Share

Presents

"Kau sudah bangun?"

"Wagh!"

Isandra terperanjat kaget saat tiba-tiba mendengar suara besar menyeramkan yang entah milik siapa. Saat ia menoleh, ada cahaya yang tadinya tidak ada di sana.

"Kemarilah" ucap suara itu lagi. 'Kemari? Maksudnya kesana?' batin Isandra menelan ludahnya kasar, kemudian berjalan pelan menuju cahaya itu.

Saat Isandra sampai di ujung lorong gelap itu, ia terperangah saat melihat makhluk yang ada di hadapannya. 'Tunggu, apa dia yang disegel di dalam tubuh Isandra? Kalau iya, berarti dia adalah...'

"Aku tau kalau kau bukan Isandra yang asli, namaku Flammedra, naga emas terkuat yang mana-nya disegel di dalam tubuh Isandra"

Isandra masih ternganga, 'Dia biacara padaku? Tunggu, makhluk ini bisa bicara?!'

"Iya aku bisa bicara, jangan berpikir yang macam-macam saat kau sedang berada di alamku" ucapnya lagi.

Isandra terperanjat seketika, 'Dia bisa membaca pikiran? Tunggu, 'alam'? Apa maksudnya?' batin Isandra bingung.

"Ini semacam 'rumah' yang kumiliki di dalam tubuhmu" ucap Flammedra.

"Rumah?" Isandra membeo.

"Ya, bisa dibilang begitu. Walau faktanya ini adalah bentuk lain dari segel yang dipasang oleh ibu dan kakekmu" ucap Flammedra.

Isandra terdiam, ia teringat akan sebuah adegan di anime ninja pirang saat ia bertemu dengan monster yang berada di dalam tubuhnya. 'Ah apa itu artinya aku bisa bertukar tempat dengan Flammedra seperti ninja pirang itu?'

"Hey bocah, kau sedang memikirkan apa sih? Ninja pirang siapa? Dan ya, kau bisa bertukar posisi denganku tapi hanya jika aku mau" ucapnya dengan nada kesal.

Isandra pun hanya menyengir kuda menanggapi ucapannya, "Hehe maaf" ucapnya. "Eum boleh aku bertanya sesuatu?".

"Ya" jawab Flammedra cuek.

"Bagaimana aku bisa berada di sini?" tanya Isandra.

"Aku mengambil alih tubuhmu saat Count sialan itu mengungkapkan perlakuannya selama ini, tapi kaisar bodoh itu malah menghentikanku" ucapnya kesal.

Isandra menaikkan sebelah alisnya bingung, "Kaisar?" ucapnya membeo.

"Ya, dia datang bersama rombongannya dan menghentikan aku yang hampir membunuh Count bajingan itu" ucap Flammedra.

Isandra kembali terdiam, 'Mereka...peduli? Ah tidak, mereka pasti datang untuk menyelamatkan count yang hampir terbunuh oleh Flammedra. Ya, tidak mungkin mereka datang untuk Isandra'.

"Hey bocah"

Isandra kembali mendongak saat Flammedra memanggil, "ya?" sahutnya.

"Ingat, kau hanya pengganti Isandra. Tugasmu hanyalah membuat kaisar dan pangeran bodoh itu menyadari bahwa mereka selama ini salah. Jadi, jangan lupa diri" ucapnya seperti memerintah.

Isandra pun menunduk sendu. 'Ah apa yang aku pikirkan? Aku yatim piatu di kehidupan sebelumnya, dan di kehidupan ini juga aku hanya menikmati keluarga orang lain?' batinnya.

"Aku mengerti" ucap Isandra sembari tersenyum lembut pada Flammedra.

"Bagus, kalau begitu kembalilah" ucapnya lagi.

Isandra kembali memasang wajah bingung, "Eum... Bagaimana caranya ak-"

Fwoosshh

Isandra memejamkan matanya erat saat Flammedra meniup tubuhnya, namun tiba-tiba tubuhnya terasa berat sekali, rasanya nyeri dan kepalanha pun terasa pusing.

Isandra bisa rasakan benda empuk di sekitarnya, bahannya lembut dan hangat. 'Nyaman sekali- eh? Tunggu, aku sudah tidak berada di gua itu?'

Isandra membuka mataku terkejut, yang pertama masuk ke penglihatannya adalah pemandangan ruangan yang asing. "Ini...dimana?" ucapnya seraya bangkit untuk duduk.

Ceklek

Seorang gadis berambut coklat masuk dengan kereta makanan yang ia dorong. Ia terkejut saat menatap Iaandra yang kini tengah duduk bersandar di kepala kasur. Dengan cepat ia berjalan mendekati Isandra, "Yang mulia hiks saya khawatir sekali" ucapnya seraya berlutut.

"Marrie...ini dimana?" tanya Isandra.

"Anda saat ini berada di istana kaisar, yang mulia" ucap Marrie sembari mengelap air matanya kemudian berjalan mengambil piring makanan di kereta dorong itu.

Isandra terdiam, 'Di istana kaisar? Kenapa aku bisa berada di sini? Ah benar, kaisar itu menghentikan Flammedra yang hampir membunuh count Berrel' batinnya.

"Yang mulia, silahkan makan siang anda" ucap marrie seraya menyiapkan meja kecil di kasur kemudian meletakkan sepiring steak dan makanan lainnya di sana.

Isandra tersenyum kecil pada Marrie, "Terima kasih, Marrie" ucapnya. Saat ia hendak menyendok sup itu, matanya tidak sengaja melihat tangan Marrie yang diperban.

"Marrie...tanganmu-"

"Sa-saya tidak apa-apa yang mulia, tolong jangan khawatirkan sa-"

"Apa itu karena aku?" tanya Isandra sendu memotong ucapan Marrie. Marrie terdiam saat mendengar pertanyaan itu, membuat Isandra merasa bersalah sekarang.

"Apa sakit? Sudah diobati dengan benar kan?" tanya Iaandra khawatir seraya meraih tangan Marrie. Sontak Marrie pun mendesis kesakitan saat lukanya disentuh.

"Maaf" lirih Isandra menarik kembali tangannya. Sungguh ia tidak tahu apa-apa, ia tidak ingat apapun sejak kejadian itu.

Bruk

Isandra membelalak kaget saat Marrie tiba-tiba berlutut di hadapannya, "Yang mulia, saya mohon jangan minta maaf. Ini bukan salah anda, saya tau anda tidak bermaksud menyakiti saya" ucapnya.

Isandra menatap Marrie lembut, tak menyangka ternyata ada orang sebaik ini di dunia. "Bangkitlah Marrie, bagaimanapun juga luka itu kau dapatkan dariku. Apa yang bisa kulakukan untuk menebus kesalahanku padamu?"

Marrie mendongak menatap Isandra tidak percaya, "Y-yang mulia, saya tidak-"

Tok tok tok

Mereka berdua menoleh saat pintu kamar itu diketuk, "Masuk" ucap Isandra.

Ceklek

Seorang pria berambut hijau masuk dengan dua buah kotak besar di kedua tangannya, "Salam yang mulia putri Isandra, saya Noah, asisten yang mulia kaisar. Saya datang atas perintah yang mulia sendiri untuk melihat keadaan anda. Syukurlah anda sudah sadar" ucapnya panjang seraya menunduk hormat.

"Salam Sir Noah, silahkan angkat kepala anda. Syukurlah berkat kebaikkan yang mulia saya mendapat pelayanan yang baik dan cepat pulih, tolong sampaikan rasa terima kasih saya pada beliau. Apa ada hal lain yang ingin anda sampaikan?" tanya Isandra.

"Ah saya membawakan hadiah dari yang mulia kaisar untuk anda. Beliau harap, anda menyukai hadiah ini" ucapnya seraya menyerahkan kotak yang ia pegang tadi pada Marrie.

Marrie kemudian membukakan kotak itu, dan mengeluarkan isinya. Nampak satu set perhiasan perak dengan permata biru terang seperti mata Isandra. Cantik sekali.

Marrie kemudian membuka kotak kedua dan nampak sebuah gaun biru indah di dalamnya, desainnya sangat elegan.

Marrie kemudian menyerahkan perhiasan dan gaun itu pada Isandra, putri Eleino iru menatap perhiasan itu dalam diam.

'Haruskah kuterima? Tunggu, kenapa kaisar itu memberikan hadiah untukku? Bukankah dia membenci Isandra?' batin Isandra bergejolak.

'Tapi, aku tidak sanggup menolaknya. Ini adalah hak yang seharusnya Isandra dapat sejak lama, aku tidak boleh menolaknya. Baiklah, akan kuterima' tukasnya di dalam hati.

"Sangat cantik, saya terima hadiahnya. Sekali lagi, ucapkan terima kasih saya pada yang mulia" ucap Isandra pada Sir Noah.

"Baik, tuan putri. Dan ada satu hal yang hendak saya sampaikan" ucapnya.

"Silahkan"

"Yang mulia mengundang anda untuk menikmati teh bersama" ucap Sir Noah sopan.

'HAH?!'

TBC

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status