Beranda / Fantasi / Sang Penguasa Elemental / Bab 232. Awakening Sempurna Laxia

Share

Bab 232. Awakening Sempurna Laxia

last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-02 12:46:45

Fajar di Vandora tidak pernah benar-benar datang seperti di dunia lain. Matahari tidak tampak jelas, hanya sinar lembut kehijauan yang menembus kabut rimba purba. Namun pagi itu berbeda. Cahaya di atas hutan tidak lagi redup, melainkan berdenyut seperti detak jantung. Udara bergetar pelan, dan setiap daun memancarkan cahaya halus yang menyatu ke satu titik... tempat Laxia berdiri.

Ia mengenakan jubah hijau yang terbentuk dari serat alami pohon Vandora, melayang ringan mengikuti angin spiritual. Di belakangnya, sebuah simbol berbentuk pohon bercabang delapan berputar perlahan, seolah menjadi bayangan hidup dari jiwanya sendiri.

Catherine menatap pemandangan itu dengan kagum. “Rasanya seperti melihat dewi penjaga hutan.”

Olivia menambahkan dengan nada lembut, “Energi waktu di sekitarnya bahkan ikut menyesuaikan. Vandora... seolah menunduk padanya.”

Axel berdiri paling depan. Matanya tajam, tapi juga dipenuhi rasa bangga yang sulit disembunyikan. “Itu bukan lagi Laxia yang kita kenal
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 235. Kepingan Puzle Terakhir yang Disatukan, Kebangkitan Gideon

    "Kalian semua tunggu di sini, aku akan masuk ke inti planet ini dan menemukan kernel terakhir Gideon." Semua istri mengangguk. "Zordon, pindai gua bawah tanah terdalam di planet ini, berikan koordinatnya. Aku akan menjemput Gideon." "Baik, kapten." Axel menembus lorong inti Vandora dengan kecepatan penuh. Semakin dalam ia masuk, setiap langkah terasa makin berat. Energi planet menekan paru-parunya, udara bergetar liar seolah menolak kehadirannya. Namun tekadnya lebih kuat dari rasa sakit yang menyesakkan. Ia tahu, di ujung jalur ini tersimpan kernel terakhir Gideon. “Tekanan meningkat… stabilisasi hampir mustahil,” suara Zordon terdengar datar dari pesawat. Axel menggenggam erat kontrol stabilisasi, menahan napas. Cahaya biru dari inti berdenyut, menandai keberadaan kesadaran Gideon. Ia melangkah ke depan, menembus gelombang energi yang hampir mematahkan tubuhnya. Setelah sampai di titik terdalam dari planet Vandora, Axel mendapati sebuah aula yang cukup luas di tempat ia berdiri

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 234. Sisa Bayangan dari Orbit Eclipsera

    Langit Vandora masih berdenyut lembut, tapi di antara warna hijaunya kini muncul kilatan biru, terlalu tajam untuk dianggap alami. Zordon menayangkan visual dari orbit atas, dan di layar holografik itu tampak sesuatu... sepotong cahaya biru berbentuk serpihan, melayang di antara kabut kosmik. “Perbesaran lima kali lipat,” perintah Axel cepat. Gambar di layar membesar. Mereka melihat fragmen logam melayang, dikelilingi pusaran cahaya. Ukiran huruf kuno di sisinya masih terlihat jelas. C-01. Core Gideon Protocol. Semua orang membeku. Tidak ada yang berani bicara. Laxia melangkah maju, matanya berkilat hijau lembut. “Xel, itu... bagian dari inti lama Gideon. Tapi kenapa bisa sampai di orbit sini?” Zordon menjawab dengan nada berat, “Analisis awal menunjukkan fragmen itu dikeluarkan dari orbit Eclipsera sekitar dua minggu lalu. Namun lintasannya tidak stabil, seolah ada sesuatu yang menolak kejatuhannya.” Olivia menatap layar dengan ragu. “Menolak? Maksudmu... seperti ada kesadaran

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 233. Detak Baru Vandora

    Kabut di langit Vandora berputar perlahan, membentuk pusaran cahaya hijau yang merambat sejauh cakrawala. Dari orbit atas, planet itu tampak berdenyut lembut, seperti jantung raksasa yang baru kembali berdetak setelah lama tertidur. Semua sistem di pesawat Aolenric Lerion Prime bergetar halus, lalu stabil dalam sinkronisasi penuh dengan frekuensi planet. Zordon menatap layar datanya dengan nada kagum yang belum pernah terdengar sebelumnya. “Sinkronisasi selesai. Orbit Vandora kembali stabil. Energi inti naik seratus dua puluh tiga persen dibanding pengukuran awal. Planet ini... hidup, Kapten.” Axel berdiri di dek utama, menatap ke bawah. Dari sana, cahaya zamrud Vandora menyapu hutan, menyalakan urat-urat energi di tanah seperti sungai bercahaya. “Tidak, Zordon. Ia tidak hanya hidup. Ia bernapas.” Di dasar lembah, Laxia berdiri di tengah lingkaran akar yang kini membentuk pola sempurna menyerupai bunga kosmik. Rambut hijaunya berkilau lembut, dan dari ujung jemarinya, partikel kec

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 232. Awakening Sempurna Laxia

    Fajar di Vandora tidak pernah benar-benar datang seperti di dunia lain. Matahari tidak tampak jelas, hanya sinar lembut kehijauan yang menembus kabut rimba purba. Namun pagi itu berbeda. Cahaya di atas hutan tidak lagi redup, melainkan berdenyut seperti detak jantung. Udara bergetar pelan, dan setiap daun memancarkan cahaya halus yang menyatu ke satu titik... tempat Laxia berdiri. Ia mengenakan jubah hijau yang terbentuk dari serat alami pohon Vandora, melayang ringan mengikuti angin spiritual. Di belakangnya, sebuah simbol berbentuk pohon bercabang delapan berputar perlahan, seolah menjadi bayangan hidup dari jiwanya sendiri. Catherine menatap pemandangan itu dengan kagum. “Rasanya seperti melihat dewi penjaga hutan.” Olivia menambahkan dengan nada lembut, “Energi waktu di sekitarnya bahkan ikut menyesuaikan. Vandora... seolah menunduk padanya.” Axel berdiri paling depan. Matanya tajam, tapi juga dipenuhi rasa bangga yang sulit disembunyikan. “Itu bukan lagi Laxia yang kita kenal

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 231. Denyut Jiwa Vandora

    Malam tiba cepat di hutan purba Vandora. Langit hijau pekat kini berubah menjadi kabut gelap berpendar, seolah bintang-bintang pun tertelan oleh napas planet itu sendiri. Di tengah lingkaran akar raksasa, tubuh Laxia masih terbaring dalam kepompong cahaya hijau yang berdetak lembut, seperti jantung kedua bagi dunia ini. Axel berdiri di sisi kepompong, tangan kanannya masih mengepal. Di matanya ada kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan, antara ingin menolong dan takut menghancurkan proses yang bahkan Zordon tak mampu jelaskan. “Zordon, status vital Laxia?” suaranya tenang tapi berat. “Detak energi stabil, Kapten. Namun jiwanya berfluktuasi di antara dua frekuensi... satu berasal dari Laxia, satu lagi dari inti Vandora. Seolah mereka sedang mencoba menyatu.” Lilian menatap kepompong itu dengan mata bergetar. “Jika Vandora benar-benar mencoba menyatu dengannya, maka Laxia bisa menjadi jantung planet ini.” “Dan kalau gagal?” tanya Nevertari lirih. Zordon terdiam sejenak sebelum m

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 230. Sinyal yang Kacau, Laxia yang Jatuh Sakit

    Kabut hijau Vandora belum menghilang sepenuhnya ketika tim Axel mencapai koordinat cahaya biru di timur laut. Angin di sana berbau Lembab dan daun basah. Akar-akar besar menjalar di udara seperti naga tidur, dan di kejauhan terlihat cahaya biru yang berdenyut tidak beraturan.“Zordon, apa kau masih menangkap sinyalnya?” tanya Axel tanpa melepas pandangannya dari horizon.“Sinyal naik-turun, Kapten. Frekuensinya berubah setiap tiga detik. Tidak stabil,” jawab Zordon dari sistem komunikasi. “Fluktuasi ini bukan gangguan alami. Ada entitas yang mencoba berkomunikasi.”Lilian menatap layar portabel yang digenggamnya. “Polanya tidak sama dengan yang kemarin. Ini… seperti sinyal yang berusaha bertahan hidup.”Ravina menggerakkan tombak petirnya untuk membuka jalan dari semak berduri. “Seperti seseorang yang menjerit dari dalam tanah.”Nevertari menatap langit, wajahnya tegang. “Dan setiap kali sinyal itu muncul, udara jadi lebih berat. Vandora tidak suka sesuatu di bawah permukaannya.”Axel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status