Level 10, kekuatan tertinggi yang hanya dimiliki segelintir makhluk di seluruh semesta. Energi mereka bertubrukan, membentuk gelombang dahsyat yang memecahkan batu, melengkungkan ruang, bahkan mengguncang inti planet.“Aku tidak menyangka, tubuh manusiamu yang lemah bisa memiliki kekuatan Level 10 sepertiku. Aku kagum... benar-benar kagum. Pantas saja kau tidak takut padaku,” suara Rakshesha berat dan menakutkan. “Juga jiwamu... begitu bercahaya. Aku ingin memilikinya, Axel. Aku akan menelannya dan menjadi sempurna! Setelah itu aku tidak akan terkalahkan.”Axel menggenggam tombak energinya. “Kau terlalu bangga dengan dirimu. Kau ingin melahapku? Kalau begitu... cobalah.”Ledakan pertama terjadi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status